R/
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter
kepada apoteker/farmasi pengelola apotek
untuk memberikan obat jadi atau meracik obat
dalam bentuk tertentu sesuai dengan
keahliannya, takaran dan jumlah obat sesuai
dengan yang diminta, kemudian
menyerahkannya kepada yang berhak/pasien.
Perjalanan Pengeluaran Resep Di
Indonesia
perlu
Cara Menulis Resep
1. Tulis nama obat, dosis (kadar) setiap kali pemberian
dan jumlah obat dengan angka / Huruf Romawi.
a) Jumlah obat yang diminta ditulis dalam satuan mg, g
atau ml, kalau perlu ada perintah membuat bentuk
sediaan.
b) Penulisan sediaan obat paten / merek dagang cukup
dengan nama dagang sahaja dan jumlah sesuai
dengan kemasannya.
2. Tulis signatura dengan jelas.
3. Tulis nama pasien (dewasa atau anak-anak),kalau perlu
tulis alamat.
KAEDAH PENULISAN RESEP
Resep ditulis jelas dan lengkap di kop resep
Signatura ditulis dalam singkatan latin dengan jelas
Setelah signatura harus diparaf dan ditandatangani
Jumlah obat ditulis dengan angka romawi
Nama dan umur dari pasien harus jelas
Khusus untuk peresep obat narkotika harus
ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan dan
dicantumkan alamat pasien
Resep hanya berlaku di satu provinsi dan di satu kota
Tidak menyingkat nama obat dengan singkatan yang
tidak umum
Kerahasian dokter dijaga
Permasalahan dalam menulis resep
1. Peresepan salah (incorrect prescribing)
2. Peresepan boros (extravagant) / peresepan
berlebih ( over prescribing)
3. Peresepan majemuk (under prescribing)
4. Peresepan kurang (under prescribing)
5. Farmaklogis antagonis
6. OTT
MEDICATION ERROR YANG BERKAITAN DENGAN
TULISAN RESEP TIDAK MUDAH DIBACA
1. Tulisan tidak mudah dibaca
• Kloramfenikol terbaca klorpropamid
• Medopa (antihipertensi ) terbaca Medopar
(antiparkinson)
• Simbol Signa (S) terbaca “1”
• Angka “1” dalam signa terbaca “2”
2. Instruksi kepada pasien kurang tepat
• Kalau batuk 1 tab pasien terus minum obat kalau
batuk, terjadi overdosis
3. Instruksi kepada pasien tidak ada
• Tablet sublingual tidak diberi instruksi “taruh
di bawah lidah” sehingga pasien menelannya.
4. Tulisan tangan yang tidak jelas dapat berakibat fatal bila
terdapat nama- nama obat yang hampir sama, tetapi
mempunyai efek yang sangat berbeda, seperti asetazolamid
dan astemizol
5 Dalam keadaan ini, pencegahan kesalahan yang paling baik
yaitu dengan membubuhkan indikasi ini dalam kertas resep,
misalnya”asetazolamid, untuk glaukoma”. Tanda pecahan atau
garis miring(”/”) sering dibaca sebagai angka satu.
6. Dosis dalam mikrogram harus selalu ditulis lengkap karena
singkatan dari (”ug”) sangat mudah dikelirukan dengan ”mg”
yaitu miligram, sehingga terjadi kelebihan dosis seribu kali lipat.
REKOMENDASI DALAM PENULISAN
RESEP
1. Harus diperiksa ketepatan (accuracy) dan sifat mudah
dibaca (legibility) segera setelah penulisan
2. Instruksi (pesan khusus) kepada pasien harus jelas
3. Instruksi kepada pasien ditulis tidak memakai singkatan
4. Harus dipakai jumlah dosis tepat (misal 20 mg)
daripada unit dosis (misal 1 tablet)
5. Harus dipakai tata nama yang tepat untuk nama obat
6. Penulisan seperti 5,0 ml supaya ditulis 5 ml. 0,5 g
supaya ditulis 500 mg
7. Kata “unit” sebaiknya tidak disingkat “U” (misal 10
unit insulin)
Pihak yang Diizinkan Menulis Resep
Umumnya adalah :
dokter umum,
dokter gigi,
dokter spesialis (cth : pediatrists, dokter spesialis
bedah tulang),
dokter hewan,
optometris (untuk menulis resep berkaitan
dengan pengobatan mata dan juga ’eyeglass
prescription’ untuk diberikan kepada petugas
optik).
Singkatan Latin Yang Biasa Pada Resep
Vesp Vespere malam hari
S Signatureambil
acante coenam sebelum makan
pcpost coenam sesudah makan
dd de die setiap hari
d dos dosis
d in 2 plo da in duplo berikan dua kali
d in 3 plo da in triplo berikan tiga kali
d in 4 plo da in triplo berikan empat kali
dpc dosi pe dentem dosis dinaikan
cremsente berangsur-angsur
C cochlear sendok makan 15 ml
cp cochlear pultis sendok bubur 8 ml
cth cochlear thea sendok the 5 ml
metv mane et vespere pagi dan malam
SENI MENULIS RESEP
Tepat Tepat
Tep Tep Tepat
Tepat Waktu Cara
at at Penderit
BSO pemberia pemberia
Oba Dosi a
n n
t s
TEPAT OBAT : FUNGSI OBAT
Remedi • Berfungsi untuk
a menyembuhkan penyebab
cardinal terjadinya penyakit
e • Obat tambahan,
simptomatis
Remedia • Berfungsi untuk memperbaiki
Remedia obat yang diberikan
adjuvant
corrigensi • RC actionis, saporis,
a ia ododris, coloris
Remedi • Berfungsi sebagai
a pelarut
constitue
n
PERHATIKAN ADAKAH
INKOMPATIBILITAS DALAM
PEMILIHAN/PENCAMPURAN OBAT
Terapeti
Inkompatibilit k Secara
as Farmasetik fisika
Secara
kimia
TEPAT DOSIS
• Dosis yang lazimnya
Dosis menyembuhkan.Tercantum dalam literatur
lazim • Dosis yang tertulis dalam resep.
Dipengaruhi berat ringannya penyakit
Dosis dan kondisi penderita (Dosis geriatri
umumnya lebih kecil dari dosis dewasa;
terapi Dosis bayi lebih kecil dibandingkan
dosis anak
Perhatikan • Dosis maksimum yang dapt diberikan
tanpa menimbulkan bahaya.
Dosis • Terdapat dalam farmakope indonesia.
Maksimum: • Adalah dosis pemakaian sekali, per oral
Dosis yang untuk dewasa.
• Kalau yang dimaksud bukan dosis tersebut
tercantum diatas harus denganketerangan yang jelas.
dalam resep Misalnya pemakaian sehari, dosis anak,
dosis perinjeksi, dll.
CONTOH PERHITUNGAN DM
R/ atropin sulfat mg ½
Belladona extract mg Catatan (didapat dari literatur):
15 Saccharum lactis DM atrofin sulfat sekali 1 mg, sehari 3
q.s Saccharin q.s mg
m.f.pulv.d.t.d no. X Belladona extract sekali 20 mg, sehari
S.t.d.d 80 mg
pulv
Pro:Tn.D
Hitungan % DT terhadap DM
Atropin sulfat :sekali 0,5/1 x 100% =50%
Sehari= 3x0,5/3 x 100% = 50%
Belladona extract : sekali = 15/20 x 100% = 75%
Ssehari = 3x15/80 x 100% =
86,25%
Dosis rangkap
- Sekali :
= 50%+75% = 125% >
- Sehari = 50%+86,25% = 100%
106,25%
Dosis rangkap : apabila ada 2 obat atau lebih yang
kerjanya analog dan diberikan bersamaan
DOSIS MAKSIMUM ANAK
Untuk DM anak • DM anak dihitung dengan
tidak terdapat dalam membandingkan kebutuhan anak
literatur. terhadap DM dewasa.
• Young : n/(n+12) x DM dewasa n=
umur dalam tahun
• Fried : m/150 x DM dewasa m= umur
Rumu dalam bulan
s • Clark ; w/70 x DM dewasa w = berat
badan
anak dalam kg
• Obat yang mempunyai cara perhitungn
tersendiri untuk anak : obat sulfa dan
Rumus tersebut antibiotik
tidak berlaku • Obat yang sensitif untuk anak (morfin dan
untuk obat berikut obat
bius lainnya, laksansia kuat)
• Obat dimana anak lebih tahan
( phenobarbital dan barbiturat lainnya,
cloral hidrat, belladona extract, atropin)
TEPAT CARA PEMBERIAN OBAT
Parenteral, Rektal,Topikal,
Inhalasi
TEPAT WAKTU PEMBERIAN OBAT
Mencari DM
Menentukan DT sesuai
berat
ringannya
penyakit.
Contoh Resep Yang Salah
BSO : Pulveres (Magistralis)
Dosis sekali Dosis sekali miuum x jumlah
miuum puyer
Pro :Tn. A
BSO : Kapsul (Spesialitis)
R/Eritromec 500 mg caps no. Apabila sediaan obat
X mempunyai > 1 dosis
S.o 8.h caps I yang tersedia,
cantumkan dosis
yang akan diberikan
Pro:Tn H
pada penderita.
Misal sediaan 250
mg, 500, 750 mg
Pro : An. N
Ket :
• Potio = obat untuk diminum
• Cth. = cochlear theae = sendok teh = 5
cc
• fl. = botol
Spesialitis
Solutiones obat dalam
Solutiones obat
R/ Antiza fl. No. I luar R/ Betadine sol. 30 ml fl.
S. p.r.n. 3 dd. Cth II No I
S. u.e.
Pro :Tn. J
Pro : Ny. J
Elixir
R/ batugin elixir fl. No.I
S. 3 dd. C I
Pro :Tn.Y
Guttae/tetes
mata
R/ Neosporin eye drops. fl.
No.I S 3 dd. gtt I ODS
Pro : An.D
Ket :
Gutt = guttae = tetes
Auric : dalam telinga
26
ODS= Oculi dextra sinistra = mata kanan dan
kiri
Guttae/Spray Hidung Guttae/tetes
R/ afrin nasal spray. fl. No.I hidung
R/ antistin-Privin drops. fl. No.I
S. 2 dd. Nasal spray I S. 3 dd. gutt nasal II
Inhale Gargarisma/kum
rR/ alupent inhaler fl no I ur
R/ betadine gargle&mouthwash fl.
S.p.r.n 3 dd. Puff. I No. I
S. 3 dd. Garg.
Pro :Tn.Y
Pro :Tn.Y
Ket :
Puff = semprot
Garg = kumur dan
buang
Enema
R/ stesolid 10 mg rectal tube R/ Microlax enema tube no I
no.II S.m. tube I
S.p.r.n. Rectal tube I
Pro :Tn. S
Pro : An.L
m.= Misce = campur
Pro : Ny.T
Ge Ge
lR/ Daktarin oral gel 20 g tube lR/ Albothyl gel c aplikator tube
no I no I
S.4 dd.cth ½ S.u.c
Terima Kasih