Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

TITRASI ASAM BASA

DISUSUN OLEH :

1. CAHYA QIRANA RAMADHAN


2. ERICKO LUBYANKA PRIYONO
3. FRISCA ANANTASYA FEBIOLA
4. MERLIN DWI ARIZKA
5. SUNANDA OCTAVIANI
6. ABRAR DENIS A. P.

SMAN 1 BANYUWANGI
Jalan Ikan Tongkol telp. (0333) 423589
Email : smantabanyuwangi@yahoo.co.id
Website : sman1banyuwangi.sch.id
Banyuwangi
Tahun Ajaran 2016-2017
MEI
PERCOBAAN 1
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu
zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat yang diketahui
konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi
netralisasi asam basa. Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana
sejumlah asam dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi
perubahan pH. Pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan
dari netralisasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah
yang memiliki rentang pH dimana titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik
ekuivalen tersebut sulit diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat
terjadi sebelum atau sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada
saat titik akhir titrasi dicapai yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik
akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen . Dengan pemilihan indikator
yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.

2. TUJUAN

Kegiatan praktikum ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui dan menentukan
konsentrasi suatu larutan asam dan basa.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

1. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum titrasi asam dan basa ini berlangsung pada hari Jumat, 12 Mei 2017 di
Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Banyuwangi.

2. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digumakan adalah :


Pipet tetes
Tabung reaksi dan rak
Larutan HA Xm (HCl)
Larutan NaOH 0,1 M
Larutan indikator fenoftalein (pp)

3. PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja dari praktikum titrasi asam basa adalah :


1. Dengan menggunakan pipet tetes yang bersih dan halus ujungnya, masukkan ke
daam suatu tabug reaksi yang bersih 20 tetes larutan asam HA.
2. Tambahkan setetes larutan indikator PP dan air hingga seperempat tinggi
tabung.
3. Cuci pipet tetes tersebut dan keringkan bagian luarnya. Bilas dengan larutan
NaOH beberapa kali, lalu gunakan untuk meneteskan larutan NaOH 0,1 M ke
dalam tabung reaksi yang berisi asam hingga larutan berwarna merah muda.
Catat jumlah tetes NaOH yang digunakan.
4. Ulangi titrasi ini hingga diperoleh sekurang-kurangnya dua hasil yang tetap.
(Dalam hal ini, yang dimaksud tetap adalah perbedaan antara dua titrasi tidak
lebih dari satu tetes)
BAB III
HASIL PENGAMATAN

1. DATA HASIL PENGAMATAN

JUMLAH TETES NaOH


PERCOBAAN I PERCOBAAN II RATA-RATA HASIL
PERCOBAAN
59 tetes NaOH 58 tetes NaOH 58,5 tetes NaOH

2. PERTANYAAN

1) Hitung konsentrasi (M) larutan HCl dengan menganggap V 20 tetes = 1 mL


a HCl = 1
b NaOH = 1
V HCl = 1 mL
75,5
V NaOH = = 3,775 mL
20
M NaOH = 0,1 M
M HCl = ?

Jawab :
a . Va . Ma = b . Vb . Mb
1 . 1 mL . Ma = 1 . 3,775 mL . 0,1 M
0,3775
Ma =
1
Ma = 0,3775
Ma = 0,3775 M
PERCOBAAN 2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu
zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat yang diketahui
konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi
netralisasi asam basa. Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana
sejumlah asam dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi
perubahan pH. Pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan
dari netralisasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah
yang memiliki rentang pH dimana titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik
ekuivalen tersebut sulit diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat
terjadi sebelum atau sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada
saat titik akhir titrasi dicapai yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik
akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen . Dengan pemilihan indikator
yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.

2. TUJUAN

Praktikum ini dilakukan agar siswa dapat memeriksa apakah kadar asam asetat dalam
cuka dapat sesuai dengan kadar yang tercantum pada tabel botolnya.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

1. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum titrasi asam dan basa ini berlangsung pada hari Jumat, 12 Mei 2017 di
Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Banyuwangi.

2. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digumakan adalah :


Pipet tetes
Tabung reaksi dan rak
Silinder ukur 10 Ml dan 100 mL
Labu Erlenmeyer
Cuka dapur
Larutan NaOH 0,1 M
Larutan indikator fenoftalein (pp)

3. PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja dari praktikum titrasi asam basa adalah :


1. Catat merk cuka yang digunakan dan kadar yang tercantum pada label botolnya.
2. Ambil 5 tetes cuka itu dengan silinder ukur 10 mL. Tuangkan ke dalam silinder
100 mL dan encerkan dengan air hingga volumenya 100 mL, lalu tuangkan ke
dalam labu Erlenmeyer yang kering.
3. Masukkan 25 tetes larutan cuka yag telah diencerkan itu ke dalam tabung reaksi,
tambahkan 3 mL air dan setets larutan pp.
4. Titrasi larutan ini dengan larutan NaOH 0,1 M.
5. Catatlah jumlah tetes yang digunakan untuk memerahkan larutan.
6. Lakukan titrasi ini sampai diperoleh sekurang-kurangnya dua hasil yang tetap.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

1. DATA HASIL PENGAMATAN

Titrasi 25 tetes larutan CH3COOH dengan NaOH 0,1 M


JUMLAH TETES LARUTAN NaOH YANG DIGUNAKAN
PERCOBAAN I PERCOBAAN II RATA-RATA HASIL
PERCOBAAN
38 tetes NaOH

2. PERTANYAAN

1) Mengapa pada titrasi ini digunakan indikator peneftalein (pp) ?


Jawab : karena biasanya basa yang digunakan sebagai larutan standartnya, dan
asam adalah larutan yang dititrasi. Jadi, ketika larutan yang dititrasi masih
bersifat asam da netral, dia tidak akan beerubah warna. Dan ketika larutan
sudah mencapai titik akhir titrasi akan memberikan muka warna merah muda.
Hal ini dapat terjadi karena pp akan berubah warna jika larutan mencapai Ph 8
atau lebih.
BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN

1. Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu
dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur
volumenya secara pasti. Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut
dengan titrasi adisi-alkalimetri. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut
dengan titran.
2. Jika asam ditetesi basa, maka PH larutan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi
asam maka PH larutan akan turun.
3. Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara
akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah
tertentu pelarut dalam labu ukur.

2. SARAN

- Dalam praktikum kimia khususnya yang berhubungan dengan bahan kimia


harus dilakukan dengan hati hati
- Jangan ceroboh dan bergurau saat melakukan praktikum kimia
- Lakukan praktikum dengan memperhatikan prosedur agar hasilnya maksimal
- Catatlah hal hal yang penting secara objektif
- Saat praktikum sebisanya ada yang mengawasi (Profesional)
Dalam melakukan praktikum kali ini kita juga harus memperhatikan ketelitian dalam
mengukur volume larutan basa (NaOH), karena volume larutan NaOH sangat
mempengaruhi hasil konsentrasi larutan asam cuka.

Anda mungkin juga menyukai