Anda di halaman 1dari 13

Protoonkogenes dan Onkogen Seluler

Gen-gen dengan rangkaian DNA yang sangat mirip dengan onkogen retroviral
dan yang mengkode protein dengan bahan yang mirip telah diidentifikasi dalam
genom hewan tingkat tinggi termasuk manusia oleh penggunaan dua pendekatan
eksperimen nyata. (1) Pendekatan pertama meliputi pencarian rangkaian DNA seluler
akan hibridisasi silang dengan onkogen virus hewan. (2) pendekatan kedua meliputi
pencarian langsung gen penyebab kanker dalam genom sel kanker oleh eksperimen
transfeksi , eksperimen dimana di dalam DNA sel-sel tumor terisolasi dan meluas ke
kultur sel jaringan normal untuk melihat jika itu akan mengubah banyak sel tersebut
untuk menjadi keadaan kanker.

Homology dengan Onkogen Viral


Seperti yang disebutkan sebelumnya, onkogen src adalah onkogen pertama
diidentifikasi dalam genom Rous Sarcoma Viruses (RSV) yang diisolasi dari ayam.
Ketika transcriptase balik digunakan untuk mengubah onkogen src RSV menjadi
bentuk cDNA (lihat gambar 3. untuk ilustrasi kerja transcriptase balik) dan cDNA ini
dilabel dengan 32P dan digunakan sebagai sebuah percobaan penghapusan di bagian
Selatan menggunakan eksperimen hibridisasi dengan DNA genomic dari ayam
normal, cDNA src hibridisasi dengan fragmen restriksi spesifik DNA genomic dalam
tiap eksperimen.
Eksperimen yang demikian telah didemonstrasikan bahwa DNA genomic dari
sel normal (nonkanker) hewan tingkat tinggi mengandung rangkaian DNA yang
hibridisasi dengan rangkaian onkogen retroviral esensial. Dalam beberapa kasus,
rangkaian-rangkaian homolog dengan onkogen retroviral (contoh: ras) bahkan
ditemukan pada eukariot rendah, seperti Saccharomyces cerevisiae.
Rangkaian DNA genomic tersebut yang hibridisai dengan onkogen biasa
muncul pada provirus terintegrasi. Ketika rangkaian tersebut diisolasi dari
perpustakaan genom dan tergambarkan, mereka ditemukan menjadi gen sel normal
dengan struktur yang membedakan mereka dari onkogen viral homolog. Gen sel
normal ini dengan homologi pada onkogen sekarang disebut protoonkogen. Dalam
beberapa kasus, protoonkogen ini dapat bermutasi menjadi bentuk yang mampu
menginduksi onkogenesis kemampuan untuk mengubah bentuk sel menjadi neoplastik
atau keadaan seperti kanker (lihat bagian di bawah ini). Bentuknya kemudian, mereka
disebut onkogen seluler (disingkat c-onc, contoh: c-src, c-sis, c-myc) untuk
membedakan mereka dari rekan viral-nya. Ini berarti bahwa sekarang menyebut viral
onkogenes lebih tepatnya adalah v-onc’s, sebagai contoh, v-src, v-sis, dan v-myc.
Menariknya, beberapa onkogen seluler yang sama diidentifikasi oleh cross-
hybridization (hibridisasi silang) untuk rangkaian onkogen viral juga telah
teridentifikasi atas dasar kemapuannya untuk mengubah bentuk sel yang tumbuh
dalam kultur menjadi neoplasti atau kondisi tumor dalam study langsung transfer
DNA yang disebut eksperimen transfeksi.

Eksperimen Transfeksi
Deteksi onkogen seluler oleh eksperimen transfeksi berdasarkan kemampuan
onkogen untuk mengubah sel nonkanker (digambarkan dengan pembelahan sel tak
terkontrol). Fenomena ini disebut transformasi sel atau sederhananya transformasi
(tidak sama dengan transformasi pada bakteri).
Sel normal (tidak berubah) yang tumbuh dalam kultur akan berhenti
membelah ketika mereka berhubungan dengan sel tetangga (sebuah fenomena yang
disebut contact inhibition), mereka akan membentuk sebuah selapis sel di permukaan
botol kultur atau cawan petri dimana mereka tumbuh. Sel-sel yang berubah bentuk
tidak menunjukkan kontak inhibisi. Mereka akan tetap membelah meskipun terjadi
contact inhibition dan akan membentuk tumpukan-tumpuka sel atau “tumor” di atas
permukaan botol kultur.
Ketika DNA dari sel normal digunakan dalam ekperimen transfeksi, sangat
lemah, tapi dapat terdeteksi, tingkat transformasi sel teramati. Ketika DNA dari sel
yang berubah bentuk digunakan dalam lingkaran kedua eksperimen transfeksi,
frekuensi yang lebih tinggi transformasi kadang-kadang teramati. Itulah, frekuensi
yang lebih tinggi dari perubahan bentuk (transformasi) diamati dengan isolasi DNA
dari klon sel yang berubah bentuk tertentu, tetapi tidak menggunakan isolasi DNA
dari klon sel yang berubah bentuk lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan
genetik bertanggung jawab untuk perubahan bentuk dalam kelompok klon sel
pertama, tapi itu perubahan epigenetic (perubahan perkembangan noninherited)
bertanggung jawab untuk perubahan bentuk dalam kelompok kedua sel klon.
Eksperimen transfeksi juga telah digunakan untuk mendemonstrasikan
kehadiran onkogen seluler dalam kultur sel diambil dari kejadian spontan bervariasi
dan tumor hewan yang diinduksi secara kimiawi. Sebagian besar onkogen seluler
terdeteksi oleh eksperimen transfeksi yang telah diisolasi menggunakan DNA
rekombinan dan teknik cloning gen. Ketika mereka mengisolasi onkogen seluler
dibandingkan dengan onkogen retrovirus dengan beragam prosedur (contoh:
hibridisasi DNA, restriksi, analisis enzim, sekuen DNA), banyak dari mereka
ditemukan homolog pada 1 dari onkogen retrovirus. Contohnya, c-H-ras onkogen
diidentifikasi dengan eksperimen transfeksi dalam DNA dari sel karsinoma kandung
kemih manusia mematikan untuk menjadi homolog dengan v-H-ras onkogen virus
sarcoma Harvey.
Onkogen Seluler Mengandung Introns, Viral Homolog Mengandung Satu Exons
Ketika onkogen viral seperti src diklon oleh teknik DNA rekombinan dan
digunakan sebagai penyelidikan hibridisasi untuk mencari sequens homolog pada sel
normal, seperti sequens yang hampir selalu ditemukan. Sequens homolog ini terdapat
pada kromosom sel normal pada hewan normal yang tidak bergabung dengan
onkogen viral, karena mereka berbeda dari onkogen viral yang mengganggu sequens
penerjemahan seperti pada kebanyakan gen eukariotik lainnya. Hal tersebut adalah
onkogen selular dan protoonkogen yang mempunyai banyak ekson yang dipisah oleh
intron, sehingga onkogen viral adalah ekson tunggal. Contohnya pada sel src
protoonkogen ayam mengandung 11 intron yang terbagi dalam 12 sequens coding,
sehingga gen RSV v-src merupakan gen tunggal yang tidak diganggu sequens coding.
Kedua kode gen v-src dan c-src untuk protein kinase yang menghasilkan
residu posphorilate tyrosin. lebih dari itu, dua protein kinase ini mempunyai ukuran
dan struktur yang sama. Kedua reaksi protein ini dengan antibody dipersiapakan
sebagai antigen. Gabungan dari sequens nukleotida pada ayam gen v-src dan c-src
menjadi satu strain (strain Schimd- Ruppin) mengindikasikan bahwa dua gen dikode
oleh protein tersebut. Protein c-src mempunyai panjang 533 asam amino dan v-src
mempunyai panjang 526 asam amino. Perbedaan utama antara kedua protein ini
terdapat pada terminal COOH dimana 12 asam amino terakhir pada protein v-src
dipindah oleh 19 asam amino complete yang berbeda pada terminal protein c-src.
Selanjutnya, mereka mempunyai 18 pasang nukleotida tunggal yang berbeda antara
sequens coding dari v- src dan c-src dan hasilnya terjadi perubahan 8 asam amino
pada produk protein.

Konservasi Protoonkogen Selama Evolusi


Satu pendapat protoonkogen yang penting dan produk yang mereka kode
dalam pertumbuhan sel normal atau pembelahan sel itu adalah protoonkogen yang
bertahan selama evolusi. Gen c-src tidak hanya ditemukan pada ayam tetapi juga pada
burung, mamalia (termasuk manusia), ikan dan insekta seperti Drossophila
melanogaster. Lebih dari itu, penjelasan yang jelas gambaran konservasi
protoonkogen ini diobservasi untuk kebanyakan protoonkogen yang lain. Seluruh
hewan vertebrata mempunyai protoonkogen yang homolog sebagai dasar seluruh
daftar onkogen. Drossophila melanogaster mempunyai gen sel normal yang
menunjukkan homolog kuat dalam onkogen c-abl, c-erbB, c-fps, c-raf, c-ras, dan c-
myb sel vertebrata, dan juga homolog c-src. Ketika sequens protoonkogen homolog
dari spesies yang berbeda digabung, sequens ini hampir selalu bisa beradaptasi,
perbedaan ini kurang dari 15 % pada sequens pasangan nukleotida. Dalam kasus
hubungan jarak relatif yeast dan protoonkogen ras vertebrata diprediksi dari sequens
nukleotida.

Gambar 3. Menunjukkan struktur onkogen v-src dan protoonkogen dari ayam. (a) Ilustrasi
DNA heterodupleks yang terbentuk dari hibridisasi dari satu untai yang membawa gen
c-src dengan untai komplementer yang membawa gen v-src (b) ilustrasi perbandingan
bagian sekuen penerjemah (ekson0 dari 2 gen tersebut. Gen c-src mengandung 12 ekson
dan 11 intron sedangkan gen v-src tunggal, tidak mengandung sekuen penerjemah
(ekson maupun intron) (Sumber: T. Takeya and H.Hanafusa, 1983)

Produk Protoonkogen: Kunci Regulator dari Pembelahan Sel


Ketika diklasifikasikan berdasarkan fungsi, protoonkogen yang berbeda
muncul secara tiba-tiba dalam 4 kelompok: (1) yaitu yang mengkode faktor
pertumbuhan (c-sis) atau reseptor dari faktor pertumbuhan (c-fms dan c-erbB):
(2)yang mengkode protein pengikatan GTP dengan aktivitas GTPase (c-H-ras, c-K-
ras, dan N-ras): (3)yang mengkode protein kinase, salah satu protein kinase khusus
tirosin (c-sbl, c-fes, c-jps, c-ros,c-src, dan c-yes) atau protein kinase khusus
serin/threonin (c-mil, c-mos, dan c-ref): dan (4) yang mengkode regulator
transkripisional (c-fos, c-fun, c-erbA, c-myc, dan mungkin c-myb dan c-ets).
Kebanyakan fungsi dari produk protoonkogen adalah untuk faktor
pertumbuhan atau reseptor faktor pertumbuhan karena mereka dipelajari jauh sebelum
kita mengetahui adanya protoonkogen. Sebagai contoh, dengan menganggap bahwa
reseptor-reseptor faktor pertumbuhan dikode oleh c-erbB dan c-fms. Sruktur asli dari
beberapa reseptor faktor pertumbuhan yang mempunyai kegiatan intraseluler protein
kinase khusus tirosin ditunjukkan pada gambar 4. meskipun kita tidak tahu secara
jelas bagaimana fungsi protein ini, hal itu nampak jelas bahwa mereka dilibatkan pada
transfer sinyal dari permukaan sel ke sel inti.
Protein c-src dan produk beberapa protogen yang berkaitan juga mempunyai
kegiatan protein kinase khusus tirosin. Meskipun demikian, protein kinase ini
bukanlah protein transmembran, tetapi cukup diasosiasi dengan permukaan
sitoplasma dari membran plasma. Jelasnya, mekanisme aksi dari produk gen c-ras dan
produk protoonkogen yang berfungsi sebagai aktivator transkripsi adalah jelas secara
total dari produk protoonkogen baru didiskusikan.

Gambar 3. Ilustrasi struktur reseptor faktor pertumbuhan transmembran dengan aktivitas


protein
pjun dan pfos tyrosin
sebagai kinase (Sumber:
Aktivator Y. Yarden
Transkripsi Gen and A. Ullrich, 1988)
Produk dari dua protooncogenes, yaitu c-jun dan c-fos identik dengan protein
yang ditunjukkan menjadi komponen kompleks nukleus yang mengaktifkan
transkripsi gen spesifik. Produk c-jun dikenal sebagai faktor transkripsi AP-1, dan
diidentifikasi sebagai faktor nukleus yang diperlukan untuk transkripsi yang diinduksi
oleh senyawa tumor tertentu. Hal itu telah ditunjukkan untuk mengikat secara khusus
elemen enhancer dalam genom virus simian 40 dan pada gen IIA manusia. Situs
pengikatan DNA untuk AP-1 (pjun) memiliki urutan konsensus inti TGACTGA.
Bahkan lebih baru, produk dari c-fos protooncegenes telah ditunjukkan untuk
membentuk kompleks ringan dengan produk gen-c-Jun. Kedua protein onkogen
mengandung leusin yang kaya motif yang berpotensi untuk membentuk bagian
heliks dengan sisi rantai leusin memproyeksikan dari wajah yang sama
dengan helix pada interval regular. Seperti protein yang ditujukan untuk pementukan
struktur yang disebut “leusin zippers” dengan rantai rantai sisi protein dari kedua
protein saling terintegrasi. Produk dari protooncegenes hanya sebagai c-Jun dan c-
Fos. Trans-aktivasi transkripsi dari gen responder oleh kompleks c-jun/c-fos kini telah
ditunjukkan di beberapa laboratorium. Penelitian ini diarahkan pada
pengidentifikasian lebih dari gen yang diatur oleh kompleks c-jun/c-fos dan
menentukan faktor apa yang mengatur ekspresi c-Jun dan c-Fos tersebut.

Mutasi Asal ras Onkogen Selular


Onkogen pada sel kanker yang dapat diidentifikasi berdasarkan
kemampuannya untuk mengubah sel tumbuh menjadi neoplastik dengan cara
eksperimen transfeksi. Ketika onkogen dari sel kanker manusia di klon dan ditandai,
ternyata onkogen merupakan derivat atau turunan dari c-ras protoonkogen. Genom
dari semua vertebrata mengandung tiga perbedaan, tetapi terkait erat dengan ras
protoonkegen. Dua diantaranya yaitu, c-H-Ras dan c-K-ras, yang erat terkait dengan
v-ras onkogen dari strain Harvey dan Kristen yang terdapat pada murine sarcoma
virus pada tikus. Sedangkan yang ketiga, ditunjukkan oleh N-ras, yang belum
memiliki gen homolog dalam setiap genom retroviralnya. Ketiga ras protooncegenes
selular dikenal untuk mengkodekan GTP-binding protein dengan aktivitas GTPase.
Sebagian besar NIH-3T3 mengubah sel onkogen yang terdeteksi pada sel tumor
manusia telah berubah menjadi varian salah satu dari ketiga ras protoonkogen selular.
Onkogen selular yang pertama merupakan turunan dari carcinoma kandung kemih
manusia yang disebut EJ. Ketika onkogen seluler pada sel tumor EJ kandung kemih
dikloning dan diurutkan, onkogen tersebut menjadi derivat dari c-H-ras
protoonkogene. Onkogenitas gen mutan EJ c-H ras ditemukan dari hasil substitusi
pasangan basa tunggal, dimana pasangan basa tunggal berbeda berkorelasi dengan
kemampuan atau ketidakmampuan dari dua gen untuk mengubah pertumbuhan sel
NIH 3T3 dalam kultur. Onkogen dihasilkan dari protoonkogen oleh transversi dari CG
TA. Hasil mutasi pada substitusi valin untuk glisin hadir sebagai asam
amino kedua belas (dari ujung amino) pada protein cH-ras normal. Varian onkogenik
dari ketiga protoonkogen ras telah terdeteksi dan ditandai dari sel kanker mamalia
yang berbeda-beda seperti pada paru-paru, kolon, tumor kandung kemih,
neuroblastomas, melanoma, dll.
Onkogen pada sel-sel kanker dikloning dan diurutkan, semua varian yang
ditemukan salah satu dari tiga c-ras protooncogen. Semua varian alel ras dengan
potensi onkogenik sebagai bahan uji pada percobaan transfeksi NIH 3T3 yang
menghasilkan subtitusi asam amino pada salah satu dari
tiga posisi asam amino dalam produk gen ras. Semua
mutasi yang diberikan oncogenicity pada gen ras
terlibat pada satu atau lebih dari tiga kodon: kodon
nomor 12, 59, dan 61. Mutasi tersebut tidak mengubah
ikatan GTP dari protein ras, tapi mengurangi atau
mengeliminasi aktivitas GTPase yang disebut protein G,
yang berinteraksi dengan adenilat siklase dan mengubah
tingkat cAMP dalam sel juga mengubah proses
metabolisme sel. Protein G adalah protein membran
plasma yang sudah tidak aktif kecuali bila dirangsang
oleh interaksi reseptor hormon spesifk. Ketika
dirangsang, protein G mengikat GTP dan mengatur
aktivitas adenilat siklase. Ikatan GTP dengan protein G
kemudian dihidrolisis oleh aktivitas GTPase,
mengembalikan protein ke keadaan tidak aktif. Jika
protein ras bertindak dengan mekanisme yang sama,
mutasi kehilangan aktivitas GTPase yang bisa mengunci
protein ras dalam bentuk aktif, yang memicu
pembelahan sel yang terus-menerus dan pembentukan
tumor.

Translokasi Breakpoints pada Lokus Protoonkogen


Ahli sitogenetik telah mendokumentasikan adanya korelasi antara beberapa
jenis kanker dan perubahan tertentu dalam struktur kromosom. Translokasi dan
penghapusan atau defisiensi melibatkan kromosom spesifik, dan sering terjadi
breakpoints di posisi yang sama pada kromosom ini. Contohnya adalah kromosom
"Philadelphia", dimana kromosom 22 kehilangan sebagian besar segmen dari lengan
panjang. Kromosom abnormal ini ditemukan hingga 90% pada pasien yang menderita
leukimia myelogenous kronis. Pemutusan kromosom dan penyusunan kembali
menyebabkan perubahan ekpresi dari protoonkogen atau regulasi gen yang penting
pada daerah sekitar breakpoint. Kromosom Philadelphia terbukti telah diproduksi oleh
translokasi resiprokal yang melibatkan ujung lengan panjang kromosom 9 dan 22.
Breakpoint pada kromosom 9 yang menimbulkan translokasi ini terjadi sangat dekat
dengan c-abl protoonkogen, dan pertukaran transfer gen c-abl pada kromosom 2. Pada
beberapa pasien, transkripsi c-abl abnormal diproduksi; pada pasien lain, titik
pemutusan terjadi jauh dari, tapi selalu 5 '(relatif terhadap arah transkripsi) ke c-abl.
Tipe kanker lain yang berhubngan dengan translokasi spesifik yaitu Burkitt’s
lymphoma, kanker pada antibodi yang memproduksi limfosit B. Translokasi Burkitt’s
lymphoma terjadi pada kromosom 8 dan tiga kromosom lainnya (2, 14 dan 22) yang
membawa gen pengkode rantai antibodi. Yang paling umum terjadi pada kromosom 8
dan 14, kromosom 14 membawa gen antibodi rantai berat. Limphoma sel B
mensekresikan antibodi, sehingga gen antibodi rantai berat terekspresi pada sel tumor.
Sisi dari break kromosom yang menimbulakn translokasi antara kromosom 8 dan 14
pada Burkitt’s lymphoma adalah pita q24 dan q32. Protoonkogen c-myc terletak pada
pita q24 pada kromosm 8, dan c-myc ditransfer ke gen antibodi rantai berat pada
kromosm 14 melalui translokasi.
Insersional Aktivasi Protooncogenes
Virus tumor RNA terdiri dari dua jenis yaitu: (1) The acute transforming
viruses seperti virus sarkoma Rous yang membawa onkogen seperti v-src, (2) Slow
transforming viruses yang tidak membawa onkogen dan menginduksi transformasi sel
ke tahap neoplastik hanya setelah periode laten. Virus transformasi lambat sering
menyebabkan kanker dengan berintegrasi sebagai provirus yang berdekatan dengan
protooncogenes dan mengaktifkan protooncogenes ke tahap "overexpressed". Long
Terminal Repeat (LTRs) dari DNA provirus bentuk dari virus tumor RNA,
mengandung unsur enhancer / promotor yang sangat kuat, dan integerasi dari provirus
ini dapat menyebabkan peningkatan tingkat transkripsi gen yang berdekatan. Salah
satu contoh yang paling terkenal dari aktivasi retroviral dari protoonkogen seluler
normal melibatkan limfoma sel B disebabkan oleh virus avian leukosis (ALV).
Genom ALV tidak mengandung onkogen. Namun, ALV adalah patogen pada
ayam, hasilnya banyak jenis kanker yang menginfeksi ternak, dengan limfoma yang
paling umum. Analisis molekul DNA genomik pada limfoma menunjukkan bahwa
dalam kebanyakan kasus suatu provirus ALV telah terintegrasi dengan protoonkogen
c-myc dan mengaktifkan transkripsi seperti tingkat transkripsi c-myc adalah 30-100
lipatan lebih tinggi dibandingkan sel normal. Selain itu, transkrip mengandung urutan
ALV LTR pada ujung 5 ', menunjukkan bahwa transkripsi dimulai dari promotor LTR
provirus. Limfoma dihasilkan dari ekspresi lebih dari c-myc disebabkan oleh integrasi
provirus LTRs dengan enhancer kuat / promotor yang berdekatan dengan c-myc.
Amplifikasi Protoonkogen di dalam Sel Kanker
Sebuah mekanisme yang dapat meningkatkan level dari produksi gen khusus
di dalam sel adalah untuk perbanyakan jumlah salinan dari gen yang mengkode
produk itu. Terkadang, perbanyakan terjadi sebagai komponen normal dari proses
perkembangan seperti pada peristiwa perbanyakan gen-gen rRNA selama oogenesis
pada hewan. Perbanyakan dapat diinduksi untuk meningkatkan toleransi pada
inhibitor dari enzim esensial. Sehingga Protoonkogen spesifik sering diperbanyak
pada kanker tipe khusus. Contoh pengaruh gen amplifikasi adalah toleransi pada sel
hewan yang ditumbuhkan pada kultur yang mengandung methotrexate. Metrothexate
menghambat enzim dihidrofolate reduktase, yaitu enzim yang mengkatalisis
terjadinya tahap penting dalam sintesis dTMP dan pada sintesis DNA. Metrothexate
mengikat sisi aktif dihidrofolate reduktase dan menceganya berikatan dengan substrat
normal. Jika satu sel dipilih yang toleran dengan kenaikan konsentrasi methotrexate,
beberapa sel akan toleran terhadap perbanyakan gen yang mengkode dihidrofolate
reduktase. Sel yang toleran terhadap methotrexate mengandung banyak salinan gen
tersebut dan mensintesis lebih banyak dihidrofolate reduktase dari sel nomal biasanya.
Hasilnya, sel–sel tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap methotrexate.
Beberapa molekul enzim akan mengikat
methotrexate dan enzim terhambat, akan
tetapi dengan jumlah enzim yang lebih
banyak, sel dapat bertahanan dan tumbuh.
Banyaknya salinan gen yang ada maka
semakin banyak enzim yang disintesis. Pada
beberapa sel yang toleran terhadap
methotrexate, gene dehidrofolate reduktase
dapat melakukan perbanyakan sampai1000
kopi per sel.
Salinan tambahan pada gen
dihidrofolate reduktase pada sel yang toleran
terhadap methotrexate juga terdapat (1) pada
kromosom tambahan yang sangat kecil
disebut double minutes atau DMs atau (2)
sebagai urutan yang diulang, disebut
homogeneously staining regions atau HSRs
dari kromosom normal pada genom. Kromosom double minutes adalah kromosom
yang mengandung gen perbanyakan dan berdekatan dengan molekul siruler
extrakromosomal dari DNA. Molekul sirkuler extrakromosomal DNA yang dikemas
dalam nukleosom dan benang kromatin seperti kromosom yang normal. Kromosom
ini kecil terlihat seperti dua titik kecil di kromosom yang menyebar (sehingga disebut
"double minutes"). Molekul DNA sirkular dalam kromosom DM didominasi pada
tahap postreplikasi dengan dua DNA circle masih melekat satu sama lain, ini
menjelaskan struktur bipartit dari DNA sirkular. Molekul DNA pada kromosom DM
berkisar pada ukuran 50- kilobase (kb). Unit kromosom yang mengalami proses
perbanyakan disebut amplikon. Ukuran amplikon lebih besar daripada gen yang
mengkode enzim target dari obat yang digunakan dalam proses seleksi. Unit amplikon
yang sama yang terdapat pada DMS sering hadir sebagai unit pengulangan tanpa
bagian HSR dari kromosom yang mengandung gen perbanyakan.
Amplifikasi protooncogen selular dapat terlibat langsung dalam proses
onkogenesis pada tipe kanker tertentu pada manusia. Dalam beberapa kasus,
Perbanyakan protooncogen ada pada kromosom DM, pada kasus lain, perbanyakan
protoonkogen merupakan bagian dari amplikon yang diulang dalam HSR dari suatu
kromosom. Dalam beberapa kasus, sel kanker mengandung DMS dan HSRs. Secara
khusus, c-myc ditemukan telah diperbanyak dengan frekuensi yang sangat tinggi pada
sel kecil karsinoma paru-paru dan dengan frekuensi yang lebih rendah dalam
beberapa jenis kanker lainnya. Selain itu, dua gen seluler yang terkait erat dengan c-
myc, yaitu L-myc dan N-myc, sering ditemukan diperbanyak dalam karsinoma paru-
paru dan neuroblastomas. Akhirnya, c-ErbB sering hadir pada tahap perbanyakan
karsinoma sel skuamosa dan glioblastomas. Efek dari amplifikasi protooncogen
merupakan hasil dari produksi berlebih dari produk protooncogen.

Asal Mula Virus Onkogen


Onkogen retroviral telah berevolusi dari protoonkogen seluler normal.
Homolog seluler onkogen virus mungkin peninggalan provirus retroviral terintegrasi.
Perbandingan urutan nukleotida dari onkogen virus dan protoonkogen homolog
selular telah menunjukkan bahwa gen ini berbagi wilayah utama dari identitas urutan.
Perbedaan utama adalah bahwa protoonkogen selular mengandung intron, sedangkan
onkogen virus mengandung ekson tunggal. Hal ini berbeda jika protoonkogen seluler
telah berevolusi dari v-onkogen pada provirus terintegrasi. Sebaliknya, v-onkogen
berasal dari protoonkogen selular. Genom retrovirus adalah RNA, dan urutan intron
dari transkrip RNA protoonkogen harus disambung selama pemrosesan RNA. Salinan
mRNA dari protoonkogen akan diligasi ke genom RNA retrovirus oleh mekanisme
rekombinasi yang melindungi daerah LTR dari genom virus. Transkripsi balik virus
akan mengkonversi mRNA-virus hibrida RNA menjadi DNA homolog untuk integrasi
ke dalam genom inang.
Pada beberapa kasus, retrovirus berbeda yang menginfeksi spesies yang terkait
jauh telah memperoleh salinan dari protoonkogen seluler yang sama. Misal, virus
simian sarkoma pada monyet dan virus P1 felin sarkoma pada kucing, keduanya
membawa onkogen virus yang berasal dari c-sis protoonkogen. Namun pada kasus
lain, virus yang saling berkaitan mengandung onkogen yang berasal dari
protoonkogen yang tidak berkaitan dengan protoonkogen seluler. Dengan
membandingkan urutan nukleotida dari v-onkogen dan homolog c-protoonkogen, sisi
pemutusan dan penyambungan pada rekombinasi memunculkan v-onkogen sehingga
bisa diidentifikasi. Pada umumnya retroviral dari onkogen telah disertai oleh
hilangnya materi genetik virus yang diperlukan untuk replikasi. Pada kasus lain,
terjadinya rearrangements membuat sisi yang mengalami rekombinasi tidak dapat
terdeteksi dan diambil alih oleh onkogen dari retrovirus. Pada beberapa kasus,
onkogen virus mengkode protein yang mengandung bagian dari gag protein dan
produk onkogen. Retrovirus telah mengambil alih onkogen yang terkandung dalam
materi genetik viral yang diperlukan untuk replikasi. Virus yang rusak dapat
mengintegrasi provirus normal, tetapi hanya bisa memproduksi virus progenik yang
ada sebagai “helper virus” yang kehilangan fungsi. Kerusakan retrovirus analog
dengan kerusakan partikel – partikel fag lambda dalam melakukan transduksi.
Bagaimanapun, kemampuan mentransfr gen secara seluler dari satu sel ke sel alin
merupakan bentuk ekuivalen dari transduksi pada bakteri.

Kanker Sebagai Hasil Akhir dari Proses Multistep


Kanker adalah produk akhir dari proses multistep. The cell line yang
digunakan dalam penelitian transfection mungkin sudah dalam beberapa tingkatan
menengah pada jalurnya, bisa dipastikan karena kemampuan tumbuh dibawah kondisi
pertumbuhan sel. Induksi transformasi onkogen diamati pada kultur sel, hanya satu
bagian dari beberapa jalur kompleks. Onkogen mempunyai efek kooperatif pada
transformasi neoplastik. Onkogen yang berbeda nampaknya memainkan peran yang
berbeda dalam jalur onkogen pada tipe sel yang berbeda. Kemampuan tumor untuk
menyerang jaringan yang berdekatan, dan dalam kapasitas untuk metastasis. Onkogen
juga berperan untuk menghasilkan informasi penting tentang lingkaran molekuler
yang mengontrol proliferasi sel di eukariotik lebih tinggi seperti manusia.

1. Bagaimanakah peran dan mekanisme perubahan kelimpahan kompleks protein


penting siklin dan siklin kinase (CDKs) yang memicu kanker?
Jawaban: Terdapat dua jenis protein memainkan peran penting dalam perkembangan
pemeriksaan checkpoins A dalam pembelahan sel
yaitu siklin dan siklin kinase (CDKs) Kompleks yang terbentuk antara siklin
dan CDKs menyebabkan siklus sel terus berproses. CDKs merupakan katalis yang
mengatur kegiatan protein lain dengan mentransfer fosfatnya. Namun, aktivitas
fosforilasi CDKs tergantung pada adanya siklin. Adanya siklin memungkinkan CDKs
untuk menjalankan fungsinya dengan membentuk kompleks cyclin / CDK. Dalam
sel-sel tumor, pos pemeriksaan dalam siklus sel biasanya diregulasi. Diregulasi ini
merupakan cacat genetik pada mesin yang berperan dalam menghasilkan dan
menurunkan kelimpahan kompleks cyclin / CDK. Sebagai contoh, gen pengkodean
siklin atau CDKs dapat bermutasi, atau gen yang mengkode protein yang merespon
untuk spesifik

Anda mungkin juga menyukai