Disusun oleh :
NPM : E1C020040
Prodi : Peternakan
Kelompok :1
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Ulangan Rata-rata
No Prosedur
I II III
Volume larutan
1. 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL
asam oksalat 0,1 M
Volume NaOH
2. 5 mL 4,5 mL 5,5 mL 5 mL
terpakai
Molaritas (M)
3. 0,2 M 0,22 M 0,18 M 0,2 M
NaOH
Ulangan
No Prosedur Rata-rata
I II III
1. Volume larutan
10 Ml 10 mL 10 mL 10 mL
HCl
2. Volume NaOH
9 Ml 9,5 mL 10 mL 9,5 mL
terpakai
3. Molaritas (M)
Berdasarkan hasil percobaan diatas 0.2 M
NaOH
4. Molaritas (M)
0,105 M
larutan HCl
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kita dapat mengetahui cara menstandarisasi NaOH
dengan asam Okasalat dan NaOH dengan HCl
Pada percobaan standarisasi NaOH 0,1 M dengan larutan asam oksalat
dilakukan dalam tiga kali ulangan dengan proses :
Ulangan pertama, mengukur volume asam oksalat sebanyak 10 mL
dengan menggunakan gelas ukur 10 mL. Kemudian larutan asam oksalat yang
sudah diukur dalam gelas ukur sebanyak 10 mL tersebut dituangkan ke dalam
Erlenmeyer dan ditetesi dengan indikator penolphetalein sebanyak 3 tetes.
Setelah itu larutan asam oksalat diletakkan dibawah buret dan ditetesi dengan
larutan NaOH yang ada didalam buret setetes demi setetes, erlemeyer sambil di
goyang-goyang hingga larutan asam oksalat yang semula bening berubah
menjadi pink atau ungu. Apabila larutan asam oksalat sudah berubah warna
menjadi pink atau ungu, maka cepat tutup kran pada buret supaya larutan
dalam buret tidak keluar lagi. Langkah selanjutnya menghitung banyaknya
volume NaOH yang terpakai. Pada ulangan I didapatkan volume NaOH
terpakai sebanyak 5 mL, catat pada tabel laporan sementara dibagian Ulangan
I. Kemudian hitung Molaritas NaOH sebagai berikutPembahasan tentang
Standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat
Ulangan I
V1 . M1 = V2 . M2
= 10 mL . 0,1 M = 5 mL . M2
=1 = 5 x M2
M2= 1 = 0,2 M
5
Ulangan II
V1 . M1 = V2 . M2
10 Ml . 0,1 M = 4,5 mL . M2
1 = 4,5 x M NaOH
M2 = 1/4,5 = 0,22 M
Ulangan III
V1 . M1 = V2 . M2
10 mL . 0,1 M = 5,5 mL . M2
1 = 5,5 mL . M NaOH
M2= 1 = 0,18 M
5,5
Rata-rata volume NaOH terpakai = 5 + 4,5 + 5,5 = 5 mL
3
Rata-rata molaritas NaOH = V1 . M1 = V2 . M2
10. 0,1 = 5 . M2
M2 = 1 = 0,2 M
5
Percobaan yang kedua ialah standarisasi HCl dengan larutan HCl yang
juga dilakukan dengan tiga kali pengulangan, yang akan dibahas sebagai
berikut :
Mula-mula kita cuci gelas ukur yang telah kita pakai untuk mengukur
volume asam oksalat tadi dengan air bersih. Kemudian ukur volume larutan
HCl dengan menggunakan gelas ukur 10 mL sebanyak 10 mL dan tuangkan
ke Erlenmeyer. Kemudian tetesi larutan HCl dengan indikator penolphetalein
sebanyak 3 tetes menggunakan pipet tetes. Lalu letakkan erlenmeyer tadi
dibawah buret yang berisi larutan NaOH dan tetesi sedikit demi sedikit sambil
erlenmeyer digoyang-goyang. Lakukan hingga larutan HCl yang mulanya
benih hingga berubah menjadi pink/ungu. Apabila larutan HCl sudah berubah
warna menjadi pink/ungu, maka cepat-cepat tutup kran pada buret untuk
menghindari larutan NaOH menetes kembali, lalu didapatkan volume NaOH
terpakai sebanyak 9 mL. Kemudian mengulangi pada percobaan tadi
sebanyak dua kali hingga didapatkan hasil pada ulangan II volume NaOH
terpakai sebanyak 9,5 mL dan pada ulangan III didapatkan volume NaOH
terpakai sebanyak 10 mL. Kemudian menghitung rata-rata volume NaOH
terpakai yaitu :
= 9 + 9,5 + 10 = 9,5 mL
3
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Perhitungan pH dalam melakukan praktikum dapat ditentukan dengan
mencari volume rata-rata dari larutan NaOH yang digunakan untuk
menaikkan kadar atau konsentrasi HCL.
Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 3
tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi pink. Volume
NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl
tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah
volume NaOH (basa) diketahui, barulah Konsentrasi HCl (asam) bisa
dihitung.
Ada dua cara menstandarisasikan larutan yaitu pembuatan langsung
larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan berat tertentu, kemudian
diencerkan sampai memperoleh volume tertentu secara tepat. Larutan ini
disebut larutan standar primer, sedangkan zat yang kita gunakan disebut
standar primer.
6.2. Saran
Diharapkan kepada praktikan dalam menonton video praktikum
konsentrasi larutan kita harus benar-benar mamperhatikan jumlah dan ukuran
zat terlarut dan pelarut yang akan dipakai untuk membuat larutan tersebut.
Apabila praktikan mencoba untuk membuat larutan sendiri dirumah maka
bacalah buku penuntun dengan cermat dan memperhatikan video tidak ada
kesalahan dalam percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia. 2012. Jurnal Sintetis Alkohol Dari Limbah Nasi Rumah Makan Melalui
Proses Hidrolisis Dan Fermentasi. Bandung : Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Padjadjaran
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan dengan singkat fungsi indicator!
2. Jelaskan pengertian larutan standar primer dan larutan standar sekunder!
3. Tuliskan syarat-syarat suatu indikator dapat dipakai dalam suatu titrasi!
JAWABAN