I.TUJUAN
1. Mengetahui normalitas rata-rata H2SO4 dengan baku primer Natrium Karbonat
2. Menetapkan kadar Natrium Tetraborat (Na2B4O7) dalam sampel
1
2.3 Asidimetri
Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersifat basa (basa bebas,
dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan
larutan standar asam. Standar asam yang sering digunakan adalah asam klorida
(HCl) dan asam sulfat (H2SO4). Kedua asam tersebut umumnya ada dalam keadaan
pekat. Namun pada praktik kali ini, kami menggunakan standar asam sulfat
(H2SO4) dengan konsentrasi Normalitas 2N.
Asam sulfat encer dibuat dengan cara mengencerkan asam sulfat pekat
dengan memperhitungkan berat jenis dan kadarnya. Standarisasi larutan H2SO4
dapat dilakukan dengan natriumboraks (Na2B4O7.10H2O). Reaksinya adalah
sebagai berikut:
Na2B4O7.10H2O (aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + 4 H3BO3 (aq) + 5 H2O (l)
1 mgek Na-tetraborat ~ 2 mgek H+
mgek Na-tetraborat ~ 1 mgek H+
BE =
Berdasarkan reaksi di atas maka berat ekivalen (BE) natrium tetraborat adalah :
BE = 1/2
2.4 Indikator
Indikator adalah suatu zat yang warnanya berbeda-beda sesuai dengan
konsentrasi ion hidrogen. Asam atau basa indikator yang tidak terdisosiasi
mempunyai warna yang berbeda dengan hasil disosiasinya.
Metilmerah, adalah indikator yang digunakan dalam metode ini. Metil
merah merupakan basa dan berwarna kuning dalam molekulnya. Penambahan
proton menghasilkan kation yang berwarna merah muda.
2
III.TINJAUAN PUSTAKA
3.1. LBS : Acidum sulfuricum, H2SO4 (BM = 98,07)
Asam sulfat mengandung tidak kurang dari 95% dan tidak lebih
dari 98% H2SO4.
Pemerian :Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna, jika
ditambahkan kedalam air menimbulkan panas
Pembakuan :Pembakuan larutan H2SO4, dan lakukan menurut cara yang tertera
pada HCL 1N , yaitu : Timbang seksama 1,5 gram Natrium
Karbonat anhidrat P yang sebelumnya telah dikeringkan pada shu
270o C selama 1jam. Larutkan dalam 100ml air. Titrasi dengan
H2SO4 menggunakan metil merah. Panaskan larutan ad mendidih,
dinginkan dan lanjutkan titrasi. Panaskan lagi ad mendidih dan
titrasi lagi ad merah muda seulas mantap. Hitung normalitas
larutan.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup
Literatur : FI III hal 58
3
Kelarutan : larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air mendidih dan
dalam lebih kurang bagian gliserol P. Praktis tidak larut dalam
etanol 95%.
Penetapan kadar : Timbang saksama 800 mg, larutkan dalam 30 ml air. Titrasi
dengan iodium 0,1 N menggunakan indikator larutan kanji P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Literatur : F1 III hal 427
3.4 Indikator : Merahmetil
Untuk menentukan titik akhir titrasi asam basa, digunakan indikator.
Indikator merupakan suatu asam atau basa organic lemah yang akan mengalami
perubahan warna pada lingkungan pH tertentu yang menandakan titik akhir titrasi.
Indikator Merah Metil digunakan dalam metode titrasi ini.
Pemerian : Serbuk merah tua atau hablur lembayung.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air; larut dalam etanol (95%) P.
Memberikan warna merah dalam larutan asam lemah dan warna
kuning dalam larutan asam sangat lemah dan larutan alkali.
pH : 4,2 6,3
Literatur : FI III hal 705
4
Bahan :
a. LBP : Natrium karbonat anhidrat (Na2CO3)(BM=106, BE= )
b. LBS : H2SO4 0,1 N 250ml (BE =)
c. Sample : Natrium Tetraborat (Na2B4O7) (BM= 381,37 ; BE= 1/2)
d. Indikator : merah metil (MM)
e. Aquadest
V.CARA KERJA
5.1 Prosedur Pembuatan
5.1.1 LBS (H2SO4)
Sediaan = 2 N Perhitungan :
Diminta = 0,1N; 250 ml V1x N1 = V2 x N2
1. Diambil 12,5 ml H2SO42N dengan gelas ukur 250 x 0,1= V2 x 2N
2. Masukkan ke dalam labu ukur 250 ml V2 = 12,5 ml
3. Tambahkan aquadest ad 250ml
4. Kocok ad homogen
5. Masukkan ke dalam buret
mg 1 2 3
Zat
Sisa zat
Total zat
5
Data penimbangan
mg 1 2 3
Zat
Sisa zat
Total zat
Data PenimbanganSampel
Data penimbangan
Gram 1 2 3
Zat
Sisa zat
Total zat
Data penimbangan
Gram 1 2 3
Zat
Sisa zat
Total zat
6
4.2. Prosedur Pelaksanaan
4.2.1. Pembakuan
1. Timbang seksama Na2CO3 anhidrat, masukkan ke dalam Erlenmeyer,
tambahkan aquadest ad larut
2. Tambahkan indikator MM 3 tetes
3. Titrasi dengan LBS ad warna merah muda
4. Titrasi dilakukan 3x (triplo)
5. Hitung normalitas rata-rata.
Reaksi Pembakuan
Na2CO3 + H2SO4 Na2SO4 + CO2 + H2O
1 mol Na2CO3 ~ 2 mol H+
mol Na2CO3 ~ 1 mol H+
BE =
7
VI. PENGAMATAN
6.1. Data Pembakuan
Data pembakuan
No. Massa titrat Volume titran H2SO4
Na2CO3 Awal Akhir Volume
1.
2.
3.
Data pembakuan
No. Massa titrat Volume titran H2SO4
Na2CO3 Awal Akhir Volume
1.
2.
3.
8
VII. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
7.1. Perhitungan
7.1.1. Normalitas
Data perhitungan Kunthi Sekaring Hapsari NP
1 131,6
Normalitas 1 = = 1 = 0,1013 N
1 106 24,50
2
2 137,5
Normalitas 2 = = 1 = 0,1017 N
2 106 25,50
2
3 137,8
Normalitas 3 = = 1 = 0,1000 N
3 106 26,00
2
0,1013+0,1017+0,100
Normalitas rata-rata = = 0,1010N
3
2 136,2
Normalitas 2 = = 1 = 0,0871 N
2 106 29,50
2
3 132,1
Normalitas 3 = = 1 = 0,0853 N
3 106 29,20
2
0,0871+0,0871+0,0853
Normalitas rata-rata = = 0,0865N
3
7.1.2. Kadar
Data perhitungan kadar sampel Kunthi Sekaring Hapsari NP
Kadar I
Mgrek NaHCO3 = Mgek H2SO4
= V1x N
= 25,40 x 0,1010
=2,5654 mgrek
massa =Mgrek x BE x BM
= 2,5654x 1 x84
= 215,4936 mg
9
0,21549 gram
Kadar = x 100%
0,2163 gram
= 99,6272 %
Kadar II
Mgrek NaHCO3 = V2x N
= 25,50 x 0,1010
= 2,5755 mgrek
massa = Mgrek x BE x BM
= 2,5755 x 1 x84
= 216,342 mg
0,2163
Kadar = 0,2163 x 100%
= 100%
Kadar III
Mgrek NaHCO3 = V3x N
= 25,10 x 0,1010
= 2,5351 mgrek
Massa = Mgrek x BE x BM
= 2,5351x 1x84
= 212,9484 mg
0,2129 gram
Kadar = x 100%
0,2128
= 100,0469%
10
3
massa =Mgrek x BE x BM
= 2,5344x 1 x84
= 212,9 mg
0,2129 gram
Kadar = x 100%
0,2139 gram
= 99,53 %
Kadar II
Mgrek NaHCO3 = V2x N
= 29,30 x 0,0865
= 2,5344 mgrek
massa = Mgrek x BE x BM
= 2,5344x 1 x84
= 212,9 mg
0,2129
Kadar = x 100%
0,2135
= 99,71%
Kadar III
Mgrek NaHCO3 = V3x N
= 29,60 x 0,0865
= 2,5604 mgrek
11
Massa = Mgrek x BE x BM
= 2,5604x 1x84
= 215,07 mg
0,21507 gram
Kadar = x 100%
0,2148
= 100,12%
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telahdilakukandidapatkannormalitas rata-rata
H2SO4adalah 0,1010 N (data Kunthi) dan 0,0865 N (data Ismy); dankadar rata-rata
NaHCO3 adalah 99,8914% (data Kunthi) dan 99,7867% (data Ismy). Maka dapat
disimpulkan bahwa kadar yang didapat memenuhi persyaratan kadar yang tercantum
di Farmakope Indonesia edisi II yaitu tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
105,0%.
12
Harmita. 2006. Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi Edisi
Pertama. DepartemenFarmasi FMIPA UniversitasIndonesia :Depok.
13