DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
2020E1C036
B. DASAR TEORI
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang
dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana
penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui
konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang
peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak orang
yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri (Ralph, H. 2008).
Proses titrasi dihentikan ketika tercapai titik ekivalen dimana jumlah
titran setara dengan jumlah titrat, atau titrat tepat habis berekasi dengan titran
yang disebut dengan Titik ekivalen. Hanya saja, titik ini tidak dapat diamati
dalam pelaksanaan proses titrasi sehingga tiitk ekivalen disebut titik akhir
teoritis. Selesainya suatu proses titrasi dapat diketahui dengan terjadinya
perubahan warna. Perubahan ini dapat dihasilkan oleh larutan sendiri atau
karena penambahan suatu zat lain yang disebut dengan Indikator. Suatu
Indikator berubah warna pada saat titrat telah habis bereaksi sehingga
kelebihan 1 tetes titran. Saat dimana terjadi perubahan warna indicator dalam
proses titrasi disebut Titik Akhir Titrasi. Zat yang berada dalam buret disebut
Titran (zat pentitrasi), sedangkan zat yang berada dalam erlemeyer disebut
Titrat (zat yang dititrasi)
Dalam bidang farmasi, asidi-alkalimetri dapat digunakan untuk
menentukan kadar suatu obat dengan teliti karena dengan titrasi ini,
penyimpangan titik ekivalen lebih kecil, sehingga lebih mudah
untuk mengetahui titik akhir titrasinya yang ditandai dengan suatu
perubahan warna,begitu pula dengan waktu yang digunakan seefisien
mungkin.
Asidimetri dan Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi
antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang
berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat
juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima
proton (biasa).
+¿¿
H + O H −¿ H 2 O¿
Pada kurva titrasi di atas, mula-mula nilai pH naik secara lambat kemudian
bertambah lebih cepat pada saat menghampiri titik ekuivalen (pH=7). Dari
kurva ini juga dapat diketahui bahwa indikator yang dapat dipakai adalah
indikator yang mempunyai perubahan warna antara pH 7 – 10 karena
kesalahan titrasinya kecil (belum berati). Berikut adalah daftar indikator
beserta perubahan warnanya pada rentang pH tertentu.
Note:
Pembuatan etanol netral: Kedalam 15 ml etanol 95% tambahkan 1 tetes
merah fenol kemudian tambahkan bertetes-tetes NaOH 0,1 N hingga larutan
berwarna merah.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat – Alat : Bahan :
1. Buret 1. Etanol
2. Erlenmeyar 2. Fenol
3. Beaker gelas 3. Aquadest
4. Gelas ukur 4. NaOH
5. Pipet tetes 5. HNO3
6. Corong 6. NH4OH
7. Spatula 7. Alkohol
8. Kaca arloji 8. HCL
9. Neraca analitik 9. H2SO4
10. Labu ukur 10. FeCL3
11. spirtus 11. Air
D. PROSEDUR KERJA
1. Larutan asam yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer.
b.Reaksi penegasan
Sampel Reaksi yang terjadi Perubahan warna
Zat + NaOH Larutan dalam NaOH Agak kemerahan
Zat + HCI 2 N Terbentuk endapan ( tidak larut ) Putih
c .Reaksi esterifikasi
d.Reaksi marquis
F. PEMBAHASAN
Dalam percobaan kali ini kita melakukan uji analisis kualitatif dan uji analisis
kuantitatif Pada asam salisilat
b. Uji kuantitatif asam salisilat Uji Kuantitatif Tujuan dari praktikum kali ini adalah
membuat dan membakukan larutan bakubasa dari senyawa baku sekunder yang
berupa padatan dan menetapkan kadarasam salisilat dengan metode alkalimetri.
Alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam
dengan menggunakan baku basa. Alkalimetri merupakan reaksi netralisasi yakni
reaksi antara ion hidrogen yangberasal dari basa untuk menghasilkan air yang
bersifat netral. Netralisasi dapatjuga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi
proton (asam) dengan penerimaproton (basa).Senyawa yang ditetapkan kadarnya
secara alkalimetri pada praktikum iniadalah asam salisilat.
Pada percobaan uji kuantitatif asam salisilat sampel yang digunakan adalah
sifat asam, asam salisilat, kemudian baku sifatnya adalah baku basa, kemudian
saya akan memasukan baku basa, selanjutnya larutkan terlebih dahulu asam
salisilat mengunakan aquadest sebanyak 2 ml kemudian dikocok (diaduk),
kemudian ditambahkan alcohol netral, (lanjut aduk). Hasilnya sampai berwarna
merah jambu, jangan sampai merah tua, karena akan mempengaruhi volume
tetranya, jadi kelebihannya dari tetranya nanti akan bereaksi dengan indikator
tenoktalinya, sehingga nanti akan terbentuk warna perubahan warna yang
menandakan bahwa titik akhir titrasi, volume yang diperoleh pada praktikum
analisis kuantitatif asam salisilat sebanyak 30 mol/titrasi. Hasil perhitungan kadar
asam salisilat dalam sampel adalah 91,708%, dengan menggunakan rumus
Jumlah asam salisilat perhitungan (mg) X 100 %
berat zat uji (mg)
G. KESIMPULAN