DISUSUN OLEH :
3. INDARTI /180203123
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan
nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hypertensi dan kadang – kadang
disertai proteinuria, odema, convulsi coma atau gejala – gejala lainnya.
Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu sebab
dari kematian ibu. Di USA misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan penyakit
ini. Hypertensi dalam kehamilan juga menjadi penyebab yang penting dari
kelahiran mati dan kematian neonatal. Hypertensi biasa akan berakhir dengan
EKLAMPSIA.
Eklampsia merupakan penyebab dengan peningkatan risiko morbiditas
dan mortalitas maternal dan perinatal. Kejadian EKLAMPSIA di Negara
berkembang berkisar 1 dari 100 hingga 1 dari 700 kelahiran. Di Indonesia pre
EKLAMPSIA dan EKLAMPSIA berkisar 1,5 % sampai 25 %. Koknifikan
yang mengancam jiwa ibu akibat eklampsia adalah edema pulmonalis, gagal
hati dan ginjal, DIC, sindrom HELLP, dan perdahan otak.
EKLAMPSIA disebut dengan antepartum, intrapartum, atau pascapartum.
Bergantung pada apakah kejang muncul sebelum, selama atau sesudah
persalinan. EKLAMPSIA paling sering terjadi pada trimester terakhir dan
menjadi semakin sering menjelang aterm.
Masalah utama dalam mencegah dan mengobati EKLAMPSIA adalah
penyebab kondisi yang tidak diketahui. Terdapat hubungan yang kuat antara
hipertensi dan penyakit serebral yang mengidentifikasi persamaan klinis antara
EKLAMPSIA dan ensefalopati hipertensif ( Vaughan & Delanty 2000 ).
Dengan adanya uraian di atas maka penulis akan membahas masalah
EKLAMPSIA untuk mengurangi AKI dan AKB sekaligus menyelesaikan tugas
kelompok yang diberikan.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan EKLAMPSIA?
2. Berapa jenis EKLAMPSIA?
3. Bagaimana gejala EKLAMPSIA?
4. Bagimana patologi penyakit EKLAMPSIA?
5. Apa etiologi dari EKLAMPSIA?
6. Apa diagnosa dari EKLAMPSIA?
7. Bagaimana prognosis EKLAMPSIA?
8. Bagaimana perawatan EKLAMPSIA?
9. Bagaimana penanganan saat kejang?