I. ACARA PRAKTIKUM
Penentuan Laktosa secara Luff schoorl
III. PRINSIP
Karbohidrat yang berupa laktosa (galaktosa danglukosa) dioksidasi oleh CuO dari reagen
Luff Schoorl kemudian kelebihan CuO bereaksi dengan Thiosulfat dimana indikator
amylum berwarna biru menjadi tak berwarna.
No
Nama Bahan Volume Bahan Nama dan N Titran Berat Bahan
.
1. KIO3 10 ml Na2S2O3 ± 0,1 N 9,50 ml
2. KIO3 10 ml Na2S2O3 ± 0,1 N 9,60 ml
3. KIO3 10 ml Na2S2O3 ± 0,1 N 9,60 ml
Rata-rata : 9.55 ml
VIII. PERHITUNGAN
Bahan : 3,2374 gram
Berat Wadah + bahan : 28,3415 gram
Berat Wadah + Sisa : 25,0125 gram
Membuat larutan standar KIO3 = 50 x 0,1 x 214,016 = 0,1783 gram
1000 6
Penimbangan
Berat Wadah + Zat : 0,1673 gram
Berat Wadah + Sisa : 0,0065 gram
Berat Praktis : 0.1616 gram
Koreksi kadar : 0,1616 x 0,1 = 0,0906 gram
0,1783
M Thio 0,1 N Mg Gr
8 29,5
8,8164 x?
9 33,2
1 3,6
Jadi kesetaraan GR untuk volume 0,8164 = 0,8164 x 3,6 = 2,9390 mg
1
8,8164 Thio 0,1 N (X) setara dengan 33,2 + 2,9390 = 36,139 mg
= 36,139 x 10 x 100%
3,2374 x 1000
= 11,16 %
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar laktosa dalam susu
cair kemasan menggunakan metode Luff Schoorl. Sampel yang digunakan adalah susu
bubuk. .Laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat (gula) yang terdapat pada susu.
Laktosa termasuk salah satu gula pereduksi, sehingga kadarnya dapat dihitung secara
kuantitatif dengan menggunakan metode tersebut
Metode Luff Schoorl merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menentukan kadar karbohidrat secara kimiawi. Prinsip dari metode ini adalah laktosa
bersifat sebagai gula pereduksi maka akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+, kelebihan
Cu2+ ditetapkan dengan titrasi iodometri. Dengan menetapkan larutan blanko, maka
volume natrium tiosulfat yang dibutuhkan untuk menitrasi kelebihan Cu 2+ dapat
diketahui, dan setara dengan jumlah laktosa yang terdapat dalam sampel.
Laktosa adalah bentuk karbohidrat yang terdapat di dalam air susu. Bentuk ini tidak
terdapat dalam bahan-bahan makanan yang lain. Kadar laktosa didalam darah air susu
adalah 4,6% dan ditemukan dalam keadaan larut. Laktosa memiliki gugus karbonil yang
berpotensi bebas pada residu glukosa,maka laktosa disebut disakarida pereduksi. Untuk
mengetahui kadar laktosa dalam susu, bisadilakukan semua cara yang sesuai untuk gula
pereduksi.
Laktosa adalah gula susu yang dipecah oleh enzim laktase, suatu enzim pencernaan yang
terdapat dalam usus halus. Intoleransi laktosa adalah berkurangnya kemampuan untuk
mencerna laktosa, yang disebabkan oleh kekurangan enzim lactase. Gejala-gejala
intoleransi laktosa meliputi antara lain: perut kembung (banyak gas), sakit perut dan
diare. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan akibat intoleransi
laktosa, dapat dilakukan berbagai hal seperti membaca label pangan dengan seksama,
pembatasan jumlah susu yang dikonsumsi dan pemilihan produk-produk susu.
Dalam kondisi tertentu, laktosa yang terkandung dalam susu, baik ASI maupun susu
formula tidak bisa dipecah menjadi bagian-bagian penyusunnya di dalam usus halus yang
mengonsumsinya, sebagai akibat tiadanya asupan getah pencernaan laktase. Kejadian
semacam ini sering dikenal se-bagai infeksi laktosa.
Iodometri adalah titrasi tidak langsung yang digunakan untuk menetapkan senyawa-
senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih besar dari sistem iodium-iodida atau
senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O. Melalui titrasi tak
langsung ini maka semua oksidator yang akan ditetapkan kadarnya direaksikan terlebih
dahulu dengan ion iodida berlebih sehingga I2 dapat dibebaskan. Selanjutnya I2 yang
dibebaskan ini dititrasi dengan larutan baku sekunder Na2S2O3 dengan indikator
amilum. Selain itu, titrasi iodometri ini digunakan untuk pembakuan larutan Na2S2O3
yang akan digunakan sebagai pentitran.
Selisih volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi larutan blanko dengan titrasi larutan
sampel setara dengan kadar laktosa total yang terdapat pada susu. Pada praktikum ini
diperoleh kadar laktosa yang terdapat pada susu sebesar 11,16 %.
X. KESIMPULAN
Pada praktikum ini diperoleh kadar laktosa yang terdapat pada sampel susu no.6 dengan
menggunakan metode Luff Shoorl sebesar 11,16 %.
Zat no : 05
Kelompok 5 :
I. ACARA PRAKTIKUM
Penentuan Kadar Air Cara Thermogravimetri
III. PRINSIP
Menguapkan air yang ada dalam bahan makanan dengan jalan pemanasan, kemudian
menimbang bahan sampel berat yang kosntan. Selisih berat sebelum dan sesudah
pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan.
2. Bahan :
- Tepung terigu
No Penimbangan wadah +
Nama Bahan Susut berat pada bahan (g)
. bahan (g) ke…
1. Tepung terigu 31,9400 gr 0,0697 gr
31,9350 gr
VIII. PERHITUNGAN
Diketahui :
- berat wadah : 30,5545 gr
berat bahan : 1,4502 gr
berat wadah + berat bahan : 32,0047 gr
- penimbang 1 : 31,9400 gr
penimbang 2 : 31,9350 gr
Air menguap = (berat wadah + bahan awal) – (pengeringan + konstan)
= 32,0047 gr – 31,9350 gr
= 0,0697 gr
Kadar air = Berat air menguap x 100%
Berat bahan
= 0,0697 gr x 100%
= 1,4502 gr
= 4,80 %
IX. PEMBAHASAN
Kadar air merupakan sejumlah air yang terkandung dalam suatu bahan termasuk
bahan pangan. Kadar air merupakan presentase kandungan air suatu bahan yang
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) dan berat kering (dry basis) kadar air ini
adalah parameter penentu mutu bahan. Air dalam bahan pangan sangat berpengaruh
terhadap kualitas dan daya simpan. Selain itu juga sebagai penentu dalam proses
pengolahan dan pendistribusian agar ditangani secara tepat. Penentuan kadar air dalam
suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya metode
pengeringan atau Oven (thermogravimetri), metode oven vakum, metode destilasi,
metode kemis, metode fisis, metode khusus dengan kromatografi, rapid mosture
dilakukan dengan metode Oven. Metode pengeringan untuk penentuan kadar air
prinsipnya adalah penguapan air atau menguapkan air yang ada dalam bahan dengan
jalan pemanasan, kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua
air telah di uapkan.
Selanjutnya menentukan kadar air dengan cara ditimbang wadah / cawan petri kosong
sampai berat konstan, setelah itu timbang bahan sebanyak 1 gram, kemudian ratakan
dalam cawan petri tersebut, setelah itu masukkan cawan petri yang berisi bahan ke dalam
oven pada suhu 70oC selama 10 menit, naikkan suhu sampai 100–105 oC selama 1 jam,
kemudian dinginkan dalam desikator / esikator selama 30 menit, lalu timbang petri dan
bahan, kemudian masukkan lagi ke dalam oven selama 15 menit, jika sudah dinginkan
lagi dalam desikator dan timbang lagi sampai berat konstasn.
Pada perhitungan diketahui berat wadah adalah 30,5545 gr, berat bahan 1,4502 gr, berat
wadah di tambahkan berat bahan maka hasilnya adalah 32,0047 gr, kemudian penimbang
pertama adalah 31,9400 gr dan penimbang 2 adalah 31,9350 gr. Setelah itu lanjut
perhitungan pada air menguap yaitu berat wadah ditambah bahan awal kemudian
dikurang, sebelum dikurang hitung pengeringan ditambahkan konstan, seperti 32,0047 gr
– 31,9350 gr = 0,0697 gr. Kemudian menghitung kadar air dengan cara Berat air
menguap dibagi berat bahan kemudian dikalikan 100% sama dengan 4,80 %.
X. KESIMPULAN
Jadi kadar air pada sampel tepung terigu didapatkan hasil sebanyak 4,80%.