KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL
DENGAN ABORTUS
● Aisyah Nabila 20003
● Cananda Anisya 20021
KELOMPOK 3 ● Nanda Azzahra 20046
● Rani Noveliani 20056
● Sasmitha Octavia 20064
KELOMPOK 3
1. Pengertian
c) Abortus komplit
Semua hasil konsepsi telah keluar, perdarahan ringan, kram uterus ringan. Hasil konsepsi yang
keluar dari kavum uteri berkisar pada usia kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram.
d) Abortus Inkomplit
Sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan, tetapi sebagian lagi (biasanya plasenta) tertahan
dalam uterus, perdarahan hebat biasanya terjadi sampai hasil konsepsi yang tertinggal dalam
uterus dapat dikeluarkan
e) Missed Abortion
Janin meninggal dalam uterus sebelum kehamilan 20
minggu tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih
tertinggal dalam uterus.
4.Patofisiologi
Rahmani (2014) mengemukakan bahwa pada permulaan abortus terjadiperdarahan dalam desidua
basalis yang diikuti nekrosis jaringandisekitarnya. Hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya
sehinggamerupakan benda asing dalam uterus. Hal ini menyebabkan uterusberkontraksi untuk
mengeluarkan hasil konsepsi.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis (bagian plasenta atau ari-ari yang menghadap janin)
belum menembus desidua (Mukosa rahim pada kehamilan) secara dalam jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga
plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan
lebih dari 14 minggu hasil konsepsi
5.Manifestasi Klinis
1) Embrio telah meninggal dalam kandungan sebelum usia kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya
masih tertahan dalam kandungan hingga 8 minggu lebih.
2) Pada usia kehamilan 14 – 20 minggu penderita biasanya merasakan rahimnya semakin mengecil.
a. Tes urin akan positif untuk hCG, namun tanpa peningkatan progresif dalam level
serum.
b. Tidak adanya atau rendahnya serum hCG akan mengindikasikan aborsi menyeluruh,
sementara tingkat lebih tinggi dapat mengindikasikan aborsi tidak sempurna.
c. Tes USG akan memperlihatkan uterus kosong atau produk parsial konsepsi yang
tertinggal dalam uterus dan tidak terdeteksinya detak jantung janin di aborsi akhir.
d. Pemeriksaan kromosom akan dilakukan untuk menentukan seandainya abonormalitas
kromosom seperti aneuploidy ; hilangnya atau berlebihnya kromosom X
mengakibatkan aborsi (khususnya aborsi berulang).
e. Gangguan endokrin akan mengungkapkan level abnormal tiroid atau glukosa.
f. Kondisi imun mengindikasikan lupus atau antibodi-antibodi lainnya.
g. Pemeriksaan fisik untuk menunjukkan ketidakmampuan serviks atau anormaly
structural dalam serviks atau uterus, seperti polip atau fibroid, yang akan merusak
janin atau mengakibatkan keguguran.
ASKEP TEORI
a.Identitas
Tanyakan tentang identitas pasien dan penanggungjawab pasien. Hasil temuan biasanya pada kasus pre eklampsia usia
sering terjadi < 20 tahun dan > 35 tahun
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling sering muncul pada penderita abortus adalah menstruasi tidaklancar dan adanya perdarahan
pervaginam (Jalan lahir bayi melalui vagina) berulang.
c. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan riwayat keluhan sampai pasien datang ke tempat pelayanan. Biasanya ibumerasa menstruasinya tidak lancar
adanya perdarahan pervaginam diluar siklusmenstruasi
d.Riwayat penyakit dahulu
Terkait penyakit yang pernah diderita oleh pasien dan gangguan yang menjadi pemicumunculnya abortus misalnya:
- Riwayat abortus pada kehamilan sebelumnya
- Riwayat hipertensi sebelumnya.
- Riwayat penyakit kronis lainnya seperti DM, ginjal, anemia dsb
e. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan penyakit yang pernah diderita oleh keluargaf.
f. Riwayat perkawinan
Tanyakan status perkawinan, umur saat menikah pertama kali, berapa kali menikahdan berapa usia pernikahan saat ini
g. Riwayat obstertric.
h. Riwayat haid
Tanyakan usia menarche, siklus haid, lama haid , keluhan saat haid dan HPHT
i. Riwayat kehamilan
Kaji tentang riwayat kehamilan lalu dan saat ini. Tanyakan riwayat ANC,keluhan saat hamilh.
J. Pemeriksaan fisik
Diagnosa
.Nyeri akut berhubungan dengan .Resiko syok hypovolemia
agen pencedera biologis berhubungan dengan kehilangan
( keluarnya konsepsi ) cairan secara aktif
1 2