Titrasi asidimetri merupakan salah satu jenis metode titrimetri yang memanfaatkan
reaksi asam basa yakni reaksi penetralan dalam prosesnya. Pengukuran secara
volumetri memang menjadi teknik yang mudah dan efisien dalam analisis kuantitatif
menentukan konsentrasi suatu larutan.
titrasi asidimetri merupakan teknik analisis volumetri titrasi dimana larutan yang
bersifat asam digunakan sebagai larutan titran yang telah diketahui konsentrasinya
atau dapat disebut dengan larutan standar. Karena ini merupakan titrasi asam basa,
tentunya larutan analit yang akan diuji bersifat sebaliknya yakni bersifat basa
sehingga akan terjadi suatu reaksi penetralan dalam proses titrasi itu sendiri.
3
2. Prinsip Dasar
prinsip dari titrasi asam basa asidimetri secara umum yaitu penentuan konsentrasi
suatu larutan analit berdasarkan jumlah mol larutan standar yang digunakan. Dalam
proses titrasi, jumlah mol larutan standar yang digunakan untuk bereaksi sama dengan
jumlah mol senyawa dalam larutan analit yang di uji.
4
3. Bentuk Titrasi Asidimetri dan Contohnya
Titrasi langsung menjadi titrasi yang paling mudah dan sederhana untuk
dilakukan karena dalam titrasi ini kita hanya perlu meneteskan titran ke dalam
larutan analit sehingga reaksi akan terjadi secara langsung dan kita juga akan
mendapatkan titik akhir titrasi secara langsung.
Contoh titrasi asidimetri secara langsung yaitu penentuan kadar larutan amonium
hidroksida (NH4OH) yang merupakan suatu basa lemah dengan larutan asam klorida
(HCl) yang merupakan asam kuat. Dalam titrasi asidimetri tersebut, HCl yang telah kita
ketahui konsentrasinya dapat diteteskan secara langsung ke dalam larutan NH 4OH.
11
Titrasi Asidimetri Tidak Langsung (Titrasi Balik)
Dalam jenis titrasi ini, kita tidak secara langsung menitrasi larutan analit
atau tidak secara langsung meneteskan titran ke dalam larutan analit.
Namun kita gunakan suatu reagen lain yang memiliki reaktivitas lebih tinggi
terhadap larutan analit.
Sisa reagen yang tidak bereaksi kemudian akan kita titrasi dengan larutan
standar yang bersifat asam. Jumlah mol dari larutan analit dapat kita
tentukan dari titrasi antara sisa reagen dengan larutan standar asam. Titrasi
tersebut akan menghasilkan jumlah mol sisa reagen yang tidak bereaksi
Jumlah mol lar analit = jumlah mol reagen berlebih – mol reagen sisa titrasi
6
Contoh titrasi asidimetri tidak langsung yaitu pada penentuan kadar aspirin
atau asam asetilsalisilat. Metode dilakukan dengan titrasi balik karena aspirin
tidak dapat diuji secara titrasi langsung dikarenakan reaksi yang lambat
sehingga akan mengganggu penentuan titik akhir titrasi.
7
4. Tahapan Titrasi Asidimetri
8
5. Praktikum
B. Alat dan Bahan
Alat Bahan
kaca arloji HCl pekat
neraca aquades
botol timbang Na2B4O7.10H2O
labu ukur 100 ml Indikator MM
labu ukur 250 ml NaOH
erlenmeyer 250 ml
corong
batang pengaduk
pipet gondok
pipet tetes
buret 50 ml
statif dan klem
9
C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja
M = (10. % × BJ) : BM
M = 10 . 37% × 1,19 g/mL : 36,5
M = 12,06 M
M1 . V1 = M2 . V2
12,06 . V1 = 0,1 . 250
V1 = 2 mL
11
b. Standarisasi larutan HCl dengan boraks
M borak = 0,1000 M
V borak = 25 mL M HCl = V borak × M borak : V HCl
V HCl = x mL
12
c. Penetapan kadar NaOH
M1 . V1 = M2 . V2
Rumus :
% (b/v) sampel = N x BM x (10/100) 100%
13
Thank You for Watching!