RSUD UNGARAN
DISUSUN OLEH :
N IM : 16.080
SEMARANG
2018
1. DEFINISI
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup diluar
kandungan (Nugroho, 2010).
Abotus Incomplete adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal
didalam uterus dimana perdarahannya masih terjadi dan jumlahnya bisa banyak atau sedikit
bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian placental site masih
terbuka sehingga perdarahan berjalan terus (Sujiyatini dkk, 2009).
Abortus Inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikal yang tertinggal pada desidua
atau plasenta (Ai Yeyeh, 2010).
2. ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa
faktor sebagai berikut :
a. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin dan
cacat bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan
pertumbuhan hasi konsepsi dapat terjadi karena :
1) Faktor kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk kromosom
seks.
2) Faktor lingkungan endometrium
- Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi
- Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek
3) Pengaruh luar
- Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi
- Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan
pertumbuhan hasil konsepsi terganggu
b. Kelainan Pada Plasenta
1) Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi
2) Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita
diabetes miletus
3) Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimbulkan keguguran
c. Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, syphilis,
anemia dan penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit
hati, dan penyakit DM.
d. Kelainan yang terdapat dalam rahim. Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya
janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkuatus, uterus
septus, retrofleksia uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi,
amputasi serviks), robekan serviks postpartum (Manuaba, 2010).
3. PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi jaringan yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Sehingga
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Apabila pada
kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum menembus desidua serta mendalam
sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14 minggu villi
khoriasli sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna
dan menimbulkan banyak perdarahan dari pada plasenta.
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka dia dapat
diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan
dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan karena cairan amion menjadi kurang oleh
sebab diserap. Ia menjadi agak gepeng, dalam tingkat lebih ia menjadi tipis. Kemungkinan
lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit terkelupas,
tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terasa cairan dan seluruh janin berwarna
kemerahan (Ai Yeyeh, 2010).
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus,
sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut:
1) Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2) Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
3) Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
4) Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
5) Dapat terjadi degenerasi ganas/koriokarsinoma (Manuaba, 2010).
b. Gejala lain dari abortus incomplit antara lain:
1) Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .
2) Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.
3) Perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk
dari vulva
4) Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
5) Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-
kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar.
6) Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat menyebabkan
syok (Maryunani, 2009).
5. PATHWAY
6. KOMPLIKASI
1) Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan
jika perlu pemberian transfusi darah.
2) Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi atau
histerektomi.
3) Infeksi
Infeksi dalam uterus dan sekitarnya dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi biasanya
didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang
tidak aman (unsafe abortion).
4) Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi
berat (syok endoseptik).
7. DATA PENUNJANG
a. Darah
Kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr% (TM I dan TM III 11 gr
% dan TM II 10,5 gr %).
1) Hb ≥ 11 gr% : tidak anemia
2) Hb 9-10 gr% : anemia ringan
3) Hb 7-8 gr% : anemia sedang
4) Hb ≤ 7 gr% : anemia berat
b. Urine
Untuk memeriksa protein urine dan glukosa urine.untuk klien dengan kehamilan dan
persalinan normal protein dan glukosa urine negatif.
c. USG
Untuk memeriksa apakah kantong gestasi masih utuh dan cairan amnion masih ada.
8. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Identitas Klien
2) Keluhan Utama: Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak.
3) Riwayat Kesehatan, terdiri dari:
-Kesehatan sekarang
-Kesehatan masa lalu
4) Riwayat Pembedahan
5) Riwayat penyakit yang pernah dialami
6) Riwayat kesehatan keluarga
7) Riwayat kesehatan reproduksi
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau,
warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta
keluahan yang menyertainya
8) Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini,
bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
9) Riwayat seksual
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta
keluhan yang menyertainya.
10) Riwayat pemakaian obat
Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat
lainnya.
11) Pola aktivitas sehari-hari
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat
tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Pre-Operasi
Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agens cedera biologis
2. Intra Operasi
Ansietas (00146) berhubungan dengan stresor
3. Post Operasi
Resiko infeksi (00004)
c. Intervensi
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: TIM
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Arcan
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T
Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC
Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).
Jakarta : Trans Info Media