Anda di halaman 1dari 15

Laporan Resmi Praktikum

Farmasetika

Oleh : Husmayana
Nim : 2019E1C020
Program Study : S1 Farmasi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
Jl.KH. Ahmad Dahlan No.1 Pagesangan, Kec Mataram, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat
Percobaan 5

Perhitungan Dosis Dalam Resep

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan farmasetika dengan perhitungan dosis
dalam resep
2. Mahasiswa mampu menghitung dosis pada resep
3. Mahasiswa mampu menghitng dosis, bobot penimbangan, membuat,
menmbungkus atau mewadahi, memberikan etikek dan copy resep.

B. Dasar Teori
Obat dalam dosis yang tepat sangat berguna untuk menyembuhkan
penyakit, tapi dalam dosis tidak tepat, dosis kurang obat tidak efektif dan bila
berlebih dapat merugikan kesehatan bahkan membahayakan jiwa. Kecuali
dinyatakan lain, yang dimaksud dosis adalah dosis maksimum dewasa untuk
pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan, dan rektal.
Selain dosis maksimum dikenal juga dosis lazim. Dalam Fl ed. III
tercantum dosis lazim untuk dewasa dan bayi atau anak yang merupakan takaran
petunjuk yang tidak mengikat. Dosis atau takaran suatu obat adalah banyaknya
suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada sescorang penderita
untuk obat dalam maupun obat luar. (Syamsuni, 2006: 33)
Beberapa istilah Dosis obat :
1. Dosis obat adalah sejumlah obat yang memberikan efek terapetik pada
penderita dewasa, yang disebut juga dosis lazim atau dosis medicinalis atau
dosis terapetik.
2. Dosis maksimum adalah takaran terbesar yang dapat diberikan kepada orang
dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan (saat ini
tidak dipergunakan lagi).
3. Dosis toksis adalah takaran obat yang menyebabkan keracunan.
4. Dosis lethalis adalah takaran obat yang menyebabkan kematian.
5. Loading dose/initial dose/dosis awal adalah takaran obat untuk memulai
terapi, sehingga dapat mencapai konsentrasi obat dalam darah dan
mempunyai efek terapi.
6. Dosis pemeliharaan: takaran obat yang diperlukan untuk mempertahankan
konsentrasi terapeutik (= konsentrasi obat dalam darah yang mempunyai efek
terapi).
7. Dosis regimen: pengaturan dosis serta jarak waktu antara dosis untuk
mempertahankan konsentrasi obat dalam darah sehingga memberikan efek
terapi.
Dosis obat yang akan diberikan kepada pasien untuk menghasilkan efek yang
diharapkan tergantung dari banyaknya faktor seperti : usia, berat badan, jenis
kelamin, luas permukaan badan, berat penyakit dan keadaan si sakit.
Dosis obat dapat dihitung berdasarkan:

a) Perhitungan Dosis Berdasarkan Umur


Perhitungan dosis berdasarkan umur dapat menggunakan Rumus Clark’s
1. Untuk anak umur ≤ 8 tahun
N
N+1 Dosis Maksimum/Lazim
2

2. Untuk anak umur > 8 tahun


N
Dosis Maksimum/Lazim
20

Keterangan : N = umur anak

b) Perhitungan Dosis Berdasarkan Berat Badan


Perhitungan dosis obat berdasarkan berat badan pasien yang paling ideal
karena sesuai dengan kondisi pasien dibandingkan dengan perhitungan
berdasarkan umur.
Rumus:
Dosis obat = berat badan pasien x dosis obat/kg berat badan pasien
c) Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh
Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh (body surface area)
biasanya digunakan pada perhitungan dosis obat kanker. Luas permukaan tubuh
(body surface area = BSA) adalah akar dari (hasil dari tinggi badan dikali berat
badan, dibagi dengan 3600). Tinggi badan dalam cm, berat badan dalam kg.
Rumus:
√tinggi badan x berat badan
BSA (m2) = )
3600

Bila Luas permukaan tubuh pasien tidak diketahui, tetapi tinggi badan dan
berat badannya diketahui selain menggunakan rumus di atas, luas permukaan
tubuh pasien dapat ditentukan dengan menggunakan bantuan nomogram.
Rumus menghitung dosis anak berdasarkan luas permukaan tubuh:
BSA Anak
Dosis anak =
BSA Rata-rata orang dewasa 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠

Dosis obat dapat dilihat di buku- buku :


1. Dosis obat berdasarkan zat aktifnya dengan nama generik dilihat di
Farmakope Indonesia III, Alder Hey Book of Children’s Doses ( ABCD ) dan
Extra Pharmacopeae Martindale.
2. Dosis obat jadi dengan nama dagang , dosisnya dapat dilihat di ISO,
MIM’S/IMS dan DOI

C. Pemerian masing-masing bahan (nama resmi, sinonim, khasiat, rumus kimia,


dosis lazim dan maksimum, pemerian, kelarutan, penyimpanan)
1) Resep 1
1. Amoksisilin
Nama resmi : Amoxicillinum
Sinonim : Amoksilin
Rumus kimia : C16H19N3O5.3H2O
Khasiat :
Pemerian : Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol; tidak larut dalam
benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam
kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Dosis maksimum :
Dosis lazim :
(Depkes RI, 1995: 95)

2. Parasetamol
Nama resmi : Paracetamolum
Sinonim : Acetaminophen
Rumus kimia : C8H9NO2
Khasiat : Analgetikum; antipirektikum.
Pemerian : Hablur atau serbuk putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
Gliserol P, dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut
dalam alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya. Dosis maksimum :
Dosis lazim :
(Depkes RI, 1979: 37)

2) Resep 2
1. Asetosol
Nama resmi : Acidum
Acetylsalicylicum Sinonim : Asam Asetisilat
Rumus kimia : C9H8O4
Khasiat : Analgetikum; antipiretikum.
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak
berbau atau hamper tidak berbau; rasa asam.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol
(95%) P; larut dalam kloroform P dana dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya. Dosis maksimum : Sekali 1 g, sehari 8 g
Dosis lazim :-
(Depkes RI, 1979: 43-44)

2. SL
Nama resmi : Lactosum
Sinonim : Laktosa
Rumus kimia : C12H22O11.H2O
Khasiat : Zat tambahan
Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau;rasa agak manis
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air
mendidih; sukar larut dalam etanol (95%); praktis
tidak larut dalam kloroform p dan dalam eter p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Dosis maksimum :
Dosis lazim :
(Depkes RI, 1979: 338-339)

C. Resep

Dr. Nafiz SIP. 739/DU/2019 Dr. Lubna SIP. 739/DU/2019


Jl. Suranadi no. 1, Mataram Jl. Suranadi no. 1, Mataram
Mataram, 19 April 2020 Mataram, 19 April 2020
No. 1 No. 2
R/ Amoksisilin 125mg/5ml Sy No. 1 Fl S 3 dd 1 cth R/ Asetosal 250 mg SL qs
R/ Parasetamol 125mg/5ml Syr No.1 Fl S 3 dd 1 cth prn Mf pulv dtd No. X S 3 dd 1 pulv

Pro: An. Zahin (4 tahun, 18 kg) Pro: an. Hafiza (9 tahun, 28 kg)
D. Kelengkapan Resep
1. Resep 1
• Signatura
Tidak ada alamat pasien
• Subscriptio
Tidak ada paraf dokter
2. Resep 2
• Signatura
Tidak ada alamat pasien
• Subscriptio
Tidak ada paraf dokter

E. Singkatan Latin
1. Resep 1
R/ : recipe : ambilah
Syr : syirupus : sirup
f : fac : campur
No. : nomero : sejumlah
Fl : fluida :
s : signa : tandai
d.d : de die : sehari
prn : pro re nata : kadang-kadang jika perlu
cth : : sendok teh

2. Resep 2
R/ : recipe : ambilah
q.s : quantum sufficit : banyaknya sesukanya
m : misce : buat
f : fac : campur
pulv : pulvis/pulveratus : serbuk, dibuat serbuk
d.t.d : da tales doses :berikan sekian takaran
No. X : nomero. X : sejumlah 10
S : signa : tandai
d.d : de die : sehari

F. RESEP STANDAR
-

G. Perhitungan Dosis
Diketahui:
1. Dosisi amoksilin
Anak dengan BB < 20 kg = 20-40 mg/kgBB sehari, dalam dosis terbagi tiga
kali sehari atau setiap 8 jam
Anak dengan BB > 20 kg = 250 mg – 500 mg tiga kali sehari atau setiap 8
jam.
2. Dosis parasetamol
Infants: 10 – 15 mg/kgBB/dose PO 4-6hr prn; not to exceed 15 mg/kgBB/dose
or 75mg/kgBB/day
6-12 years : 325 – 650 mg PO q4-6hr; not to exceed 1.625 g/day for not more
than 5 days unless directed by healthcare provider.
3. Dosis asetosal
Dosis lazim 1 x p = 500 mg – 1 g
Dosis lazim 1 x h = 1,5 g – 3 g
Dosis maksimum 1 x p = 1 g
Dosis maksimum 1 x h = 8 g

Perhitungan Dosis:
1. Dosisi amoksilin
• Dosis anak (18 kg) = 18 kg x 20-40 mg/kgBB = 360 mg – 720 mg sehari,
terbagi tiga kali sehari maka:
1xp = 360 mg−720 mg
= 120 mg – 240 mg
3
1xh = 360 mg – 720 mg

• %Dosis Pakai/Dosis
lazim 1xp = 1 cth ~ 125
mg

1xp =120 mg−240 x 100% = 52,08% − 104,2%


125 mg

mg

125 mg masuk rentang dosis antara 120 mg sampai 240 mg (tidak over
dosis)
3 x 125 x 100% = 52,08% − 104,2%
1xh =360 −720
375 mg masuk rentang dosis antara 360 mg sampai 720 mg (tidak over
dosis)
2. Dosis Parasetamol
• Dosis anak 18 kg = 18 kg x 10 – 15 mg/kgBB/dose prn = 180 mg – 270
mg 1xp = 180 mg – 270 mg
1xh = 3 x 180 mg – 270 mg = 540 mg – 810 mg

• %Dosis Pakai/Dosis Lazim


125 mg
1xp =180 −270 x 100% = 46,3% - 69,4% #OD
3 - 125
1xh =540 −810 x 100% = 46,3% - 69,4% #OD

3. Dosis asetasol
• DL (500 mg – 1 g / 1,5 g – 3 g)
1xp = 9
2 x 500 - 1.000 mg = 225 − 450
0
9
1xh = x 1.500 - 3.000 mg = 675 mg − 1.350 mg
2
0

• %Dosis Pakai/Dosis Lazim


250 mg
1xp = 225 - 450 X 100% = 55,55% - 111%
250 mg masuk rentang dosis lazim antara 225 mg – 450 mg (tidak over
dosis)
3 - 250 x 100% = 55,55% - 111%
1xh = 675 - 1.350 mg

• DM (1g / 8g)
1xp = 9 x 1.000 mg = 450 mg
20

1xh = 9
20 x 8.000 mg = 3.600 mg

• %Dosis Pakai/Dosis Maksimum


1xp = 250 mg x 100% = 55,5% #OD
450 mg

1xh = 350 mg
X 100% = 83% #OD
3.600

H. Pengambilan / Penimbangan Bahan


a. Resep 1
Perhatikan pada resep ada tulisan dtd, maka pengambilan bahan:
1. Ambil amoksisilin syr 125 mg/5ml sebanyak 1 botol
2. Ambil parasetamol syr 125 mg/5ml sebanyak 1 botol

b. Resep 2
Perhatikan pada resep ada tulisan dtd, maka pengambilan bahan:
1. Asetosal = 250 mg x 10 bungkus = 2.500 mg
2. SL qs = jika diinginkan bobot perbungkusnya 500 mg, maka : SL = 500
mg – 250 mg = 250 mg x 10 bungkus = 2.500 mg

I. Cara Pembuatan
Resep 1
1) Ambil amoksisilin syr 125 mg/5ml sebanyak 1 botol
2) Ambil parasetamol syr 125 mg/5ml sebanyak 1 botol
3) Berikan etiket pada masing-masing obat, dan buatkan copy resepnya.
Resep 2
1) Timbang asetosal 2.500 mg
2) Timbang SL 2.500 mg, masukan sebagian dalam mortir
3) Masukan asetosal ke dalam mortir no.2, gerus ad kilap hilang dan homogen.
4) Tambahkan sisa SL ke dalam mortir no.3, gerus ad homogen.
5) Bagi serbuk menjadi 10 bagian, bungkus dalam perkamen.
6) Masukan dalam wadah, beri etiket dan copy resep.

J. WADAH, ETIKET, DAN COPY RESEP


1) Resep 1
Wadah: Botol Sirup
Etiket

APOTEK Anugerah
Jl. Hasanudin No.7, Sumbawa
APA: Muhammad Yamin. M.,Sc. Apt
SIPA: 19881222/SIPA-52.71/2018/ SIA: 1234567

No. 1 tgl.20/04/2020
Nama : An. Zahim Usia/BB: 4 tahun / 18 kg
Alamat : -

Tablet
3 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sirup

Kocok Sebelum Minum

Sesudah/Sebelum Makan
Copy Resep

APOTEK Anugerah
Jl. Hasanudin No.7, Sumbawa
APA: Muhammad Yamin. M.,Sc. Apt
SIPA: 19881222/SIPA-52.71/2018/ SIA: 1234567

SALINAN RESEP
No. 1
Resep dari Dokter : dr. Nafiz
Tanggal Resep : 19/ April/ 2020
Tanggal Pembuatan : 20/ April/ 2020
Nama Pasien : An. Zahin Usia/BB: 4 tahun / 18
kg Alamat pasien :-

R/ Amoksisilin 125mg/5ml Syr No. 1 Fl


S 3 dd 1 cth
R/ Parasetamol 125mg/5ml Syr No. 1 Fl
S 3 dd 1 cth prn

det.orig

p.c.c
(stempel apotek)

Muhammad Yamin. M.,Sc. Apt

2) Resep 2
Wadah: Kestas perkamen
Etiket

APOTEK Anugerah
Jl. Hasanudin No.7, Sumbawa
APA: Muhammad Yamin. M.,Sc. Apt
SIPA: 19881222/SIPA-52.71/2018/ SIA: 1234567

No. 2 tgl.20/04/2020
Nama : An. Hafiza Usia/BB: 9 tahun / 28 kg
Alamat : -

Tablet
3 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus

Sesudah/Sebelum Makan
Copy Resep

APOTEK Anugerah
Jl. Hasanudin No.7, Sumbawa
APA: Muhammad Yamin. M.,Sc. Apt
SIPA: 19881222/SIPA-52.71/2018/ SIA: 1234567

SALINAN RESEP
No. 2
Resep dari Dokter : dr. Lubna
Tanggal Resep : 19/ April/ 2020
Tanggal Pembuatan : 20/ April/ 2020
Nama Pasien : An. Hafiz Usia/BB: 9 tahun / 28kg
Alamat pasien :-

R/ Asetosal 250 mg
SL qs
Mf pulv dtd No. X
S 3 dd 1 pulv

det.orig

p.c.c
(stempel apotek)

Muhammad Yamin. M.,Sc. Apt

I. Pembahasan

Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat
memberikan efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Pada praktikum
percobaan 5 ini kami mempelajari tentang perhitungan dosis. Perhitungan dosis
obat dalam resep yang biasa digunakanyaitu, perhitungan menurut resep,
perhihungan dosis maksimum dan perhitungan dosis lazim.
Perhitungan Dosis Berdasarkan Berat Badan Perhitungan dosis obat
berdasarkan berat badan pasien yang paling ideal karena sesuai dengan kondisi
pasien dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan umur.
Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh. Perhitungan
dosis berdasarkan luas permukaan tubuh (body surface area) biasanya
digunakan pada perhitungan dosis obat kanker. Luas permukaan tubuh (body
surface area = BSA) adalah akar dari (hasil dari tinggi badan dikali berat badan,
dibagi dengan 3600). Tinggi badan dalam cm, berat badan dalam kg.
Dosis resep adalah dosis yang dihitung berdasarkan dosis obat yang
diminta dalam resep dan dikalikan dengan Signa (aturan pakai).
Dosis lazim adalah dosis yang digunakan sebagai pedoman umum
pengobatan (yang direkomendasikan dan sering digunakan) sifatnya tidak
mengikat (biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis maksimum),
Dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih boleh diberikan
kepada pasien baik untuk pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan
(berefek toksik ataupun over dosis). Untuk terapi sebaiknya menggunakan
pedoman dosis lazim.
Ketiga dari perhitungan tersebut nantinya selain untuk mengetahui
batasan pada penggunaan obat, juga digunakan untuk menghitung persentase
obat yang terdapat dalam resep. Apakah sudah sesuai atau belum sesuai umur
pasien.
Dalam melakukan praktikum, kami mencoba menghitung dosis dengan
menggunakan dosis resep, dosis menurut umur dengan memakai dosis
maksimum/lazim dari obat yang diminta. Dan hasil dari pengerjaan tersebut bisa
kita lihat pada hasil diatas. Setelah menghitung dosis obat dan persentase obat,
lalu kamu milakukan perhitungan penimbangan bahan guna mempermudah kita
pada saat menimbang bahan obat.
Namun, karena perbedaan bentuk obat yang diminta pada kedua resep,
pada resep 1 kita hanya melakukan perhitungan dosis dan tidak melakukan
penimbangan bahan. Karena obat yang diminta langsung dalam bentuk strip dan
kita langsung memberikan dalam wadah klip plastik dengan etiket dan copy
resepnya.
Sedangkan pada resep 2, setelah melakukan perhitungan dosis dan
persentase, kami melanjutkan dengan melakukan perhitungan untuk
memudahkan dalam penimbangan bahan pada setiap bahan obat. Kemudian
bahan obat kami gerus ad homogen dalam mortir dan dibagi menjadi 10 bagian
dan dibungkus mengunakan kertas perkamen, dimasukkan kedalam klip plastik
diberi etiket dan copy resep pada pasien bila diperlukan.

K. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan pada percobaan 5
ini, dapat disimpulkan bahwa perhitungan dosis pada obat resep sangat
diperlukan agar dosis yang diberikan pada pasien tidak overdos. Kemudian
bobot obat pada penimbangan obat juga harus diperhatikan agar tidak melebihi
dosis yang diminta. Dan etiket diperlukan sebagai petunjuk penggunaan obat
pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1990. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Ilmu Resep: Rumus Perhitungan Dosis. Diakses pada Sabtu, 8 Agustus 2019
http://ilmuresepsmkf.blogspot.com/2016/11/rumus-perhitungan-dosis-
obat.html
Rahmawati, Cyntiya, dkk. 2020. Buku Petunjuk Praktikum Farmasetika. Universitas
Syamsuni. 2006. Farmasetika dasar dan hitungan farmasi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai