Kimia Analisis
Dosen Pembimbing apt. Alvi Kusuma Wardani, M.Farm
Oleh : Husmayana
Nim : 2019E1C020
Program Studi : S1 Farmasi
A. Tujuan Umum
Praktikan mampu mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu
menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi asam-basa.
B. Teori
Asidimetri dan Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi
antara donor proton (asam) dengan penerima proton (biasa)
H+ + OH- H2O
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-
senyawa yang bersifat basa dengan menggunkana baku asam, sebaliknya alkalimetri
adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku
basa.
1. Titrasi Langsung Asam-Basa Dalam Larutan Air
Suatu indicator merupakan asam atau basa lemah yang berubah warna diantara
bentuk tidak terionisasinya. Kisaran penggunaan indicator adalah 1 unit pH
disekitar nilai pKa 9,4 (perubahan warna antara pH 8,4 – 10,4). Struktur
fenolftalein akan mengalami penataan ulang pada kisaran pH ini karena proton
dipindahkan dari struktur fenol dari pp sehingga pH-nya meningkat akibatnya
akan terjadi perubahan warna.
2. Titrasi asam lemah dengan basa kuat dan titrasi basa lemah dengan asam kuat.
Jika sejumlah kecil volume asam kuat atau basa kuat ditambahkan pada basa
lemah atau asam lemah maka nilai pH akan meningkat secara drastic disekitar 1
unit pH, dibawah atau diatas nilai pKa. Seringkali pelarut organic yang dapat
dicampur dengan air, seperti etanol, ditambahkan untuk melarutkan analit
sebelum dilakukan titrasi.
Untuk menetapkan titik akhir pada proses netralisasi ini digunakan indikator.
Menurut W. Ostwald, indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk
asam (Hin) atau dalam bentuk basa (InOH) yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu ke
bentuk yang lain ada konsentrasi tertentu atau pada pH tertentu.
Pemilihan Indikator
a. Campuran yang sama banyak antara merah netral dan biru metilen dalam etanol.
Indikator campuran ini memberikan perubahan warna yang tajam dari biru violet
menjadi hijau ketika beralih dari larutan asam menjadi larutan basa pada pH sekitar 7.
Indikator ini digunakan untuk menitrasi asam asetat dengan larutan ammonia atau
sebaliknya.
b. Campuran antara 3 bagian fenoftalein dengan 1 bagian alfa naftoftalein akan
memberikan perubahan warna yang tajam dari merah muda ke ungu pada pH 8,9.
Indikator ini baik untuk titrasi asam fosfat dari tribasic yang mana titik ekuivalennya
terjadi pada pH 8,7.
c. Campuran dari 3 bagian biru timol dengan 1 bagian kresol mersh akan memberikan
perubahan warna dari kuning ke ungu pada pH 8,3. Indikator campuran ini baik untuk
titrasi karbonat menjadi bikarbonat.
Note: Pembuatan etanol netral: Kedalam 15 ml etanol 95% tambahkan 1 tetes merah
fenol kemudian tambahkan bertetestetes NaOH 0,1 N hingga larutan berwarna merah.