1. Alifiandi Fajar N
2. Ashari Yusuf
3. Dian Rahmawati
4. Siti Nurhasanah
A. PRINSIP DASAR
Untuk mendeteksi titik akhir titrasi digunakan zat warna. Indikator zat warna ditambahkan
pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan titrasi dan akan membentuk kompleks
berwarna dengan sejumlah logam kecil. Indikator yang dapat digunakan untuk titrasi
kompleksometri ini antara lain :
1. Mureksida garam monium dari asam purpurat dan anionnya mempunyaistruktur
marupakan indikator ion logam pertama yang digunakan dalam titrasi EDTA, berwarna ungu
kemerahan pH 9 sampai pH 11 dan biru di atas pH 11.
2. Biru Tua Solokrom atau Kalkon, nama lain hitam eriokrom RC mempunyai 2 atom hidrogen
fenolat yang dapat terionisasi secara bertahap dengan pK masing-masing 7,4 dan 13,5 pada
titrasi kalsium secara kompleksometri dengan adanya magnesium ini harus dilakukan pada
pH kira-kira 12,3 .Perubahan warnanya dari merah jambu menjadi biru murni.
3. Kalmagit. Indikator ini mempunyai perubahan warna yang sama seperti hitam solokrom,
tetapi warnanya agak lebih jelas dan tajam. Larutan indikator ini stabil hampir tanpa batas
waktu.
4. Kalsikrom mempunyai struktur lingkaran dan sangat selektif untuk kalsium. Zat ini
sebenarnya tidak begitu sesuai sebagai indikator EDTA.
5. Hitam Solokrom (Hitam Eriokrom T) Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam
dan pH larutan. Pada pH 8-10 senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah
anggur. Pada Ph 5 senyawa itu sendiri berwarna merah, sehingga titik akhir sukar diamati,
demikian juga pada Ph 12. Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada pH 10.
6. Jingga xilenol. Indikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam dan merah dalam
suasana alkali. Kompleks logam-Jingga xilenol berwarna merah,karena itu digunakan pada
titrasi dalam suasana asam.
Macam-macam titrasi komplesometri:
1. Titrasi langsung. Merupakan metode yang paling sederhana dan sering dipakai. Larutan
ion yang akan ditetapkan ditambah dengan buffer, misalnya buffer pH 10 lalu ditambah
indikator logam yang sesuai dan dititrasi langsung dangan larutan baku dinatrium edetat.
2. Titrasi tidak langsung. Cara titrasi tidak langsung dapat digunakan untuk menetukan
kadar ion-ion seperti anion yang tidak bereaksi dengan pengkelat. Sebagi contoh
barbiturate etidat bereaksi dengan EDTA, akan tetapi secara kuantitatif dapat diendapkan
dengan ion merkuri dalam keadaan basa sebagai ion kompleks. Setelah pengendapan
dengan kelebihan Hg(II), kompleks dipindahkan dengan cara penyaringan dan dilarutkan
kembali dalam larutan baku EDTA berlebihan
3. Titrasi Subtitusi. Cara ini dilakukan bila ion logam tersebut memberikan titik akhir yang
jelas apabila dititrasi secara langsung atau dengan titrasi kembali, atau juga ion logam
tersebut membentuk komples dengan dinatrium edetat lebih stabil dari pada logam lain
seperti magnesium dan kalsium. Kalsium, timbal dan raksa dapat ditetapkan dengan cara
ini dengan indikator hitam eriokrom dengan hasil yang memuaskan
B. Reaksi Pembakuan
dan
Penetapan Kadar
𝑍𝑛2+ + 𝐻2 𝑦 2− 𝑍𝑛𝑌 2− + 2 𝐻+
𝑀𝑔2+ + 𝐻2 𝑦 2− 𝑀𝑔𝑌 2− + 2 𝐻+
C. MONOGRAFI BAHAN AKTIF
a. Alat : b. Bahan :
1. Timbangan analitik 1. Aquadest
2. Labu ukur 100mL 2. Zinc sulfat
3. Labu ukur 250mL 3. NaEDTA
4. Erlenmayer 250 ml 4. Magnesium sulfat
5. Gelas ukur 5. Indikator EBT
6. Pipet tetes 6. Buffer ammoniak
E. CARA KERJA
Perhitungan :
mg = M x V x BM
Lakukan sebanyak 3x
= 0,1 x 20 x 287,54
= 575,08 mg
B. Pembuatan Larutan Baku Sekunder C. Persiapan Sampel
(Na2EDTA) (MgSO4)
Lakukan sebanyak 3x
Lakukan sebanyak 3x
E. Penetapan Kadar Sampel
Siapkan buret yang telah dibersihkan, kemudian
masukkan LBS hingga tanda batas 0 mL
Lakukan sebanyak 3x
F. DATA HASIL
1 0,575/287,54 0,0019
= = = 0,1
0,01900 0,01900
2 𝑔/𝐵𝑀 0,575/287,54 0,0019
M= = = = 0,0974
V 0,01950 0,01950
3 0,575/287,54 0,0019
= = = 0,0984
0,01930 0,01930
Persyaratan kadar MgSO4 menurut FI.IV mengandung tidak kurang dari 95% dan
tidak lebih dari 100,15%
Penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator
eriochrome black T . Pada percobaan penetapan kadar magnesium, digunakan prinsip titrasi langsung, yaitu
titrasi yang dilakukan pada uji yang mengandung ion logam yang didapat pada pH tertentu. Pada percobaan,
digunakan larutan buffer dengan pH 10. Fungsi dari larutan buffer ini adalah untuk mencegah terjadinya
perubahan pH yang diakibatkan oleh terbentuknya ion H+. Selama titrasi ion H+ selalu terjadi pada titrasi
kompleksometri akibat ion logam yang bereaksi dengan Na2H2Y. Kemudian, pada langkah selanjutnya,
ditambahkan indikator EBT (Eriochrom Black T) untuk menentukan titik akhir titrasi. Inidkator EBT merupakan
salah satu indikator logam range pH 7-11. Setelah itu, dilakukan titrasi dengan menggunakan larutan EDTA
0,1 M sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi biru.
H. Kesimpulan
1. Basset, J., dkk. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
2. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
3. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
4. https://www.academia.edu/6840502/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_ANALISIS_TITRASI_KOMPLEKSOMETR
I
5. file:///C:/Users/Apotek/Downloads/kupdf.net_makalah-kompleksometri-mgso4.pdf
THANK YOU