MODUL PENGINDERAAN
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
PENGANTAR ...........................................................................................................................3
VISI, MISI, TUJUAN PROGRAM STUDI ..............................................................................4
PENDAHULUAN .....................................................................................................................5
TUJUAN MODUL ....................................................................................................................6
KARAKTERISTIK MAHASISWA ..........................................................................................8
KOMPETENSI ..........................................................................................................................9
CAPAIAN PEMBELAJARAN ...............................................................................................10
LINGKUP BAHASAN ............................................................................................................12
METODE PENGAJARAN & PEMBELAJARAN .................................................................14
EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN ................................................................................28
EVALUASI MODUL .......................................................... Error! Bookmark not defined.62
LAMPIRAN 1 ..........................................................................................................................29
LAMPIRAN 2 ..........................................................................................................................31
LAMPIRAN 3 ..........................................................................................................................37
LAMPIRAN 4 ..........................................................................................................................56
LAMPIRAN 5 ..........................................................................................................................57
LAMPIRAN 6 ..........................................................................................................................58
LAMPIRAN 7 ..........................................................................................................................59
LAMPIRAN 8 ..........................................................................................................................62
Modul Penginderaan merupakan modul ke-17 dalam kurikulum FKIK UNIB. Modul
ini diselenggarakan pada semester VI dengan beban 6 SKS dan dilaksanakan dalam waktu 6
minggu. Pada modul ini yang harus dicapai kemampuan analisis dan sintesis dari mahasiswa,
dan kemampuan mengintegrasi berbagai pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan baru
yang diperoleh dalam modul ini. Melalui langkah pemecahan masalah secara sistematis,
mahasiswa menggali ilmu berupa berbagai aspek fisiologis maupun patologis dari sistem
indera. Kemudian, melalui data klinik dan data penunjang diagnostik lain, yang diberikan
sebagai data sekunder, mahasiswa dilatih untuk mengembangkan pola nalar (reasoning)
dalam menegakkan diagnosis dan menyusun rencana tata laksana pasien sampai ke tingkat
terapi farmakoterapi maupun non farmakoterapi.
Metode yang digunakan dalam modul ini adalah metode Pembelajaran Berdasarkan
Masalah (Problem Based Learning) yang diharapkan dapat menjadi suatu pendekatan baru
yang lebih efektif dan efisien dalam mempelajari modul ini.
Visi
Menjadi program studi kedokteran yang memiliki tata kelola yang baik dan menghasilkan
lulusan sarjana kedokteran yang beretika serta unggul dalam kedokteran tropis berbasis
masyarakat pesisir pada tahun 2030
Misi
1. Menyelenggarakan sistem tata kelola program studi yang baik.
2. Melaksanakan pendidikan/pengajaran yang profesional dan berdaya saing
3. Melaksanakan penelitian atau publikasi ilmiah bidang kedokteran/kesehatan dalam
lingkup regional, nasional dan internasional terutama di bidang kedokteran tropis dan
kesehatan masyarakat pesisir.
4. Menyelenggarakan layanan dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis kebutuhan
masyarakat tropis.
5. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga/institusi baik tingkat regional, nasional maupun
internasional.
Tujuan
1. Terselenggaranya tata kelola program studi kedokteran yang baik.
2. Menghasilkan sarjana kedokteran yang siap menjalani pendidikan profesi dan berdaya
saing.
3. Menghasilkan produk penelitian dan publikasi ilmiah yang bereputasi regional, nasional
maupun internasional terututama dalam bidang kedokteran tropis dan kesehatan
masyarakat pesisir.
4. Menghasilkan layanan pengabdian kepada masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat
terutama wilayah tropis.
5. Terwujudnya kerjasama dengan lembaga/ institusi baik tingkat regional, nasional dan
internasional.
Tujuan Umum
Tujuan khusus
Mahasiswa yang dapat mengikuti modul penginderaan adalah mahasiswa yang telah
menyelasaikan modul Gastrointestinal yang merupakan modul 1 tahun sebelumnya. Dimana
mahasiswa yang mengikuti ini merupakan mahasiswa semester VI. Selain itu, mahasiswa
hendaknya telah menguasai pengetahuan medik dasar menyangkut sistem saraf yang
dilatihkan dalam modul Neurosciense dan modul Saraf Jiwa. Dengan demikian mahasiswa
seyogyanya telah memiliki keterampilan belajar sepanjang hayat.
Setelah menyelesaikan modul ini, bila dihadapkan pada data sekunder menyangkut
masalah klinik, laboratorik, dan epidemiologik kelainan/penyakit pada alat indera, mahasiswa
mampu menafsirkan data tersebut dan menerapkan langkah pemecahan masalah yang baku
terhadap masalah/penyakit pada alat indera, termasuk masalah medikolegal, dengan
menggunakan teknologi kedokteran dan teknologi informasi yang sesuai. Dengan demikian
mahasiswa mampu menyusun rencana tata laksana masalah klinik, termasuk tindak
pencegahan dan rujukan.
1. Keterampilan Klinis Jika mahasiswa dihadapkan pada masalah kesehatan dan hasil data
Dasar sekunder, mahasiswa mampu :
2. Mawas Diri dan Jika Mahasiswa dihadapkan pada masalah kesehatan dan hasil data
Pengembangan Diri sekunder, mahasiswa mampu :
Mahasiswa dapat menentukan kompetensi dalam berbagai
masalah kesehatan disistem indera berdasarkan SKDI 2012
(C2)
Mahasiswa dapat merencakan tatalaksana rujukan diluar
kompetensi dokter layanan primer (C3)
Penyakit Presbiakusis
degeneratif Presbiastasis
telinga Alat Bantu dengar
Metode pengajar yang digunakan pada modul Penginderaan ialah pengajaran aktif (student
centered), yang menggunakan pendekatan metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Metode
pengajaran meliputi :
1. Tahap Orinetasi, bertujuan memberikan wawasan mengenai Sistem Indera serta luasnya
masalah pada Sistem Indera, serta dampaknya terhadap kualitas hidup, terdiri dari :
a. Kuliah
b. Kegiatan Laboratorium
Tahap Umpan Balik, bertujuan untuk memberikan input kepada mahasiswa maupun
pengelola modul untuk melakukan penilaian proses dan hasil yang telah dicapai mahasiswa :
a. Presentasi kasus (Pleno)
b. Umpan Balik pleno
c. Ujian Formatif
d. Laporan kegiatan laboratorium
e. Ujian Praktikum
f. Buku Catatan Mahasiswa
g. Lembar evaluasi Diskusi Kelompok
h. Lembar evaluasi Fasiliatator oleh Mahasiswa
i. Lembar evaluasi Narasumber oleh Mahasiswa
Perhitungan SKS
Kuliah = 65 / 16 jam = 4,062
Diskusi Kelompok = 20 / 32 jam = 0,625
Praktikum = 19 / 32 jam = 0,6
Pleno = 12 / 32 jam = 0.375
Belajar Mandiri = 16 / 64 jam = 0,25
Total = 5,912 ≈ 6 SKS
Histologi Organ Histologi mata dan organ adneksa Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
Indera (K5) mata, telinga luar, tengah, dalam serta Interaktif 2 Laptop histologi mata dan Ujian Sumatif
organ vestibular. x tatap muka Peralatan telinga Ujian
Lokasi dan struktur organ penghidung (2x(1x50’)) Praktikum
audiovisual
dan organ pengecap
Praktikum Referensi histologi
2x tatap muka
(1x(1x50’)
Gizi Dinamika Nutrisi pada fungsi sistem Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
indera Interaktif 2 Laptop nutrisi pada sistem Ujian Sumatif
x tatap muka Peralatan indera
(2x(1x50’)) audiovisual
Referensi
Aspek Biokimia Aspek Biokima mata Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
penginderaan Interaktif 2 Laptop nutrisi pada sistem Ujian Sumatif
(K4) x tatap muka Peralatan indera
(2x(1x50’)) audiovisual
Referensi
Infeksi Parasit Parasitologi pada pengeinderaan : Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
Penginderaan epidemiologi, daur hidup penyebab, Interaktif 2 Laptop parasit pada mata Ujian Sumatif
patogenesis dan gejala klinis.
(K8) x tatap muka Peralatan dan telinga yang Ujian
Imunopatologi : respon imun, (2x(1x50’)) dapat Praktikum
audiovisual
inflamasi
Perubahaan struktur : Perubahan Praktikum Referensi menyebabkan parasitologi
makroskopik pada organ/ sistem 3x tatap muka infeksi / gangguan.
terkait (1x(1x50’)
Patogenesis dan patofisiologi
Pemeriksaan penunjang
Aspek Patologi Aspek PA penginderaan Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
anatomi Neoplasma mata : Retinoblastoma, Interaktif 2 Laptop gambaran PA pada Ujian Sumatif
Penginderaan Basall cell CA x tatap muka Peralatan mata dan telinga Ujian
(K9) Neoplasma THT : KNF, Neuroma (2x(1x50’)) yang terjadi Praktikum PA
audiovisual
Akustik
Praktikum Referensi keganasan.
3x tatap muka
(1x(1x50’)
Masalah Tajam Penglihatan dan Kelainan Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
Kesehatan Mata- Refraksi : patogenesis, patofisiologi, Interaktif 2 Laptop kelainan refraksi Ujian Sumatif
diagnosis, tatalaksana.
1(K12) x tatap muka Peralatan dan infeksi pada
Kelainan Kelopak mata dan jaringan (2x(1x50’)) mata dan jaringan
audiovisual
orbita (Infeksi)
Referensi orbita
Masalah Penyakit degenaratif mata : Katarak, Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
Kesehatan Mata-2 degenarasi makula, retinopati Interaktif 3 Laptop kelainan Ujian Sumatif
(etiologi, FR, Gambaran Klinis,
(K13) x tatap muka Peralatan degeneratif dan
Diagnosis, tatalaksana) sirkulasi cairan
(3x(1x50’)) audiovisual
Gangguan sirkulasi cairan mata :
Glaukoma, Neuritis Optik (dinamika Referensi pada mata
cairan bola mata dan pemeriksaan
tonometri)
Gangguan N. II, Fisiologis dan mekanisme N.II, III, Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
III, IV,V, VI dan IV, V, VI dan VIII Interaktif 2 Laptop fungsi dan kelainan Ujian Sumatif
VIII (K19) Patologis N.II, III, IV, VI dan VIII x tatap muka Peralatan
pada N.II, III, IV,
VI dan VIII
(2x(1x50’)) audiovisual
Referensi
Gangguan Infeksi pada Telinga (luar,tengah dan Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
Pendengaran dan dalam) : OE, OMA, OMSK, dll Interaktif 3 Laptop Infeksi telinga dan Ujian Sumatif
kelainan telinga Tuli x tatap muka Peralatan
Tuli
(K17) Penyakit degenratif telinga dan alat (3x(1x50’)) audiovisual
bantu dengar
Referensi
Kegawatdarurata Kegawatan THT : Trauma tumpul Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
n THT dan telinga, Benda Asing dan sudden Interaktif 2 Laptop kegawatdaruratan Ujian Sumatif
deafness. THT dan Keganasan
Keganasan x tatap muka Peralatan
THT(K22) KNF, Neuroma akustik (2x(1x50’))
THT
audiovisual
Referensi
Radiologi Radiologi pencitraan mata Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
Pencitraan mata Radiologi pencitraan telinga Interaktif 2 Laptop gambaran radiologi Ujian Sumatif
pada mata dan
dan Telinga (K26) x tatap muka Peralatan
telinga
(2x(1x50’)) audiovisual
Referensi
Forensik Penginderaan dalam aspek Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
penginderaan medikolegal Interaktif 2 Laptop kelaianan forensik Ujian Sumatif
pada penginderaan
(K21) x tatap muka Peralatan
(2x(1x50’)) audiovisual
Referensi
Rehabilitasi Rehabilitasi pada anak Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
pendengaran Rehabilitasi pada geriatri Interaktif 2 Laptop rehabilitasi Ujian Sumatif
penginderaan
(K24) x tatap muka Peralatan
(2x(1x50’)) audiovisual
Referensi
Fisika Medik Bio optik dan mekanisme kerja alat Kuliah Ruang Kuliah Dapat menjelaskan Ujian Formatif
(K14) bantu dengar Interaktif 2 Laptop biooptik dan Ujian Sumatif
mekanisme alat
x tatap muka Peralatan
bantu dengar
(2x(1x50’)) audiovisual
Referensi
Anatomi
1. Agur, A.M.R. & A.F. Dalley. Grant’s Atlas of Anatomy. 11th ed. Lippincott Williams
and Wilkins, Baltimore. 2005.
2. Drake, R.L., W. Vogl & A.W.M. Mitchell. Gray”s Anatomy for Students. Elsevier
Churchill Livingstone, Philadelphia. 2005.
3. Marieb, EN & J. Mallat. Human Anatomy. 3rd ed. Benjamin Cummings, San
Fransisco. 2001
4. Snell, R.S. Clinical neuroanatomy for medical students. 5th ed. Lippincott Williams
and Wilkins, Baltimore. 2001.
Histologi
1. Gartner, LP and Hiatt, J.L. (2001). Special Sense in: Color Textbook of Histology,
W.B. Saunders Company, USA, pp.509-534
2. Fawcett, D.W. (1994). The eye in: A Textbook of Histology (Bloom and Fawcett),
12th Ed, Chapman and Hall, New York, USA, pp 872-916; The ear: pp. 919-941
3. Wonodirekso S (2003), Praktikum Bola Mata dalam Penuntun Praktikum Histologi,
Edisi Pertama, Dian Rakyat, Jakarta, Indonesia, Hal 161-166; Praktikum Telinga Hal
167-172
Fisiologi
1. Ganong WF. Review of Medical Physiology. Lange Medical publication, CA 22th ed,
2005
2. Guyton AC, Hall E. Text book of Physiology, WB Saunders Co 9th ed
3. Rhoades R, Pfanzers R. Human Physiology. Saunders College Publishing, Fortworth
3rd ed.
4. Human Physiology from cells to system, Sherwood l West Publishing Co St Paul 4th
ed.
5. Silverthorn DU. Human physiology: an integrated approach. 3rd ed. San Francisco.
Pearson Education, Inc. 2004.
6. Kandel, ER et al, Principles of Neural Science. 4th ed. New York. McGraw Hill, 2000.
Biokimia
Farmakologi
1. Dukes, MNG. Meyler’s side effects of drugs. Amsterdam-Oxford. Excerpta Medica,
1975
2. Katzung BG. Basic & Clinical Pharmacology, 11th ed. Mc-Graw-Hill Lange. Boston,
2009: pp. 95-126
3. Henderer JD and Rapuano CJ. Ocular pharmacology. In: Brunton LL, Lazo JS, Parker
KL, eds. The Pharmalogical basis of therapeutics, 11th ed, NY, McGraw-Hill, 2006;
1707-1737
Patologi Anatomi
1. Underwood JCE (editor). General and Systematic Pathology. 3rd ed. Edinburgh.
Churchill- Livingstone; 2000: 325-60
2. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Robbins Basic Pathology. 7th ed.
International edition. Saunders; 2003: 453-508
3. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease,
7th ed, Elsevier Saunders, Philadelphia. 2005. pp: 787-788 & 1421-1447.
Patologi Klinik
1. Berson, F.G. Basic Ophtalmology for medical students and primary care residents.
1993
2. Vaughan DG, General Ophthalmology, 15th ed. Appleton & Lange. Connecticut,
1999.
3. Binkesmas DepKes., Pedoman Usaha Kesehatan Masyarakat- Penanggulangan
Kebutaan (UKM-PK)
1. Soepardi EA, Iskandar N (ed). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok-Kepala Leher; edisi 6; thn 2007
2. WHO. Chronic suppurative otitis media burden of illness and management options.
Child and Adolescent Health and Development Prevention of Blindness and
Deafness. WHO Geneva, Switzerland 2004
3. Adams, G.L., L.R.Boies & P.H. Higler. Boies Fundamentals Of Otolaryngology.
1989. W.B. Saunders Company, Philadelphia
Radiologi
1. Som PM, Curtain HD. Head and Neck Imaging, Philadelphia, Mosby. 2004.
2. Departemen Radiologi FKUI/RSCM. Buku Ajar Radiologi. 2006
Neurologi
1. Schein JD, Miller MH. Diagnosis and Rehabilitation of Auditory Disorders. In:
Kottke, Lehmann. Krusens’s Handbook of Physical Medicine and Rehabilitation.
4th ed. Philadelphia, WB Saunders; 1990. p 935-66
2. Owens RE. Metz DE, Haan A. Comunication disorders A Life Span Perspective.
Boston: Allyn and Bacon; 200 p 455-97
3. Allinders JEJ. Sensory Loss: Deafness and Blindness. In: Hopkins HL, Smith HD.
Williard and Spackman’s Occupational Therapy. Philadelphia: JB Lippincott
Company; 1993. p. 706-15
Kedokteran Komunitas
1. Colenbrander A. Visual impairment. In: Demeter SL, and Anderson GBJ Editors.
Disability Evaluation. Chicago: Mosby; 2003. P. 495-511
2. Jeyaratnam J, Koh D. Text Book of Occupational Medicine Practice. 2nd Ed,
Singapore, World Scientific; 2003.
3. Palmer KT, Cox RAF, Brown I. Fitness for Work, The Medical Aspects. 4th Ed.
Faculty of Occupational Medicine of the Royal College of Physicians, Oxford,
Oxford University Press. 2007.
4. Sataloff RT. Otolaryngolgical impairment. In: Demeter SL, and Anderson GBJ
Editors. Disability Evaluation. Chicago: Mosby; 2003. P. 512-530
5. PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Persero). Kumpulan Peraturan Perundangan
Program Jamsostek. Jakarta, 2007
PENANGGUNGJAWAB PRAKTIKUM
JUDUL PRAKTIKUM DEPARTEMEN
Pr-7 Perubahan Parameter Laboratorium pada Infeksi Mata dan Patologi Klinik
Telinga
KELOMPOK Fasilitator
1 Oktoviani, S.Farm, M.Farm, Apt
2 Elvira Yunita, S.Si, M.Biomed
3 dr. Marisadonna Asteria, M.Biomed
4 dr. Swandito Wicaksono,M.Biomed
5 dr. Wiwit, M.K3
Cadangan 1 dr. Meutia Arini Yasrizal
Cadangan 2 dr. Ahmad Azmi Nasution, M.Biomed
Tutor KKD
KELOMPOK Tutor
1 dr. Meutia Arini Yasrizal
2 dr. Marisadonna Asteria, M.Biomed
3 dr. Swandito Wicaksono,M.Biomed
4 dr. Radithiya Abdullah
5 dr. Budiman Ade Satria
6 dr. Atika
Evaluasi Modul
Mahasiswa dinyatakan Lulus jika penjumlahan setiap komponen lebih dari 55 dan
nilai setiap komponen minimal 55. Sistem penilaian berdasarkan acuan universitas
dalam nilai angka, huruf mutu, bobot.
A. FALSAFAH DASAR
Sebagai calon ilmuwan, mahasiswa senantiasa wajib menggunakan ilmu pengetahuan dalam
menjelaskan terjadinya suatu masalah serta penanggulangannya. Oleh karena itu dalam pembelajaran
mahasiswa, perolehan ilmu pengetahuan perlu dilatihkan bersama dengan ketrampilan berpikir analitik yang
diperlukan untuk mengidentifikasi dan menanggulangi masalah sesuai dengan metode ilmiah disiplin ilmu
tertentu.
Seorang dokter akan senantiasa menanggulangi masalah kedokteran pasien/masyarakat, karena itu
penerapan langkah penanggulangan masalah secara ilmiah perlu menjadi satu kemahiran, di samping pembinaan
sikap kepedulian terhadap lingkungan sejak awal. Secara khusus metode belajar berdasarkan masalah
(BDM/PBL) bertujuan memantapkan pembelajaran dengan cara menghubungkan apa yang telah diketahui
mahasiswa dengan pengetahuan baru, yang dapat menunjukkan kesinambungan pengetahuan yang
dipelajarinya. Cara pembelajaran ini sebenarnya akan selalu dapat digunakan bahkan setelah seseorang lulus
dari pendidikan dokter, karena seorang dokter senantiasa akan menghadapi masalah, dan melakukan langkah
penanggulangan masalah dengan menerapkan ilmu pengetahuan dasar kedokteran. Pemantapan pembelajaran
terjadi kalau mahasiswa dapat mengadakan elaborasi pengetahuan yang telah dikuasainya.
B. LANGKAH BDM
1. Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu. Istilah yang tidak jelas diklarifikasi.
2. Analisis masalah, yaitu dengan menguraikan kemungkinan faktor penyebabnya.
3. Penyusunan pertanyaan yang berkaitan dengan tiap faktor penyebab yang memerlukan penjelasan,
yang dilanjutkan dengan membuat hipotesis yang sesuai.
4. Menetapkan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab tiap pertanyaan.
5. Menjawab pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan pengetahuan yang sudah
dimiliki.
6. Untuk pertanyaan yang belum diketahui jawabannya, dilakukan identifikasi sumber pembelajaran yang
sesuai.
7. Belajar mandiri. Hasil belajar mandiri/tugas baca dicatat dalam buku catatan.
8. Menyusun pengetahuan baru berdasarkan berbagai hal yang telah dipelajari (pengetahuan lama dan
baru).
9. Langkah BDM dapat diulang seluruhnya atau sebagian sebagaimana dibutuhkan.
10. Mengidentifikasi hal-hal yang belum dipelajari.
11. Merangkum hal-hal yang telah dipelajari.
12. Bila mungkin, menguji pemahaman pengetahuan yang didapat dengan menerapkannya pada masalah
lain.
Berdasarkan Langkah BDM dalam butir B, Diskusi dapat dibagi menjadi Diskusi Kelompok-1 (DK-1)
untuk penerapan langkah 1 s/d 7, serta Diskusi kelompok-2 untuk penerapan langkah 9 s/d 12.
1. Untuk setiap diskusi kelompok, pilihlah Ketua dan Sekretaris secara bergilir.
2. Bacalah dengan seksama setiap uraian pemicu. Masing-masing mahasiswa membaca sendiri.
3. Identifikasi berbagai masalah dalam pemicu tersebut.
4. Buatlah analisis masalah, yaitu kemungkinan hubungan antara berbagai isu bila ada, atau kemungkinan
mekanisme yang mendasari berbagai hal yang teridentifikasi di butir (3). Selanjutnya disusun suatu
hipotesis berdasarkan analisis masalah.
5. Susunlah sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan berbagai kemungkinan hubungan tersebut, atau
yang berkaitan dengan kemungkinan mekanisme yang mendasari hal tersebut yang Saudara belum
ketahui.
6. Urutkan pertanyaan tersebut secara sistematik berdasarkan pertanyaan kunci: apa, mengapa, bagaimana
dan seterusnya.
7. Tetapkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab tiap pertanyaan.
8. Pilih pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan ilmu pengetahuan yang Saudara
miliki.
9. Untuk pertanyaan yang belum terjawab, rencanakan pencarian jawaban secara mandiri. Jika tugas
belajar mandiri dibagi dalam kelompok, setiap pertanyaan sedikitnya dijawab oleh 2-3 mahasiswa.
10. Saudara harus mencatat proses diskusi mulai dari analisis masalah (langkah 3) sampai dengan tugas
belajar mandiri (langkah 9).
Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar mahasiswa secara mandiri, yang dilaksanakan
setiap selesai diskusi kelompok. Hasil pencarian dalam belajar mandiri dicatat dalam buku catatan
Saudara. Rujukan yang digunakan dalam belajar mandiri wajib dicantumkan, yang dapat disusun
dengan sistem nomor rujukan.
08.00-08.50 K1: KuliahPengantarModul Pr1: Praktikum Anatomi 1 K5: Tinjauan Histologi Bola SENAM PAGI
K7: Fisiologi
Mata, Alat Pendengaran, dan
(dr. Meutia) (dr. Azmi) Penginderaan - 2
Keseimbangan
09.40-10.30 (dr. Azmi) Pr2: Praktikum Anatomi 2 Pr3: Praktikum Histologi Pleno Pemicu 1 (dr.
Pr4: Fisiologi
Rina/dr.Besly, Sp.PK)
Penginderaan
10.30-11.20 BM (dr. Azmi) (dr. Rina)
(dr. Swandito)
(dr.)
12.10-13.10 ISTIRAHAT
13.10-14.00 K4: Aspek Biokimia Mata DK1-P1 K6: Fisiologi Penginderaan - DK1-P2 BM
1
14.00-14.50 (dr. Sylvia)
(dr. Swandito)
14.50-15.40 BM BM
WAKTU SENIN, 4 FEBRUARI 2019 SELASA, 5 FEBRUARI 2019 RABU, 6 FEBRUARI KAMIS, 7 FEBRUARI JUMAT, 8 FEBRUARI
2019 2019 2019
08.00-08.50 K8: Parasit Penyebab Infeksi K10: Mikrobiologi K9: Aspek Patologi K12: Masalah Kesehatan
LIBUR IMLEK
pada Organ Indera Penginderaan Mata -1
08.50-09.40 Anatomi Organ Indera
(Dr. Dessy) (dr.Besly) (Mata UNIB)
(dr. Kartika)
09.40-10.30 Pr5: Parasit Penyebab Infeksi Pr7: Organisme Penyebab Pr6: PA Organ Indera K13: Masalah Kesehatan
pada Organ Indera Infeksi pada Organ Indera Mata -2
10.30-11.20 (dr. Kartika)
(dr. Dessy) (dr.Besly) (Mata UNIB)
11.20-12.10
12.10-13.10 ISTIRAHAT
Departemen Patologi Anatomi UNIB Mikrobiologi UNIB Anatomi UNIB Mata UNIB/Farmakologi
UNIB
Pr Patologi Klinik Perubahan Parameter Laboratorium pada Infeksi Mata dan Telinga
WAKTU SENIN, 11 FEBRUARI 2019 SELASA, 12 FEBRUARI RABU, 13 FEBRUARI KAMIS, 14 FEBRUARI JUMAT, 15 FEBRUARI
2019 2019 2019 2019
08.00-08.50 K14: Bio-optik dan Mekanisme K16: Farmakologi yang Pr9: Sediaan Obat Formatif SENAM PAGI
Kerja Alat Bantu Dengar Berhubungan dengan Alat Topikal Mata dan Telinga
08.50-09.40 Indera
(Suwarsono) (Oktoviani, S,Farm,
(dr.Novriantika) M.Farm)
09.40-10.30 K19: Gangguan N.II , N.III, IV K17: Gangguan K20 : Masalah K5: Dinamika Nutrisi pada
VI dan VIII Pendengaran dan kelainan K18: Sumbatan Hidung dan kegawatdaruratan mata dan Fungsi Sistem Indera
10.30-11.20 telinga Perdarahan Hidung strabismus
(dr. Iman, Sp.S) (Gizi UNDIP)
(THT M.YUNUS) (THT M.YUNUS) (MATA UNIB)
11.20-12.10 BM
12.10-13.10 ISTIRAHAT
14.50-15.40 BM BM
Departemen Fisika UNIB/Gizi UNDIP Farmakologi UNIB/THT Farmasi UNIB Mata UNIB, Anatomi
UNIB UNIB
WAKTU SENIN, 18 FEBRUARI 2019 SELASA, 19 FEBRUARI RABU, 20 FEBRUARI KAMIS, 21 FEBRUARI JUMAT, 22 FEBRUARI
2019 2019 2019 2019
08.00-08.50 K11: Perubahan Parameter K 27 : Kelainan sistem K25: Uji Bivariat dengan K26: Radiologi Pencitraan
K21: Penginderaan dalam Aspek
Laboratorium Klinik pada indera pada anak SPSS dan Presentasi Data Mata dan Telinga
Medikolegal
08.50-09.40 Infeksi Mata dan Telinga (dr. Riry)
(Anak UNIB) (Radiologi Undip)
(Forensik UNDIP)
(dr. Besly)
09.40-10.30 Pr8: Praktikum Patologi K24: Rehabilitasi K22: Kegawatdaruratan Pleno Pemicu 4
K23: Penginderaan dalam
Klinik Penginderaan THT dan Keganasan THT
Perspektif Kedokteran
10.30-11.20 (THT UNIB, Radiologi
Komunitas
(dr. Besly) (RehabMed UNDIP) (THT M.YUNUS) Undip)
(IKK Undip)
11.20-12.10 BM
12.10-13.10 ISTIRAHAT
14.00-14.50
14.50-15.40 BM
WAKTU SENIN, 25 FEBRUARI SELASA, 26 RABU, 27 FEBRUARI KAMIS, 28 FEBRUARI JUMAT, 1 MARET 2019
2019 FEBRUARI 2019 2019 2019
08.00-08.50 Ujian Praktikum Histologi- Sumatif 1 Ujian Praktikum Sumatif 2 Ujian Praktikum
PA Anatomi Parasitologi-Mikrobiologi
08.50-09.40
09.40-10.30
10.30-11.20
11.20-12.10
12.10-13.10 ISTIRAHAT
14.50-15.40
WAKTU SENIN, 4 MARET 2019 SELASA, 5 MARET RABU, 6 MARET 2019 KAMIS, 7 MARET JUMAT, 8 MARET 2019
2019 2019
08.00-08.50 Remedial Ujian Praktikum Remedial Sumatif 1 Remedial Ujian Remedial Sumatif 2 Remedial Ujian Praktikum
Histologi-PA Praktikum Anatomi Parasitologi-Mikrobiologi
08.50-09.40
09.40-10.30
10.30-11.20
11.20-12.10
12.10-13.10 ISTIRAHAT
14.50-15.40
Tujuan Pembelajaran : Untuk mengtehui anatomi, histologi telinga, dan macam-macam infeksi pada telinga
Tn.Dino seorang atlet renang yang berusia 25 tahun, mengeluhkan gatal pada telinga kirinya sejak 7 hari yang lalu. Keluhan gatal
dirasakan terus-menerus dan membuatnya sering terbangun dimalam hari karena gatal. Dino juga mengeluhkan telinga kirinya terasa penuh,
pendengaranya menurun dan otalgia . Dino sering sekali menggaruk-garuk telinganya menggunakan ujung kuku dan cutton bud. Dino berenang
3-4 hari seminggu. Riwayat gatal seperti ini pertama kali dirasakannya, tetapi jika Otitis eksterna sering dirasakan dino.
Data Tambahan
Diharapkan agar fasilitator dapat menstimulasi mahasiswa agar ingin menanyakan dan mengetahui data tambahan ini. Arahkan agar
mahasiswa menyebutkan item jenis pemeriksaan yang dibutuhkannya, sehingga fasilitator hanya memberikan hasil pemeriksaannya
saja, tanpa harus menyampaikan seluruh keterangan secara cuma-cuma.
Pemeriksaan Telinga
Telinga luar AD: Deformitas (-), benjolan (-), lesi kulit (-), nyeri tarik telinga (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri tekan
belakang telinga (-)
AS: Deformitas (-), benjolan (-), lesi kulit (-), nyeri tarik telinga (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri tekan
belakang telinga (+),
AS: liang telinga sempit, hiperemis (+), terdapat debris berwarna putih, hifa (+), edema (+), serumen
(+) sekret (+) sedikit, benda asing (-), oedema mukosa telinga tengah (+), membran timpani sulit
dinilai.
Perenang
Edema saluran Gatal pada liang telinga Lendir yang dihasilkan sel
Eustachius di telinga tengah terjebak
di cavitas timpanica
Gangguan pendengaran
Ny.Tris (57 tahun) seorang pensiunan PNS datang ke IGD RSUD UNIB karena tiba-tiba nyeri pada bola mata kanan saat bangun tidur pagi tadi.
Semalam beliau merasakan nyeri kepala yang hebat, disertai dengan mual dan muntah, sehingga dibawa untuk istirahat. Ny.Tris merasa visus
mata kananya menurun disertai gambaaran halo sejak 2 hari yang lalu. Selain itu juga mengeluhkan mata kanannya merah dan berair,
menyangkal adanya sekret mata. Keluhan ini pertama kali dirasakannya, Ny.tris mempunyai riwayat Hipertensi dan memakai kacamata
Hipermetropia.
Data Tambahan
Diharapkan agar fasilitator dapat menstimulasi mahasiswa agar ingin menanyakan dan mengetahui data tambahan ini. Arahkan agar
mahasiswa menyebutkan item jenis pemeriksaan yang dibutuhkannya, sehingga fasilitator hanya memberikan hasil pemeriksaannya
saja, tanpa harus menyampaikan seluruh keterangan secara cuma-cuma.
Pemeriksaan Oftalmologi
OD OS
Visus 6/30, Pinhole 6/15 3/60
Mata
Gangguan Refraksi
Hipermetropia Presbiopia
Myopia
Pendangkalan sudut
bilik mata depan
Gangguan akses
aqueous humor ke
sistem drainase
Glaukoma sudut
terbuka
Gangguan Sirkulasi
Cairan Mata
Gangguan aliran keluar Peningkatan Tekanan
Glaukoma
aqueous humor Intraokular
Glaukoma sudut
tertutup
Akut Kronis
Margareth berusia 61 tahun datang ke dokter mata dengan keluhan tiba – tiba mata kanan tidak dapat melihat sejak 1 hari yang lalu. Sejak satu
minggu yang lalu, Ny. Margareth meminum asiklovir oral, karena menderita infeksi herpes zooster pada daerah pipi kanan dan dokter pada saat
itu pernah mengatakan bahwa penyakit herpes zooster yang diderita dapat mengakibatkan kerusakan pada mata didekatnya. Pemeriksaan fisik :
Wajah : ditemukan banyak vesikel tersegmentasi pada regio yang dipersarafi N.Trigeminus dextra (dahi kanan, kelopak mata atas)
Slit lamp : OD : konjungtiva hiperemis, erosi kornea , COA terdapat sel inflamasi .
Fundukopi : OD : terlihat lesi inflamasi multipel pada kutub posterior, eksudatif detachment makula
- Detachtmen makula
Masalah Seorang perempuan tiba – tiba tidak
dapat melihat setelah terkena herpes
zooster di wajah
Analisis terlampir
Masalah
Hipotesis Seorang perempuan dengan
chorioretinitis
Pertanyaan - Apa saja infeksi virus pada mata?
Terjaring - Mekanisme penurunan visus
mendadak ?
- Mengapa perempuan usia lanjut
mudah terkena herpes zooster?
- Apa saja komplikasi herpes zooster
pada segmen N.trigeminus?
- Bagaimana mekanisme VZV dapat
menyebabkan konjungtiva
hiperemis?
- Bagaimana VZV dapat
mengakibatkan erosi kornea?
- Bagaimana mekanisme VZV dapat
Perempuan 61 tahun
VZV
Tidak dapat
melihat
Farhat, 42 tahun datang ke poli mata dengan keluhan mata kanan melihat ganda dan kabur sejak 5 bulan terakhir. Dalam satu tahun ini, Farhat
sering mengeluh sering pilek (hidung tersumbat) pada hidung kanan yang tidak sembuh – sembuh, infeksi telinga kanan dan telinga kanan
sampai saat ini terasa penuh. Pada pemeriksaan didapatkan :
Oleh dokter mata, Farhat dikonsulkan ke dokter spesialis THT untuk mengkonfirmasi kelainan di THT yang dapat menyebabkan diplopia. Farhat
semakin cemas tentang penyebab semua keluhannya. Apalagi dokter mata mengatakan kemungkinan adanya tumor yang dapat disebakan oleh
perilaku Farhat sebagai perokok berat.
Faktor risiko
Tumor
nasofaring
Diplopia, hidung
tersumbat dan telinga
terasa penuh
HASIL DISKUSI – 2
Anggota kelompok:
1. ............................................. 6. .............................................
2. ............................................. 7. .............................................
3. ............................................. 8. .............................................
4. ............................................. 9. .............................................
5. ............................................. 10. ...........................................
Materi presentasi anggota yang masih belum jelas Apa yang akan dilakukan :
adalah tentang :
Tugas/pertanyaan yang masih belum diketahui dan Apa yang akan dilakukan :
dibahas :
[ Borang ini diparaf fasilitator setelah memeriksa kesesuaian isinya dengan tugas diskusi. Setelah diparaf
dikembalikan kepada kelompok.Seluruh anggota menyetujui isi borang ini].
Komunikasi
Sharing
Kehadiran
Dominan
Aktivitas
Disiplin/
Jumlah
(Max= 40)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Keterangan:
Nilai Nilai
0-5 6-7 8-10 -5 -3 0
Sharing Kurang Kadang2 Selalu Dominasi Ya Kadang2 Tidak
Terlambat Terlambat Tepat
Argumentasi Kurang Cukup Baik Disiplin/Kehadiran
> 15’ < 15’ Waktu
Aktivitas Kurang Cukup Baik
Komunikasi Kurang Cukup Baik
Sharing : berbagi pendapat/ pengetahuan yang sesuai dengan lingkup bahasan Bengkulu______________2018
di antara anggota kelompok
Argumentasi : memberikan pengetahuan dan tanggapan yang logis berdasarkan
literatur yang dibacanya
Aktivitas : giat dalam diskusi tanpa didorong fasilitator (________________________)
Dominan : sikap menguasai forum pada saat diskusi kelompok nama jelas fasilitator
Komunikasi : menyimak, menjelaskan dan bertanya dengan menggunakan bahasa
yang baik dan benar serta sistematis
UNIVERSITAS BENGKULU
EVALUASI FASILITATOR OLEH MAHASISWA ( EFOM )
TAHUN AKADEMIK……………….
Fakultas :
Blok / Modul :
Nama Dosen Fasilitator :
Semester : Gasal / Genap
Tanggal :
Angkatan tahun mahasiswa:
( skor )
1 2 3 4
A Pelaksanaan
1 Fasilitator menunjukkan antusiasme
2 Fasilitator hadir tepat waktu
3 Fasilitator berada di kelas selama proses diskusi
4 Fasilitator proaktif memantau proses diskusi
5 Fasilitator mengajukan pertanyaan yang memicu mahasiswa untuk berpikir kritis
6 Fasilitator memberi kesempatan pada tiap mahasiswa untuk mengekspresikan
pendapatnya
7 Fasilitator berperan aktif mengingatkan kelompok apabila diskusi menyimpang dari
topik
8 Fasilitator berperan aktif mendorong mahasiswa mengevaluasi dan meringkas hasil
diskusi
9 Fasilitator mengevaluasi proses diskusi dan memberi umpan balik yang berkaitan
dengan proses diskusi tersebut
B Evaluasi
10 Fasilitator selalu memeriksa dan mengembalikan buku catatan/log book tepat waktu
Keterangan :
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang sesuai
1 = sangat tidak sesuai
2 = kurang sesuai
3 = cukup sesuai
4 = sangat sesuai
Keterangan :
UNIVERSITAS BENGKULU
EVALUASI MODUL OLEH MAHASISWA ( EMOM )
TAHUN AKADEMIK……………….
(Diberikan dalam bentuk google form setelah ujian sumatif 2)
Blok / Modul :
Nama :
NPM :
Keterangan :
Berikan tanda silang (X) pada kotak yang sesuai
1 = tidak ada
2 = kecil
3 = agak kecil
4 = besar
5 = sangat besar
Argumentasi
Komunikasi
Kehadiran
Dominan
Aktivitas
Disiplin/
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Keterangan:
Nilai Nilai
0-5 6-7 8-10 -5 -3 0
Sharing Kurang Kadang2 Selalu Dominasi Ya Kadang2 Tidak
Terlambat Terlambat Tepat
Argumentasi Kurang Cukup Baik Disiplin/Kehadiran
> 15’ < 15’ Waktu
Aktivitas Kurang Cukup Baik
Komunikasi Kurang Cukup Baik