Anda di halaman 1dari 107

PERESEPAN OBAT

apt. drs. Sadakata Sinulingga, M.Kes


TINDAKAN DOKTER
UNTUK PENDERITA
ANAMNESIS

PEM. FISIK

DIAGNOSIS

Peresepan Obat
NON OBAT TERAPI Beri Obat
Beri Info
Evaluasi
PENDAHULUAN
Proses
preskripsi Terapi rasional
peresepan obat

Blanko Lengkap Tepat Obat Tepat dosis

Resep
Tepat Cara
Tepat Bentuk
dan Jadwal
Sediaan Obat
Lege Pemberian

Artis
Tepat
Penderita
JENIS-JENIS TERAPI
• Terapi Non Farmakologi
1. Pembedahan
2. Radioterapi (penyinaran)
3. Fisioterapi
4. Pengaturan Pola Makan
5. Pengaturan Pola Hidup
6. Konselling (KIE)
JENIS-JENIS TERAPI
• Terapi Farmakologi
1. Terapi Profilaktif
 Antibiotik Profilaktif tindakan Bedah
2. Terapi Simtomatik
 Meredakan Gejala (Demam, Pusing)
3. Terapi Kausal
 Menghilangkan Penyebab (Infeksi)
TERAPI FARMAKOLOGI
• Terapi Farmakologi diwujudkan dalam
bentuk peresepan atau penulisan obat
dalam resep.
• Peresepan yang baik idealnya mendekati
penulisan resep yang Rasional.
LANGKAH TERAPI RASIONAL
1. Tentukan Masalah Pasien  diognosa
2. Tentukan Tujuan Pengobatan
3. Pilih Terapi Yang Paling Sesuai Untuk
Pasien (Obat / Non Obat)
4. Berikan Pengobatan  resep
5. Berikan Informasi, Instruksi, Peringatan
6. Evaluasi (Atau Stop) Pengobatan
PENULISAN RESEP YANG TEPAT
DAN RASIONAL
• Penulisan resep yang tepat dan rasional
merupakan penerapan berbagai ilmu
 banyak variabel yg harus diperhatikan
• Variabel yang harus diperhatikan :
1. Unsur Obat
2. Kombinasi Obat
3. Penderita
PENULISAN RESEP YANG TEPAT DAN
RASIONAL
• Rasional :
• Rasio kemanfaatan lebih besar dari pd resiko
efek samping yg ditimbulkan obat.
• Penulisan resep yg rasional:
- Tepat Obat
- Tepat Dosis
- Tepat Bentuk sediaan
- Tepat Penderita
- Tepat Indikasi
DAMPAK PERESEPAN YG TIDAK
RASIONAL

• Bertambahnya kemungkinan toksisitas


obat yg diberikan.
• Tjd interaksi obat satu dg obat lain.
• Tidak tercapai efektifitas obat yg
dikehendaki
• Meningkatkan biaya pengobatan
penderita
PEMBERIAN OBAT
1. Obat diberikan dalam bentuk sediaan tertentu
2. Formulasi obat yang tepat sangat penting
dalam mencapai efek terapi yang optimal
3. Bentuk sediaan berpengaruh thd absorpsi obat
4. Obat yang bekerja sistemik baru memberikan
efek terapeutik sesudah diabsorpsi dan mencapai
kadar tertentu dalam kompartemen tubuh
BENTUK SEDIAAN OBAT

- BSO padat : pulveres, pulvis, tablet, capsul, pil dan


supositoria.
- BSO cair : solutio, suspensi / emulsi. Guttae yang
terdiri dari guttae auric, guttae optalmicae, guttae
nasales, injeksi, mixtura/mixtura agitanda, saturasi.
- BSO ½ padat yang terdiri dari ungentum, crem,
liniment, pasta
Faktor – faktor yg mempengaruhi aksi
obat :
1. Usia
2. Waktu pemberian
3. Berat badan
4. Jenis kelamin
5. Lingkungan
6. Faktor genetik
7. Kondisi Individu
Efek OBAT ??
1. Efek terapeutik : efek yang diinginkan,
efek utama
Ex :- Morfin sulphat : analgesia
- Diazepam : penenang,mengurangi
kecemasan
2. Efek samping : efek sekunder, efek yg
tidak diinginkan, dapat diprediksi
Ex : Digitalis : meningkatkan konstraksi
miokard
ES : mual, muntah
3. Toksisitas efek obat yang merusak
disebabkan oleh :
- overdosis
- obat eksternal : ditelan
- Gangguan metabolisme / ekskresi :
ggn.hepar, ggn.ginjal
4. Alergi reaksi imunologi terhadap obat pada
orang yang sudah pernah kontak dengan obat
tersebut sebelumnya
ex: alergi -> penisilin

Terpapar pertama kali dengan zat/obat shg tubuh


memproduksi anti body
5. Toleransi Obat: terjadi pada orang yang respon
fisiologi terhadap obat rendah dan membutuhkan
peningkatan dosis utk mempertahankan efek
terapeutik.
- opiat : menghilangkan nyeri
- barbiturat
6. Interaksi Obat : terjadi pada pemberian obat
sebelum, bersamaan atau sesudah obat lain
merubah efek satu obat atau keduanya.
Efeknya : - meningkat
- menurun/menghambat
Contoh interaksi obat:
 Dogoxin+kortikosteroid: obasorbso digoxin ber-
 Dogoxin + furosemid: menjurunkan efek digitalis
 Tetrasiklin + antasid : membentuk komponen yg tidak
dpt diabsorbsi, menggumpal
 Tetrasiklin + susu : menggumpal
 Cimetidin : menghambat enzim dgn menurunkan
metabolisme teofilin, agar konsentrasi teofilin dalam
plasma meningkat, maka dosis perlu diturunkan
 Quinidin : menurunkan ekskresi digoksin ->
toxisitas
CARA PEMBERIAN OBAT (ROUTE)
1. Oral
Indikasi :
- Pasien harus dapat menelan
- obat dapat bertahan dalam lambung
Kontra indikasi:
- muntah-muntah
- Kuras/bilas lambung/usus
- pasien tidak sadar
2. Parenteral
- diabsorbsi  cepat
- tak dapat ditarik/diurungkan bila sdh diinjeksikan 
hati-hati
Perlengkapan
 Syringe : - plastik (disposible)
- kaca (re-use)
- Jenis (hypodermia, insulin &
tuberkulin)
 Jarum : - disposible/re-use harus tajam
- ukuran/nomer ssi dgn kebutuhan
(1 ml : IC, SC)
 Ampul/Vial
Kemasan obat parenteral steril
a. Intra cutan (IC)
Memasukkan obat pada lap.kulit
- Skin test alergi
- Mantoux tes
- Vaksinasi
- Melalui kapiler diarea penyuntikan
- Tdk boleh di masase
- Diabsorbsi scr lambat
b. Sub cutan (SC) 45 o
Memasukkan obat dibawah kulit
- Vaksin
- Pre operasi medication
- Insulin/heparin
- Lokasi: deltoid, rectus femoris, abdomen bawah
c. Intra muskular (IM) 45 o - 90 o dimasukkan
sampai ke otot. Diabsorbsi cepat daripada Sc
karena suplay darah >>besar di otot. Otot dapat
menampung volume obat >>banyak dr pd SC.
Lokasi : dorso gluteal, ventro gluteal, rectus
femoris, vactus lateralis, deltoid, post tricep
d. Intra Vena (IV)
bila diperlukan efek yg cepat pada emergency
bila obat dapat mengiritasi jaringan
lokasi : Vena, Cephalic, Vena-Vena Accessory Cephalic, Vena radial, Vena
Medial Antebrachial, basilic vein, Vena Medican cubital, Vena Basilic, Vena
Cephalic, vena dorsal metacarpal.
Karena efeknya cepat :
- berikan secara perlahan
- amati reaksi pasien selama pemberian obat
- stop segera bila tumbuh reaksi yang tdk diinginkan

Jenis :
- Continus infusion
- Additional container
- Intravenaus push/bolus
Penulisan Resep
1. Inscriptio: nama dokter, SIP, alamat/telepon/tempat, tanggal
menulis resep.

2. Invocatio: permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/”


(resipe) yang berarti berikanlah.
3. Prescriptio/ordonatio: nama obat dan jumlah serta bentuk
4. sediaan yang diinginkan
5. Signatura: tanda cara pakai, dosis pemberian, interval waktu
pemberian.
6. Subciptio: tanda tangan/paraf dokter penulis resep sebagai
legalitas resep tersebut
7. Pro: terdiri atas nama pasien, umur dan bila perlu alamat
Unsur-unsur Resep:

Identitas dokter

Inscriptio

Superscriptio
Prescriptio
Signatura
Subscriptio

Identitas pasien
MODEL KOP RESEP YANG LENGKAP
1. Nama & alamat dokter, SIP, No. tlp,
jam & hari praktek
2. Nama kota serta tanggal resep ditulis
dokter
3.Tanda R/ atau recipe berarti “ harap
diambil” Superscriptio
MODEL RESEP YANG LENGKAP
4. Nama setiap jenis/bahan obat
a. Obat pokok (remedium cardinale)
 mutlak harus ada
b. Bahan pembantu (adjuvan)
 bantu kerja obat pokok, # wajib
c. Corrigens (Coloris, Saporis, Odoris)
d. Konstituen (Air, Laktosa, Vaselin)
MODEL RESEP YANG LENGKAP
5. Jumlahnya obat/bahan obat
a. Jumlah dinyatakan dalam satuan berat
(mcg, mg, g) untuk bhn padat
b. Jumlah obat dinyatakan dalam satuan isi
(ml, liter, tetes) untuk cairan.
c. Penulisan angka tanpa keterangan lain
“gram”
MODEL RESEP YANG LENGKAP
6. Cara pembuatan atau bentuk sediaan
yg dikehendaki  Subscriptio.
• misalnya m.f.l.a Pulv = buat sesuai
aturan pembuatan obat puyer
• Ungt = salep
• Potio = sirup
• Caps = kapsul
MODEL RESEP YANG LENGKAP
7. Aturan pemakaian obat oleh Px umumnya
ditulis dg bahasa latin, aturan pakai
ditandai dg Signatura disingkat S.
8. Nama penderita dibelakang kata Pro :
a. Pasien Dewasa : Tn, Ny, Nn, Bpk, Ibu diikuti
nama)
b. Anak (An), Bayi (By)
c. Lengkapi dengan alamat
MODEL RESEP YANG LENGKAP
9.Tanda tangan atau paraf dokter yg
menulis resep
• Khusus Obat gol Narkotika hrs
dibubuhi tanda tangan lengkap dr.
• Dalam satu kertas resep tdd > 1 R/
dipisah dg tanda # dan tiap R/ diparaf
atau ditandatangani
KETENTUAN PENULISAN RESEP
• Dokter bertanggungjawab penuh thd
resep yg ditulisnya.
• Resep ditulis sedemikian rupa hingga
dapat dibaca tenaga kefarmasian
• Resep ditulis dengan tinta warna hitam
atau biru shg tdk mudah terhapus
KETENTUAN PENULISAN RESEP
• Hindari penulisan rumus kimia obat misal :
H2O2, NaCl,
• Hindari penulisan singkatan yg meragukan
• Boleh menulis lebih dari 1 R/ diatas satu
kertas resep.
• Menyimpan turunan dari tiap resep yg
dituliskan.
KETENTUAN PENULISAN RESEP
• Sedapat mungkin dokter menulis resep
dihadapan pasien
• Jangan bersikap ragu-ragu, mencoret dan
merobek kertas resep dihadapan pasien.
• Sebelum resep diberikan pasien dibaca
kembali apa yg telah ditulis.
• Perhatikan kondisi ekonomi penderita.
KETENTUAN PENULISAN RESEP
• Tanggal resep ditulis jelas
• Bila Px anak-anak  cantumkan umur
atau berat badan.
• Di bawah nama Px  tulis alamat.
• Utk jumlah obat yg diberikan dihindari
penggunaan angka desimal
KETENTUAN PENULISAN RESEP
• Obat yg dinyatakan dg satuan unit, jgn
disingkat U. UI/IU
• Obat berupa cairan dinyatakan satuan ml,
hindari menulis cc.
• Preparat cairan berupa obat minum utk
anak 50, 60, 100, 150 ml.
KETENTUAN PENULISAN RESEP
• Preparat cairan berupa obat minum utk
orang dewasa 200, 300 ml.
• Obat tetes (mata, hidung, telinga) diberikan
10 ml.
BAHASA LATIN DALAM RESEP
• Bahasa latin digunakan untuk penulisan :
1. nama obat,
2. ketentuan mengenai pembuatan
3. bentuk obat
4. petunjuk aturan pemakaian obat ditulis
berupa singkatan  Signatura.
BAHASA LATIN
• Utk menghindari salah interpretasi
singkatan bahasa Indonesia sedapat
mungkin dihindari
• Contoh :
- “Obat batuk Hitam” jgn disingkat o.b.h
 Potio nigra contra tussim (Pot.nigra c.t)
- “Kalau perlu” jgn disingkat K.P  Pro re
nata (p.r.n)
BAHASA LATIN DALAM RESEP
• Beberapa alasan penggunaan Bahasa Latin :
1. Bahasa latin adalah bahasa mati dan tdk
dipakai dlm percakapan sehari-hari.
2. bahasa latin mrp bahasa Internasional
dalam dunia profesi kedokteran & farmasi.
BAHASA LATIN DALAM RESEP

3. Dengan bahasa latin tdk akan tjd


dualisme ttg bahan yg dimaksud dalam
resep.
4. Dalam hal tertentu, krn faktor psikologi
ada baiknya Px tdk perlu mengetahui obat
yg diberikan kepadanya. sine strip
PENULISAN JUMLAH OBAT

• Penulisan jumlah obat dinyatakan


dalam angka romawi :
I =1
V =5
X = 10
L = 50
C = 100
M = 1000
Penulisan Angka Latin
1 I unum LX sexagenta
2 II duo XC nonagenta
3 III tres C centum
4 IV quatuor CC ducenti
5 V quinque CD quadringenti
6 VI sex D quincenti
7 VII septem M millie
8 VIII okto MM due millia
9 IX novem
10 X decem
12 XII duodecem
15 XV quindecem
20 XX viginti
30 XXX quadraginta
50 L quinqugenta
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
• Singkatan latin yang sering dipakai di resep
aa = sama banyak
a.c = sebelum makan
a.n = malam sebelum tidur
ad lib = secukupnya
a.u.e = untuk obat luar
a.u.i = untuk obat dalam
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
C = sendok makan (15 ml)
cth = sendok teh (5 ml)
conc= pekat
dc = sedang makan
dd = sehari
dext = kanan
dil = encer
dtd = berikan sebanyak dosis tersebut
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
f. = buat, harap dibuatkan
f.l.a = buat menurut cara semestinya
g = gram
gr= grain
gtt = tetes
gtt auric = obat tetes telinga
gtt nasal = obat tetes hidung
gtt opth = obat tetes mata
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
i.m.m = berikan ke tangan dokter
inf = infus
inj = injeksi
iter = harap diulang
lot = obat cair untuk obat luar
m= campur , harap dicampur
m.f = campurlah dan buatlah
mg = miligram
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
o.m = tiap pagi
o.n = tiap malam
p.c = sesudah makan
p.r.n = kalau perlu
pulv = serbuk tunggal
pulveres = serbuk terbagi
S = tandailah
sol = larutan
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
u.c = aturan pakai diketahui
u.e = obat luar
Ungt = salep
Vespere = sore
Contoh Resep dari Rumah Sakit
RUMAH SAKIT MOH.HUSIN
RUMAH SAKIT MOH.HUSIN PALEMBANG
PALEMBANG Dokter : Fathia
Dokter : Pitha Prawesti Bagian : Ilmu Kesehatan Anak
Bagian : Obgin Tanggal : 8 September2012
Tanggal : 21 Agustus 2012
Rx Amoksisilin 100 mg
Rx Viccilin inj. Vial IV mf. Pulv.dtd no.XV
s.i.m.m stdd p I ac
P F

Rx Pethidin inj.amp.I Rx Acetaminophen 200 mg


s.i.m.m mf.pulv dtd no.X
P stdd pI prn
F
Pro : Ny.Marshanda
Pro : Andra (2 tahun)
RESEP DOKTER PRAKTEK PRIBADI
Dr. Zaskia
Dr. Wulan S I P : 413/2004
S I P : 213/2003 PRAKTEK : RUMAH :
PRAKTEK : RUMAH : JL.R. Sukamto no.8 Jl.Mahakam No.5
JL.dr. M. Isa no. 77 JL.Amoniak no.5 Tlp.711222 plg Tlp.814100 Plg
Tlp.363211 Plg Tlp.810155 Plg

Plg, 05-09-2012
Plg, 23-08-2012
Rx Dexymox syr. btl.I Rx Codein mg 5
s 3 dd cth I a.c CTM tab ½
ķ Phenobarbital mg 10
Rx Panadol syr btl.I mf. pulv. dtd no XII
s 3 dd cth I prn s 3 dd p I
ķ ŠŠ
Rx Cohistan syr.btl I
s 3 dd cth I Pro : Tantri (3 th)
ķ Jl. Serayu no. 5 Plg
Pro : Kunthi ( 4 thn)
Resep dengan tanda khusus
Resep ini diberikan bila penderita :
- memerlukan obat secepatnya
- keadaan darurat (misal kecelakaan)
Penulisan resepnya :
- pada bagian atas resep,
- digarisbawahi
- tanda seru dan paraf di belakang kata
Kata yang ditulis dalam resep :
- Cito (cepat)
- Statim (amat segera)
- Urgens (mendesak)
- P.I.M (periculum in mora=bahaya bila ditunda)
Tanda resep diulang
• Bila resep yang diberikan kepada penderita
diperlukan untuk jangka panjang,dokter
menulis kata iteretur (iter) yang artinya dapat
diulang

• Bila dokter tidak ingin resep tanpa


sepengetahuannya diulang, dalam resep
ditulis n.i = ne iteretur = tidak boleh diulang
Tanda resep bila dosis pakai melampaui dosis maksimum

• Bila jumlah obat yang diberikan melebihi dosis


maksimum dan dokter penulis resep memang
menginginkan, maka di belakang nama
obatnya diberi tanda ! (tanda seru) dan paraf
dokter.
Contoh : Resep dengan tanda khusus
Dr. Farhan
Dr. Edwin S I D : 0135/2001
S I D : 0035/1998 S I P : 0213/2004
S I P : 0134/1999 PRAKTEK : RUMAH :
PRAKTEK : RUMAH : Jl.Gajah No.10 JL.Nuri No.4
JL.Mahakam no.5 JL.Musi No.10 Palembang Palembang
Palembang Palembang
Plg, 30-08-2012
Plg, 20-08-2012 Iter 3x
Cito !
Rx Rifadin 300 mg kap XXX
Rx Bricasma inhaler I s s d d kap I m.a.c
suc
E Rx Kalbutol tab XV
s s d d tab I m.p.c
Rx Inolin tab no.XV F
s 3 dd tab I Rx Isoniazid tab XXX
E s s d d tab I m
F
Pro : Nadia (dewasa) Pro : Pingkan (12 th)
Tepat Obat : Fungsi Obat
Remedi • Berfungsi untuk
a menyembuhkan penyebab
cardinal terjadinya penyakit
e • Obat tambahan,
simptomatis
Remedia • Berfungsi untuk memperbaiki
Remedia obat yang diberikan
adjuvant
corrigensia • RC actionis, saporis,
ia ododris, coloris
Remedi • Berfungsi sebagai
a pelarut
constitue
5
6
n
Perhatikan adakah
Inkompatibilitas dalam
pemilihan/pencampuran obat

Terapeti
Inkompatibilit k Secara
as Farmasetik fisika

Secara
kimia

5
7
Tepat Cara Pemberian Obat

Agar efek pengobatan sesuai


yang diinginkan

Peroral: tablet salut enterik,


tablet kunyah,Tablet
effervescent,Tablet bukal &
sublingual, Prolonged action
tablet, tablet suppositoria

Parenteral, Rektal,Topikal,
Inhalasi
Tepat Waktu Pemberian Obat

Agar mendapat efek yang p.c = lambung berisi, utk


optimal, Efek samping obat
minimal, Tidak yang merangsang
mengganggu kebiasaan lmukosa ambung, obat
pasien yagn menyebabkan
mual

d.c = saat makan, untuk


obat yang
a.c = lambung
mempengaruhi
pencernaan makanan kosong
(pepsin,
vitamin)
59
Formula Resep
• Resep yang formula obatnya disusun
sendiri oleh dokter penulis resep dan
•Magistral menentukan
BSO sendiri sesuai penderitadosis
yangserta
dihadapi.
is dapat menyusun ini dokter harus memahami sifat obat,
• Untuk
(racikan
mengetahui obat tak tercampurkan dan berusaha untuk
menghindari
sendiri)
• Resep diamana obatnya adalah buatan suatu
Specialit industri
is (Obat atau komposisinya telah ditentukan oleh
Paten) industri
• Obat yang ditulis dengan nama dagang tidak
boleh diganti dengan obat lain, bila boleh
diganti tuliskan loco” dibelakang nama
• Resep
dangang (loco obatnya/komposisi
dimana = substitusi) telah
Officinal ternantum dalam buku resmi.
60
is
Seni menulis resep
Tentukan obat yang
diberikan

Mencari dosis lazim


sesuai umur/BB
penderita

Mencari DM

Menentukan sesuai berat


ringannya
penyakit.
61

Penulisan resep :
Latihan menulis resep
Bentuk sediaan padat
1. Tuliskan resep dengan obat : Eritromisin stearat
150 mg, CTM 1 mg, Parasetamol 200 mg (untuk 1 x)
selama 5 hari, aturan pakai sehari 3 x 1 untuk Weny
3 tahun
2. Tuliskan resep dengan obat :Cyprofloxacin 200 mg,
Codein 10 mg, Ibuprofen 150 mg(untuk 1x) , selama
5 hari, aturan pakai sehari 2 x 1 untuk Iqbal 8 tahun
3. Tuliskan resep dengan obat : Amoksisilin 3 gram ,
Teofilin 0.4 gram, CTM 30 mg , selama 5 hari,
aturan pakai sehari 3 x 1 untuk Nurma 5 tahun
4. Tuliskan resep serbuk tabur 50 gram, untuk Didi
5 tahun, dengan obat Kalamin 3%, Zink oksid 5%, talk
sebagai vehikulum
Latihan
5. Tuliskan resep dengan obat :
Rifampisin 200 mg, Isoniazid 150 mg
(untuk 1x) selama 15 hari, aturan pakai
sehari 1 x 1 untuk Saskia 5 tahun
PROSES TERAPI RASIONAL DAN
PEMILIHAN OBAT
STEP-STEP TERAPI RATIONAL
1. Menentukan masalah yang ada pada pasien (diagnosa)
2. Mempertimbangkan implikasi patofisiologi dari penyakit
3. Menentukan tujuan terapi spesifik
4. Menentukan pengobatan yang dipilih
 Non farmakologi
 Farmakologi dg Obat P
a. kelompok/golongan
b. Spesifik
 Kombinasi
5. Tentukan obat pilihan/Memulai pengobatan
 Tulis R/
 Dosis
 Bentuksediaan
 Lama terapi
6. Rencanakan monitoring obat yg terkait
tujuan terapi
7. Beri edukasi, informasi, instruksi atau
peringatan
Hal yang berkaitan dengan pemilihan obat
1. Pemilihan obat rational/tepat jika step 1, 2 dan 3
diketahui secara pasti
2. Pemilihan pertama terapi adalah non
farmakologi, jika mungkin (konseling, fisioterapi,
dan dik Kes)
3. Pemilihan obat harus selalu dikaitkan dengan :
a. DOEN, Fornas
b. Formularium RS/Kemkes/WHO
c. Standar terapi/Standar lain
Pertimbangan Pemilihan Obat (WHO)
• Efektivitas dan keamanan
• Kecocokan dan Kebutuhan
• Farmakokinetika
• Farmakodinamika
• Biaya
1. Pertimbangan Efektivitas dan Keamanan

– Obat yang kita pilih berdasarkan hasil uji


klinik/berbasis bukti dari jurnal-buku atau
publikasi resmi lainnya
– Sudah digunakan di negara lain (tradisi
evaluasinya baik), seperti Skandinavia,
Inggris, Amerika Serikat, dan Australia
– Masuk panduan terapi yang
dikeluarkan oleh WHO
– Masuk panduan terapi oleh institusi
berwenang seperti Kemkes atau RS
pendidikan
– Masuk dalam DOEN
– Masuk Fornas
2. Pertimbangan Kecocokan dan Kebutuhan

– Wanita hamil ≠ ACE-inhibitor dan statin


– Anak-anak ≠ golongan quinolon dan tetrasiklin
– Lansia DM sebaiknya tidak diberikan sulfonilurea
t ½ panjang (klorpropamid)
– Beta-bloker tidak untuk hipertensi pada pasien
asma.
– Sirup untuk anak-anak atau pasien yang tidak
dapat menelan.
• Sediaan lepas lambat untuk terapi kronis dan
indeks terapi sempit
• Memilih amoksilin dari pada ampisilin pada
pemakaian oral
• Faktor kebutuhan (DOEN):
– ketoprofen 100 mg sub (pasca operasi)
– parasetamol sub 120 dan 240 mg (kejang demam, pasca
operasi)
– Fenitoin dan karbamasepin sirup ( untuk anak)
– sefazolin inj 1 g/vial (propilaksis bedah)
– vankomisin inj 500 mg (infeksi MRSA)
3. Pertimbangan Biaya
• Biaya keseluruhan pengobatan, bukan biaya
per unit obat. Beberapa hal yang
menyebabkan obat menjadi mahal :
– Memilih obat nama generik bermerk, padahal
tersedia obat generik yg ekivalen
– Pemberian parenteral, padahal tidak untuk
emegensi dan bioavailabilitas oral baik
– Memilih obat baru karena barunya
4. Pertimbangan Kinetika
• Terapi meningitis memilih antimikroba
yang dapat menembus membran otak,
contoh kloramfenikol dan sefalosporin
generasi 3, dan 4.
• Memilih obat sejenis yang
bioavailabilitasnya lebih besar
• Memilih digoksin dari pada digitoksin, t ½ digitoksin
lebih panjang (5 – 6 hari). Digoksin dan digitoksin
mempunyai IT sempit, 1,6-2,5
• Memilih sediaan dengan onzet yang pendek untuk
emergensi (insulin)
• Memilih obat yang tidak mengalami metabolisme
lintas pertama untuk oral
5. Pertimbangan farmakodinamika
• Pertimbangan farmakodinamik lebih sulit pada
pasien lansia, bayi, wanita hamil, dan pasien
tertentu. Contoh pertimbangan farmakodinamik
dalam pemilihan obat.
– Pada lansia, diuretik kuat lebih sering
menimbulkan hipotensi ortostatik.
– Bensodiazepin dengan t ½ yang panjang lebih
sering menimbulkan sedasi dan dilirium, pada
lansia.
– Pada kondisi tetentu, lebih memilih AINS
spesifik, menghambat COX2 dibandingkan
menghambat baik COX2 dan COX1.
– Obat tambahan (ke 2, ke 3, dan seterusnya)
untuk tujuan yang sama dipilih obat yang
mekanisme kerjanya berbeda.
Contoh pilihan pada kehamilan
Kategori Deskrepsi
A Studi terkontrol tidak beresiko
B Studi pada hewan gagal menunjukkan resiko
C Studi pada hewan menunjukkan adanya resiko
D Ada bukti positif pd fetus manusia, hanya boleh digunakan pd penyakit
mengancam jiwa dan tdk ada alternatif
X Dikontraindikasikan pada wanita hamil atau yang mau hamil
Beberapa Obat yang dikeluarkan dari
DOEN karena pertimbangan Keamanan

• Metampiron inj 250 mg/ml (syok


anafilaktik)
• Kolkisin 500 mg (tidak lebih baik dari
AINS tetapi keamanan lebih rendah)
• Alprazolam (cenderung menimbulkan
ketergantungan)
KRITERIA OBAT ESENSIAL
1. Memiliki rasio-manfaat yg paling menguntungkan
2. Mutu terjamin (stabilitas, bioavailabilitas)
3. Praktis dalam penyimpanan, pengangkutan dan
penggunaan
4. Menguntungkan dalam kepatuhan dan penerimaan pasien
5. Memiliki rasio-manfaat biaya yg paling tinggi
(langsung/tidak langsung)
6. Bila ada pilihan lebih dari satu yang memiliki efek serupa,
pilihan jatuh pada :
• Banyak dikenal (ilmiah)
• Farmakokinetik paling menguntungkan
• Stabilitas yang paling baik
• Paling mudah diperoleh
Pedoman yang terbukti meningkatkan rasionalisasi penggunaan obat

1. Pedoman pengobatan (Clinical guidline) atau


standar terapi
2. Daftar obat esensial (nasional atau lokal)
3. Fornas
4. Formularium RS
Monografi obat
Iso, MIMS, Buku saku doktrer,
Obat generik
Cefixime.
Obat generik bermerk
Cefacef, Cefarox, Cefila, Cefixstar, Cefspan, Ceptik, Fixacep, Fixam, Fixatic,
Fixiphar, Helixim, Maxpro, Nixaven, Simfix, Sporetik, Starcef, Yafix, Abixim,Anfix,
Cefika,Cefixime Hexpharm, Cefixime OGB Dexa Medica, Cefixime OGB Medikon,
Cerafix, Comsporin, Ethifix, Fixef, Lanfix/Lanfix DS, Nucef/Nucef DS,
Oracef,Profim, Profim
200,Pyxime,Simcef,Sofix,Spancef,Spaxim,Taxime,Tocef,Trixim, Urticef,Ximecef
Indikasi/Kegunaan
GO tanpa komplikasi, otitis media, faringitis, tonsilitis, bronkitis akut &
eksaserbasi akut. Terapi demam tifoid pd anak.
Dosis/Cara Penggunaan
Kaps Dws & anak ≥ 30 kg 50-100 mg 2 x/hr. Utk infeksi yg lebih berat atau
refrakter: dapat ditingkatkan s/d 200 mg 2 x/hr. Susp Anak 1.5-3 mg/kgBB 2
x/hr. Demam tifoid Anak 10-15 mg/ kgBB/ hari selama 2 minggu.
Pemberian
Sebaiknya diberikan bersama makanan.
Kontraindikasi
Riwayat syok krn cefixime. Hipersensitif. Anak < 6 bln.
Perhatian Khusus
Hipersensitif thd penisilin. Riwayat atopik. Ggn fungsi ginjal yg berat.
Pasien yg mendpt makanan parenteral, lanjut usia, pasien dg kelemahan
fisik. Hamil, laktasi, anak usia 6 bln.
Efek Samping
Syok; Hipersensitivitas; Kelainan hematologis; Peningkatan SGOT, SGPT,
alkali fosfatase; gangguan ginjal; GI gangguan; Infiltrat Paru dengan
Sindrom Eosinofilia (PIE); Stomatitis atau kandidiasis; Kekurangan
vitamin K; sakit kepala; Positif palsu pada Benediktus, Fehling, clinitest,
testoter, tes Coombs.
Bentuk sediaan
Kapsul 50mg; 100mg; 200mg
Dry syrup 100mg/5ml
Contoh kasus
Sopir taksi, 52 th mengeluh nyeri tenggorokan dan
batuk, disertai salesma sejak dua minggu
sebelumnya. Bersinnya sudah hilang tetapi ia tetap
batuk-batuk terutama pada malam hari. Ia perokok
berat yang sudah dianjurkan untuk menghentikan
kebiasaan itu. Pada pemeriksaan lebih lanjut tidak
ditemukan kelainan selain radang tenggorokan.
Dokter kembali menasehati untuk berhenti merokok
dan menuliskan R/ berisi tab. Kodein 10 mg 3 x sehari
untuk 3 hari.
1. Masalah pasien
Batuk kering dan sakit tenggorokan, minimal ada 3 penyebab:
a. Inflamasi bronkus
b. Infeksi skunder stl salesma (tak ada demam atau sputum purulen)
c. Tumor paru (kemungkinan paling kecil, baru mungkin kalau batuk
menetap)
2. Tentukan tujuan terapi
a. Tujuan terapi : menghentikan iritasi dan menekan batuk
3. Pilih obat yang cocok untuk inflamasi dan batuk kering
• Manjur dan aman untuk sopir taksi
• Nasehat dapat dipilih?
• Antitusif (kodein, noskapin, antihistamin)
• Antiinflamasi?
4. Mulai pengobatan
a. Indikasi obat yang dipilih
b. Macam Bentuk sediaan obat yang tersedia di pasaran
c. Contoh sediaan dan komposisinya yang ada
d. Farmakokinetik dari obat-obat yang terdapat dalam resep
e. Dosis yang dapat diberikan (dosis referensi dan perhitungannya)
f. Jadwal/aturan pakai (frekuensi, cara, waktu, lama pemberian)
g. Formula yang dipilih dan alasan (secara ringkas, tetapi lengkap)
h. Mengapa pengobatan harus dipatuhi (?)
i. Tulis R/ yang benar dan rasional serta lengkap
5. Berikan penjelasan tentang obat, cara pakai dan peringatan
• Kerja obat
• Lama obat berefek
• Kemungkinan ESO
6. Monitor
OBAT TERPILIH HARUS MELIPUTI
1. Nama farmakologi/generik
2. Bentuk sediaan
3. Dosis
4. Lama pemberian
Tugas 1
Dokter Rizal berpraktek sebagai dokter umum dengan SIP: 1234/Dinkes/2017 di Jalan
Kancil Putih no 10 Telp : (0730)8606647 dari hari Senin sampai dengan Jumat, jam
praktek mulai jam 16.00 sampai dengan jam 21.00. Pada tanggal 9 November 2020
datang seorang ibu yang membawa anaknya, pasien bernama Sasha, perempuan
berusia 5 tahun dengan berat badan 20 kg. Pasien datang dengan keluhan batuk
berdahak, pilek, dan demam yang telah terjadi selama 2 hari terakhir. Setelah dokter
melakukan pemeriksaan, meresepkan obat sebagai berikut: Lasal 1,6 mg, Ambroxol 10
mg, Rhinofed ½ tab, Dexamethasone ½ tab, dibuat sebanyak 15 bungkus dimakan 3
kali sehari satu bungkus dan Paracetamols Syr 120 ml 1 botol dengan aturan pakai 3
kali sehari 1,5 sendok teh.
Tugas 2
Pada tanggal 10 Pebruari 2022 datang seorang Perempuan berusia 45 tahun, berobat ke Klinik
dengan keluhan sakit kepala berulang.
Hasil Anamnesi

Keluhan sakit kepala sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, hilang timbul di seluruh
bagian kepala. Kepala terasa berat dan tengkuk terasa tegang. Keluhan dirasakan muncul
saat penderita capek, kurang tidur, dan stress dan menghilag saat istirahat. Pasien sudah
mengonsumsi obat Paracetamol untuk mengurangi keluhan, tetapi tidak berobat.
Hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal
Dd/ 1. Tension Type Headche
2. Migrain
  3. Cluster headache
Tugas 3
Seorang ibu membawa anaknya laki-laki berusia 4 tahun ke Klinik. Ibunya mengeluh anak
batuk pilek dan tidak sembuh sejak 2 minggu lalu. Saat ini anak rewel dan sering memegang
telinga seperti kesakitan
Hasil anamnesis didapatkan

Keluhan untama sakit telinga kanan, disertai demam tinggi. Sejak 1 hari yang lalu rewel dan
anak memegang telinga terus. Anak memiliki riwayat batuk pilek yang tidak sembuh sejak 2
minggu lalu. Riwayat pengobatan tidak ada.
Hasil Pemeriksaan Fisik
Suhu : 380C

Tanda vital lainnya dalam batas normal Otoskop:

Telinga kanan: CAE didapatkan secret, MT hiperemis, bulging, perforasi (-) Telinga
kiri: CAE lapang, MT dalam batas normal
Diagnosis: OMA stadium supuratif
Tugas 4
Seorang laki-laki umur 48 tahun datang ke tempat praktek dokter umum dengan keluhan
utama pusing kepala yang sangat mengganggu disertai rasa kaku di leher. Pada anamnesis
didapatkan bahwa pusing sudah dirasakan kurang lebih satu minggu dan semakin meningkat
dalam dua hari terakhir. Tidak ada keluhan pernafasan, pencernaan maupun buang air kecil.
Hasil pemeriksaan tekanan darah : 160/90 mmHg, tanda vital yang lain dalam batas normal.
Berat badan : 70 kg, tinggi badan : 160 cm
Pada pemeriksaan fisik torak besar jantung normal, sistem respirasi tidak ada kelainan.
Pemeriksaan Laboratorium :
Gula darah sewaktu : 110 mg/dL
Trigliserida : 190 mg/dL
HDL : 78 mg/dL
LDL : 120 mg/dL
Ureum : 38 mg/dL
Creatinin: 1.2 mg/dL
 Berdasarkan data di atas dokter membuat diagnosis: Hipertensi
Instruksi : tulislah resep obat bagi pasien tersebut di atas !
Tugas 5
Seorang perempuan usia 30 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk
berdahak disertai bercak darah. Dari anamnesis diperoleh informasi bahwa

batuk sudah dialami kurang lebih 3 bulan. Penderita merasakan dadanya nyeri bila
batuk, lemah dan nafsu makan berkurang.

Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Berat badan 38 kg, tinggi badan 157 cm
Pemeriksaan fisik toraks didapatkan ronki kasar di lapangan paru kanan atas,
wheezing  negatif. Pemeriksaan jantung dalam batas normal.
Pemeriksaan dahak BTA sewaktu, pagi, dan sewaktu (SPS) = + 3Pemeriksaan dahak
BTA sewaktu, pagi, dan sewaktu (SPS) = + 3
 Berdasarkan data di atas dokter mendiagnosis pasien menderita TBC paru aktif.
Instruksi : tulislah resep obat untuk terapi kasus di atas !
 Berdasarkan data di atas dokter mendiagnosis pasien menderita TBC paru aktif.
Instruksi : tulislah resep obat untuk terapi kasus di atas !
Tugas 6
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke tempat prakter saudara
dengan keluhan nyeri perut kiri atas. Rasa nyeri dirasakan sejak satu hari
yang lalu. Nyeri terasa seperti tertusuk tusuk, meningkat terutama pada
jam-jam makan dan tengah malam. Penderita tidak muntah maupun
diare dan tidak
  panas. Penderita mengaku bahwa kebiasaan makannya tidak teratur.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Berat badan = 40 kg, tinggi

badan = 160 cm. Pemeriksaan fisik abdomen: hipertimpani pada daerah


kwadran kiri atas, nyeri tekan epigastrial (+).
Berdasarkan data di atas dokter membuat diagnosis Gastritis akut.
Instruksi : tulislah resep obat untuk terapi kasus di atas
Tugas 7
Seorang anak laki-laki umur 5 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan
sakit perut. Sakit perut bersifat hilang timbul dalam 3 hari ini. Dari
heteroanamnesis diperoleh informasi bahwa selama kurang lebih 3 bulan
anak tersebut susah makan. Apabila dipaksa malah muntah. Anak juga sering
mengalami sembelit. Berat badan anak dalam 3 bulan ini juga mengalami
penurunan. Meskipun demikian aktivitas anak tidak berubah, dan tidak ada
keluhan yang lain.

Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Berat badan = 20 kg, tinggi
badan : 120 cm. Pemeriksaan abdomen dalam batas normal.
Pemeriksaan parasitologi feses : telur cacing (+). 
Berdasarkan data di atas dokter mendiagnosis Kecacingan.
Instruksi : tulislah resep obat untuk terapi kasus di atas !
Tugas 8

Seorang anak perempuan usia 2 tahun dibawa ke puskesmas dengan rasa


sakit di telinga sebelah kiri. Rasa sakit meningkat bila daun telinga
disentuh. Pemeriksaan tanda vital suhu : 38oC, RR 20 x/menit, nadi dan
tekanan darah dalam batas normal. Berat badan : 12 kg. Pemeriksaan
status lokalis telinga kiri: liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis
dan eksudat positif.
Berdasarkan data di atas, dokter mendiagnosis Otitis Eksterna diffusa.
Instruksi : tulislah resep obat untuk terapi kasus di atas !
Tugas 9
Seorang laki-laki umur 18 tahun datang ke tempat praktek saudara

dengan keluhan gatal-gatal pada lengan sebelah kiri. Rasa gatal disertai
panas timbul setelah penderita tersebut membersihkan gudang rumahnya.
Bagian kulit semakin lama tampak merah dan agak melepuh seperti terbakar.
Pemeriksaan status lokalis didapatkan: vesikel-vesikel eritematous yang
melebar di lengan sebelah kanan.
 Berdasarkan data di atas dokter menentukan diagnosis Dermatitis venenata.
Instruksi : tulislah resep obat untuk terapi kasus di atas !
 
Tugas 10
Seorang anak laki-laki umur 5 tahun dibawa oleh ibunya ke tempat
praktek saudara dengan keluhan batuk dan sesak nafas. Batuk sudah
dialami selama 3 hari, disertai dengan panas tinggi.
Pemeriksaan tanda vital suhu : 39 C, RR : 24x/menit, tekanan darah dan
nadi dalam batas normal.

Pemeriksaan fisik thorax tidak tampak retraksi sela iga, terdengar ronkhi
kasar dilapangan paru, tidak terdengar wheezing.
Berdasarkan pemeriksaan tersebut dokter mendiagnosis bronkhitis akut.
Instruksi : tulislah resep obat untuk terapi kasus di atas ! 
SELAMAT BERLATIH
SINGKATAN BAHASA LATIN YANG SERING DIPAKAI DALAM RESEP
SINGKATAN KEPANJANGAN ARTI
Aa Ana Sama banyak
a.c Ante coenam Sebelum makan
ad Ad Sampai
ad lib./ad libit. Ad libitus Sesuka hati
ad part. dolent Ad partes dolentes Pada bagian-bagian yang sakit
add. Adde Tambahkan
alt. dieb. Alternis diebus Setiap dua hari
alt. hor. Alternis horis/altera hora Setiap dua jam
a.m. Ante meridiem Sebelum tengah hari
a.n. Ante noctern Sebelum malam hari
applic. Applicatio Penggunaan, pemakaian
a.u.e (ad. us. ext) Ad usum externum Untuk obat luar
u.p. Sum proprium Dipakai sendiri
m.i. Mihi ipsi Dipakai sendiri
aq.dest Aqua destilata Air suling

c. Cum Dengan
C. Cochlear, cibarium Sendok makan (15 ml)
C.th Cochlear theae Sendok teh (5 ml)
c.c. Centrimetrum cubicum Senti meter kubik
caut. Caute Hati-hati
comp. Compositus Obat campuran
conc. Concentratus Konsentrasi
cr. Cremor Krim
SINGKATAN KEPANJANGAN ARTI
da ad lag. Da ad lagenam Berikan dalam botol
da ad vitr. Da ad vitrum Berikan dalam botol
da ad oll. Da ad ollam Berikan dalam pot
da In oll. Da in ollam Berikan dalam pot
d.c. Durante coenam Sedang makan
d.c. form. Da cum formula Tuliskan dengan resepnya
dur.dol. Durante dolore Selagi sakit
d. d. De die Sehari, setiap hari
s.d.d. Smel de die Sekali sehari
b.d.d.(b.i.d) Bis de/in die Dua kali sehari
t.d.d.(t.i.d) Ter de/ in die Tiga kali sehari
q.d.d (q.i.d) Quarter de/in die Empat kali sehari
dext.et sin. Dexter et sinister Kanan dan kiri
o.d./o.s. Oculus dexter et oculus Mata kanan dan mata kiri
sinister
dil. Dilutus Encer
d.t.d Da teles doses Berikan sebanyak dosis tersebut

epith. Epithema Obat kompres


extend. Extende oleskan
extend. cr. Extende crass oleskan tebal-tebal (0,6 mm)
extende ter. Extende termiter oleskan tipis-tipis (0.2 mm)
ext. s. alut Extende supra alutam oleskan di atas kulit lunak
ext. s. cor Extende supra corium oleskan di atas kulit kaku
SINGKATAN KEPANJANGAN ARTI
f. Fac, fiat buat, harap dibuat
feb. dur. Febri durante sewaktu demam
fom. Fomentum, fomenti obat kompres (panas)
l.a. Lege artis cara semestinya (sesuai
aturan)
filtr. Filtra, filtretur saring, harap disaring

g.,gm. Gramma gram


gi.arab. Gummi, arabicum gom arab (=acacia)
garg. Gargarisma obat kumur
gtt. Guttae tetes
gtt. ad aur. Guttae ad aures obat tetes telinga
gtt. auric. Guttaeauriculares obat tetes telinga
gtt. nasal. Guttae nasals obat tetes hidung
gtt. ophth Guttae ophthalmicae obat tetes mata

h. Hora jam
h.m. Hora matutina pagi hari
h.s. Hora somni sebelum tidur
h.v. Hora vespertina pada sore hari
haust. Haustus teguk sekaligus

i.m.m. In manum medici berikan ke tangan dokter


i.c. Inter cibos antar dua waktu makan
inf. Infusum air rebusan
Inj. Injectio obat suntik
SINGKATAN KEPANJANGAN ARTI
Iter. Iteretur harap diulang
Iter 1x. Iteretur 1X harap diulang 1X
l.a. Lege artis cara semestinya
lc. Loco pengganti
lit.or. Litus oris cairan untuk dioleskan di mulut
loc.dol. Locos dolens tempat yang terasa sakit
lot. Lotio lotio (obat cair utuk obat luar)
Liq. liquidus cair

m. mane pagi
m.et v. mane et vespere pagi dan sore
merid. meridie tengah hari
m. misce, misceatur campurlah, harap dicampur
m.f. misce fac campur dan buatlah
m.f.l.a. misce fac lege artis campur dan buatlah menurut cara

semestinya
mg., mgm. milligrama milligram
mixt. mixtura campuran
m.i. mihi ipsi dipakai sendiri
muc.gi.arab. mucilago gummi arabbici lender dari acacia

n. noctum malam
N.l. ne iteretur harap jangan diulang
Non. Rep. non reperetur harap jangan diulang
Non in lag.orig. non in lagenam original jangan dalam botol asli
SINGKATAN KEPANJANGAN ARTI
o.h. omni hora tiap jam
o.b.h. omni bihora tiap 2 jam
o.t.h omni tri hora tiap 3 jam
o.4h. omni quarter hora tiap 4 jam
o.m. omni mane tiap pagi
o.n. omni nocte tiap malam

p.c. post coenam sesudah makan


PIM periculum in mora berbahaya jika ditunda
p.r.n. pro re nata kalau perlu minum
/cairan yang
digunakan
pot. potio untuk obat dalam
pulv. pulvis serbuk tunggal
pulv. pulveres serbuk terbagi (puyer)
pulv.adsp. pulvis adspersorius serbuk tabur
pulv.dentifr. pulvis dentrificius tepung / serbuk gosok gigi

q.s. quantum satis/sulficit secukupnya

R/ recipe ambilah
rec.par. recentus paratus dibuat baru

s. signa tandailah, tulislah


sol. solutio larutan
spir. spiritus spiritus
SINGKATAN KEPANJANGAN ARTI
steril. sterilisatus yang disterilkan
supp. supposituria suposituria
supp.rect. supposituria rectal suposituria rektum
syr. syrup sirop

tab. tabulae tablet


tct. (tinct.) tinctura tinctuur
tuss. tussis batuk
tuss. urg. tussi urgente jika batuknya amat mengganggu

u.c. usus cognitus aturan pakai diketahui


u.n. usus notus aturan pakai diketahui
u.e. usus externus obat luar
u.p. usum proprium dipakai sendiri
u.v. usus veterinarius guna kedokteran hewan
ungt. unguentum salep
ungt.ophth. unguentum ophthalmicae salep mata

vesp. vespere senja hari

I unus satu
II duo dua
III tres tiga
IV quattour empat
V quinque lima
VI six enam

VII september tujuh

VIII october delapan

IX novem sembilan

X december sepuluh

XI uno decemb sebelas

XII duodecim duabelas

XX viginti duapuluh

XXX triginti tigapuluh

L quinquaginta lima puluh

C centum seratus

D quingenti limaratus

M mille seribu
Istilah Latin dalam Pemberian Obat
Singkatan Kepanjangan Arti
ac ante coenam sebelum makan
dc durante coenam saat makan
pc post coenam sesudah makan
cth cochlear thea sendok te (5 ml)
C cochlear sendok makan (15 ml)
cito - segera
hs hora somni sebelum tidur
prn pro re nata bila perlu
dd de die sehari
bdd/2dd bis de die 2 kali sehari
tdd/3dd ter de die 3 kali sehari
qdd quartier/quinque de die 4/5 kali sehari
Singkata Kepanjangan Arti
n

s signa tanda
suc signa usus cognitus tanda untuk pemakaian diketahui
sue signa usus externus tanda dipakai untuk luar
simm signa in manus medici serahkan ke tangan dokter
stat statim penting
ad lib ad libitum minum sebanyak-banyaknya
ia intra arterium suntikan melalui pembuluh darah
arteri

Ic/sc intra cutan/sub cutan suntikan melalui lapisan kulit luar


im intra muscular suntikan melalui otot
iv intra vena suntikan melalui pembuluh darah vena

ad auricularies dexter telinga kanan


as auricularies sinister telinga kiri
od oculus dexter mata kanan
os oculus sinistra mata kiri

Anda mungkin juga menyukai