Anda di halaman 1dari 40

Identitas

Name : apt. Dewi Kartika, S.Farm.,M.K.M


Nationality : Indonesia
Email : aptdewikartika@gmail.com
Phone : 0813-7082-8214
COMPOUNDING AND
DISPENSING”
Peresepan dan Dosis

Apt. Dewi Kartika, S.Farm.,MKM


“PHARMACIST ARE
UNIQUE PROFFESIONALS”

Pharmacist roles ambulatory care, can


include :
Dispensing and compounding medications
Counseling patients
Minimizing medication errors
Enhancing patient compliance
Monitoring drug therapy
Minimizing drug expenditures.
Compounding means :
Preparation
Mixing
Assembling
Packaging
Labelling
…..Of Drug or Device
 Pharmacist is “LEGALLY” qualified to compound.
 a compounding pharmacist MUST :
 Have access to the most recent information available.
 Have the appropiate physical facilities and equipment to
do the job right ( the extent and type of compounding may
be determined or limited by the facility ).
Continue……….

Be committed to lifelong learning and


continuing education, since a major
advantage of compounded
prescriptions is that they provide
treatmens that are new, undeveloped,
and often not commercially available.

Have a willingness to tear down walls


and build bridges to share experiences
with others for the good of all.
 Resep adalah permintaan tertulis dari
dokter umum, dokter gigi, dokter hewan,
dokter spesialis kepada apoteker untuk
menyediakan dan menyerahkan obat
kepada pasien.
 Resep merupakan bagian hubungan yang
profesional antara dokter, farmasis dan
pasien.
 Farmasis tidak hanya sekedar meracik
obat tetapi juga memberi informasi untuk
meyakinkan pasien sehingga pasien akan
patuh dalam minum obat.
FORM RESEP

 Resepbiasanya ditulis dari form yang


dicetak yang terdiri ruangan kosong untuk
informasi. Biasanya dicetak nama, alamat,
telepon, alamat RS/ Klinik pada
sebelahnya.

 Blanko resep disediakan di apotek tanpa


ditulis nama, alamat dokter, dapat
disediakan kalau dokter telepon atau kalau
dokter datang ke apotek untuk menulis
resep
BAGIAN RESEP

Inscriptio
 Identitas dokter penulis resep, SIP, alamat,
kota, tanggal dan R/
Praescriptio
 Inti resep terdiri dari:
 Nama obat, bentuk sediaan obat, dosis, jumlah

Signatura
 Petunjuk pemakaian dan nama pasien

Subscriptio
 Tanda tangan atau paraf dokter
BAGIAN RESEP

 Nama dan alamat dokter, SIP


 Tanggal
 Informasi tentang pasien
 R/ =simbol = ambillah = superscription
 Obat yang ditulis = inscription
 Perintah pembuatan = subscription
 Aturan pakai = signatura
 Tandatangan
 Informasi pasien
 Nama, alama, jenis kelamin
 SpA: usia, berat badan,
Beberapa singkatan Bahasa Latin yang sering digunakan pada
penulisan resep :

SINGKATAN KEPANJANGAN ARTI


S.d.c.f. Signa da cum formula tandailah serahkan dengan formulanya

S.b.d.,d.pulv.I. Signa bis de die pulverem unum ante coenam tandailah 2 X sehari 1 serbuk sebelum
a.c. makan
S.m. et Signa mane et vespere guttam unam oculo tandailah tiap pagi dan sore 1 tetes
v.gtt.l.o.d.s dextro et sinistro pada mata kanan dan kiri.
div. in part. Eq. divide in partes equales bagi sama banyak
gtt. auric Guttae auriculares Tetes hidung
Gtt.nasal. Guttae nasales Tetes telinga
S. collyr Signa collyrium Tandailah obat cuci mata
S. b. d. d. C.1 Signa bis de die cochlear unum tandailah dua kali sehari satu sendok
makan
S. collut. or. Signa collutio oris tandailah obat cuci mulut

S. o. m. caps.I Signa omni mane capsula unum tiap pagi satu kapsul
S.haust.h.s. Signa haustus Nora somnitandailah minum tandailah minum sekaligus sebelum
sekaligus sebelum tidur tidur

s.u.c. Signa usus cognitus Tandailah,aturan pakai sudah tahu


p.r.n pro renata Bila perlu
S.i.m.m. Signa in manus medicus Tandailah serahkan pada dokter

u.p. Usus propius Untuk pemakaian sendiri.


DASAR PERTIMBANGAN
PENULISAN RESEP
 Agar tujuan pengobatan tercapai perlu diperhatikan:
 Zat aktif dibuat bentuk sediaan yang cocok
 Rute penggunaan yang cocok
PEMBERIAN OBAT PERLU
DIPERTIMBANGKAN
 Efek apa yang dikehendaki
 Onzet yang bagaimana
 Durasi yang bagaimana
 Dilambung/ usus rusak tidak
 Rute relatif aman dan menyenangkan
 Harga murah
RUTE PENGGUNAAN OBAT
 Per oral
 Parenteral
 Inhalasi
 Melalui selaput lendir
 Selaput lendir mulut (sublingual,buccal)
 Hipodermik (implantasi)
 Selaput mata (okulenta, guttae)
 Selaput lendir hidung (gtt nassales, spray)
 Selaput lendir telinga (gtt auriculares)
 Selaput lendir anus (suppositoria)
 Selaput lendir vagina (ovula)
 Penggunaan topikal
 Serbuk (bedak)
 Sediaan basah: kompres, mandi
 lotion/(suspensi)
 Liniment
 Semi padat: salep, krim, pasta, jelly
 Aerosol: semprot
MONITOR OBAT DALAM TERAPI
 Efek obat yang dikehendaki
 Meniadakan penyebab/ gejala
 Mengganti/ menambah zat yang dibuat tubuh
 Efek obat yang tak diinginkan
 Efek samping
 Alergi
 Efek toksik
 Fotosensitasi
 Efek teratogen
 Idiosinkrasi
 Efek pengulangan:
 Reaksi hipersensitif
 Kumulasi
 Toleransi
 Takhifilaksi
 Habituasi
 Adiksi
 resistensi
PMK NO 73 2016 tentang standar
Pelayanan kefarmasian di Apotek

 Pelayanan resep
 Promosi dan edukasi
 Pelayanan residensial (home care)
PELAYANAN RESEP
Skrining resep
 Persyaratan administratif: nama, sip, alamat dokter,
tanggal penulisan resep, tt/paraf dokter, nama alamat,
umur, jenis kelamin, berat badan pasien, nama obat,
potensi, dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian yang
jelas, informasi laiinnya.
 Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, inkomp, cara dan lama pemberian.
 Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dll).
Continue……..
Penyiapan obat
 Peracikan: menyiapkan, menimbang, mencampur,
mengemas, memberikan etiket pada wadah.

 Etiket: jelas dan dapat dibaca.

 Kemasan obat yang diserahkan: rapi dalam kemasan


yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.

 Penyerahan obat: sebelum diserahkan dilakukan


pemeriksaan akhir. Penyerahan dilakukan apoteker
disertai pemberian informasi dan konseling.
Continue…….
Informasi obat: Apoteker memberi informasi yang
benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak
bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi
meliputi: pemakaian obat, cara penyimpanan,
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan
minuman yang harus dihindari selama terapi.

Konseling: tentang sediaan farmasi, pengobatan


dan perbekalan kesehatan sehingga memperbaiki
kualitas hidup pasien.

Monitoring penggunaan obat: terutama pasien


DM, kardiovaskuler, TBC, asma, penyakit kronis
lainnya.
PROMOSI DAN EDUKASI

 Pharmacist harus aktif dalam menyampaikan promosi


dan edukasi.
 Penyebaran informasi bisa dengan menggunakan media,
antara lain : melalui leaflet, brosur, poster, penyuluhan
langsung, dll.
Pelayanan Residensial
(home care)
 Melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat
kunjungan ke rumah,
 Terutama untuk lansia dan pasien dengan pengobatan
penyakit kronis lainnya.
 Apoteker harus membuat catatan berupa catatan
pengobatan (medication record).
DOSIS

 Dosis atau takaran obat adalah banyaknya


suatu obat yang dapat dipergunakan atau
diberikan kepada seorang penderita, baik
untuk obat dalam atau obat luar.
 Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud
dosis maksimum adalah dosis maksimum
dewasa untuk pemakaian melalui mulut,
injeksi subkutan dan rektal.
 Dosis lazim tercantum dalam FI untuk
dewasa dan anak yang merupakan petunjuk
yang tidak mengikat.
MACAM-MACAM DOSIS

 Dosis terapi:takaran obat yang diberikan dan


dapat menyembuhkan penderita
 Dosis minimum; takaran obat terkecil yang masih
dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan
resistensi
 Dosis maksimum: takaran obat terbesar yang
masih dapat menyembuhkan dan tidak
menimbulkan keracunan penderita
 Dosis toksik: takaran obat yang dapat
menyebabkan keracunan penderita
 Dosis letalis: takaran obat yang menyebabkan
kematian pada penderita
PERHITUNGAN DOSIS

 Faktor penderita: meliputi umur, bobot


badan, jenis kelamin, luas permukaan
tubuh, toleransi, habituasi, adiksi,
sensitivitas, serta kondisi penderita
 Faktor obat: sifat kimia fisika obat,
sifat farmakokinetik (ADME) dan jenis
obat
 Faktorpenyakit: sifat dan jenis
penyakit
Secara pendekatan keamanan
obat dinyatakan:
 Indeks Terapi Obat (IT)
 IT = DL50/DE50
 DL50 = median dosis letal
 DE50 = median dosis yang efek khusus
 Margin Dosis Keamanan (MDK)
 MDK = dosis yang menimbulkan efek
samping/dosis yang memberi terapi efektif
 MDK digunakan untuk mengevaluasi
keamanan dalam penentuan dosis
PERHITUNGAN DOSIS

 Berdasarkan umur
 Berdasarkan bobot badan
 Berdasarkan luas permukaan tubuh
 Dengan pemakaian berdasarkan jam
PERHITUNGAN DOSIS
BERDASARKAN UMUR
 Rumus Young (untuk anak < 8 th)
 Dosis = n(tahun)/n(tahun) +12 X dosis dewasa
 Rumrs Fried
 Dosis = n(bulan)/150 X dosis dewasa
 Rumus Dilling
 Dosis = n(tahun)/20 X dosis dewasa
 Rumus Cowling
 Dosis= n(tahun)/24 X dosis dewasa
 N = umur dalam satuan tahun yang digenapkan
keatas. Misal pasien 1 tahun 1 bulan dihitung 2
tahun.
PERHITUNGAN BERDASAR
BOBOT BADAN
 Rumus Clark (Amerika)
 Dosis = bobot badan (pon)/150 X dosis dws
 Rumus Thremich-Fier (Jerman)
 Dosis = bobot badan anak (kg)/70 X dosis dws
 Rumus Black (Belanda)
 Dosis = bobot badan anak (kg)/62 X doisis dws
 RumusJunkker & Glaubius (paduan umur
dan bobot badan)
 Dosis = % X dosis dws
PERHITUNGAN DOSIS BERDASARKAN
LUAS PERMUKAAN TUBUH
Ex:
Contoh Soal :
R/ Ketoprofen 50 mg
m.f pulv in caps No. IX
S 3 dd 1
Pro : Budi
Tinggi : 105 cm
Bobot : 29
Umur : 5,5 tahun
Penyelesaian:

BSA = = 0,92

Dosis = x 50 mg= 26,5 mg dosis sekali pakai


 Adalah Obat keras yang dapat diserahkan
tanpa resep dokter di Apotek, dan
penyerahannya harus dilakukan oleh
Apoteker (APA).
 perlu ditunjang adanya sarana yang dapat
meningkatkan pengobatan sendiri secara
tepat, aman dan rasional
 Perlu peningkatana penyediaan obat yang
dibutuhkan dan menjamin penggunaan obat
secara tepat, aman dan rasional
 Peran APA dalam KIE perlu ditingkatkan
 Perlu ditetapkan OWA
PELAYANAN OWA

 Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat


 Membuat catatan pasien serta yang telah diserahkan
 Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan
pakainya, kontraindikasi, efek samping dan lai-lain yang
perlu diperhatikan oleh pasien
OBAT WAJIB APOTEK
(OWA)
 DAFTAR OWA NO 1
 347/MENKES/SK/VII/1990

 DAFTAR OWA NO 2
 924/MENKES/PER/X/1993

 DAFTAR OWA NO 3
 1176/MENKES/SK/X/1999
DAFTAR OWA NO 1

 Oral kontrasepsi
 Obat saluran cerna
 Obat mulut dan tenggorokan
 Obat saluran napas
 Obat yangmempengaruhi sistem neuromuskuler
 Antiparasit
 Obat kulit topikal
DAFTAR OWA NO 2

 34 item tambahan obat-obat


DAFTAR OWA NO 3

 Saluran pencernaan dan metabolisme


 Obat kulit
 Antiinfeksi umum
 Sistem muskuloskeletal
 Sistem saluran pernafasan
 Organ-organ sensorik
OWA 3 YANG
DIKELUARKAN
 Obat saluran cerna + psiko -- dengan resep
 Obat mulut dan tenggorokan -- heksetidin--obt
 Obat saluran napas
obat asma: aminofilin,
sekretolitik/ mukolitik -- bromheksin
 Obat yang mempengaruhi
neuromuskuler :analgetik antipiretik:
glafenin,
metampiron + klordiazepoksid/ diazepam
 Antiparasit: obat cacaing mebendazol
 Obat kulit topikal: antifungi tolfaftat
ALASAN DIKELUARKAN
DARI OWA
 1. Obat yang mengandung psikotropika,
karena UU psikotropika menyebutkan
bahwa psikotropika hanya dapat
diberikan dengan resep dokter
 2. OWA jadi lingkar biru atau hijau:
 Efek samping ringan
 Frekuensi penggunaan sering
 Masyarakat sudah makin pandai/ tahu
tentang obat

Anda mungkin juga menyukai