(TPK18225)
PERCOBAAN III
Dosen Pengampu:
Asisten Dosen:
Raudaul Janah
Rahmiati
Disusun Oleh:
Husnul Khatimah
180101090176
I. DASAR TEORI
Dalam kimia organik, gugus fungsional adalah substituen atau bagian spesifik
dalam molekul yang bertanggung jawab terhadap karakteristik reaksi kimia dari molekul-
molekul tersebut. Gugus fungsional yang sama akan mengalami reaksi kimia yang sama atau
serupa tanpa menghiraukan ukuran molekulnya. Hal ini memungkinkan untuk memprediksi
secara sistematis reaksi kimia dan perilaku senyawa kimia serta desain sintesis kimianya.
Selanjutnya, reaktivitas gugus fungsional dapat dimodifikasi oleh gugus fungsional lain di
sekitarnya. Dalam sintesis organik, interkonversi gugus fungsional adalah salah satu tipe dasar
transformasi.
Gugus fungsional adalah kelompok dari satu atau lebih atom-atom dari sifat-sifat kimia
yang khas, tidak peduli apa yang melekat pada mereka. Atom-atom gugus fungsional tersebut
saling terkait satu sama lain dan dengan molekul lainnya melalui ikatan kovalen. Untuk satuan
berulang polimer, gugus fungsional melekat pada inti atom karbon nonpolar mereka dan
dengan demikian menambah karakter kimia pada rantai karbon. Gugus fungsional juga dapat
bermuatan, misalnya dalam garam karboksilat (–COO−), yang mengubah molekul
menjadi ion poliatomik atau ion kompleks. Gugus fungsional yang mengikat atom pusat dalam
kompleks koordinasi disebut ligan. Pengompleksan dan solvasi juga disebabkan oleh interaksi
spesifik dari gugus fungsional. Dalam aturan umum "like dissolve like", adalah bersamanya
atau saling berinteraksinya gugus fungsional yang menghasilkan kelarutan. Sebagai contoh,
gula larut dalam air karena keduanya berbagi gugus fungsional hidroksil (–OH) dan hidroksil
berinteraksi kuat satu sama lain. Ditambah lagi, ketika gugus fungsional
lebih elektronegatif daripada atom yang mereka lekati, gugus fungsional akan menjadi polar,
dan molekul-molekul nonpolar yang mengandung gugus-gugus fungsi ini menjadi polar dan
menjadi larut dalam beberapa lingkungan berair.
II. HIPOTESIS
Gugus fungsi adalah substituen atau bagian sfesifik dalam molekul yang bertanggung
jawab terhadap karasteristik suatu kimia dari ,molekul-molekul tersebut. Gugus fungsional
yang sama akan mengalami reaksi kimia atau serupa tanpa menghiraukan ukuran molekulnya.
cuka apel memiliki gugusu fungsi asam asetat (-COOH), pembersih kuku –C=O- pembersih
tangan memiliki gugus fungsi (-OH) ,pengawet mayat memiliki gugus fungsi —O—,
disenfektan memiliki gugus fungsi (–COO−). Dan ketika hipotesis dengan hasil pengamatan
sama karena kami mengamati hasil pengamatan sesuai dengan hipotesis yang berdasarkan
sifat kepolarannya.
V. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Kelarutan dalam air
Perlakuan Hasil pengamatan Gugus fungsi
1. Jika sampel tidak larut di air, - Pada saat cuka apel - Carboxylic acid
tambahkan 10 tetes larutan diteteskan ke dalam 1 mL - Keton
sampel (A,B,C,D, atau E, NaOH 5% dalam tabung - Alkohom
secara bergantian) kedalam 1 reaksi sampel tersebut - Fenol
mL NaOH 5%. larut - aldehid
2. Diaduk perlahan dengan - Pada saat pembersih kuku
batang pengaduk kaca dan diteteskan ke dalam 1 mL
amati apakah sampel larut atau NaOH 5% dalam tabung
tidak.
3. Jika sampel tidak larut reaksi sampel tersebut
tambahkan HCL 5% ke dalam larut
tabung reaksi tersebut sampai - Pada saat pembersih
asam. tangan diteteskan ke dalam
4. Dicatat apakah terbentuk 1 mL NaOH 5% dalam
endpan (kekeruhan). tabung reaksi sampel
tersebut larut Densifektan
diteteskan ke dalam 1 mL
NaOH 5% dalam tabung
reaksi sampel tersebut
larut
- Densifektan diteteskan ke
dalam 1 mL NaOH 5%
dalam tabung reaksi
sampel tersebut larut
- Pada saat pengawet mayat
diteteskan ke dalam 1 mL
NaOH 5% dalam tabung
reaksi sampel tersebut
larut
Pada saat cuka apel diteteskan ke dalam 1 mL air dalam tabung reaksi sampel tersebut
larut dan menghasilkan pH 2, Pada saat pembersih kuku diteteskan ke dalam 1 mL air dalam
tabung reaksi sampel tersebut larut dan menghasilkan pH 6, Pada saat pembersih tangan
diteteskan ke dalam 1 mL air dalam tabung reaksi sampel tersebut larut dan menghasilkan pH
6, Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL air dalam tabung reaksi sampel tersebut tidak larut
dan menghasilkan pH 8, Pada saat pengawet mayat diteteskan ke dalam 1 mL air dalam tabung
reaksi sampel tersebut larut dan menghasilkan pH 6.
Pada saat cuka apel diteteskan ke dalam 1 mL NaOH 5% dalam tabung reaksi sampel
tersebut larut , Pada saat pembersih kuku diteteskan ke dalam 1 mL NaOH 5% dalam tabung
reaksi sampel tersebut larut, Pada saat pembersih tangan diteteskan ke dalam 1 mL NaOH
5% dalam tabung reaksi sampel tersebut larut Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL NaOH
5% dalam tabung reaksi sampel tersebut larut, Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL NaOH
5% dalam tabung reaksi sampel tersebut larut, Pada saat pengawet mayat diteteskan ke dalam
1 mL NaOH 5% dalam tabung reaksi sampel tersebut larut.
Pada saat cuka apel diteteskan ke dalam 1 mL HCl 5% dalam tabung reaksi sampel
tersebut larut , Pada saat pembersih kuku diteteskan ke dalam 1 mL HCl 5% dalam tabung
reaksi sampel tersebut larut, Pada saat pembersih tangan diteteskan ke dalam 1 mL HCl 5%
dalam tabung reaksi sampel tersebut larut Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL NaOH 5%
dalam tabung reaksi sampel tersebut larut , Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL HCl 5%
dalam tabung reaksi sampel tersebut tidak larut, Pada saat pengawet mayat diteteskan ke
dalam 1 mL HCl 5% dalam tabung reaksi sampel tersebut larut.
Pada saat cuka apel diteteskan ke dalam 3 mL H2SO4 dalam tabung reaksi sampel
tersebut tidak berwarn, agak keru, tidak ada endapan, Pada saat pembersih kuku diteteskan
ke dalam 3 mL H2SO4 dalam tabung reaksi sampel tersebut kuning muda, tidak ada endapan,
Pada saat pembersih tangan diteteskan ke dalam 3 mL H 2SO4 dalam tabung reaksi sampel
tersebut kuning muda ,tidak ada endapan, Densifektan diteteskan ke dalam 1 mL NaOH 5%
dalam tabung reaksi sampel tersebut coklat, endapan hitam, Pada saat pengawet mayat
diteteskan ke dalam 3 mL H2SO4 dalam tabung reaksi sampel tersebut tidak berwarna, tidak
ada endapan.
VII. KESIMPULAN
Pada sampel A mengandung gugus fungsi asam karbosilat melalui uji kelarutan, dengan
pelarut air, NaOH, HCl, dan H2SO4. Sampel mengandung gugus fungsi keton dengan uji
kelarutan percobaan air larut, NaOH larut, HCl larut, dan H2SO4 larut , sampel C gugus
fungsinya alcohol dengan uji kelarutan percobaan pelarut air, NaOH,HCl, H2SO4, sampel D
gugus fungsi nya fenol tidak larut dalm air, larut NaOH larut dalam HCl dan tidak larut dalam
H2SO4. sampel E larut dalam pelarut air, NaOJ, HCl, dan H2SO4.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp J dan Joan S. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
https://ernarnurazizah.blogspot.com/2018/11/laporan-praktikum-kimia-organik_27.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Disinfektan
LAMPIRAN
Menambahkan 10 tetes larutan sampel Semua sampel larut dalam air kecuali
(A, B, C, D, E secara bergantian) ke desinfektan tidak larut.
dalam 1 mL air dalam tabung reaksi.
Sampel D memiliki Ph 8
Sampel C memiliki pH 6
Sampel E memiliki pH 6
Jika sampel tidak larut di air, tambahkan Ketika diteteskan NaOH semua sampel
10 tetes larutan sampel (A,B,C,D, atau E, menjadi larut
secara bergantian) kedalam 1 mL NaOH
5%.
c. Uji kelarutan HCl 5%