Anda di halaman 1dari 21

RESEP

PERTEMUAN 6

GAYATRI CITRANINGTYAS, M.Si., Apt.


Definisi Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari


seorang dokter, dokter gigi, dan dokter
01 hewan kepada apoteker untuk menyi-
apkan dan menyerahkan obat bagi
pasien

Resep bisa dalam bentuk paper


02 maupun elektronik
Resep merupakan Formulae Medicae, yang terbagi menjadi:

01 Formulae officinalis, yaitu resep yang tercantum dalam buku


Farmakope atau buku lainnya dan merupakan standar

02 Formulae magistralis, yaitu resep yang ditulis oleh dokter menurut


pendapatnya sendiri, kadang-kadang merupakan gabungan formula
officinalis dengan penambahan/pengurangan
Resep Harus Memuat :
1. Nama, alamat, Nomor SIP dokter

2. Tanggal penulisan resep, nama


setiap obat atau komponen obat

3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap


penulisan resep

4. Tanda tangan atau paraf dokter


penulis resep sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku

5. Nama pasien atau jenis hewan,


umur serta alamat/pemilik hewan

6. Tanda seru dan paraf dokter


untuk resep yang mengandung
obat yang jumlahnya melebihi
dosis maksimal
Pembagian suatu resep yang lengkap:

01 Nama, alamat, dokter, tanggal dan tempat ditulisnya resep


(inscriptio)

02 Tanda R/  Recipe (ambilah)

03
Boleh menuliskan lebih dari satu R/ di atas satu kertas resep

04 Aturan pakai dari obat yang tertulis (signatura)


Pembagian suatu resep yang lengkap:

05 Paraf/tanda tangan dokter penulis resep (subcriptio)

06 Nama obat, jumlah, bentuk yang akan dibuat dan cara


membuatnya (praescriptio atau ordinatio)

07 Dokter dapat memberikan eberapa tanda, seperti CITO ! 


memerlukan pengobatan segera

08 Cito = statim  “amat segera” atau “urgens” = P.I.M 


“berbahaya bila ditunda”
09 Contoh resep dengan tanda cito adalah antidotum, obat
kejang, dll
Copy Resep
Kopi resep atau apograph atau Sali-
nan resep merupakan resep yang
dibuat
oleh apoteker di apotek atau instalasi
farmasi berdasarkan resep yang ma-
suk ke apotek atas permintaan dokter
dan penulisannya harus sama kecuali
penulisan pengulangannya (iter).

Iter 1 x

N.I (ne iteratur)

Apograph juga dapat dibuatkan oleh


apoteker atas permintaan penderita,
dengan catatan ulangan pembuatan
obat dengan apograph hanya bisa
dilakukan bila resep orisinal dari dokter
tidak mengandung narkotika atau
psikotropika.
Komponen Resep Menurut Fungsinya

1. Remedium cardinal, adalah obat yang berkhasiat utama


2. Remedium adjuvans, adalah obat yang menunjang bekerjanya obat
utama dan meningkatkan aksi obat utama. Contohnya sediaan pulvis
doveri, terdiri dari kalii sulvas, ipecacuanhae radix, dan opii pulvis. Opii
pulvis sebagai zat berkhasiat utama menyebabkan orang sukar BAB,
sehingga diberi kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus memperbaiki
kerja opii pulvis tersebut.
Komponen Resep Menurut Fungsinya

3. Corrigens, adalah zat tambahan yang digunakan untuk memperbaiki


warna, rasa, dan bau dari obat utama. Corrigens dapat dibedakan menjadi:
a. Corrigens odoris, digunakan untuk memperbaiki bau dari obat,
contohnya oleum cinnamommi dalam emulsi minyak ikan
b. Corrigens saporis, digunakan untuk memperbaiki rasa obat, contohnya
saccharosa atau sirupus simplex untuk obat-obatan yang rasanya pahit
c. Corrigens coloris, digunakan untuk memperbaiki warna obat, contohnya
obat untuk anak diberi warna merah agar menarik untuk diminum
Komponen Resep Menurut Fungsinya

4. Constituens/vehiculum/exipiens (zat tambahan) adalah bahan obat yang


bersifat netral dan dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk,
sehingga menjadi obat yang cocok. Contohnya: Laktosum pada serbuk,
amylum dan talcum pada bedak tabur.
Contoh resep berdasarkan fungsi bahan obatnya:

R/ Sulfadiazin 0,500  remedium cardinal


Bic. Natric 0,300  remedium adjuvans
Saccharum 0,100  corrigens saporis
Lact. 0,200 Constituens
m. f. pulv.dtd No X
s.t.d.d.p. I
Pro : Tn. Rian

Penulisan resep di dalam kotak  buat kotak, add text


Etiket
Pada etiket harus tercantum:
1. Nama, alamat, dan no telepon,
nama dan No SIPA APA
2. Nama, tempat, dan tanggal
ditulisnya etiket
3. Nama pasien dan tauran pakai
yang jelas dan dimengerti
4. Paraf pembuat obat

Bisa juga ditambahkan tanda


peringatan lain, seperti:

Search gambar “kocok dahulu”,


“tidak boleh diulang tanpa resep dok-
ter”, “dioleskan tipis-tipis pada bagian
mata”, dll
Dosis

Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada


penderita dalam satuan berat (gram, milligram,
microgram) atau satuan isi (milliliter, liter) atau
unit-unit lainnya (unit internasional).
Dalam FI, terdapat 2 dosis:
1. Dosis Maksimal
2. Dosis Lazim
Dosis maksimal adalah dosis
untuk orang dewasa, pada
pemakaian sesuai yang ditentukan
dan tidak boleh dilampaui karena
akan menimbulkan efek samping
yang tidak diinginkan bahkan Contoh: dosis codein HCl tablet
keracunan atau meninggal oral yang diindikasikanuntuk
antitusif orang dewasa mempun-
yai dosis maksimal sekali minum
60
mg dan penggunaan dalam sehari
masimal 300 mg
Dosis lazim merupakan petunjuk
yang tidak mengikat tetapi
digunakan sebagai pedoman
umum (dosis yang biasa/umum
digunakan)
Contoh: dosis codein HCl tablet
oral yang diindikasikan untuk
antitusif orang dewasa mempun-
yai dosis lazim sekali minum 10-20
mg dan penggunaan sehari
berkisar 30-60mg.
Macam Dosis

1. Dosis terapi/Dosis Medicinalis  dosis yang diberikan dalam takaran


tertentu dapat memberikan efek yang diharapkan. Misal: dosis terapi
Paracetamol untuk orang dewasa sekali minum adalah 500mg
2. Dosis Maksimum  dosis terbesar yang dapat diberikan kepada orang
dewasa untuk pemakaian sekali atau sehari tanpa menimbulkan efek
samping yang tidak dikehendaki
3. Dosis Toksik  dosis yang mneyebabkan keracunan, tidak membawa
kematian
4. LD50  dosis yang menyebabkan kematian 50% hewan percobaan
5. LD100  dosis yang menyebabkan kematian 100% pada hewan
percobaan
Macam Dosis

6. Dosis Inisiasi/Dosis Awal (Loading Dose)  dosis awal yang diberikan agar
mencapai konsentrasi obat yang cukup secara cepat di dalam darah,
sehingga tercapai dosis terapeutik yaitu dosis yang memberikan efek
penyembuhan.

Contoh: pemberian ampicillin bagi ibu hamil untuk tujuan profilaksis bagi bayi
baru lahir adalah 2 g secara I.V, diikuti dosis pemeliharaan 1 g setiap 4 jam
sampai persalinan (Medscape.com)

7. Dosis pemeliharaan (Maintenance Dose)  Dosis akan diturunkan secara


perlahan hingga mencapai dosis terapeutik.
• Daftar DM menurut FI  dewasa berusia 20-60 tahun, dengan BB 58-60
kg
• Untuk lansia  penyesuaian dosis lebih kecil disbanding dewasa
• Untuk ibu hamil dan menyusui  penyesuaian dosis harus memperhatikan
perbandingan antara keuntungan dan efek samping yang dapat
mengakibatkan teratogenic
• Untuk anak di bawah 2 tahun  perlu perhitungan khusus
• Faktor lain penentu dosis: jenis kelamin, BB, usis, kondisi penyakit, daya
serap obat, eksresi obat, jenis obat, factor toleransi habituasi, adiksi,
sensitive, dll
Thank you

Anda mungkin juga menyukai