HEMATOLOGI ONKOLOGI
A. Pendahuluan
Anamnesis suatu hal yang penting dilakukan dengan sebaik-baiknya dan
selengkap-lengkapnya oleh seorang dokter agar memudahkan dokter menegakkan
diagnosa sementaranya dan juga merupakan titik tolak dalam pemeriksaan fisik
selanjutnya. Kelainan hematologi onkologi secara umum meliputi kelainan darah
seperti anemia, polisitemia vera, leukopenia, leukosistosis, trombositopenia,
trombositosis, trombosis, hemofilia, DIC dan keganasan darah seperti leukemia,
limfoma maligna Hodgkin dan limfoma nonHodgkin, multipel myeloma dan tumor
jaringan padat.
B. Tujuan Umum:
Meningkatkan ketrampilan anamnesis dengan menggunakan teknik
komunikasi yang benar pada penderita.
C. Tujuan Khusus
Kalau diberi pasien maka mahasiswa mampu :
1. Menemukan identitas lengkap pasien
2. Menemukan keluhan utama beserta lamanya.
3. Menguraikan perkembangan penyakit secara deskriptif dan kronologis.
4. Menerapkan dasar teknik komunikasi dan berprilaku yang sesuai dengan sosio-
budaya pasien dalam hubungan dokter-pasien.
5. Mengidentifikasikan kekurangan dan kesalahan dalam melakukan anamnesis.
6. Membuat laporan anamnesis
D. Metode pembelajaran
1. Mahasiswa dibagi dalam 8 (delapan) kelompok yang terdiri dari 6 10 orang.
2. Mahasiswa sebagai pengamat memegang daftar tilik anamnesis
3. Mahasiswa menjadi pasien simulasi (PS) dan telah menghapal scenario.
4. Mahasiswa menjadi dokter yang melakukan anamnesis.
5. Diskusi dipimpin oleh seorang tutor
6. Cara pelaksanaan kegiatan :
6.1. Introduksi oleh tutor ......5
menit
8. Tempat pelaksanaan :
Lab Skill FKIK
E. ANAMNESIS
Kelainan hematologi onkologi secara umum meliputi kelainan darah seperti
anemia, polisitemia vera, leukopenia, leukosistosis, trombositopenia,
trombositosis, trombosis, hemofilia, DIC dan keganasan darah seperti leukemia,
limfoma maligna Hodgkin dan limfoma nonHodgkin, multipel myeloma dan
Nama : Ny. M
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Karyawan
Auto/alloanamnesis : Autoanamnesis
- Badan terasa letih lesu sejak 1 minggu yang lalu. Letih lesu sudah dirasakan
sejak 2 bulan yang lalu terutama dalam aktifitas sehari-hari, semakin lama
badan semakin terasa cepat lelah bila beraktifitas.
- Sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu, dirasakan bila berjalan menaiki tangga
ke lantai 2 di tempat pasien bekerja. Sesak nafas berkurang bila beristirahat.
Sesak nafas tidak dipengaruhi cuaca, stres emosi atau makanan tertentu.
Terbangun tiba-tiba saat tidur karena sesak nafas tidak ada. Tidur
menggunakan 1 bantal.
- Demam 3 minggu yang lalu, terasa tinggi, terus menerus, tidak menggigil atau
berkeringat. Demam hilang 2 minggu yang lalu setelah makan obat.
- Mual dan muntah 1 minggu yang lalu, frek 1-2 kali/hari, jumlah 2-3 sendok
makan, darah tidak ada. Mual atau muntah kadang disertai dengan nyeri pada
ulu hati dan perasaan kembung. Hal ini terutama dirasakan bila terlambat
makan dan berkurang bila diisi makanan. Muntah tidak ada sejak 1 hari yang
lalu, mual masih ada.
- Buang air besar warna kunin g kecoklatan, frek 1 kali/hari, konsistensi lunak.
Bengkulu,...................20
Mengetahui
Tutor
I. Pendahuluan
Pemeriksaan fisik mempunyai nilai yang sanngat penting untuk
memperkuat temuan-temuan dalam anamnesis. Teknik pemeriksaan fisik
meliputi pemeriksaan pandang (inspeksi), periksa raba (palpasi), pemeriksaan
ketok (perkusi) dan pemeriksaan dengan (auskultasi). Sikap sopan santun dan
rasa hormat terhadap tubuh dan pribadi pasien yuang sedang diperiksa harus
diperhatikan dengan baik oleh pemeriksa. Hindarkan segala tindakan yang
dapat mengakibatkan rasa malu atau tidak nyaman pada diri pasien.
Sebaliknya pemeriksa juga tidak boleh bersikap kaku dan canggung, karena
akan mengurangi kepercayaan pasien terhadap pemeriksa. Hindarkan
membuka pakaian pasien yang tidak diperlukan. Periksalah pasien secara
sistematik dan senyaman mungkin. Pada pertemuan ini diberikan materi
pemeriksaan fisik mengenai kelainan-kelainan yang ditemukan pada kasus
hematoonkologi.
V. Prosedur Pemeriksaan
1. Pemeriksaan kepala
13
d. Lidah : perhatikan ukuran lidah apakah normal, lebih besar atau lebih
kecil. Lidah yang pucat menunjukkan adanya anemia. Perhatikan
adanya atropi yang ditandai dengan lidah licin (Lingua grabia)
14
15
Kelenjar tiroid
Tiroid diperiksa dengan cara inspeksi dan palpasi. Palpasi dilakukan dari
belakang pasien. Kemudian pasien disuruh menelan, bila yang teraba tiroid
maka benjolan tersebut akan ikut pada gerakan menelan. Perhatikan
ukuran dan konsistensinya.
17
18
Auskultasi :
Ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu :
Apakah suara usus ada ?
19
4. Ekstremitas :
5. Tanda-tanda perdarahan :
20
hematom
Gambar 7. Hematom
21
22
23
24
Bengkulu,...................20
Mengetahui
Tutor
25
B. Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menuliskan resep yang rasional untuk pengobatan
berdasarkan ilmu kedokteran farmasi terintegrasi.
Tujuan Khusus
1. Memahami macam-macam bentuk sediaan obat (padat, cair, dan setengah
padat) sehingga dapat memilih bentuk sediaan obat yang tepat untuk pasien.
2. Mampu memilih bentuk sediaan obat sesuai dengan penderita
3. Mampu menghitung dosis dan jumlah obat yang dibutuhkan penderita
4. Mampu menulis resep dengan lengkap
5. Mengetahui peraturan Perundang-undangan Kesehatan yang berkaitan
dengan farmasi sehingga dapat memahami wewenang dokter.
26
C. Tinjauan Pustaka
Preskripsi dokter memerlukan ketepatan dosis obat yang diberikan dan
pemilihan formula yang tepat pula. Calon dokter harus dapat memahami cara
menentukan dosis obat dengan tepat dengan cara perhitungan yang benar dan
harus memahami formula resep yang tepat digunakan untuk mewujudkan terapi
rasional.
Contoh:
Hitunglah dosis Amoxycilin untuk anak berumur 4 tahun dengan BB 17 kg
Diketahui: Dosis Amoxycilin anak di bawah BB 20 kg adalah 20-40 mg/kg BB/
hari diberikan dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam. Untuk dosis dewasa adalah 250-
500 mg, diberikan tiap 6-8 jam.
Perhitungan:
1. Berdasarkan individual dengan ukuran fisik BB:
17 X (20-40) mg = 340- 780 mg/hari
Bila dipilih diberikan 3X sehari, maka dosis per kali pemberian
= 113,33 226,67 mg
2. Berdasarkan dosis dewasa dengan rumus Clark
17/20 X (250-500) mg = 60,71 121,43 mg/kali
3. Berdasarkan dosis dewasa dengan rumus Young
4/16 x (250-500) mg = 62,5-125 mg/kali
4. Berdasarkan dosis dewasa dengan Tabel J.Hahn:
5. Anak 4 tahun, BB 13,0-16,3 kg = 23% dosis dewasa = 57,5-115 mg/kali
28
FORMULA MAGISTRALIS
Formula ini dikenal dengan resep racikan.Dalam hal ini, dokter selain
menuliskan bahan obat, juga bahan tambahan. Bahan tambahan yang ditambahkan
tergantung dari sediaan yang di nginkan. Oleh karena itu, penting sekali
diperhatikan sifat obat, interaksi farmasetik, macam bentuk sediaan dan macam
bahan tambahan yang dapat digunakan serta pedoman penulisan resep magistralis.
2.Bentuk sediaan yang dapat dipilih meliputi serbuk (pulveres dan pulvis
adspersorium), kapsul, larutan (solusio, infusa), suspensi, unguenta, cream dan
pasta.
29
1. Dokter Razi Maulana, SIP 087/2009 beralamat di JL. T.Bendahara No. 1 Banda
Aceh pada tanggal 15 maret 2011, menulis resep formula magistralis dengan
bentuk sediaan pulveres (puyer) sebanyak 10 bungkus, setiap bungkus
mengandung paracetamol 120 mg. Puyer ini diberikan kepada Sari (2 tahun, 12
kg) dengan aturan pakai:bila panas diberikan 3 X sehari, tiap kali satu bungkus.
30
2. Dokter Razi Maulana, SIP 087/2009 beralamat di JL. T.Bendahara No. 1 Banda
Aceh pada tanggal 15 maret 2011, menulis resep formula magistralis dengan
bentuk sediaan salep sebanyak 20 gram yang mengandung boric 5% serta
menggunakan bahan dasar vaselin album. Salep ini diberikan kepada Tono (20
tahun) dengan aturan pakai:diberikan 2 kali sehari, untuk obat luar.
Resep dengan formula ini berarti obat yang digunakan adalah obat generik dan
tersedia dalan sediaan generik (BPOM Depkes) atau sedia-
an standar baku (Formularium Indonesia). Dengan menggunakan formula
ini, berarti dokter sudah tahu komposisi bahan aktif dan kegunaannya. Penulisan
ini cepat dan sederhana serta harganya lebih murah.
31
1. Dokter Razi Maulana, SIP 087/2009 beralamat di JL. T.Bendahara No. 1 Banda
Aceh pada tanggal 15 maret 2011, menulis resep dengan menggunakan obat batuk
Potio nigra contra tussim, suatu formula standar dalam Formularium Indonesia
dan diberikan kepada Bp. Tono dengan aturan pakai:bila batuk dapat diminum 4
X sehari satu sendok makan, selama 10 hari
Keterangan:
Dokter munggunakan formula standar dalam Formularium Indonesia. Komposisi
obat tersebut:
Pot nigr. c. tuss. 300 ml
Succus liquiritae 10
Amm.Chloride 6
Sol amm.spirt. anis 6
Aqua dest. Ad 300 ml
Pemakaian 4-5 d.d. C.I
32
Keterangan:
Dengan resep tersebut, dokter menggunakan formula standar dalam sediaan jadi
generik berlogo. Komposisi obat tersebut:
Ungt. Ophth. Chlorampenicol 1%.
Setiap gram salep mata mengandung 10 mg Chlorampenicol, berat tiap tube 5
gram.
FORMULA SPESIALISTIS
Resep yang ditulis dengan formula ini adalah obat paten dari pabrik obat. Kadang
pabrik obat membuat obat dengan berbagai sediaan, kekuatan, dan kombinasi
33
2. Dokter Razi Maulana, SIP 087/2009 beralamat di JL. T.Bendahara No. 1 Banda
Aceh pada tanggal 15 maret 2011 menulis resep dengan menggunakan sediaaan
paten kaplet Kalmoxicil in 500 mg sebanyak 20 biji dan diberikan kepada Bp.
Tono dengan aturan pakai:3 X sehari
34
35
Kasus 1
Seorang anak berusia 4 bulan, BB 6 kg, dibawa ibunya ke dokter dengan
keluhan demam dan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu.
Kasus 2
Seorang kakek berusia 55 tahun, dibawa oleh keluarganya ke IGD
RSUD M. Yunus karena pingsan sejak 1 jam yang lalu. Sebelum pingsan
kakek tersebut mengeluh badannya lemas dan kepalanya pusing. Laki-laki
tersebut mengkonsumsi obat penyakit kencing manis yang didapatnya dari
dokter, hanya saja ia lupa meminum obat tersebut sejak 2 hari yang lalu.
Menurut keluarganya akhir-akhir ini si kakek semakin sering
mengkonsumsi minuman sirup dan tidak mau dilarang. TD:
160/90mmHg,RR:18x/m,N:58x/m)
36
37
SKOR
No Butir Penilaian
0 1 2 3
Untuk Pasien Anak
1 Memilih Bentuk Sediaan Obat
(BSO) untuk obat terpilih
2 Menghitung dosis & menghitung
jumlah obat
3 Menjelaskan cara pemberian obat
38
Bengkulu,...................20
Mengetahui
Tutor,
39
Vehikulum
- Zat inaktif/inert
- Berhubungan dengan formulasi
- Pembawa obat/zat aktif untuk kontak ke kulit
- Kegunaan vehikulum non spesifik: mendinginkan, melindungi, emolien
- Nonalergik, noniritan, dapat diterima secara kosmetik dan mudah dipakai.
- Contoh: air, minyak, vaselin album, vaselin flavum, dasar salep, dasar krim
40
2. Mixtura agitanda
- Sediaan obat cair yang mengandung bahan padat yang tidak larut dalam
pelarutnya (air, alkohol)
- Hanya untuk obat luar
- Kocok dahulu sebelum digunakan
- Mis. Likuor faberi
4. Emulsi
- Campuran antara 2 larutan (air dan minyak) yang tidak dapat bercampur
- Homogen dengan bantuan emulgator
41
2. Krim
- Mengandung satu atau lebih zat aktif yang terdispersi dalam suatu medium
pendispersi
- Berdasarkan fase internalnya
Krim water in oil
Krim oil in water
3. Pasta
- Merupakan salep yang ke dalamnya ditambahkan serbuk dalam jumlah yang relatif
besar
- Konsistensi lebih keras daripada salep
- Sama dengan salep, pasta dapat membentuk lapisan penutup di atas permukaan kulit
yang impermeabel terhadap air
- Dipakai untuk ruam popok, masker, sun block
- Relatif kurang berminyak daripada salep
42
C. Padat
1. Bedak
- Mendinginkan, menyerap cairan, mengurangi gesekan
- Umumnya mengandung
Zn oksida : antiseptik
Mg silikat: lubrikasi, mengeringkan
Stearat: meningkatkan daya lekat pada kulit
- Keterbatasan:
Penetrasi pada kulit rendah
- Efek samping:
Inhalasi bedak ke saluran napas
Pada lesi basah: bedak menggumpal, iritasi, terbentuk krusta, granuloma
proses penyembuhan terhambat
43
Kortikosteroid Topikal
Khasiat: Antiinflamasi, antialergi, antimitotik, vasokonstriksi
Klasifikasi:
1. Lemah: antiinflamasi, antimitotik (-)
2. Sedang: antiinflamasi, antimitotik sedang
3. Kuat: antiinflamasi, antimitotik kuat
4. Sangat kuat: antiinflamasi, antimitotik sangat kuat
Indikasi:
Topikal: dermatitis, psoriasis ringan
Intralesi: keloid, parut hipertrofik, alopesia areata, aknekistik, prurigo
Kontraindikasi: infeksi, ulkus
Lama pakai: lemah: 4-6 minggu, kuat 2 minggu
Efek samping: hipo/atrofi kulit, striae, telangiektasia, purpura, dermatitis akneiformis,
hipertrikosis,hipopigmentasi, dermatitis perioral, absorbsi perkutan : supresi kelenjar
adrenal
Sumber Pustaka
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. FKUI
Dermatological pharmacology. Goodman & Gilman.
Cut Nurul. Dermatoterapi Topikal
Anjas asmara. Vehikulum pada dermatoterapi topikal
44
45
dr. Vina
SIP. No 1234567
Jl. Salemba 6, Jakarta
___________________________________________
Pro : Ny. A
Umur : 30 tahun
dr. Vina
SIP. No 1234567
Jl. Salemba 6, Jakarta
_______________________________________________
Pro : Ny. A
Umur : 30 tahun
46
Kasus 1
Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun, datang dibawa ibunya ke rumah sakit
dengan keluhan timbul bintil-bintil kecil kemerahan pada dada dan punggungnya
sejak 7 hari yang lalu. Pasien juga merasakan gatal dan perih pada daerah
tersebut. Gatal bertambah pada siang hari dan saat pasien berkeringat. Keluhan
belum pernah diobati. Pasien baru 2 minggu ini tinggal di Bengkulu, sebelumnya
ia dan keluarganya tinggal di Bukittinggi. Riwayat penyakit dahulu pasien belum
pernah sakit serupa. Riwayat penyakit keluarga tidak ada. Pada pemeriksaan
fisik keadaan umum baik, pada vital sign juga dalam batas normal. Pada
pemeriksaan dermatologis didapatkan papul dan eritema dibagian dada dan
punggung yang menyebar merata. Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah
rutin dalam batas normal. Tidak dilakukan pemeriksaan pendukung lainya.
Kasus 2
Seorang laki-laki usia 27 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan timbul
bercak-bercak putih kecoklatan sebesar uang koin pada wajahnya sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien juga merasakan gatal pada daerah tersebut, terutama saat
berkeringat. Sehari-hari pasien bekerja sebagai kuli panggul di pelabuhan.
Riwayat penyakit dahulu pasien belum pernah sakit serupa. Riwayat penyakit
keluarga tidak ada. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum baik, tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan beberapa plak
kecoklatan diameter rata-rata 1 cm, berbatas tegas. Saat dikerok, timbul skuama
halus dari plak. Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin normal. Tidak
dilakukan pemeriksaan pendukung lainya.
48
SKOR
No Butir Penilaian
0 1 2 3
1 Memilih Obat / zat aktif topikal
Keterangan :
Skor 0 : Tidak dilakukan
Skor 1 : Dilakukan dengan banyak kesalahan
Skor 2 : Dilakukan dengan sedikit kesalahan
Skor 3 : Dilakukan dengan sempurna
Keterampilan rata-rata = total skor didapat / jumlah skor x 100 % = .
Dinyatakan lulus apabila skor > 70
Bengkulu,...................20
Mengetahui
Tutor
49
I. PENGANTAR
Pungsi vena merupakan tekhnik penusukan vena melalui transkutan dengan stilet
tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan pada spuit .
Pada masa dahulu pengambilan darah dilakukan dengan cara penorehan vena
(venesection) dan ditampung pada mangkuk, selain itu dengan cara gigitan lintah
(Leeches biting) darah akan mengalir dan lintah dilepaskan dengan abu atau garam.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan umum
Untuk memberikan keterampilan kepada mahasiswa dalam mempersiapkan dan
melakukan pungsi vena
Tujuan khusus
Mampu menerangkan kepada pasien tujuan dan prosedur pungsi vena
Mampu melakukan persiapan bahan dan alat untuk pugsi vena
Mahasiswa dapat melakukan tindakan desinfeksi
Mahasiswa dapat menentukan lokasi vena yang akan dipungsi
Mahasiswa dapat melakukan tindakan pungsi vena dengan benar
Mahasiswa dapat membersihkan dan membuang sampah tajam/infeksius pada
tempatnya
3. STRATEGI PEMBELAJARAN:
Prosedur Kegiatan :
No Aktifitas Waktu Metode
1 Instruktur memberikan pengantar dan 10 Kuliah dan diskusi
gambaran secara teori tindakan pungsi
vena
4. PRASYARAT:
5. TEORI
PUNGSI VENA
Pungsi vena merupakan tekhnik penusukan vena melalui transkutan dengan stilet
tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan pada
spuit.
Pembuluh darah yang dapat dilakukan pungsi vena yaitu vena-vena pada:
- fossa cubiti (antecubital)
- lengan bawah
- pergelangan tangan
- punggung tangan
- kaki dan pergelangan kaki (jika tidak ada vena lain yang dapat ditusuk).
51
52
Kontraindikasi :
1. Terdapat infeksi didaerah penusukan
6. PROSEDUR KERJA
Peralatan :
1. Spuit 3 cc (spuit dengan ukuran yang sesuai, steril, sekali pakai)
Alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena
dengan volume tertentu.
2. Wing needle no 25
Ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara vakum.
3. Antiseptik : alkohol 70%
4. Kapas steril dan kapas bulat
5. Alat pembendung vena/ Tourniquet
Merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari karet sintetis yang
bisa merenggang. Digunakan untuk pengebat atau pembendung pembuluh darah
pada organ yang akan dilakukan penusukan. Adapun tujuan pembendungan ini
adalah untuk fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk
menambah tekanan vena yang akan diambil, sehingga akan mempermudah proses
penyedotan darah kedalam spuit.
54
Cara Kerja
1. Terangkan pada pasien tentang tujuan flebotomi dan prosedur yang akan
dilakukan, posisi pasien bisa duduk atau berbaring
2. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
4. Pilih lokasi penusukan vena.
- L a k u k a n p ada area antecubiti lengan
- Pengepalan tangan pasien membantu penampakan vena
- Palpasi membantu merasakan ukuran, kedalaman dan aliran vena
- Pilih vena yang besar dan tidak mudah bergerak
56
57
8. Lepaskan jarum perlahan-lahan dan pasang penutup jarum, segera tekan tempat
tusukan dengan kapas selama 3-5 menit, kemudian plester bagian tsb dan lepas
setelah 15 menit.
9. Pemindahan darah dari spuit ke tabung/botol :
- Lepaskan jarum dari spuit, hati-hati jangan sampai darah keluar.
- Masukkan darah ke dalam botol atau tabung secara perlahan sesuai dengan
pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan.
10. Buang spuit dan jarumnya ke wadah pembuangan khusus
11. Ucapkan terima kasih kepada pasien dan berikan informasi yang diperlukan :
- Kapan boleh makan kembali
- Petunjuk khusus, misalnya glukosa 2 jam PP
12. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
58
Nama Mahasiswa :
NPM :
Kelompok :
KETERAMPILAN SKOR
0 1 2 3
1. Menerangkan pada pasien tujuan dan prosedur serta
inform conscent*
2. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan*
Bengkulu,...................20
Mengetahui
Tutor
NIP
60
61