Ilmu Resep Ilmu Resep : ilmu yang mempelajari tentang cara menyediakan, mempersiapkan, membuat, mengubah dan mengemas suatu bahan obat, obat menjadi suatu bentuk tertentu yang siap digunakan sebagai obat. Definisi Resep Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan menyatakan, yang berhak melakukan Peracikan Obat di Indonesia adalah : 1.Apoteker ( Ijazah,Sumpah, SIK/SP, SIA , PERMENKES No.922/93 ) 2. Tenaga teknis kefarmasian (Dibawah Pengawasan Apoteker di Apotik) 3. Dokter (Khusus untuk suntikan, kecuali dalam keadaan darurat, di daerah terpencil yang tidak ada Puskesmas/ Apotik boleh menyimpan obat (PP No.1/1988) Ketentuan umum tentang Resep : Satu Resep umumnya hanya diperuntukkan bagi satu pasien. Resep dituliskan diatas suatu kertas resep menggunakan bhs Latin. Ukuran ideal L 10-12 P 15-18 cm. Ketentuan umum tentang Resep : Jumlah obat yang ditulis dlm R/ dihindari memakai angka desimal - obat yg diberikan dlm jml < 1 gr ditulis dlm miligram. C/: 500 mg, tidak 0,5 gram - obat yg diberikan dlm jml < 1 miligram ditulis dlm micogram Ketentuan umum tentang Resep : Jumlah obat yang ditulis dlm R/ dihindari memakai angka desimal - obat yg diberikan dlm jml < 1 gram ditulis dlm miligram. C/: 500 mg, tidak 0,5 gram obat yg diberikan dlm jml < 1 miligram ditulis dlm microgram Lanjutan … • Dokter hewan hanya diperbolehkan menulis R/ yang ditujukan untuk penggunaan pada hewan. • Dokter gigi boleh menulis segala macam obat dengan cara per parenteral (injeksi) atau cara-cara pemakaian yang lain, khusus untuk mengobati penyakit gigi dan mulut. Bahasa latin dalam resep Resep ditulis dalam bahasa latin : -Bahasa universal, bahasa mati, bahasa medical science -Menjaga kerahasiaan -Menyamakan persepsi (dokter dan apoteker) Lanjutan … Resep yang mengandung narkotika tidak boleh diulang (iter), nama pasien ditulis, tidak boleh m.i = mihi ipsi (untuk dipakai sendiri). Alamat dan aturan pakai (signa) jelas, tidak boleh ditulis u.c = usus cognitus. • Bahan obat/obat yang termasuk narkotika penulisan di dalam resep harus diberi tanda garis bawah/tanda merah. Lanjutan … • Apoteker tidak boleh mengganti obat generik yang ditulis di dalam resep dengan obat paten. • Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter menuliskan Cito (segera),Statim(penting), Urgent (penting). P.I.M = periculum in mora = berbahaya bila ditunda. Alur pembuatan resep Aspek Etika mengenai R/ dan obat 1.Rahasia R/, adl rahasia antara dr, farmasis & pasien. 2.Dokter tidak menjual obat kepada penderita 3.Dokter tidak menyarankan pasien mengambil obat diapotek tertentu 4.Penulisan resep harus rasional - tidak banyak Macam obat dlm satu R/ - Jumlah obat dlm satu R/ tdk banyak Komponen dalam Resep Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, atau dokter hewan. Tanggal penulisan resep (superscriptio/inscriptio) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat (invocatio/inscriptio) Lanjutan … Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura) Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep (subscriptio) Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan Tanda seru atau paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis. Resep Mengandung bahan narkotika Contoh : a.Codein HCl b.Pulvis doveri c.Opii Tincture Resep Mengandung bahan narkotika 1.Diberi garis bawah merah 2.Ditanyakan Alamat pasien 3.Tanda peringatan Resep tidak boleh diulang tanpa resep asli dokter 4.Alamat dokter penulis resep harus jelas 5.Jumlah obat ditulis dengan huruf (bukan angka) Komponen menurut fungsi bahan obatnya : 1. Obat berkhasiat utama (Remidium Cardinal) 2. Obat berkhasiat menunjang/meningkatkan/melengkapi bekerjanya obat utama (Remidium Ajuvans) 3. Coringens, zat tambahan. a. Coringens Actionis, digunakan memperbaiki kerja zat berkhasiat utama. b. Coringens Odoris, digunakan untuk memperbaiki bau dari obat. c. Coringens Saporis, digunakan untuk memperbaiki rasa dari obat. Lanjutan … d. Coringens Coloris, digunakan untuk memperbaiki warna obat. e. Coringens Solubolis, digunakan untuk memperbaiki kelarutan obat utama. f. Constituens, digunakan sebagai zat tambahan, bersifat netral dipakai sebagai bahan pengisi, pemberi bentuk. Cara mencampur serbuk Macam-macam serbuk : 1. Menurut ukuran partikelnya. a. Pulvis grossus = serbuk kasar b. Pulvis subtilis/tenuis = serbuk halus c. Pulvis subtissimus = serbuk sangat halus Lanjutan … 2. Menurut fungsinya/penggunaannya. a.Pulvis Adspersorius (serbuk tabur) b.Pulvis Dentrificius (serbuk gigi) c.Pulvis Sternutatorius (serbuk bersin), adalah serbuk bersin untuk dihisap dihidung d. Pulvis Effervescent, adalah serbuk yg dilarutkan terlebih dahulu di air
3. Menurut cara pengemasanya.
a. Serbuk tak terbagi (pulvis) b. Serbuk terbagi (pulveres) Ketentuan Umum Peracikan 1.Obat yang berbentuk kristal/bongkahan besar hendaknya digerus halus terlebih dahulu. 2. Obat yang bekhasiat keras dalam jumlah sedikit dicampur dengan zat tambahan dalam mortir. 3. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar merata. Lanjutan … 4. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu. (BJ-nya besar dimasukkan dulu) 5. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu. (Bj-nya besar dimasukkan dulu) 6. Jangan menggerus bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Lanjutan … 1.Serbuk yang halus dan berwarna Serbuk sangat halus dan berwarna. Misalnya : rifampisin, stibii penta sulfidum. Serbuk dapat masuk ke dalam pori- pori mortir dan warnanya sulit hilang, maka pada waktu menggerus mortir dilapisi zat tambahan. Resep Rasional 1. Tepat obat 2. Tepat dosis 3. Tepat bentuk sediaan obat 4. Tepat waktu pemberian 5. Tepat cara pemberian 6. Tepat penderita Tepat Obat : Fungsi Obat Perhatikan inkompatibilitas Tepat dosis Tepat Cara Pemberian Obat Agar efek pengobatan sesuai yang diinginkan Peroral: tablet salut enterik, tablet kunyah, Tablet effervescent, Tablet bukal & sublingual, Prolonged action tablet, tablet suppositoria Parenteral, Rektal, Topikal, Inhalasi Tepat Waktu Pemberian Obat Agar mendapat efek yang optimal, Efek samping minimal, Tidak mengganggu kebiasaan pasien a.c = lambung kosong p.c = lambung berisi, utk obat yang merangsang mukosa lambung, obat yagn menyebabkan mual d.c = saat makan, untuk obat yang mempengaruhi pencernaan makanan (pepsin, vitamin) Dosis obat Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat memberikan efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan. dosis dibagi menjadi 2: 1. dosis lazim dan 2. dosis maksimum/maksimal. Dosis obat … Dosis lazim adalah dosis yang digunakan sebagai pedoman umum pengobatan, sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis maksimum), sedangkan dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih boleh diberikan kepada pasien baik untuk pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan. Takaran dosis yang ada dalam farmakope umumnya untuk dosis orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak memerlukan rumus perhitungan tertentu. Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (LPT) Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (Body Surface Area : BSA) atau Dosage Calculations Based on Body Surface Area. Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh merupakan perhitungan dosis yang lebih akurat ketimbang menggunakan rumus perhitungan dengan umur saja, atau dengan berat badan saja, perhitungan dosis BSA ini yang sebaiknya dilakukan terutama untuk pasien pediatrik/anak-anak. Lanjutan … rumus perhitungan dosis : Contoh soal R/ Ketoprofen 50 mg m.f pulv in caps No. IX S 3 dd 1 Pro : Fafa Tinggi : 105 cm Bobot : 29 Umur : 5,5 tahun Jawab : Berdasar dari pasien dalam resep ini masih tergolong anak/balita maka kita melakukan penyesuaian dosis, yang pertama kita lakukan melihat literatur (misal di buku Obat- Obat Penting hal.859, dosis lazim dewasa ketoprofen adalah 2-4 dd 50 mg), sehingga dapat kita lakukan penghitungan BSA dengan memasukkan kedalan 2 rumus yang diatas : Contoh soal sediaan Sirup :