d. Bobot sampel
e. % Kadar analit
VI. Pembahasan
Dalam sediaan farmasi pemeriksaan zat aktif merupakan salah satu
syarat yang harus dipenuhi dalam menjamin kualitas dari sediaan tersebut
dan salah satu syarat adalah kadar zat aktif yang terkandung harus
memenuhi syarat Farmakope Indonesia atau buku-buku resmi lainnya.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar ibuprofen dalam
bentuk suspensi dengan metode titrasi asam basa alkalimetri. kenapa
dipilih titrasi asam basa karena dilihat dari sifat ibuprofen yang merupakan
asam lemah dan dari struktur dimana ibuprofen mengandung gugus OH
maka dapat dititrasi dengan menggunakan larutan yang bersifat asam kuat.
Selain itu bila ditinjau dari harga pKa nya yang bernilai 4,4 ibuprofen
dapat ditetapkan kadarnya secara alkalimetri, (british pharmacopoeia
2007), kadar ibuprofen dapat ditetapkan secara titrasi menggunakan
larutan HCl dengan indikator fenolftalein. metode ini didasarkan pada
perpindahan proton dari zat yang bersifat asam, berupa hablur putih yang
mempunyai kerangka lakton, indikator ini sukar larut dalam air, tapi dapat
bereaksi dengan air sehingga cincin laktonnya terbuka dan membentuk
asam yang berwarna berdasarkan reaksi sebagai berikut:
Fenolphtalein tergolong asam yang sangat lemah dalam keadaan
yang tidak terionisasi, indikator tersebut tidak berwarna, jika dalam
lingkungan basa fenolftalein akan terionisasi lebih banyak dan
memberikan warna terang karena anionnya. pada praktikum ini indikator
fenolftalein merubah warna dari merah muda menjadi bening.
Sebelum dititrasi dilakukan terlebih dahulu pembakuan NaOH dan
HCl, pembakuan NaOH dan pembakuan HCl dilakukan sebanyak tiga kali.
Konsentrasi HCl ini digunakan untuk menentukan kadar ibuprofen.
Pembakuan dilakukan karena konsentrasi larutan HCl dapat berubah
disebabkan karena larutan HCl mudah teroksidasi dalam udara sehingga
larutan HCl perlu distandarisasi. Perubahan warna tersebut khusus untuk
indikator fenolftalein yang berwarna merah muda dalam bentuk basa dan
dalam bentuk asamnya tidak berwarna..
Perubahan warna larutan yang dititrasi menandakan larutan titran (basa) yang
ditambahkan sudah melebihi titik ekivalen, yaitu titik dimana jumlah ekivalen basa
sama dengan jumlah ekivalen asam (asam dan basanya sudah bereaksi dengan tepat).
Indikator phenolftalein sangat peka terhadap perpindahan proton dengan menunjukan
perubahan warna yang tajam. indikator ini sukar larut dalam air, tetapi tidak dapat
bereaksi dengan air sehingga cincin laktonnya terbuka dan membentuk asam yang tidak
berwarna. lepasnya proton pertama dari molekul phenolftalein tidak banyak mengubah
kerangka molekulnya, tetapi lepasnya proton kedua menyebabkan perubahan besar
pada molekulnya.
Ibuprofen dititrasi menggunakan asam klorida (HCl) 0,1 N..Larutan asam
klorida yang digunakan harus dibuat bebas karbonat dengan cara agar tidak
menyebabkan reaksi netralisasi antara natrium hidroksida dan karbondioksida menjadi
natrium karbonat. Untuk penyimpanannya dapat digunakan beaker glass yang ditutup
dengan plastik wrap untuk mencegah masuknya karbondioksida ke dalam larutan
NaOH. Didapat bobot ibuprofen sebesar 1,95 gram, dan bila dikonversikan pada kadar
sampel sebesar 60,93%.
VII. Keimpulan
Kadar ibuprofen pada sampel suspensi yang diteliti adalah sebesar
60,93%.
DAFTAR PUSTAKA
Brittain, Harry G. 1999. Analytical Profiles of Drug and Excipients Volume
26. Amerika : ACADEMIC PRESS
Day, R.A., Jr, 1991, Kimia Analisis - Kualitatif. Penerbit : Englewood
Cliffs, N.J. : Prentice-Hall International
Eka. 2007. Metode Analisa Kimia-Spektrofotometri. Gramedia: Jakarta.
Higuchi, Takeru & Einar Brochman-Hanssen. 1961. Pharmaceutical
Analysis. Amerika: Interscience Publisher, Inc.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Nielsen, S. Suzanne. 1998. Food analysis, Maryland. Penerbit : Aspen Publ.
Prof. Clarke, E.G.C. 2005. Clarke's Analysis of Drugs and Poisons Thitd
Edition. Pharmaceuticals Press.
Prof. DR.Ibnu Gholib Ganjar.2012.Analisa Obat secara Spektrofotometri
dan Kromatografi.Pustaka pelajar;Yogyakarta.