Anda di halaman 1dari 62

KAEDAH PENULISAN RESEP

OBAT RACIKAN

Drs. Admar Jas Apt, M.Sc.


BBS, 15 NOVEMBER 2010

Depart. Farmakologi dan Terapeutik,


Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara- Medan
2
Resep ?
1. Siapa yg berhak menulis R/
2. Dengan apa Resep ditulis
3. Dimana R/ ditulis, bgmn dan berapa
ukuran kertasnya ?
4. Bagaimana format, cara menulis Resep &
pola, kaedah penulisannya ?
5. Dimana R/ dilayani ?

6. Siapa yg berkompeten melayani R/


7. Untuk siapa R/ tsb, apa kebaikan/
keburukkannya ?
8. Siapa yg berkepentingan dan
bertanggungjawab thdp Resep?
Sejauh mana tanggungjawab dr,
Apt, nurse thdp Resep ?
9. Bagaimana nasib R/ tsb ?
-setelah dikeluarkan ?
-setelah dilayani ?
KAEDAH PENULISAN RESEP 1
OBAT RACIKAN
I. PENDAHULUAN
Pengertian Resep :
Profesional:
Wujud akhir kompetensi dokter dlm medical care, yg telah
memiliki ilmu penget-keahlian & keterampilan di bidang
farmakologi dan terapeutik serta mampu mengaplikannya
dlm pelayanan kesehatan thdp pasien/masyarakat.
Terampil & mampu : I.penget., pemahaman & perlatihan.
Teknis:
Permintaan tertulis dari dr kpd apoteker/petugas di Apotek
utk memberikan obat dlm btk sed & juml ttt kpd pasien yg
membutuhkannya.

Kaedah penulisan, kaidah artinya aturan / ketentuan atau


rumusan pasti telah menjadi patokan yg harus diketahui
secara bersama oleh yang bersangkutan (stick holder).
Di dalam Medical care
Ada 3 hal yang harus dilakukan, a.l:
1. Visition relation ship
2. Terapi dengan obat
3. Terapi dengan tindakan
Yang berhak menulis Resep: 3
Di Indonesia : dokter (dr umum, Sp), drg, drh.
Di luar negeri : dr. Pharmacyst, Nurs
Resep ditulis pd kop resmi dokter :
Lembaran Resep idealnya, empat persegi panjang:
lebar : 10 12 cm
panjang : 15 20 cm.

Resep disimpan selama 3 th, menurut no & thnya. Dengan


ukuran lembaran resep hampir sama penyimpanan lebih
teratur, mudah dicari bila sewaktu-waktu diperlukan.

Tempat pelayanan resep, a.l:


Rm.Sakit (Inst. Fa RS)
Apotek
Klinik
Puskesmas
II. JENIS-JENIS RESEP 4

Katagori Resep ada tiga jenis:


1. Resep standar (R/ officinales).
2. Resep magistrales (R/ racikan, Poli Farmasi).
3. Resep medicinales (R/obat jadi, merek dagang/Generik)
Cara penulisan masing2 Resep tsb diatas berbeda, sesuai dg
kaedah penulisan Resep sbb.

1. Resep standar (Officinalis), kompss tlh dibakukan:


pelayanannya mengalami peracikan.
R/ Potio alba ml 200 komposisi: Amm chlorida
S 4 dd Cth.I Sasa
syr simplex
R/ Ichtyol salap 20
R/ Salicyl Talk 3% 100
5
2. Resep magistrales, resep modifikasi (formula disusun dr
sesuai kebutuhan terapi) R/ bisa tunggal/ campuran,
polifarmasi, pelayanannya mengalami peracikan.
R/ Acetaminofen mg 100
Diazepam tab
Chlorpheniramin mal tab.
Acid ascorbic mg 20
M f pulv dtd No. XII
S 3 dd p.I

3. Resep medicinales (R/ o.generik, paten, ob jadi)


R/ Amoxil F sir No. I
S 3 dd Cth. I
Atau S 3 dd Cth.

R/ CTM tab No. XV


S 3 dd tab. I
6
III. HAL YANG HARUS DIKETAHUI DAN DIPAHAMI
Menulis Resep harus diketahui & dipahami, a.l:

1. Format dan pola penulisan.


2. Kaedah penulisan
3. Takaran pemakaian dan dosis
4. Interval waktu pemakaian
5. Cara pemakaian dan route of drugs administration.
6. Singkatan latin dan angka romawi
7. Berbagai jenis obat dan BSO
8. Berbagai nm obat/sinonim, komposisi & khasiat
farmakologi zat aktif komponen obat
9. Indikasi dan kontra indikasi
10. ES dan Advers effect
Hindarkan dalam menulis resep: 7

1. Menulis dikertas sembarangan & dg pensil

2. Menulis nama obat dg singkatan yg tdk lazim/tidak umum.

3. Extravagant, peresepan boros, material oriented.

4. Menulis obat yg sesungguhnya obat tersebut sdh ditarik dari


Peredaran

5. Menulis item obat terlalu mahal tdk terjangkau, obat generik,


merek lain masih tersedia di Apotek sbg alternatif.

6. Menulis resep magistrales item obat terlalu banyak, mungkin


terjadi interaksi dan OTT.
IV. FORMAT MENULIS RESEP 8
Terdiri dari 6 (enam) bagian:
1. Inscriptio: -nama dokter, No. Sip., Alamat/Telp./Hp
-kota/tempat menulis R/ & tgl dikeluarkan resep
2. Invocatio: permintaan tertulis dokter dlm singkatan latin R/ = resipe =
ambilah/berikanlah, kt pembuka komunikasi dg apoteker/petugas di apotek.

3. Prescriptio (Ordonantio), nama obat & jumlah serta bentuk sediaan yg


diinginkan diinginkan.

4. Signatura, tanda cara pakai, regimen dosis, rute, interval waktu pemberian
harus jelas, untuk keamanan penggunaan obat, keberhasilan terapi.

5. Subscriptio, yaitu tanda tangan/paraf dokter penulis resep

6. Pro (peruntukkan), nama & umur pasien, ditulis jelas, obat narkotika hrs
dicantumkan almt pasien, utk laporan pemakaian.

Tujuannya : utk keteraturan, kejelasan, legalitas dan persamaan persepsi.


Dokter Maju Tarigan Sp PD Inscriptio 9
SIP. No. 01/MenKes/II/02
Alamat praktek : Jl. Kapt. Muslim No/ Ph/Hp
Jam praktek : 17.00 20.00 WIB Medan, tgl---

Inv. R/ Erythromicin 500 capl No. XII (Prescriptio =


S 4 dd cap.I p.c (Sign) Ordonantio)
--------- paraf (Subs)

R/ Acetaminophen 500 tab No. XII


S 4 dd tab. I
--------- paraf

R/ Sol. Perhidrol 3 % ml 300


S m et ves garg.I
----------- parat

R/ Sakatonik liver sir Fl. I


S 2 dd C II
---------- paraf

Pro: Ny. Tuginem


V. POLA PENULISAN RESEP 10
1. Remedium Cardinal (obat causal, obat yg utama)
2. Remedium Adjuvand (obat symptomatis)
3. Roborantia (meningkatkan daya tahan tubuh)

Nama DOKTER:
Sip: Medan, tgl.
Alamat dan hari dan jam praktek

R/ Rem. Cardinal (Obat utama)


S.-----paraf

R/ Rem. Adjuvand (Obat symptom)


S. -----paraf

R/ Roboransia
S. ------paraf

Pro: pasien (Umur)


Pola menulis Resep 11
Nm. obat Kons, BSO-vol, bobot Wadah/tanpa Jml (ak Romawi)
kadar wadah

Used angka Romawi /angka Arabic pd:


Jumlah obat dg angka Romawi, dosis & pecahan ak Arabic.
1. Amoxicillin F sir Fl.I (jumlah Obat)
2. Levofloxacin 500 cap. No. X (jumlah)
3. Acetaminofen 500 tab.1 (dosis 1 x p)
4. Aspilet tab. 2 (dosis 1 x p)
5. Gentamycin cream tub. I
6. Daktarin powder pot. I
7. Signatura: S 4 dd Cth. I, II, ; , 1 dstnya

Diazepam tab. 2
Aspilet tab. 1
mf pulv dtd. No. X
mf pulv dtd. No. XX
da in cap
S 1 dd p. I
S 1 dd cap. I
V. KAEDAH PENULISAN RESEP 12

1. Ditulis pada kop resmi dokter


2. Ditulis jelas (dg tinta), tidak ada keraguan dlm pelayanannya.
3. Satu resep untuk nama pasien tertentu.
4. Nama obat ditulis benar, karakter huruf sesuai dg yg tertera
pd kemasannya atau menurut literatur.
5. Obat ditulis dlm bentuk sediaan tertentu, dosis, takaran dan
juml tertt.
6. Jml obat yg ditulis dg angka romawi, dosis angka arabik
7. Penulisan nama obat kalau disingkat harus berlaku umum
8. Sign dlm singkatan latin ditulis jelas, takaran pemakaian ak
bulat romawi dan pecahan angka arabik, diparaf dan ditutup.
9. Nama pasien & umur hrs dicantumkan, satu resep untuk satu
pasien.
10.Resep narkotika, hrs di t. tangani oleh dr bersgkutan &
dicantumkan alamat pasien, tidak boleh dicantumkan iter .
11.Resep dijaga kerahasiaanya menyangkut Kode Etik profesi.
13
TAKARAN PEMAKAIAN
1.Takaran pemakaian Sediaan cair per-oral
2.Takaran pemakaian padat per-oral
3.Takaran pamakaian sed cair obat luar
4.Takaran pemakaian sediaan padat obat luar
5.Takaran pekaian sediaan injectionem

Harus bisa menuliskan & mengaplikasikan dlm bentuk resep.

Untuk sed cair per-oral: menggunakan sendok/cangkir


1. Menggunakan sendok / cangkir, klasifikasi sbb.:
a. Sendok teh ( Cochlear theae, Cth = 5 ml )
b. Sendok bubur ( Cochlear pultis, C.p = 8 ml )
c. Sendok makan ( Cochlear, C =15 ml )
d. Cangkir dengan kalibrasi 5 ml; 10ml; 15 ml; 30 ml.
14
2. Menggunakan penetes
Penetes / pipet dg atau tanpa kalibrasi. Penetes dilampirkan
sgt bervariasi. Umumnya, penetes menghasilkan tetesan
setara dg ttsan yg dihasilkan penetes baku disbtkan dlm
Farmakope Indonesia, yi: 1 ml=20 tetes (1 mg), untuk BJ = 1.

Jenis penetes yg sering digunakan pd sed guttae per-oral, a.l:


Penetes tanpa kalibrasi
Penetes, kalibrasi volume dalam ml atau cc
Penetes, kalibrasi volume dalam mg
Penetes, standardisasi pabrik, mis. 1 ml = 15 tetes atau 20 tts
(FI ed III).

3. Menggunakan sediaan, wadah/kemasannya sendiri


Satuan pemakaian obat lain: tab, caps, capl, ml, semprot, UI,
mg dll. Cara mengaplikasikan takaran ini lihat resep berikut:
15
Kemasan obat:
Antibiotik: botol, umumnya 60 ml, ada juga 20, 30 ml.
Kem utk obat batuk, vit: 30 ml; 60 ml; 100 ml; 120 ml.
Bila ada dua kemasan, kemasan obat terkecil dlm
penulisan tidak dicantumkan volume/bobotnya tetapi
yg besar dicantumkan, mis 100 ml. untuk yg tiga
kemasan harus dicantumkan volume yg dimaksud.

Dosis:
Penetapan dosis antibiotic berdasarkan umur, BB,
Rumus Young atau kitau melihat dlm IIMS, ISO, DOI,
Informasi Akurat dll. Obat batuk, analgetik dan
antipiretik: zat aktif lainnya, dosis harus dihitung.
Vitamin, untuk B1 (Aneurin HCl=Thiamin HCl) dosis
perlu dihitung, krn berkhasiat keras.
16
Cara Pemberian pada Signatura:
menggunakan takar, Cth (5ml); Cp. (8ml); C (15ml), cangkir
dg kalibrasi yaitu 2,5ml; 5ml; 10ml; 15ml; 30ml dan spuit
berskala. Cara menulis:
S 4 dd Cth.I (Cth. II, 1 dst.)
S 3 dd C.I
S 2 dd ml 30

Guttae per-oral (drops = tetes), sediaan berbentuk: solusio,


sirup, suspensi dan emulsion. Artinya sed obat berbentuk cair,
pemberian dg bantuan penetes (pipet), untuk obat luar bs dg
pipet umum, ttp bila per-oral pipet special. Kalibrasi pipet ber
variasi: ml, mg dan non kalibrasi
Kemasan: botol 10 ml 30 ml
Cara menulis: S 4 dd ml 1 (0,5 ml, 0,8 ml dst)
S 4 dd mg 50
S t dd gtt. X
Pemilihan obat Resep racikan, bbrp kategori, a.l :
1. Bahan baku 17
-bahan tambahan (excipients)
-corigensia dan bahan homogenitas
2. Obat jadi, sediaan padat.
-bahan baku (zat aktif).
-bhn + an (pengisi, perekat, penghancur, pelicin dll.)
-corigensia.
3. Kombinasi
-bahan baku + obat jadi

4. Bahan padat dalam cair

5. Bahan padat + padat

6. Bahan cair + cair


Contoh : 18
1. Obat bahan baku:

R/ Acetosal mg 125
Chlorpheniramini maleat mg 2
m f l a pulv dtd No. XII
S 4 dd p.I p.c
------- paraf

Pro: Ana Yanti (4 th)


19

2. Obat jadi :

R/ Acetosal tab
CTM tab.
m f l a pulv dtd No. XII
S 4 dd p.I p.c
------- paraf

Pro: Ana Yanti (4 th)


20
3. Obat jadi, kombinasi dg bahan baku :

R/ Paracetamol tab
Chlorpheniramin mal mg 2
m f l a pulv dtd No. XII
S 4 dd p.I
------- paraf

Pro: Ana Yanti (4 th)


4. Obat bahan padat dalam cairan/air: 21

R/ K-Permanganas krist. mg 450


Aquadest. Ad 100
M d sue, epithema
------- paraf

Pro: Yanti (5 th)

R/ Menthol spirt 5 % ml 200


M d Sue
------- paraf

Pro: Ana (4 th)


5. Bahan obat padat / padat 22

R/ Salicyl Talk 3 % 100


Sue

R/ Paracetamol tab.
Diazepam 2 tab. 1
Chlorpheniramin mal mg 2
M f pulv. Dtd. XII
S 4 dd p.I
------- paraf

R/ Acetaminofen mg 125
M f pulv. Dtd. XII

R/ Sanmol tab.
M f pulv. Dtd. XII
6. Obat bahan cair dalam cairan/air 23

R/ Glycerrin ml 50
Aquadest ad 100
Suc

R/ Camphor Spirt 5% ml 100


Sue

R/ Sol Hydrogen peroxid 3% ml 200


Suc
------ paraf
VI. TUJUAN DAN HAKEKAT RESEP 24

1. Mempermudah dokter dalam medical care.

2. Meminimalkan kesalahan dlm pelayanan medik.

3. Terjadi cross check dlm pelayanan kes.

4. Suatu bentuk mekanisme pengawasan dlm pelayanan Kes

5. Pemberian obat lebih cermat & rasional, pasien oriented.

6. Kemudahan patien mendapatkan obat & perbekalan Fa


/Apotek, rentang waktu pelayanan apotek lebih lama.

7. Sbg Medical record bagi dr, Apt & pasien.


VIII. PERMASALAHAN DALAM MENULIS RESEP
25
1. Zat aktif yg diberikan harus dlm bentuk sed tertentu,

2. Farmaseutikal BSO, kebaikan dan keburukkan

3. Used singkatan latin, angka romawi d sinonim.


4. BSO menyangkut dg onset of action, duration of action
(misal: retard, enteric, lozenges).
5. Penyesuaian BSO, kondisi pasien dg rute pemberian.
6. Obat sbg komoditi spesifik, dimensional, peredarannya
harus menurut aturan per-undang-undang.
7. Obat yg sdh ditarik dari perdaran, tdk dapat informasi
mengenai obat tsb.
8. Ada obat paten dibutuhkan ttp harga tidak terjangkau.
9. Terjadi idiosinkrasi dlm penggunaan obat.
10.Terjadi kesalahan/kekhilafan dalam penulisan resep.
IX. PENULISAN RESEP RASIONAL 27
Tiga prinsip dalam penulisan Resep, a.l:
1. R/ ditulis menurut format, peraturan dan kaedah yg berlaku.
2. R/ ditulis berdsrkan indikasi d pola sesuai dg kebutuhan dasar
3. R/ ditulis didasarkan pada prinsip pemberian obat yg rasional.
Penggunaan obat yg rasional yi tepat, aman, efektif, ekonomis
dan sesuai dg kebutuhan. Menurut WHO, sbb:
memberikan obat sesuai dg keperluan klinik, dosis sesuai dg
kebutuhan pasien, diberikan dlm jangka waktu sesuai dg sifat
penyakit, ekonomis, murah menurut pasien & komunitasnya.
Hal yang istimewa harus diperhatikan dan dilakukan, a.l:
1. Bila hendak dilayani segera ditulis: Cito, PIM, Urgen pada
lembaran kosong seb kiri atas.
2. Bila resep diulangi, dapat ditulis iter seb.kanan atas,
mis: iter 2x , Tidak berlaku utk obat narkotika !
3. Memahami takaran pemakaian obat
VIII. PERMASALAHAN DALAM MENULIS RESEP
28
1. Zat aktif yg diberikan harus dlm bentuk sed tertentu,

2. Farmaseutikal BSO, kebaikan dan keburukkan

3. Used singkatan latin, angka romawi d sinonim.


4. BSO menyangkut dg onset of action, duration of action
(misal: retard, enteric, lozenges).
5. Penyesuaian BSO, kondisi pasien dg rute pemberian.
6. Obat sbg komoditi spesifik, dimensional, peredarannya
harus menurut aturan per-undang-undang.
7. Ada obat yg sudah ditarik dari perdaran, dr tdk
mendapat informasi mengenai obat tsb.
8. Ada obat paten dibutuhkan ttp harga tidak terjangkau.
9. Terjadi idiosinkrasi dlm penggunaan obat.
10.Terjadi kesalahan dalam penulisan resep.
Kriteria tepat dan benar 29
1. Tepat indikasi (petunjuk)
2. Tepat pasien
3. Tepat obat, BSO, route of drugs administration
4. Tepat dosis (kekuatan persatuan dosis dan regimen dosis)
5. Tepat aturan pakai obat (interval waktu)-Signatura
6. Tepat waktu pengobatan- jumlah obat.
7. Waspada terhdp side effect, kontra indikasi & Advers effect

Kriteria aman: Waspada terhadap


-Efek samping dan kontra indikasi
-Duplicating & over dosis
-Patofisiologi organ tubuh
-Usia dan keadaan (hamil, menyusui, kurang gizi dll.)
Distribusi dan keamanan penggunaan obat
Nasehat dokter (visition relation of ship = VRS)
Kriteria rasional 30
-BSO sesuai dg rute pemberian
-Pemberian obat sesuai dg stuasi dan kondisi pasien
-Harga obat terjangkau
-Obat tercampurkan, diperkirakan tidak terjadi OTT
-Onset, duration of action sesuai dg yg diharapkan, Efektif
Sikap terapi dengan obat:
a.Keputusan terapi hrs rasional, perlu penget farmakologi,
farmasi dan klinis
b. Diperlukan informasi yg cukup mengenai obat yg diberikan,
evaluasi & pemantauan hsl terapi, termasuk ES, KI obat
(advers effect).
c. Bila dlm terapi tdk sesuai dg yg diinginkan, hrs dg cepat
mengambil
keputusan baru dan langkah baru (reevaluasi).
d. Harus ada VRS (Visition Relation of Ship) atau KIE
(Komunikasi Informasi dan Edukasi).
VII. TEKNIK MENULIS RESEP 31
1. Teknik pelaksanaan
a. Terlebih dahulu diketahui obat, a.l: berhub dg Nama & BSO
-nama obat atau sinonimnya
-bentuk sediaan dan komposisi
-khasiat farmakologi komponen zat aktif obat dikuasai
-indikasi dan kontra indikasi diketahui
-efek samping (side effect and advers effect) dipahami

b. Pemberian obat, a.l: berhubungan dg Signatura


-Rute (Route of drugs Administration)
-Dosis, dosis per x pakai, interval waktu
-Lama pengobatan, juml obat dibutuhkan slma pengobatan

c. Ditulis resep lengkap dgn cermat, sesuai dengan format


pola dan kaedah penulisan. Berhub dg kelengkapan Resep
2. Pelaksanaan Penulisan Resep 32
Dimulai dengan recipe (R/ = ambilah atau berikanlah)
Tulis nama obat, bentuk sed, jml obat dlm angka romawi.
Tentukan dosis satu kali pakai dan lama pemberian
Menulis dosis obat dalam satuan yang sesuai
Pertimbgkan farmaseutikal BSO d fasilitas yg ada pd kem sed.
Tulis signa dg jelas, tutup dan paraf.
Tulis pro atau peruntukkan obat dan umur pasien.
Dua sed, besar d kecil. Bila dibutuhkan yg besar, tulis vol sed.
sesudah bentuk sediaan, misal. 120 ml dsb.nya.
Bila ada dua atau tiga konsentrasi obat, sebaiknya tulis jelas,
misal: ped, adult d forte, 0,25%, 0,5%, 1%; 250mg, 500mg dll
IX. LATIHAN MENULIS RESEP
33
1. Nama pasien: Endang, umur: 5 tahun, BB: 16 kg
Diagnosa: infeksi sal. nafas atas, symptom: demam,
batuk-sesak nafas.

Terapi:
a. Erythrocin dulcet (isi: setiap tab. Erythromycin 200 mg)
Cara pakai: shr 4 x ; lama pengobatan: 5 hari

b. Sol. per-oral: Potio alba


adde
Sirup thymi
Ephedrine HCl
Chlorpheniramini mal (CTM tab. 4 mg)
Cara pakai: Sehari 4 x satu sendok teh; lama pengobatan: 7 hr
LATIHAN MENULIS RESEP 34
c. Pulveres:
Paracetamol (Acetaminophenum, tiap tab. 500 mg)
Diazepam
Cara pakai : sehari 4 x
Lama pengobatan: 5 hari

Hitung dosis dan buatlah Resep Lengkap


35
Daftar dosis:
Nama obat per-kali Sehari
Sirup thymi 10 20% -
Ephedrin HCl - 0,81,6 mg/Kg BB
Chlorpheniramin maleat - 0,35 mg/Kg BB
Erythromycin - 3050 mg/Kg BB
Acetaminophenum - 400800 mg

Jawaban:
a. Erythromycin 1 x p = 16 (30 50 mg) = 120 200 mg 200 mg
4 Erythromycin dulcet tab. I

Jml. Obat utk 5 hari = 5 (4 x tab.I) = 20 tab No. XX


b. Potio alba:
36
Juml Potio alba untuk 7 hari = 7 (4 x 5 ml) = 140 ml 150 ml
Sirup thymi utk anak: 10 20 % dari 150 ml = 15 ml 30 ml 20 ml
Jumlah Potio = 150 ml 20 ml = 130 ml
1) Efedrin HCl: 1 x p = 16 (0,8 1,6 mg) = 3,4 6,4 mg = 6 mg
4
= 3,2 mg -6,4 mg = 6 mg
Juml efedrin dibutuhkan utk 7 hr = 150/5 x 6 mg = 180 mg
2) CTM 1 x p = 16 (30 50 mg) = 1,4 mg
4
Juml CTM dibutuhkan utk 7 hr = 150/5 x 1,4 mg = 42 mg

c. Pulveres:
1) Acetaminophen 1 x p = 400 800 mg/4 = 100 mg 200 mg 125 mg
paracetamol tab. No.
2) Diazepam 1 x p = 1-2 mg 2 mg, tab. I

Jumlah pulv dibutuhkan pengobatan 5 hari: 5 (4 x 1 bks) = 20 bks No. XX


Erythromycin efek sampingnya merangsang lambung & merusak flora usus
sebaiknya obat ini diberikan h. pc.
Dr. Umar Bakri sp PD
Sip. ., Alamat, Phon: 37
Medan, tgl.
R/ Erithrocin dulcet No. XX
S 4 dd tab. I
---------paraf

R/ Potio alba ml 130


adde
Syr. Thymi 20 % ml 20
Efedrin HCl mg 180
Chlorpheniramin mal mg 42
M. D S 4 dd Cth.I
------------- paraf

R/ Acetaminophen tab.
Diazepam tab. 1
mf pulv dtd No. XX
S 4 dd p.I
-------------- paraf

Pro: Endang (5 Th)


2. Diagnosa: infeksi sal. nafas atas kronis, faringitis &
tonsilitis, symptom: demam, disertai batuk rejan. 38
Terapi:

a. Sol. per-oral: Potio nigra


adde: Ephedrine HCl
Prometazin HCl
Codein HCl
Cara pakai: Sehari 4 x C I dan Terapi : 5 hr

b. Capsul: Amoxicillin
Cara pakai: sehari 3 x dan Terapi 5 hr

c. Obat luar: Trochesci (lozenges)


FG. Troches, isi: tiap tab. Fradiomycin 2,5 mg,
Gramycidine HCl 1 mg
Cara pakai: Setiap 4 jam 1 tablet diisap-isap.
Lama pengobatan: 3 hari
Daftar dosis: 39
Nama obat per-kali Sehari
Ephedrin HCl - 30100 mg/3-4
Promethazin HCl 25 mg 3x
Amoxicillin 500 mg setiap 8 jam
Codein HCL 10 20 mg 3-4 x

Jawaban:
a. Potio nigra yang dibutuhkan untuk 5 hari = 5 (4 x 15 ml) = 300 ml
Efedrin HCl 1 x p = 30 mg 100 mg/4 = 7,5 25 mg 10 mg
Jumlah Efedrin HCl untuk 5 hari = 300/15 x 10 mg = 200 mg
Promethazin 1 x p = 25 mg, utk 5 hr = 300/15 x 25 mg = 500 mg
Codein HCl 1 x p = 20 mg
Jumlah obat utk 5 hari = 300/15 x 20 mg = 400 mg
b. Amoxicillin 1 x p = 500 mg
Juml Amoxicillin 500 mg utk 5 hari: 5 (3 x cap. I) = 15 cap. No.XV

c. FG. Troches = 1 x p = tab I


Jumlah kali pemakaian: 16 + 1 = 16 + 1 = 5 x
n 4
Dr. : ------------
Sip. : ------------
40
Alamat: Jl. ---
Telp./Hp. No. : ----
Medan, tgl. --- 2004

R/ Potio nigra ml 300


Adde
Efedrin HCl mg 200
Promethazin HCl mg 500
Codein HCl mg 400
M D S 4 dd C. I
-------------paraf

R/ Amoxicillin 500 cap No. XV


S 3 dd cap I ------------ paraf

R/ FG. Troches tab. No. XV


S o 4 h Troch. I
-----------paraf

Pro: Tn. Basuki (65 tahun),


Alamat: Jl. Kapt. Muslim No. 234 A Medan
41
3. Nama pasien: Tuanku, umur: 5 Tahun, berat badan: 16 kg
Diagnosa: Bronkhitis, dengan gejala demam, batuk berdahak
Terapi: diberikan obat

a. Suspensi per-oral: Abbotic dry susp.


Isi: tiap sendok teh mengandung Chlarithromycin 125 mg
Kemasan: btl. 30 ml dan 60 ml

Cara pakai : sehari 2 x sebelum makan


Lama pengobatan : 7 hari

b. Pulveres berisi:
Dumin tab (Isi, tiap tab. Acetaminofen 500 mg)
Diazepam tab (isi, tiap tab. diazepoxide 2 dan 5 mg)
Gliseril guaiacolat tab (tiap tab, GG 100 mg)
Detromethorphan HBr (Isi, tiap tab. DMP 15 mg )
Acid. Ascorbicum

Cara pakai : sehari 4 x;


Lama pengobatan : 4 hari
42
Daftar dosis:
Nama obat per-kali Sehari

Chlarithromycin - 7,5 mg/Kg BB


Acetaminofen 50 100 mg -
Diazepam - 0,12 0,8 mg/Kg BB
Gliseril guaiacolat tab 25 50 mg -
Dextromethorphan - 1 mg / Kg B / 3-4 x
Acid Ascxorbicum - 30 40 mg/3-4 x
Dr. : ------------
43
Sip. : ------------
Alamat : Jl. ---
Telp./Hp. No. : ----

Medan, tgl. --- 2007

R/ Abbotic syr. 60 ml Fl. No. I


S 2 dd Cth.
-------------paraf

R/ Dumin tab 1/5


Diazepam mg 2
Gliseril g mg 15
Dextromethorphan mg 4
Acid. Ascorbic. mg 10
M. c. f . pulv. dtd. No. XV
S 3 dd p. I
------------ paraf

Pro: Tuanku
Umur: 5 tahun
4. Nama pasien: Budi, umur: 2 tahun, berat badan: 12 kg 44
Diagnosa: gangguan sal. Cerna, symptom: mual, muntah-diare.
Terapi: diberikan obat.
a. Guttae per-oral: Prinperan drops (Isi: tiap ml, Metaclopramide HCl 2,6 )
Cara pakai : sehari: 3 x
Lama pengobatan : 3 hari
Kemasan: btl. 10 ml

b. Pulveres berisi:
- Colistin tab., ada dua kemasan:
Isi : 1) Setiap tab. mengandung, Colistin sulfat 250.000 IU
2) Setiap tab. mengandung Colistin sulfat 1.500.000 IU
- Papaverin
- Vit. B complex
Cara pakai: sehari 4 x
Lama pengobatan: 5 hari
Daftar dosis:
Nama obat per-kali Sehari
Metoclorpramide HCl anak-anak 0,1 mg / kg BB
Thiamin HCl usia: 1-5 th - 0,5 mg 0,7 mg
Colistin - 100.000 IU/Kg BB
Papaverin - 2,5 mg/Kg BB
45
Jawaban:
a. Metoclorpramide 1 x p = 12 (0,1 mg )= 1,2 mg 1,2 / 2,6 x 1 ml =
0,46 ml 0,50 ml, standar F.I : 1 ml = 20 tetes, jadi: 0,5 ml = 10 tetes.
gtt. X
Jumlah obat dibutuhkan untuk 5 hari: 5 (4 x 0,5 ml) = 10 ml, Prinperan
drops Fl. No. I
b. Dalam Vit. B-Complex, mengandung Thiamin HCl (Vit. B1) 2 mg
Thiamin HCl 1 x p = 0,5 0,7 mg/3 = 0,2 0,25 mg Vit. B-complex
tab 1/10
Colistin 1 x p = 12 (100.000 IU) = 300.000 IU Colistin tab. 1 1/5
4
Papaverin 1 x p = 12 (2,5 mg ) = 7,5 mg
4
Jumlah pulveres untuk pemakaian 5 hari: 5 ( 4 x 1 bks ) = 20 bks.
Pulv. dtd.
No. XX

c. Pedialite solution 500 ml


Isi: Garam elektrolit
46
5. Nama pasien: Babilonia, umur: 2 tahun, berat badan: 10 kg
Diagnosa: infeksi sal. cerna, symptom: mulas dan diare
Terapi: diberi obat

a. Guttae per-oral: Piptal drops


Isi: setiap ml mgd N-ethyl-piperidil menzilate methobromide 4 mg
Phenobarbital 6 mg
Alkohol 20 %
Kemasan: botol 15 ml
Kalibrasi pipet: 0,6 ml; 0,5 ml ; 0,4 ml
Dosis piptal drops: 0,5 ml 1 ml / x
Cara pakai: sehari 4 x seb. Makan
Lama pemakaian : 3 hari

b. Suspensi per-oral: Septrim P susp.


Isi: setiap sendok teh, mgd Trimetoprim 40 mg
Sulfamethoxazol 200 mg
Kemasan: btl. 60 ml
Dosis: 6 mg trimetoprim dan 30 mg sulfamethoxazol/Kg BB/24 jam
Cara pakai: sehari 2 x
Lama pengobatan: 5 hari
47
6. Nama pasien: Bambang, umur: 1 tahun, berat badan: 6 kg
Diagnosa: infeksi pada kulit dan mata, symptom gatal-gatal pd kulit
dan bengkak pada mata

Terapi: diberikan obat

a. Guttae per-oral: Banthrocin drops


Isi: dropperfull (2,5 ml) Erythromycin ethylsucc. equiv., Erythromycin 100 mg
Kemasan botol: 30 ml
Kalibrasi pipet: 50 mg; 75 mg; 100 mg
Dosis: Erythromycin 30-50 mg/kg BB/sehari (4 x)
Cara pakai: sehari 4 x
Lama pemakaian: 5 hari

b. Guttae opthalmicae
Cendo Fenicol eye drops: konsent. 0,25 %; 0,5 % dan 0,25 %
Kemasan: btl (fls),

c. Topikal
Sed. Garamycin cream dan ointmen
Kemasan: tube 5 g dan 15 g
Jawaban:
a. Eritromisin 1 x p = 6 ( 30 50 )/ 4 = 60 mg 75 mg 75 mg ( 1,875 = 2 ml)
48
Jumlah obat yang dibutuhkan: 5 (4 x 2 ml) = 40 ml Fl. No. II
b. C. Fenicol 0,25 % Fl. No. I
c. Garamycin cream

Dr. : ------------
Sip. : ------------
Alamat : Jl. ---Telp./Hp. No. : ----
Medan, tgl. --- 2004

R/ Banthrocin drops Fl. II


S 4 dd mg 75
-------------paraf

R/ C. Fenicol 0,25 % Fl. I


S guttae opth. 4 dd gtt. I ODS
----------- paraf

R/ Garamycin Cream tub. I


Sue ---------- paraf

Pro : Bambang
Umur: 1 th
VI. Menulis Resep sesuai dg Bentuk Sediaan Obat ( BSO)
49
Pembagian Bentuk Sediaan, sebagai berikut:
Sediaan cair per-oral
1. Solusio (solutiones = larutan)
a) Potio : -Potio effervescent
-Potio nigra dan alba
b) Liquid : -Elixir
-Linctus/ Liquid

2. Sirupus: a. Sirup cair (syrup)


b. Sirup kering (dry syrup)

3. Suspensi: a. Susp cair (Suspensi)


b. Susp kering (dry suspensi)

4. Emulsi (emulsion): (O/W dan W/O)

5. Guttae (drops = tetes): (solusio dan emulsi)


Sediaan padat per-oral: 50
1. Tablet
Jenis-jenis tablet :
Tab. salut enterik ( enteric c. tab )
Tablet effervescent
Tablet bukal / sublingual
Tablet isap
Tablet Retard / Capsul SR (Sustained release)
Bentuk capsul ( kaplet )

2. Pulveres

3. Pulvis

4. Kapsul
a. hard caps
b. soft caps
Sediaan obat topikal 48
1. Padat (solid):
Pulvis (p.adpersorius & p. dentifricius)
kristal:(mentolum, kanfer, K-permanganas)
2. Semisolid (lembek = setengah padat)
a. Pasta
b. Unguenta (zalf, salap, ointmen)
c. Linimenta
d. Cream (cremores)
e. Gelatinous (jelly)
3. Plaster (transdermal, Fluck )

4. Cairan : ( a. Solution b. Lotion c. Emulsion )

Sediaan pada liang tubuh:

a. Intra-rektum : 1)suppositoria
2)cream
3)enema/clisma (pompa)

b. Intra-vagina : 1)ovulae 2)tablet 3)sol.


c. Intra-urethra: 1)basila 2)solusio
Sediaan parenteral (injectionem) 49
Sediaan volume kurang dari 15 ml, disbt injeksi (injectionem):
a. Solusio
b. Suspensi
c. Emulsion

Sediaan vol. 15 ml - 500 ml, umumnya diberikan lsg ke dlm tubuh disebut
infusi, penggunaan lsg disuntikkan melalui pembuluh vena (intra-vena,i.v), a.l:
a. Solusio (larutan),
b. Liquid (sediaan darah)

Wajib tahu kemasan, volume.

Sediaan obat Aerosol (Inhaler)


Sediaan Obat Inhalasi

PENULISAN RESEP MENURUT BENTUK SEDIAAN


Terlebih Dahulu:
Harus mengenal berbagai jenis, BSO dan permasalahannya
Sifat fisika-kimia BSO masing-masing (OTT).
Kebaikan, keburukkan BSO masing-masing bagi pasien dan dokter
Kerasionalan memilih BSO, sesuai umur dan rute pemberian.
Contoh Resep Magistrales 50
Dr. Amaruddin Sp P
Sip. --------
Alamat: -----------/ Telp.
----------------------------------------------------
Medan, tgl.

R/ Codein HCl mg
Efedrin HCl mg
Chlorpheniramin mal mg ..
M. f pulv. dtd No. XII
S 4 dd p. I p.c
----------- paraf

R/ Cefadroxil F sir Fl. I


S 2 dd Cth. I
----------- paraf

Pro: Tn. Kamal


Jl. Kapt. Muslim No. 234 A Medan
Contoh Resep
51
Dr. Awaluddin Sp A Dr. Awaluddin Sp A
Sip. -------- Sip. --------
Alamat: -----------/ Telp. Alamat: -----------/ Telp.
------------------------------------------------- -------------------------------------------------
Medan, tgl. Medan, tgl.

R/ Paracetamol mg 250 R/ Paracetamol tab.


Diazepam mg 2 Diazepam tab. I
Interhistin mg 25 Interhistin tab.
M. f pulv. dtd No. XII M. f pulv. dtd No. XII
da in cap da in cap
S 4 dd cap. I S 4 dd cap. I
----------- paraf ----------- paraf

R/ Amoxillin cap No. XVI R/ Ampicillin F sir Fl. I


S 3 dd Cap. I S 4 dd Cap. I a.c
----------- paraf ----------- paraf

Pro: Kamal Pro: Ramalan


Umur : 7 tahun Umur : 6 tahun
52
Dapat ditambahkan zat aktif lain sesuai kebutuhan dengan
syarat obat tersebut tercampurkan (Kompatibilitas).

R/ Potio alba ml 180


Adde
Sir. Thymi ml 20
Dionin mg ...
M D S 3 dd Cth.I

Pro: Ana ( 5 th ),
Alamat: -------
B. Sediaan padat per-oral: 53

1. Tablet
Jenis-jenis tablet :
Tab. salut enterik ( enteric c. tab )
Tablet effervescent
Tablet bukal / sublingual
Tablet isap
Tablet Retard / Capsul SR (Sustained release)
Tablet bentuk capsul ( kaplet )

2. Pulveres: hanya untuk per-oral ( obat dalam ).

3. Pulvis: sbg obat dalam atau obat luar

4. Kapsul

Tulis resep lengkap menurut BSO diatas ?


C. Sediaan obat topikal 54

1. Padat (solid):
Pulvis (p.adpersorius & p. dentifricius)
kristal:(mentolum, kanfer, K-permanganas)

2. Semisolid (lembek = setengah padat)


a. Pasta
b. Unguenta
c. Linimenta
d. Cream (cremores)
e. Gelatinous (jelly)
3. Plaster (transdermal)- Fluck (tempel pada kulit)
4. Cairan : a. Solution b. Lotion c. Emulsion
55
D. Sediaan obat pada liang tubuh:
a. Intra-rektum : 1) suppositoria
2) cream
3) enema / clisma (pompa)

b. Intra-vagina : 1) ovulae 2) tablet 3) solusio


c. Intra-urethra: 1) basila 2) solusio
56
E. Sediaan parenteral (injectionem)
Sediaan volume kurang dari 15 ml, disebut injectionem.
a. Solusio
b. Suspensi / dry susp.
c. Emulsion

Perhatikan wadah dan komposisi obat :


-Ampul
-Flacon
-Botol
Sediaan volume 15 ml - 500 ml, diberikan langsung ke dlm tubuh dsb infusi.
Penggunaan lsg disuntikkan melalui pembuluh vena (intra-vena,i.v), a.l:
a. Solusio (larutan),
b. Liquid (sediaan darah)

Inhalasi (Inhaler), a.l:

1. Sediaan Aerosol ( oral dan nasal)


2. Sediaan Inhalasi (oral dan nasal)
3. Sediaan Semprot (oral dan nasal)
57
XII. PENULISAN RESEP MENURUT BSO DAN RUTE PEMBERIAN

Terlebih Dahulu:
1. Mengenal berbagai jenis dan BSO (Bentuk Sediaan Obat)
2. Sifat fisika-kimia BSO masing-masing
3. Kebaikan, keburukkan BSO bagi pasien dan dokter
4. Rasional memilih jenis dan BSO

Menulis Resep
1. Penulisan diawali dengan recipe (R/) setiap ordonantio,
artinya ambillah.
2. Tulis nama obat-BSO-konsentrasi, bobot, jumlah obat dalam
angka romawi
3. Tulis signa dengan jelas-tutup dan paraf
4. Pro: nama pasien dan umur, untuk obat narkotika tulis alamat
pasien
Soal quis

1. a. Apa yg dimaksud dg resep sec definitif dan teknis ?


b. Siapa yg berhak menulis resep di Indonesia ?
2. Sebutkan dan jelaskan:
a. Format penulis resep
b. Pola penulisan resep
c. Kaedah penulisan resep
d. jenis-jenis resep

3. Apa tujuan pemberian obat melalui resep ? kebaikan & keburukkannya ?


4. Siapa yg berkepentingan dg resep dr tsb ?
5. Apa keberatan dr memberikan obat melalui resep ?

6. Masalah apa mungkin muncul bagi dr dalam penulisan resep ?


7. Bagaimana persiapan seorang dr agar terampil, cermat menulis resep ?
Pengetahuan apa saja yg harus dimiliki ?

Anda mungkin juga menyukai