LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS II
ANALGETIK-ANTIPIRETIK
(Penentuan Kadar Asam Mefenamat dalam Sediaan Serbuk)
Disusun oleh :
Kelompok 1
Dita Okta Virosta 31114070
Ilham Gustiana Akbar 31114080
Lely Rahmawati 31114083
Farmasi 3B
A. Nomer Sampel : 7C
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengisolasi Asam mefenamat dari sampel 7C dengan bentuk
sampel berupa serbuk.
2. Untuk menetapkan kadarAsam mefenamat dari sampel 7Cdengan
menggunakan metode titrasi asam basa tidak langsung.
C. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk menentukan kadar asam
mefenamat dari bentuk sediaan berupa serbuk adalah metode titrasi asam
basa tidak langsung, karena asam mefenamat bersifat asam lemah dan
mudah terhidrolisis sehingga dilakukan titrasi asam-basa tidak langsung
dengan menambahkan HCl berlebih yang nantinya kelebihan HCl akan
dititrasi dengan larutan baku sekunder NaOH.
D. Prinsip Percobaan
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer atau
titran.Titrasi asam basa didasarkan atas reaksi pembentukan garam yang
bersifat asam atau basa yang tergantung dari sifat senyawa yang
membentuknya (kuat atau lemah).Penentuan kadar asam mefenamat dari
sampel 7C dilakukan dengan metode titrasi asam basa tidak langsung.
Analit asam mefenamat yang larut dalam alkali hidroksida (NaOH) akan
membentuk garam dan dengan penambahan indikator pp sebagai indikor
untuk mengetahui titik ekuivalen akan terbentuk warna merah muda yang
menandakan titik akhir titrasi. Kemudian dilakukan penambahan HCl
(yang sudah dibakukan) berlebih untuk mengetahui volume NaOH yang
bereaksi dengan sampel yang ditandai dengan warna merah muda yang
terbentuk akan hilang, dan untuk mengetahui kelebihan HCl atau volume
HCl yang tidak bereaksi dengan sampel maka selanjutnya dititrasi dengan
NaOH (yang sudah dibakukan) sampai terbentuk warna merah muda
2
kembali yang menandakan titik akhir titrasi. mGrek HCl ekuivalen dengan
mGrek NaOH dan mGreak NaOH ekuivalen dengan mGrek sampel.
E. Dasar Teori
Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah
(kadar) absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada di
dalam sampel. Ilmu kimia farmasi analisis kuantitatif dapat didefinisikan
sebagai penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif
untuk melakukan analisis secara kuantitatif terhadap bahan-bahan atau
sediaan yang digunakan dalam farmasi, obat dalam jaringan tubuh, dan
sebagainya (Gandjar dan Rohman, 2007).
Dalam banyak hal, sediaan obat atau sampel secara umum tidak
dapat dianalisis secara langsung. Maka dilakukanlah sebuah sampling atau
langkah pembersihan sampel dari pengotor yang akan mengganggu
analisis lebih lanjut. Selain itu, proses sampling juga sangat
mempengaruhi tingkat kepercayaan terhadap data hasil analisis (Gandjar,
dan Rohman 2007).
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah
terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan
(DepKes RI, 2014). Sediaan obat dalam bentuk serbuk dapat ditentukan
kadar zat aktifnya menggunakan metode titrasi, seperti contoh asam
mefenamat. Asam mefenamat atau asam 2-[(2,3-dimetilfenil)amino]-
benzoat dan asam flufenamat atau asam 2-[[(3-trifluorometil)fenil]amino]-
benzoat, serta asam tofetamat merupakan obat kelompok asam fenamat.
Obat-obat ini termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai
NSAID (Non Steroidal anti-inflammatory drugs).Obat ini digunakan untuk
mengatasi berbagai jenis rasa nyeri, namun lebih sering diresepkan untuk
mengatasi sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi dan sakit ketika atau
menjelang haid. Asam bekerja dengan cara menghambat sintesa
3
F. Reaksi Kimia
Bahan :
1. Serbuk Asam Mefenamat
2. Natrium Hidroksida (NaOH)
3. Asam Klorida (HCl)
4. Besi (III) Klorida (FeCl3)
5. Indikator Fenolftalein
H. Monografi Bahan
1. Asam Mefenamat (Farmakope Indonesia Edisi V, hal.156-157)
Rumus molekul : C15H15NO2
Bobot molekul : 241,29
Pemerian : Serbuk hablur; putih atau hampir putih; melebur
pada suhu lebih kurang 230o disertai peruraian
Kelarutan : Larut dalam alkali hidroksida; Agak sukar larut
dalam kloroform; sukar larut dalam etanol dan
dalam metanol; praktis tidak larut dalam air
I. Prosedur Kerja
1. Isolasi Sampel
Sampel ditimbang
sebanyak 1,5 gram
Di vortex
Di sentrifugasi
Di dekantasi
Residu Filtrat
Lakukan Titrasi
8
J. Hasil Praktikum
1. Pembakuan NaOH
63 10,8
63 10,7
63 10,8
Rata-rata 10,77 mL
2. Pembakuan HCl
10 11,6
10 11,5
10 11,5
Rata-rata 11,53 mL
10 10 2,6
10 10 2,5
10 10 2,4
Rata-rata 2,5 mL
4. Perhitungan
1) Pembakuan NaOH
11
mgasam oksalat
NNaOH =
BE asam oksalat x VNaOH
63 mg
=
63,04 x 10,77
= 0,0928 N
2) Pembakuan HCl
VHClx N HCl = VNaOHx NNaOH
N = 0,0805 N
V = 2,8820mL
= 7,118 mL
gram sampel
NSAMPEL =
BE sampel x Vsampel
12
gram
0,0573 =
241,285 x 0,05
gram sampel
% Kadar = x 100 %
gram sediaan
0,6913
= x 100%
1,5
= 46,09 %
K. Pembahasan
Percobaan kimia farmasi analisis kuantitatif kali ini mengenai
senyawa analgetik-antipiretik. Senyawa yang termasuk ke dalam golongan
analgetik-antipiretikada berbagai macamdiantaranya asam mefenamat,
parasetamol, dan ibuprofen. Kelompok kami melakukan penetapan kadar
terhadap senyawa asam mefenamat dengan menggunakan metode titrasi
asam basa tidak langsung. Pemilihan metode tersebut dikarenakan dari
sifat fisikokimia asam mefenamat itu sendiri. Di mana struktur asam
mefenamat dapat dilihat di bawah ini:
suatu senyawa yang bersifat basa kuat (NaOH) maka perlu dilakukan
titrasi asam basa secara tidak langsung.
Dikatakan tidak langsungkarena pada percobaan inisebelum di
titrasi dengan NaOH, isolat ditambahkan HCl yang berlebih terlebih
dahulu.Penambahan HCl berfungsi untuk menentukan volume NaOH yang
bereaksi dengan isolat.Ketika isolat ditambahkan dengan indikator
fenolftalein maka akan terbentuk larutan yang berwarna merah, untuk
menentukan volume HCl yang berlebih dilakukan dengan
menambahkanHCl sampai larutan berubah warna menjadi warna
putih.Dalam percobaan ini dibutuhkan 10 ml volume HCl.
Jika isolat terlebih dahulu ditambahkan HCl, ketika dititrasi dengan
NaOH maka akan ada volume HCl yang bereaksi dengan NaOH. Untuk
penentuan volume HCl yang bereaksi dengan NaOH, dari larutan yang
berwarna putih tadi dititrasi dengan NaOH sampai membentuk larutan
yang berwarna merah muda kembali, dan itulah titik akhir titrasinya.
Dari hasil percobaan, didapatkan volume HCl yang bereaksi
dengan NaOH sebesar 2,8820 ml dan didapatkan volume HCl yang
bereaksi dengan sampel sebesar 7,118 maka didapatkan % kadar asam
mefenamat dari 1,5 gram sampel adalah 46,09 %.
L. Kesimpulan
Penetapan kadar asam mefenamat dengan nomer sampel 7C dalam
sediaan farmasi serbuk menggunakan metode titrasi asam basa tidak
langsung didapatkan kadarnya sebesar 46,09 %.
DAFTAR PUSTAKA
15
Fatimah, Siti, Desto Arisandi dan Deni Yunanto. 2015. Penetapan Kadar Sakarin
Minuman Ringan Gelas Plastik Yang Dijual di Pasar Beringharjo,
Yogyakarta. SNaTKII II Seminar Nasional Teknologi Kimia, Industri dan
Informasi.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2015. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.