Anda di halaman 1dari 19

SINDROMA NEFROTIK

PADA ANAK
DR. SITI RAHMA
Pendahuluan

 Menurut Kidney Disease Improving Global


Outcomes (KDIGO) clinical practice
guideline (2012), 1–3 anak dari 100,000
anak dibawah 16 tahun menderita sindrom
nefrotik.
 Prevalensi sindrom nefrotik di Indonesia
yaitu 6 dari 100.000 anak dibawah 14 tahun.
 Sebanyak 60-90% pasien anak dengan
sindrom nefrotik idiopatik mengalami
kekambuhan/ relaps.
Anamnesis

 Pasien masuk dengan keluhan bengkak pada


kelopak mata dan wajah dialami sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Bengkak pada kelopak
mata dan wajah sudah sering berulang. Nafsu
makan berkurang. Tidak ada keluhan bengkak pada
perut, buah pelir atau tungkai kaki. Selain itu pasien
juga mengeluhkan muncul bisul-bisul kecil di
wajah dan kulit kepala sejak 3 hari yang lalu. Tidak
ada keluhan demam, nyeri menelan, sesak napas,
batuk, flu, atau nyeri perut. Buang air kecil biasa, urin
berwarna kuning muda, buang air besar biasa.
Anamnesis

Riwayat pengobatan:
 Pasien sedang dalam pengobatan sindrom nefrotik
dengan kortikosteroid (prednison 25 mg/hari,
dosis terbagi)
Riwayat penyakit dahulu:
 Keluhan bengkak pada kelopak mata dan wajah
sudah sering berulang sejak tahun 2017.
Riwayat keluarga:
 Alergi obat dan asma disangkal. Tidak ada keluarga
yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Anamnesis

 Riwayat ASI: Pasien mendapat ASI sampai usia


6 bulan eksklusif. Lalu lanjut hingga 2 tahun.
 Riwayat imunisasi: Imunisasi dasar lengkap.
 Riwayat kelahiran: Ibu pasien tidak pernah
sakit selama kehamilan. Pasien lahir normal,
cukup bulan, langsung menangis dengan berat
badan lahir 3000 gram, panjang badan tidak
diketahui. Proses persalinan dibantu oleh bidan
di rumah.
PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis
 Keadaan Umum : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Berat Badan : 11 kg x 10 (edema palpebra) = 10,9 kg
 Tinggi Badan : 92 cm
 Status Gizi : gizi kurang (Z score < -2 SD)
 Lingkar kepala : 48 cm (normocephal)

Tanda Vital
 Tekanan Darah : 140/60 mmHg
 Suhu : 37°C
 Denyut Nadi : 100 x/menit
 Respirasi : 28x/menit
PEMERIKSAAN FISIK

 Kepala : Normocephal
 Mata : edema palpebra (+/+),konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-,
 Faring : hiperemis (-),
 Tonsil : T1/T1, hiperemis (-)
 Telinga : sekret (-/-), nyeri tekan (-/-)
 Hidung : rhinorrhea -/-
 Leher : Pembesaran (-), Kelenjar tiroid : tidak
teraba
PEMERIKSAAN FISIK

Thorax
 Paru
 Inspeksi : Ekspansi paru simetris, Retraksi interkostal -/-
 Palpasi : fokal fremitus simetris kiri=kanan, massa (-)
 Perkusi : Sonor +/+
 Auskultasi : Bronkovesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
 Jantung
 Inspeksi : Denyut iktus kordis tidak tampak
 Palpasi : Denyut iktus kordis teraba pada SIC IV-V linea
midclavicularis sinistra
 Perkusi : Batas Jantung normal
 Auskultasi : Bunyi Jantung I&II murni regular, Bunyi
tambahan (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
 Inspeksi : Kesan cembung, distensi (-)
 Auskultasi : Peristaltik usus (+) Kesan Normal
 Perkusi : Timpani
 Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak ada teraba
hepar, spleen, atau massa
Punggung : deformitas (-)
Genitalia : Tidak ada kelainan, edema scrotum(-)
EkstremitasAtas : Akral hangat +/+, Edema -/-
Ekstermitas Bawah : Akral hangat +/+, Edema
pretibial +/+
PEMERIKSAAN FISIK

 Status lokalis:
 Reg. Scalp, reg. Nasalis: nodul dengan eritema,
krusta (+).
PEMERIKSAAN TAMBAHAN

 Eritrosit 5,08x106/mm3
 Hemoglobin 11,7 g/dL
 Hematokrit 36,0%,
 Platelet 477 x103/mm3
 Leukosit 11,5 x103/mm3.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Bulan Juni 2018
21 Juni 23 Juni 24 Juni 25 Juni 26 Juni

Albumin 1,9 g/dl

Proteinuria 2+ (100 3+ (600 4+ (over) 4+ (over) 4+ (over)


mg/dl) mg/dl)

Hematuria - +- (0,03 1+ (0,06 mg/dl) 1+ (0,06 -


mg/dl) mg/dl)

Ureum - - - 0,5 mg/dl -


Creatinin - - - 3,3 mg/dl -
Rangkuman Hasil Pembelajaran
Portofolio

Subjektif
 Os mengeluh bengkak pada kelopak mata dan
wajah dialami sejak 3 hari sebelum masuk RS yang
sudah sering berulang. Nafsu makan berkurang.
Os mengeluhkan muncul bisul-bisul kecil di wajah
dan kulit kepala sejak 3 hari yang lalu. Buang air
kecil biasa, urin berwarna kuning muda, buang air
besar biasa.
 Keluhan bengkak pada kelopak mata dan wajah sudah
sering berulang sejak tahun 2017. Pasien sedang dalam
pengobatan sindrom nefrotik dengan kortikosteroid
(prednison 25 mg/hari, dosis terbagi)
Objektif

 Anamnesis didukung dengan pemeriksaan fisik


dimana ditemukan Status gizi kurang (Z score < -2
SD), tekanan darah 140/60 mmHg, edema
palpebra (+/+), Ekstermitas Bawah Edema +/+,
Reg. Scalp, reg. Nasalis: nodul dengan eritema,
krusta (+).
 Pada pemeriksaan penunjang ditemukan
hipoalbuminemia (kadar albumin 1,9 g/dl), dan
proteinuria masif (kadar urin sewaktu dipstik +2
atau setara 100 mg/dl).
Assessment

Diagnosis sindrom nefrotik didasarkan pada sindrom


klinik:
 proteinuria masif (>40 mg/m2 LPB/jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg atau
dipstick ≥ 2+),
 hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL
 Edema
 hiperkolesterolemia.
 Selain itu, terdapat beberapa batasan untuk melengkapi diagnosis
sindrom nefrotik antara lain:

Remisi Sindrom Nefrotik Relaps Jarang


Apabila proteinuria negatif atau trace Sindrom nefrotik yang mengalami relaps
(proteinuria < 4 mg/m2LPB/jam) 3 hari < 2 kali dalam 6 bulan sejak respon awal
berturut-turut dalam satu minggu. atau < 4 kali dalam satu tahun.

Relaps Sindrom Nefrotik Relaps Sering


Apabila proteinuria ≥ 2+ ( >40 Sindrom nefrotik yang mengalami relaps
mg/m2LPB/jam atau rasio ≥2 kali dalam 6 bulan sejak respon awal
protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 atau ≥4 kali dalam satu tahun.
mg/mg) 3 hari berturut-turut dalam satu
minggu. Sindrom Nefrotik Dependent Steroid
Sindrom Nefrotik Sensitif Steroid Sindrom nefrotik yang mengalami relaps
(SNSS) dalam 14 hari setelah dosis prednisone
Sindrom nefrotik yang apabila dengan diturunkan menjadi 2/3 dosis penuh atau
pemberian prednisone dosis penuh dihentikan dan terjadi 2 kali berturut-
(2mg/KgBB/hari) selama 4 minggu turut.
mengalami remisi.
Sindrom Nefrotik Resisten Steroid
(SNRS)
Sindrom nefrotik yang apabila dengan
pemberian prednisone dosis penuh
(2mg/KgBB/hari) selama 4 minggu tidak
mengalami remisi.
Plan
Non medikamentosa
 Pada kasus ini pasien sebaiknya dirawat dirumah sakit dengan
tujuan untuk mempercepat pemeriksaan dan evaluasi
pengaturan diit, penanggulangan edema, memulai pengobatan
steroid dan edukasi orangtua
 Pemeriksaan fisis untuk mencari tanda atau gejala penyakit
sistemik, seperti lupus eritematosus sistemik, purpura
Henoch-Schonlein.
 Mencari fokus infeksi di gigi-geligi, telinga, ataupun
kecacingan. Setiap infeksi perlu dieradikasi lebih dahulu
sebelum terapi steroid dimulai.
 Melakukan uji Mantoux. Bila hasilnya positif diberikan
profilaksis INH selama 6 bulan bersama steroid, dan bila
ditemukantuberkulosis diberikan obat antituberkulosis (OAT).
Namun uji Mantoux di RSUD Ampana tidak tersedia sehingga
hal ini menjadi salah satu kendala dalam kemajuan terapi.
Medikamentosa
 Ceftriaxone 500 mg/12j/iv
 Transfusi albumin 20% 100 cc/24j/iv
 Prednison 2 mg/kgbb/hari = 22 mg, tab prednison 5
mg 2 tab – 2 tab – 1 tab
 Tab captopril 3 x 6,25 mg
 Tab Asam folat 1mg 1 x 1 tab
 Salep asam fusidat
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai