Anda di halaman 1dari 22

Child Bearing

Disusun Oleh :

Jihan Musliha 2720180072


Marissa Nuur 2720180039
Nadiya Hanifa 2720180060
Putri Anggita 2720180059
Shafa Afifah 2720180051
Siti Fariha Nur 2720180004
Vivi Nur Avia 2720180071
Wanda Lestari 2720180025

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS SYAFI’IYAH
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang child bearing.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang child bearing dapat memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan terhadap pembaca.

Jakarta, 08 April 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULAUAN
A. Latar belakang................................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi child bearing.....................................................................................................
B. Tahap-tahap chilbearing..................................................................................................
C. Batasan -batasan childbearing ........................................................................................
D. Masalah kesehatan pada child bearing............................................................................
E. Masalah utama yang muncul..........................................................................................
F. Tugas perkembangan......................................................................................................
G. Diagnosis yang muncul pada child bearing....................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
keluarga. Orang tua dan saudara sekandung harus beradaptasi terhadap perubahan
struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi
maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus
dikembangkan.
Pada periode transisi, ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini
menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk
beradaptasi dengan peran yang baru. Stres dari berbagai sumber dapat berefek negatif
pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan
fisik ibu dan bayi. Memahami bagaimana ibu yang beradaptasi dengan perubahan
fisiologik, konsep diri, fungsi peran, dan fungsi interdependen untuk menjadi orang tua
sangat penting bagi perawat, dimana perawat dalam hal ini dituntut mampu membantu
dan memfasilitasi proses adaptasi yang terjadi agar ibu dapat beradaptasi dengan secara
positif dengan peran barunya. Untuk itu diperlukan kemampuan perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan ibu dalam masa perinatal.
Keluarga baru ( childbearing family ) merupakan tahap perkembangan keluarga ke II,
yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan.
Menurut sebagian besar orang menyatakan bahwa tahap ini merupakan tahap penuh
stressor karena merupakan tahap transisi menjadi orang tua. Sebuah ketidakseimbangan
bisa terjadi sehingga bisa menimbulkan krisis keluarga yang dapat berakhir dengan
perasaan tidak memadai menjadi orang tua dan menyebabkan gangguan dalam hubungan
pernikahan.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari child bearing ?
2. Apa saja masalah kesehatan yang muncul ?
3. Apa saja masalah yang muncul pada tahap child bearing ?
4. Apa saja tahapan child bearing ?
5. Apa saja Batasan pada tahap childbearing ?
6. Apa saja tugas perkembangan pada child bearing
7. Apa saja diagnose yang muncul ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari child bearing
2. Untuk mengetahui Tahapan-tahapan childbearing
3. Untuk mengetahui Batasan-batasan tahap childbearing
4. Untuk mengetahui tugas perkembangan pada child bearig
5. Untuk mengatahui masalah kesehatan yang muncul
6. Untuk mengetahui masalah apa saja yang muncul pada tahap child bearing
7. Untuk mengeatahui diagnosisnya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi child bearing


Child bearing disebut juga keluarga sedang mengasuh anak yaitu dimulai dengan
kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan

B. Tahapan Perkembangan Keluarga Childbearing


Tahap perkembangan keluarga childbearing (kelahiran anak pertama)
tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang dianggap stabil,
misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak keluarga remaja.
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik ,namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan
membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut .
kehamilan dan kelahiran bayi pertama dipersiapkan oleh pasangan suami istri
melalui beberapa tugas perkembangan yang penting, kelahiran bayi pertama memberikan
perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan harus berdaptasi dengan
perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi, pasangan sering merasa diabaikan karena
focus perhatian kedua pasangan tertuju kepada bayi ,suami merasa belum siap menjadi
ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu.
C. Tugas perkembangan pada child bearing
1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap ( mengintegrasikan bayi
baru lahir ke dalam keluarga )
2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan kebutuhan anggota
keluarga
Sebagian besar ayah secara umum tidak diikut sertakan dalam proses perinatal
sehingga tentu saja hal ini membuat pria terlambat dalam melaksanakan perubahan
peran penting sehingga menghindari keterlibatan emosi mereka. Fungsi-fungsi
pasangan suami istri harus dibedakan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan baru
perawatan dan penyembuhan
3. Bimbingan orangtua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
Khusus orangtua yang baru memiliki anak pertama membutuhkan bimbingan dan
dukungan. Orangtua perlu memahami tugas-tugas yang harus dikuasai oleh anak dan
kebutuhan anak akan keselamatan, keterbatasan, dan latihan buang air. Mereka perlu
memahami konsep kesiapan perkembangan, konsep tentang ‘saat yang tepat untuk
mengajar mereka’. Pada saat yang sama pula orangtua perlu bimbingan dalam
memahami tugas-tugas yang harus mereka kuasai selama tahap ini
4. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
Pembentukkan kembali pola-pola komunikasi yang memuaskan termasuk
masalah dan perasaan pribadi, perkawinan dan orangtua adalah sangat penting.
Pasangan harus terus memenuhi setiap kebutuhan-kebutuhan psikologis dan seksual
dan juga berbagi dan berinteraksi satu sama lain dalam hal tanggung jawab sebagai
orangtua
5. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambah peran orangtua
dan kakek nenek
Tahap siklus ini memerlukan penyesuaian hubungan dalam keluarga besar dan
dengan teman-teman. Ketika anggota keluarga lain mencoba mendukung dan
membantu orangtua baru ini, ketegangan bisa muncul, missal : meskipun kakek dan
nenek dapat menjadi sumber pertolongan yang besar bagi orangtua baru, namun
kemungkinan konflik tetap ada karena perbedaan nilai-nilai dan harapan-harapan
yang ada antar generasi.
D. Batasan – Batasan masalah
Waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga ,orang tua harus
beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarganya
yaitu bayi.pemberian ASI eksklusif dianjurkan karena ASI mengandung semua nutrisi
yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama,dari hormone antibody
hingga anti oksidan.

E. Masalah kesehatan yang muncul pada child bearing


Menurut wahit Iqbal Mubarak, masalah-masalah utama keluarga dalam tahap ini
adalah pendidikan maternitas yang berpusat pada keluarga, Perawatan bayi yang baik,
Pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, Imunisasi, Konseling
perkembangan anak, Keluarga berencana, Interaksi keluarga, Peningkatan kesehatan
( gaya hidup )

F. Masalah utama yang muncul


1. Suami merasa diabaikan
Sebagian besar ayah secara umum tidak diikut sertakan dalam proses perinatal
sehingga tentu saja hal ini membuat pria terlambat dalam melaksanakan perubahan
peran penting sehingga menghindari keterlibatan emosi mereka
2. Peningkatan perselisihan dan argument antara suami dan istri
Pola komunikasi pernikahan yang baru, berkembang dengan hadirnya seorang
anak, pasangan suami istri dalam berhubungan satu sama lain memperlakukan
pasangannya sebagai pasangan hidup dan sebagai oarngtua. Feldman mengobservasi
bahwa orangtua bayi sedikit berbicara satu sama lain dan sedikit memiliki
kesenangan, kurang menstimulasi percakapan dan menurunnya kualitas interaksi
pernikahan mereka. Beberapa orangtua merasa kewalahan dengan bertambahnya
tanggungjawab, terutama pada suami dan istri yang bekerja penuh waktu
3. Interupsi dalam jadwal yang kontinu “begitu lelah sepanjang waktu”
4. Kehidupan seksual dan social terganggu
Hubungan seksual antar pasangan umumnya menurun selama masa kehamilan
dan selama 6 minggu periode pasca postpartum. Kesulitan seksual selama periode
postpartum bisa terjadi, muncul akibat factor peran baru yang dijalankan oleh ibu,
akibat kelelahan dan merasa kehilangan ketertarikan seksual, sementara suami merasa
ditinggalkan atau disingkirkan
PROSES KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(PASANGAN CHILDBEARING)

A. Pengkajian
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus
menerus dan keputusan profesional yang mengandung arti terhadap informasi yang
dikumpulkan. Dengan kata lain data dikumpulkan secara sistematik menggunakan alat
pengkajian keluarga, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis untuk
menginterprestasikan artinya. (Friedman, 2010).
1. Pengkajian keluarga meliputi :
Pengkajian data umum :
a. Nama KK
b. Umur
c. Alamat
d. Pekerjaan KK
e. Pendidikan KK
f. Komposisi keluarga
g. Genogram
h. Tipe Keluarga
i. Suku Bangsa
j. Agama
k. Status Sosial Ekonomi Keluarga
l. Aktivitas Rekreasi Keluarga

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Keluarga Saat ini
Tahapan perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh usia anak tertua dari
keluarga inti.
b. Tugas Tahapan Perkembangan Yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum terpenuhidan kendala yang
dialami keluarga.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan tentang riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan
anggota keluarga, upaya dalam pencegahan suatu penyakit.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan riwayat kesehatan generasi keluarga dari penyakit menular dan
keturunan.
e. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
- Ukuran rumah.
- Kondisi dalam rumah dan luar rumah.
- Kebersihan rumah.
- Ventilasi rumah.
- Saluran pembuangan air limbah.
- Pengolahan sampah.
- Kepemilikan rumah.
- Kamar mandi
- Denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas
Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunias setempat
dan meliputi kebiasaan, nilai dan norrma serta budaya penduduk setempat.
3) Mobilisasi geografi keluarga
Menjelaskan mobilisasi keluarga dan anggota keluarga.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
dan berinteraksi dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga
yang mendukung kesehatan.
f. Struktur komunikasi keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan bagaimana komunikasi dalam keluarga dan bagaimana
anggota keluarga menciptakan komunikasi.
2) Struktur Kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan.
3) Struktur Peran
Menjelaskan tentang peran masing – masing anggota keluarga secara
formal maupun informal baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan
masyarakat.
4) Nilai dan norma budaya
Menjelaskan mengenai sistem norma yang dianut keluarga dan
berhubungan dengan kesehatan.
g. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu :
1) Fungsi afektif
Yaitu fungsi mempertahankan kepribadian memfsilitasi stabilisasi
kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.
2) Fungsi Sosialisasi dan status social
Yaitu fungsi memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif, serta
memberikan status pada anggota keluarga.
3) Fungsi Reproduksi
Yaitu fungsi untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
4) Fungsi Ekonomi
Yaitu fungsi menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi
efektifnya.

5) Fungsi Perawatan Kesehatan


Yaitu menyediakan kebutuhan fisik : makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan.
h. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan jangka Panjang
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga dan
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sedangkan
stressor jangka panjang adalah stressor yang memerlukan penyelesaian lebih
dari 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor dan situasi.
3) Strategi koping yang digunakan
Menjelaskan strategi seperti apa yang digunakan keluarga bila ada
permasalahan.
4) Harapan keluarga
Menjelaskan harapan keluarga terhadap kesehatan.
5) Pemeriksaan fisik
Pada Pemeriksaan fisik anggota keluarga meliputi : Pengkajian mental,
pengkajian fisik, pengkajian fisik, pengkajian emosi, pengkajian sosial dan
pengkajian spritual.
6) Penetapan prioritas masalah
Prioritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam
merencanakan penyelesaian maslah keperawatan melalui perhitungan skor.
Skala ini memiliki empat kriteria.
a) Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3), risiko (skor
2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1, pembenaran sesuai dengan
masalah yang sudah terjadi, akan terjadi atau kearah pencapaian tingkat
fungsi yang lebih tinggi.
b) Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah dengan skala mudah
(skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0) dengan bobot 2.
Pembenaran di tunjang dengan data pengetahuan (pengetahuan
klien/keluarga, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah yang
ada), sumber daya keluarga (dalam bentuk fisik, keuangan, dan tenaga)
sumber daya perawat (pengetahuan, ketrampilan, dan waktu), dan sumber
daya masyarakat (dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyrakat dan
sokongan masyarakat).
c) Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk di cegah dengan skala skor
tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor dengan bobot 1.
Pembenaran di tunjang dengan data dari masalah yang berhubungan
dengan penyakit atau masalah. Lamanya maslah (waktu masalah itu
ada), tindakan yang sedang dijalankan(tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah), dan adanya kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
d) Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera (skor 2),
tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0) dengan bobot 1.
Pembenaran di tunjang dengan data persepsi kelurga dalam melihat
masalah yang ada, Untuk lebih jelasnya skala dalam prioritas dapat dilihat
dalam tabel
No Kriteria Skor Bobot pembenaran
1 Sifat masalah
Skala : actual resiko 3 1
Potensial/wellness 2
1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
Skala : tinggi 3 1
Cukup 2
rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala : segera 2 1
Tidak perlu segera 1
Tidak dirasakan 0

Setelah kita mampu menentukan skor dari tiap kriteria kemudian kita
lakukan perhitungan menggunakan rumus berikut untuk menetapkan nilai
masalah. Skor dibagi angka tertinggi di kali bobot, jumlahkan skornya.
Skor tertinggi merupakan prioritas diagnosis yang akan kita tanggulangi
lebih dahulu
skor
x bobot =nilai masalah
skala tertinggi

3. Diagnose yang kemungkinan muncul


a. Disfungsi seksual
b. Gangguan tumbuh kembang
c. Penampilan peran tidak efektif
d. Gangguan komunikasi verbal
e. Menyusui tidak efektif
Diagnose Tujuan Intervensi
Disfungsi seksual Setelah dilakukan askep O:
diharapkan fungsi seksual - Identifikasi tingkat
membaik pengetahuan, masalah system
Kriteria hasil : reproduksi, masalah
- Kepuasaan hubungan seksualitas dan penyakit
seksual meningkat ( 5 ) menular seksual
- Mencari informasi untuk - Identifikasi waktu disfungsi
mencapai kepuasaan seksual dan kemungkinan
seksual meningkat ( 5 ) penyebab
- Verbalisasi aktifitas - Monitor stress, kecamasan,
seksual berubah depresi dan penyebab disfungsi
menurun ( 5 ) seksual
- Verbalisasi peran T:
seksual berubah - Fasilitasi komunikasi antara
menurun ( 5 ) pasien dan pasangan
- Verbalisasi fungsi - Berikan kesempatan pada
seksual berubah pasangan untuk menceritakan
menurun ( 5 ) permasalahan seksual
- Keluhan hubungan - Berikan pujian terhadap
seksual terbatas perilaku yang benar
menurun ( 5 ) - Berikan saran yang sesuai
- Keluhan sulit kebutuhan pasangan dengan
melakukan hubungan menggunakan Bahasa yang
seksual menurun ( 5 ) mudah diterima, dipahami, dan
- Hasrat seksual membaik tidak menghakimi
(5) E:
- Orientasi seksual - jelaskan efek pengobatan,
membaik ( 5 ) kesehatan dan penyakit
- Ketertarikan pada terhadap disfungsi seksual
pasangan membaik ( 5 ) - informasikan pentingnya
modifikasi pada aktivitas
seksual
K:
- kolaborasi dengan spesialis
seksologi
Gangguan tumbuh Setelah dilakukan askep O:
kembang diharapkan status - Identifikasi pencapaian tugas
perkembangan membaik perkembangan anak
dengan kriteria hasil : - Identifikasi isyarat perilaku
- Keterampilan/perilaku dan fisiologis yang
sesuai usia meningkat ditunjukkan bayi
(5) T:
- Respon social - Pertahankan sentuhan
meningkat ( 5 ) semaksimal mungkin pada
- Kontak mata meningkat bayi premature
(5) - Berikan sentuhan yang bersifat
- Afek membaik ( 5 ) gantle dan tidak ragu-ragu
- Pola tidur membaik ( 5 ) - Minimalkan nyeri
- Minimalkan kebisingan
ruangan
- Pertahankan lingkungan yang
mendukung perkembangan
optimal
- Motivasi anak berinteraksi
dengan anak lain
- Sediakan aktivitas yang
memotivasi anak berinteraksi
dengan anak lainnya
- Fasilitasi anak berbagi dan
bergantian
- Dukung anak mengekspresikan
diri melalui penghargaan
positif atau umpan balik atas
usahanya
- Pertahankan kenyamanan anak
- Fasilitasi anak melatih
keterampilan pemenuhan
kebutuhan secara mandiri
- Bernyanyi Bersama anak lagu-
lagu yang disukai
- Bacakan cerita atau dongeng
- Dukung partisipasi anak
disekolah, ekstrakulikuler dan
aktivitas komunitas
E:
- Jelaskan ortu/pengasuh tentang
milestone perkembangan anak
dan perilaku anak
- Anjurkan orangtua menyentuh
dan menggendong bayinya
- Anjurkan orangtua berinteraksi
dengan anaknya
- Ajarkan anak keterampilan
berinteraksi
- Ajarkan anak teknik asertif
K:
- Rujuk untuk konseling
Penampilan peran Setelah dilakukan askep O:
tidak efektif diharapkan penampilan peran - Identifikasi berbagai peran dan
membaik dengan kriteria hasil : periode transisi sesuai tingkat
- Verbalisasi harapan perkembangan
terpenuhi meningkat - Identifikasi peran yang ada
(5) dalam keluarga
- Verbalisasi kepuasaan - Identifikasi adanya peran yang
peran meningkat ( 5 ) tidak terpenuhi
- Adaptasi peran T:
meningkat ( 5 ) - Fasilitasi adaptasi peran
- Strategi koping yang keluarga terhadap perubahan
efektif meningkat ( 5 ) peran yang tidak diinginkan
- Dukungan social - Fasilitasi bermain peran dalam
meningkat ( 5 ) mengantisipasi reaksi orang
- Tanggungjawab peran lain terhadap perilaku
meningkat ( 5 ) - Fasilitasi diskusi perubahan
- Verbalisasi perasaan peran anak terhadap bayi baru
bingung menjalankan lahir
peran menurun ( 5 ) - Fasilitasi diskusi tentang peran
- Konflik peran menurun ( ortu
5) - Fasilitasi diskusi harapan
- Verbalisasi perasaan dengan keluarga dalam peran
cemas menurun ( 5 ) timbal balik
- Perilaku cemas menurun E :
(5) - Diskusikan perilaku yang
- Afek depresi menurun dibutuhkan untuk
(5) mengembangkan peran
- Diskusikan perubahan peran
dalam menerima
ketergantungan orangtua
- Diskusikan strategi positif
untuk mengelola perubahan
peran
- Ajarkan perilaku baru yang
dibutuhkan oleh
pasien/orangtua untuk
memenuhi peran
K:
- Rujuk dalam kelompok untuk
mempelajari peran baru
Gangguan Setelah dilakukan askep O:
komunikasi verbal diharapkan komunikasi verbal - Identifikasi keamanan dan
meningkat dengan kriteria kenyamanan lingkungan
hasil : T:
- Kemampuan berbicara - Atur suhu lingkungan yang
meningkat ( 5 ) sesuai
- Kemampuan mendengar - Sediakan tempat tidur dan
meningkat ( 5 ) lingkungan yang bersih dan
- Kesesuaian ekspresi nyaman
wajah/tubuh meningkat - Sediakan pewangi ruangan
(5) E:
- Kontak mata meningkat - Jelaskan cara membuat
(5) lingkungan rumah yang aman
- Respon perilaku
membaik ( 5 )
- Pemahaman komunikasi
membaik ( 5 )
Menyusui tidak Setelah dilakukan askep O:
efektif diharapkan status menyusui - Identifikasi kesiapan dan
membaik dengan kriteria hasil : kemampuan menerima
- Perlekatan bayi pada informasi
payudara ibu meningkat - Identifikasi tujuan dan
(5) keinginan menyusui
- Kemampuan ibu T:
memposisikan bayi - Sediakan materi dan media
dengan benar meningkat penkes
(5) - Jadwalkan penkes sesuai
- Miksi bayi lebih dari kesepakatan
8x/24 jam meningkat ( 5 - Berikan kesempatan untuk
) bertanya
- Berat badan bayi - Dukung ibu meningkatkan
meningkat ( 5 ) kepercayaan diri dalam
- Tetesan/pancaran asi menyusui
meningkat ( 5 ) - Libatkan system pendukung :
- Suplasi asi adekuat suami, keluarga, nakes,
meningkat ( 5 ) masyarakat
- Putting tidak lecet E:
setelah 2 minggu - Berikan konseling menyusui
melahirkan meningkat - Jelaskan manfaat menyusui
(5) bagi ibu dan bayi
- Kepercayaan diri ibu - Ajarkan 4 posisi menyusui
meningkat ( 5 ) bayi dan perlekatan dengan
- Bayi tidur setelah benar
menyusu meningkat - Ajarkan perawatan payudara
(5) anterpartum dengan
- Payudara ibu kosong mengkompres dengan kapas
setelah menyusui yang telah diberikan minyak
meningkat ( 5 ) kelapa
- Intake bayi meningkat - Ajarkan perawatan payudara
(5) postpartum
- Hisapan bayi meningkat
(5)
- Lecet pada putting
menurun ( 5 )
- Kelelahan maternal
menurun ( 5 )
- Kecemasan maternal
menurun ( 5 )
- Bayi rewel menurun
(5)
- Bayi menangis setelah
menyusu menurun ( 5 )
- Frekuensi miksi bayi
meningkat ( 5 )

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
keluarga. Orang tua dan saudara sekandung harus beradaptasi terhadap perubahan
struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi
maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus
dikembangkan.
Child bearing disebut juga keluarga sedang mengasuh anak yaitu dimulai dengan
kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan adalah milik Allah SWT. Maka dari itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan
penulisan makalah selanjutnya,

Daftar Pustaka
Yunita, Rizka, Iin Aini Isnawati, Widya Addiarto. 2020. Buku ajar psikoterapi self help group
pada keluarga pasien skizofrenia. Jakarta : Yayasan ahmar cendekia Indonesia
Ali, Zaidin. 2019. Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta : EGC
Notoatmodjo. 2005. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : rineka cipta
Buku : SDKI, SLKI, SIKI

Anda mungkin juga menyukai