Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

(TPK18225)

PERCOBAAN III

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI SENYAWA ORGANIK MELALUI KELARUTAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Kimia Organik

Dosen Pengampu:

Ratna Kartika Irawati, S.Pd., M.Pd.

Asisten Dosen:

Raudaul Janah

Rahmiati

Disusun Oleh:

Husnul Khatimah

180101090176

PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ANTASARI BANJARMASIN
FEBRUARI 2020
Judul : Identifikasi Gugus Fungsi Senyawa Organik Melalui Kelarutan
Tujuan : Mahasiswa dapat mengidentifikasi gugus fungsi senyawa
organik melalui kelarutannya melalui percobaan dengan tepat.
Hari/ Tanggal : Rabu/ 18 Februari 2020

Tempat : Laboratorium FTK kimia UIN ANTASARI BANJARMASIN

I. DASAR TEORI

Dalam kimia organik, gugus fungsional adalah substituen atau bagian spesifik
dalam molekul yang bertanggung jawab terhadap karakteristik reaksi kimia dari molekul-
molekul tersebut. Gugus fungsional yang sama akan mengalami reaksi kimia yang sama atau
serupa tanpa menghiraukan ukuran molekulnya. Hal ini memungkinkan untuk memprediksi
secara sistematis reaksi kimia dan perilaku senyawa kimia serta desain sintesis kimianya.
Selanjutnya, reaktivitas gugus fungsional dapat dimodifikasi oleh gugus fungsional lain di
sekitarnya. Dalam sintesis organik, interkonversi gugus fungsional adalah salah satu tipe dasar
transformasi.

Gugus fungsional adalah kelompok dari satu atau lebih atom-atom dari sifat-sifat kimia
yang khas, tidak peduli apa yang melekat pada mereka. Atom-atom gugus fungsional tersebut
saling terkait satu sama lain dan dengan molekul lainnya melalui ikatan kovalen. Untuk satuan
berulang polimer, gugus fungsional melekat pada inti atom karbon nonpolar mereka dan
dengan demikian menambah karakter kimia pada rantai karbon. Gugus fungsional juga dapat
bermuatan, misalnya dalam garam karboksilat (–COO−), yang mengubah molekul
menjadi ion poliatomik atau ion kompleks. Gugus fungsional yang mengikat atom pusat dalam
kompleks koordinasi disebut ligan. Pengompleksan dan solvasi juga disebabkan oleh interaksi
spesifik dari gugus fungsional. Dalam aturan umum "like dissolve like", adalah bersamanya
atau saling berinteraksinya gugus fungsional yang menghasilkan kelarutan. Sebagai contoh,
gula larut dalam air karena keduanya berbagi gugus fungsional hidroksil (–OH) dan hidroksil
berinteraksi kuat satu sama lain. Ditambah lagi, ketika gugus fungsional
lebih elektronegatif daripada atom yang mereka lekati, gugus fungsional akan menjadi polar,
dan molekul-molekul nonpolar yang mengandung gugus-gugus fungsi ini menjadi polar dan
menjadi larut dalam beberapa lingkungan berair.

Menggabungkan nama-nama gugus fungsional dengan nama-nama alkana induk


menghasilkan apa yang disebut sebagai tata nama sistematis untuk penamaan senyawa
organik. Dalam tata nama tradisional, atom karbon pertama setelah karbon yang menempel
pada gugus fungsional disebut karbon alfa; yang kedua, karbon beta, ketiga, karbon gamma,
dan seterusnya. Jika terdapat gugus fungsional lain pada karbon, ia dapat dinamai
dengan huruf Yunani, misalnya, gamma-amina dalam asam gamma-aminobutirat berada pada
karbon ketiga dari rantai karbon yang melekat pada gugus asam karboksilat. Konvensi IUPAC
mengatur pelabelan numerik dari posisi ini, misalnya asam 4-aminobutanoat. Dalam berbagai
nama tradisional, berbagai kualifikasi digunakan untuk memberi label isomer, misalnya,
isopropanol (nama IUPAC: propan-2-ol) adalah suatu isomer dari n-propanol (propan-1-ol).

II. HIPOTESIS
Gugus fungsi adalah substituen atau bagian sfesifik dalam molekul yang bertanggung
jawab terhadap karasteristik suatu kimia dari ,molekul-molekul tersebut. Gugus fungsional
yang sama akan mengalami reaksi kimia atau serupa tanpa menghiraukan ukuran molekulnya.
cuka apel memiliki gugusu fungsi asam asetat (-COOH), pembersih kuku –C=O- pembersih
tangan memiliki gugus fungsi (-OH) ,pengawet mayat memiliki gugus fungsi —O—,
disenfektan memiliki gugus fungsi (–COO−). Dan ketika hipotesis dengan hasil pengamatan
sama karena kami mengamati hasil pengamatan sesuai dengan hipotesis yang berdasarkan
sifat kepolarannya.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
1) Tabung reaksi
2) Pipet tetes
3) Kertas indikator universal
4) Rak tabung reaksi
5) Batang pengaduk kaca
2. Bahan :
1) Kloroform
2) NaOH
3) NaCl
4) AgNO3 1%
5) Aquades
6) Etanol
7) Minyak kelapa
8) Daun
9) Plastik
10) Pecahan kaca
11) Lilin
12) Gula

IV. PROSEDUR KERJA


a. Uji kelarutan dalam air
1. Tambahkan 10 tetes larutan sampel (A, B, C, D, E secara bergantian) ke dalam
1 mL air dalam tabung reaksi.
2. Aduk perlahan dengan batang pengaduk kaca dan amati sampel larut atau
tidak.
3. Jika sampel larut, uji pH nya dengan indikator universal. Uji juga pH air
sebagai kontrolnya.
b. Uji Kelarutan dalam NaOH 5%
1. Jika sampel tidak larut di air, tambahkan 10 tetes larutan sampel (A,B,C,D, atau E,
secara bergantian) kedalam 1 mL NaOH 5%.
2. Aduk perlahan dengan batang pengaduk kaca dan amati apakah sampel larut atau
tidak.
3. Jika sampel tidak larut tambahkan HCL 5% ke dalam tabung reaksi tersebut sampai
asam.
4. Catat apakah terbentuk endpan (kekeruhan).
c. Uji Kelarutan dalam HCl 5%
1. Tambahkan HCl 5% sebanyak 1 mL secara berturut-turut hingga 3 mLpelarut ke
dalam 10 tetes sampel.
2. Senyawa yang bersifat basa akan membentuk hidroksida yang larut dalam air, tetapi
akan mengendap pada kelebihan asam.
3. Jika sampel tidak larut, pisahkan cairan supernatant, dengan menggunakan pipet.
4. Kemudian tambahkan NaOH 5% sampai bersifat basa.
d. Uji kelarutan dalam H2SO4 (gunakan lemari asam).
1. Masukkan 3 mL H2SO4 kedalam tabung reaksi kering.
2. Tambahkan 10 mL tetes cairan sampel.
3. Kocok beberapa lama.
4. Amati perubahan yang terjadi, apakah sampel terjadi perubahan warna atau terdapat
endapan.
5. Tafsirkan apakah perubahan warna atau endapat yang terbentuk.

V. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Kelarutan dalam air
Perlakuan Hasil pengamatan Gugus fungsi

Ditambahkan 10 tetes - Pada saat cuka apel - Carboxylic acid


larutan sampel (A, B, C, D, diteteskan ke dalam 1 - Keton

E secara bergantian) ke mL air dalam tabung - Alkohom

dalam 1 mL air dalam reaksi sampel tersebut - Fenol


larut dan menghasilkan - aldehid
tabung reaksi. Dan
pH 2
mengaduk dengan
- Pada saat pembersih
pengaduk kaca , uji pH
kuku diteteskan ke
menggunakan indikator
dalam 1 mL air dalam
universal dan uji pH
tabung reaksi sampel
sebagai kontrolnya. tersebut larut dan
menghasilkan pH 6
- Pada saat pembersih
tangan diteteskan ke
dalam 1 mL air dalam
tabung reaksi sampel
tersebut larut dan
menghasilkan pH 6
- Densifektan diteteskan
ke dalam 1 mL air dalam
tabung reaksi sampel
tersebut tidak larut dan
menghasilkan pH 8
- Pada saat pengawet
mayat diteteskan ke
dalam 1 mL air dalam
tabung reaksi sampel
tersebut larut dan
menghasilkan pH 6

2. Uji Kelarutan dalam NaOH 5%


Perlakuan Hasil Pengamatan Gugus

1. Jika sampel tidak larut di air, - Pada saat cuka apel - Carboxylic acid
tambahkan 10 tetes larutan diteteskan ke dalam 1 mL - Keton
sampel (A,B,C,D, atau E, NaOH 5% dalam tabung - Alkohom
secara bergantian) kedalam 1 reaksi sampel tersebut - Fenol
mL NaOH 5%. larut - aldehid
2. Diaduk perlahan dengan - Pada saat pembersih kuku
batang pengaduk kaca dan diteteskan ke dalam 1 mL
amati apakah sampel larut atau NaOH 5% dalam tabung
tidak.
3. Jika sampel tidak larut reaksi sampel tersebut
tambahkan HCL 5% ke dalam larut
tabung reaksi tersebut sampai - Pada saat pembersih
asam. tangan diteteskan ke dalam
4. Dicatat apakah terbentuk 1 mL NaOH 5% dalam
endpan (kekeruhan). tabung reaksi sampel
tersebut larut Densifektan
diteteskan ke dalam 1 mL
NaOH 5% dalam tabung
reaksi sampel tersebut
larut
- Densifektan diteteskan ke
dalam 1 mL NaOH 5%
dalam tabung reaksi
sampel tersebut larut
- Pada saat pengawet mayat
diteteskan ke dalam 1 mL
NaOH 5% dalam tabung
reaksi sampel tersebut
larut

3. Uji Kelarutan dalam HCl 5%


Perlakuan Hasil pengamatan Gugus fungsi

1. Tambahkan HCl 5% sebanyak 1 - Pada saat cuka apel - Carboxylic acid


mL secara berturut-turut hingga 3 diteteskan ke dalam 1 mL - Keton
mLpelarut ke dalam 10 tetes HCl 5% dalam tabung - Alkohom
sampel. reaksi sampel tersebut larut - Fenol
2. Senyawa yang bersifat basa akan - Pada saat pembersih kuku - aldehid
membentuk hidroksida yang larut diteteskan ke dalam 1 mL
dalam air, tetapi akan mengendap HCl 5% dalam tabung
pada kelebihan asam. reaksi sampel tersebut larut
3. Jika sampel tidak larut, pisahkan - Pada saat pembersih tangan
cairan supernatant, dengan diteteskan ke dalam 1 mL
menggunakan pipet. Kemudian HCl 5% dalam tabung
tambahkan NaOH 5%sampai reaksi sampel tersebut larut
bersifat basa Densifektan diteteskan ke
dalam 1 mL NaOH 5%
dalam tabung reaksi
sampel tersebut larut
- Densifektan diteteskan ke
dalam 1 mL HCl 5% dalam
tabung reaksi sampel
tersebut tidak larut
- Pada saat pengawet mayat
diteteskan ke dalam 1 mL
HCl 5% dalam tabung
reaksi sampel tersebut larut

4. Uji kelarutan dalam H2SO4 (gunakan lemari asam).


Perlakuan Hasil pengamatan Gugus fungsi
1. Masukkan 3 mL H2SO4 kedalam - Pada saat cuka apel - Carboxylic acid
tabung reaksi kering. diteteskan ke dalam 3 mL - Keton
2. Tambahkan 10 mL tetes cairan H2SO4 dalam tabung reaksi - Alkohom
sampel. sampel tersebut tidak - Fenol
3. Kocok beberapa lama. berwarn, agak keru, tidak - aldehid
4. Amati perubahan yang terjadi, ada endapan
apakah sampel terjadi perubahan - Pada saat pembersih kuku
warna atau terdapat endapan. diteteskan ke dalam 3 mL
H2SO4 dalam tabung reaksi
5. Tafsirkan apakah perubahan sampel tersebut kuning
warna atau endapat yang muda, tidak ada endapan
terbentuk. - Pada saat pembersih tangan
diteteskan ke dalam 3 mL
H2SO4 dalam tabung reaksi
sampel tersebut kuning
muda ,tidak ada endapan
- Densifektan diteteskan ke
dalam 1 mL NaOH 5%
dalam tabung reaksi sampel
tersebut coklat, endapan
hitam
- Pada saat pengawet mayat
diteteskan ke dalam 3 mL
H2SO4 dalam tabung reaksi
sampel tersebut tidak
berwarna, tidak ada endapan

Berdasarkan tabel diatas dapat ditafsirkan bahwa


Sampel Kandungan gugus fungsi
Pembersih tangan Asam karboksilat -COOH
Pembersih kuku Keton -CO
Pembersih tangan Alkohol -OH
Densifektan Fenol – OH (bentuk cincin aromatic)
Pengawet mayat Aldehid -COH

VI. ANALISIS DATA

Pada saat cuka apel diteteskan ke dalam 1 mL air dalam tabung reaksi sampel tersebut
larut dan menghasilkan pH 2, Pada saat pembersih kuku diteteskan ke dalam 1 mL air dalam
tabung reaksi sampel tersebut larut dan menghasilkan pH 6, Pada saat pembersih tangan
diteteskan ke dalam 1 mL air dalam tabung reaksi sampel tersebut larut dan menghasilkan pH
6, Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL air dalam tabung reaksi sampel tersebut tidak larut
dan menghasilkan pH 8, Pada saat pengawet mayat diteteskan ke dalam 1 mL air dalam tabung
reaksi sampel tersebut larut dan menghasilkan pH 6.

Pada saat cuka apel diteteskan ke dalam 1 mL NaOH 5% dalam tabung reaksi sampel
tersebut larut , Pada saat pembersih kuku diteteskan ke dalam 1 mL NaOH 5% dalam tabung
reaksi sampel tersebut larut, Pada saat pembersih tangan diteteskan ke dalam 1 mL NaOH
5% dalam tabung reaksi sampel tersebut larut Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL NaOH
5% dalam tabung reaksi sampel tersebut larut, Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL NaOH
5% dalam tabung reaksi sampel tersebut larut, Pada saat pengawet mayat diteteskan ke dalam
1 mL NaOH 5% dalam tabung reaksi sampel tersebut larut.

Pada saat cuka apel diteteskan ke dalam 1 mL HCl 5% dalam tabung reaksi sampel
tersebut larut , Pada saat pembersih kuku diteteskan ke dalam 1 mL HCl 5% dalam tabung
reaksi sampel tersebut larut, Pada saat pembersih tangan diteteskan ke dalam 1 mL HCl 5%
dalam tabung reaksi sampel tersebut larut Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL NaOH 5%
dalam tabung reaksi sampel tersebut larut , Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL HCl 5%
dalam tabung reaksi sampel tersebut tidak larut, Pada saat pengawet mayat diteteskan ke
dalam 1 mL HCl 5% dalam tabung reaksi sampel tersebut larut.

Pada saat cuka apel diteteskan ke dalam 3 mL H2SO4 dalam tabung reaksi sampel
tersebut tidak berwarn, agak keru, tidak ada endapan, Pada saat pembersih kuku diteteskan
ke dalam 3 mL H2SO4 dalam tabung reaksi sampel tersebut kuning muda, tidak ada endapan,
Pada saat pembersih tangan diteteskan ke dalam 3 mL H 2SO4 dalam tabung reaksi sampel
tersebut kuning muda ,tidak ada endapan, Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL NaOH 5%
dalam tabung reaksi sampel tersebut coklat, endapan hitam, Pada saat pengawet mayat
diteteskan ke dalam 3 mL H2SO4 dalam tabung reaksi sampel tersebut tidak berwarna, tidak
ada endapan.
VII. KESIMPULAN
Pada sampel A mengandung gugus fungsi asam karbosilat melalui uji kelarutan, dengan
pelarut air, NaOH, HCl, dan H2SO4. Sampel mengandung gugus fungsi keton dengan uji
kelarutan percobaan air larut, NaOH larut, HCl larut, dan H2SO4 larut , sampel C gugus
fungsinya alcohol dengan uji kelarutan percobaan pelarut air, NaOH,HCl, H2SO4, sampel D
gugus fungsi nya fenol tidak larut dalm air, larut NaOH larut dalam HCl dan tidak larut dalam
H2SO4. sampel E larut dalam pelarut air, NaOJ, HCl, dan H2SO4.
DAFTAR PUSTAKA

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung : Penerbit ITB

Fessenden, Ralp J dan Joan S. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

https://ernarnurazizah.blogspot.com/2018/11/laporan-praktikum-kimia-organik_27.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Disinfektan
LAMPIRAN

a. Uji kelarutan diair

Menambahkan 10 tetes larutan sampel Semua sampel larut dalam air kecuali
(A, B, C, D, E secara bergantian) ke desinfektan tidak larut.
dalam 1 mL air dalam tabung reaksi.

Sampel A memiliki pH 2 Sampel B memiliki pH 6

Sampel D memiliki Ph 8
Sampel C memiliki pH 6
Sampel E memiliki pH 6

b. Uji kelarutan NaOH 5%

Jika sampel tidak larut di air, tambahkan Ketika diteteskan NaOH semua sampel
10 tetes larutan sampel (A,B,C,D, atau E, menjadi larut
secara bergantian) kedalam 1 mL NaOH
5%.
c. Uji kelarutan HCl 5%

Semua larutan larut kecuali desinfektan


Tambahkan HCl 5% sebanyak 1 mL secara
tidak larut.
berturut-turut hingga 3 mLpelarut ke dalam 10
tetes sampel.

d. Uji kelarutan H2SO4

- Cuka apel tidak berwarn, agak keruh,


Masukkan 3 mL H2SO4 kedalam tabung reaksi
tidak ada endapan
kering. Tambahkan 10 mL tetes cairan sampel
- Pembersih kuku kuning muda, tidak ada
endapan
- Pembersih tangn, kuning keruh, tidak
ada endapan
- Densifektan coklat, endaan hitam
- pengawet mayat, tidak bewarna, tidak
ada endapan

Anda mungkin juga menyukai