Anda di halaman 1dari 42

RESEP

Rika Yulianti, M.Farm., Apt


Ilmu Resep
Ilmu Resep : ilmu yang mempelajari tentang cara
menyediakan, mempersiapkan, membuat, mengubah
dan mengemas suatu bahan obat, obat menjadi suatu
bentuk tertentu yang siap digunakan sebagai obat.
Definisi Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter
gigi, dokter hewan kepada apoteker pengelola apotek
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Peraturan menyatakan, yang berhak
melakukan Peracikan Obat di Indonesia
adalah :
1.Apoteker ( Ijazah,Sumpah, SIK/SP, SIA ,
PERMENKES No.922/93 )
2. Tenaga teknis kefarmasian (Dibawah Pengawasan
Apoteker di Apotik)
3. Dokter (Khusus untuk suntikan, kecuali dalam
keadaan darurat, di daerah terpencil yang tidak ada
Puskesmas/ Apotik boleh menyimpan obat (PP
No.1/1988)
Ketentuan umum tentang Resep :
Satu Resep umumnya hanya diperuntukkan bagi satu
pasien.
Resep dituliskan diatas suatu kertas resep menggunakan
bhs Latin. Ukuran ideal L 10-12 P 15-18 cm.
Ketentuan umum tentang Resep :
Jumlah obat yang ditulis dlm R/ dihindari memakai
angka desimal - obat yg diberikan dlm jml < 1 gr ditulis
dlm miligram. C/: 500 mg, tidak 0,5 gram - obat yg
diberikan dlm jml < 1 miligram ditulis dlm micogram
Ketentuan umum tentang Resep :
Jumlah obat yang ditulis dlm R/ dihindari memakai
angka desimal - obat yg diberikan dlm jml < 1 gram
ditulis dlm miligram. C/: 500 mg, tidak 0,5 gram
obat yg diberikan dlm jml < 1 miligram ditulis dlm
microgram
Lanjutan …
• Dokter hewan hanya diperbolehkan menulis R/ yang
ditujukan untuk penggunaan pada hewan.
• Dokter gigi boleh menulis segala macam obat dengan
cara per parenteral (injeksi) atau cara-cara pemakaian
yang lain, khusus untuk mengobati penyakit gigi dan
mulut.
Bahasa latin dalam resep
Resep ditulis dalam bahasa latin :
-Bahasa universal, bahasa mati, bahasa medical
science
-Menjaga kerahasiaan
-Menyamakan persepsi (dokter dan apoteker)
Lanjutan …
Resep yang mengandung narkotika tidak boleh diulang
(iter), nama pasien ditulis, tidak boleh m.i = mihi ipsi
(untuk dipakai sendiri). Alamat dan aturan pakai
(signa) jelas, tidak boleh ditulis u.c = usus cognitus.
• Bahan obat/obat yang termasuk narkotika penulisan
di dalam resep harus diberi tanda garis bawah/tanda
merah.
Lanjutan …
• Apoteker tidak boleh mengganti obat generik yang
ditulis di dalam resep dengan obat paten.
• Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya,
dokter menuliskan Cito (segera),Statim(penting),
Urgent (penting). P.I.M = periculum in mora =
berbahaya bila ditunda.
Alur pembuatan resep
Aspek Etika mengenai R/ dan obat
1.Rahasia R/, adl rahasia antara dr, farmasis & pasien.
2.Dokter tidak menjual obat kepada penderita
3.Dokter tidak menyarankan pasien mengambil obat
diapotek tertentu
4.Penulisan resep harus rasional - tidak banyak Macam
obat dlm satu R/ - Jumlah obat dlm satu R/ tdk banyak
Komponen dalam Resep
Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter
gigi, atau dokter hewan.
Tanggal penulisan resep (superscriptio/inscriptio)
Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep, nama
setiap obat atau komposisi obat (invocatio/inscriptio)
Lanjutan …
Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep
(subscriptio)
Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk
resep dokter hewan
Tanda seru atau paraf dokter untuk resep yang
mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis.
Resep Mengandung bahan narkotika
Contoh :
a.Codein HCl
b.Pulvis doveri
c.Opii Tincture
Resep Mengandung bahan narkotika
1.Diberi garis bawah merah
2.Ditanyakan Alamat pasien
3.Tanda peringatan Resep tidak boleh diulang tanpa
resep asli dokter
4.Alamat dokter penulis resep harus jelas
5.Jumlah obat ditulis dengan huruf (bukan angka)
Komponen menurut fungsi bahan obatnya :
1. Obat berkhasiat utama (Remidium Cardinal)
2. Obat berkhasiat
menunjang/meningkatkan/melengkapi
bekerjanya obat utama (Remidium Ajuvans)
3. Coringens, zat tambahan.
a. Coringens Actionis, digunakan memperbaiki kerja zat
berkhasiat utama.
b. Coringens Odoris, digunakan untuk memperbaiki bau dari
obat.
c. Coringens Saporis, digunakan untuk memperbaiki rasa
dari obat.
Lanjutan …
d. Coringens Coloris, digunakan untuk memperbaiki
warna obat.
e. Coringens Solubolis, digunakan untuk memperbaiki
kelarutan obat utama.
f. Constituens, digunakan sebagai zat tambahan,
bersifat netral dipakai sebagai bahan pengisi, pemberi
bentuk.
Cara mencampur serbuk
Macam-macam serbuk :
1. Menurut ukuran partikelnya.
a. Pulvis grossus = serbuk kasar
b. Pulvis subtilis/tenuis = serbuk halus
c. Pulvis subtissimus = serbuk sangat halus
Lanjutan …
2. Menurut fungsinya/penggunaannya.
a.Pulvis Adspersorius (serbuk tabur)
b.Pulvis Dentrificius (serbuk gigi)
c.Pulvis Sternutatorius (serbuk bersin), adalah serbuk
bersin untuk dihisap dihidung d. Pulvis Effervescent,
adalah serbuk yg dilarutkan terlebih dahulu di air

3. Menurut cara pengemasanya.


a. Serbuk tak terbagi (pulvis)
b. Serbuk terbagi (pulveres)
Ketentuan Umum Peracikan
1.Obat yang berbentuk kristal/bongkahan besar
hendaknya digerus halus terlebih dahulu.
2. Obat yang bekhasiat keras dalam jumlah sedikit
dicampur dengan zat tambahan dalam mortir.
3. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar
merata.
Lanjutan …
4. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih
dahulu. (BJ-nya besar dimasukkan dulu)
5. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih
dahulu. (Bj-nya besar dimasukkan dulu)
6. Jangan menggerus bahan serbuk dalam jumlah banyak
sekaligus.
Lanjutan …
1.Serbuk yang halus dan berwarna
Serbuk sangat halus dan berwarna.
Misalnya :
rifampisin, stibii penta sulfidum.
Serbuk dapat masuk ke dalam pori-
pori mortir dan warnanya sulit hilang,
maka pada waktu menggerus mortir
dilapisi zat tambahan.
Resep Rasional
1. Tepat obat
2. Tepat dosis
3. Tepat bentuk sediaan obat
4. Tepat waktu pemberian
5. Tepat cara pemberian
6. Tepat penderita
Tepat Obat : Fungsi Obat
Perhatikan inkompatibilitas
Tepat dosis
Tepat Cara Pemberian Obat
Agar efek pengobatan sesuai yang
diinginkan
Peroral: tablet salut enterik, tablet
kunyah, Tablet effervescent, Tablet
bukal & sublingual, Prolonged action
tablet, tablet suppositoria
Parenteral, Rektal, Topikal, Inhalasi
Tepat Waktu Pemberian Obat
Agar mendapat efek yang optimal, Efek
samping minimal, Tidak mengganggu kebiasaan
pasien
a.c = lambung kosong
p.c = lambung berisi, utk obat yang merangsang
mukosa lambung, obat yagn menyebabkan mual
d.c = saat makan, untuk obat yang
mempengaruhi pencernaan makanan (pepsin,
vitamin)
Dosis obat
Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada
pasien yang dapat memberikan efek farmakologis
(khasiat) yang diinginkan.
dosis dibagi menjadi 2:
1. dosis lazim dan
2. dosis maksimum/maksimal.
Dosis obat …
Dosis lazim adalah dosis yang digunakan sebagai
pedoman umum pengobatan, sifatnya tidak mengikat
(biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis
maksimum), sedangkan
dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang
masih boleh diberikan kepada pasien baik untuk
pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan.
Takaran dosis yang ada dalam farmakope umumnya
untuk dosis orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak
memerlukan rumus perhitungan tertentu.
Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas
Permukaan Tubuh (LPT)
Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan
Tubuh (Body Surface Area : BSA) atau Dosage
Calculations Based on Body Surface Area. 
Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan
Tubuh merupakan perhitungan dosis yang lebih
akurat ketimbang menggunakan rumus
perhitungan dengan umur saja, atau dengan berat
badan saja, perhitungan dosis BSA ini yang
sebaiknya dilakukan terutama untuk pasien
pediatrik/anak-anak.
Lanjutan …
rumus perhitungan dosis :
Contoh soal
 R/ Ketoprofen  50 mg
     m.f pulv in caps No. IX
     S 3 dd 1
     Pro : Fafa
     Tinggi : 105 cm
     Bobot : 29
     Umur : 5,5 tahun
Jawab :
Berdasar dari pasien dalam resep ini masih tergolong
anak/balita maka  kita melakukan penyesuaian dosis, yang
pertama kita lakukan melihat literatur (misal di buku Obat-
Obat Penting hal.859, dosis lazim dewasa ketoprofen
adalah 2-4 dd 50 mg), sehingga dapat kita lakukan
penghitungan BSA dengan memasukkan kedalan 2 rumus
yang diatas :
Contoh soal sediaan Sirup :

R/ Efedrin HCl 0,2  (DM sekali: 0,05 , DM sehari 0,15 )


Syrupus simpleks     10 mL
m.f.pot 100 mL
S. 2 d.d Cth
Pro: Rico (18 kilogram)

Analisa resep : dari resep diketahui untuk membuat sirup


sebanyak 100 mL berisi 0,2 Efedrin HCl, aturan pakai 2 kali satu
sendok teh.

Jawab: 
Ingat Rumus menggunakan berat badan

Anda mungkin juga menyukai