II. ETIOLOGI
1. Status sosial ekonomi yang rendah
2. Tingkat pendidikan ibu yang rendah
3. Umur ibu < 20 tahun, atau > 30 tahun
4. Kehamilan di luar nikah
5. Gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan
6. Riwayat kehamilan dan persalinan dengan komplikasi medik/obstetrik
7. Riwayat inkompatibilitas darah janin ( Sarwono ,1997:778)
IV. PATOFISIOLOGI
Kematian janin dalam rahim dikarenakan oleh beberapa factor
diantaranya :
1. Ketidakcocokan rhesus darah ibu dan janin : apabila ibu rhesus
negative, sementara bapak rhesus positif akan timbul masalah yaitu
ibu dan janin mengalami ketidakcocoakn rhesus. Hal ini akan
menyebabkan hidrops fetalis, pembengkakan tulang janin,
penumpukan cairan dalam rongga dada atau rongga jantung, akibat
penimbunan cairan yang berlebihan tersebut, akan menyebabkan
badan janin membengkak.
2. Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan janin : pada saat
masih dalam rahim,darah ibu dan janin akan saling mengalir melalui
plasenta,bila darah janin tidak cocok dengan darah ibunya, maka
ibu akan membentuk zat antibodinya
3. Gerakan sangat liar : apabila gerakannya berlebihan, terlebih satu
arah saja, maka tali pusat yang menghubungkan janin dengan ibu
akan terpelintir sehingga pembuluh darah yang mengalirkan
plasenta ke bayi jadi tersumbat.
4. Berbagai penyakit pada ibu hamil : salah satu contohnya
preeklampsia dan diabetes, maka pada ibu hamil perlu dilakukan
pemeriksaan CTG untuk melihat kesejahteraan janin dalam rahim.
5. Infeksi pada ibu hamil : demam tinggi pada ibu hamil bisa
menyebabkan janin tak tahan akan panas tubuh ibunya
6. Kelainan bawaan bayi : kelainan bawaan pada bayi sendiri, seperti
jantung atau paru-paru, bisa mengakibatkan kematian di
kandungan
7. Trauma pada saat hamil : trauma bisa menyebabkan terjadi solusio
plasenta. Benturan bisa saja mengenai pembuluh darah di
plasenta, sehingga timbul perdarahan plasenta atau plasenta lepas
sebagian, akhirnya aliran darah ke bayi pun jadi tidak ada.
II. Diagnosa
GPA gravida mgg dengan IUFD