Anda di halaman 1dari 8

KABUPATEN ASFIKSIA NEONATORUM

LEBAK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

1/8

TANGGAL DITETAPKAN
TERBIT Plt. Direktur
STANDAR RSUD Dr. Adjidarmo Kab. Lebak
ASUHAN
KEPERAWATAN
H.M. SUKIRMAN, S.Sos, M.Si
NIP : 19591108 198103 1 006
Asfiksia berarti hipoksia yang progresuf, penimbunan CO2
dan asidosis, bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat
mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia
juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya.
Asfiksia lahir ditandai dengan hipoksemia (penurunan
PaO2), hiperkarbia (peningkatan (PaCO2) dan asidosis
Pengertian
(penurunan PH). ( Saiffudin, 2001).

Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang


tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur dalam
satu menit setelah lahir. (Hidayat, Aziz Alimul, 2005)

a. Asfiksia ringan( vigorous baby), skor apgar 7-10,


dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak
memerlukan perlakuan istimewa
b. Asfiksia sedang ( Mild-moderate asphyxia) skor apgar
4-6 pada pemeriksaan fisik akan ditemui frekuensi
Klasifikasi Asfiksia
jantung lebih dari 100x/menit, tonus otot kurang baik
atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada
KABUPATEN
LEBAK ASFIKSIA NEONATORUM
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

STANDAR
ASUHAN 2/8
KEPERAWATAN
a. Asfiksia berat, skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100x/menit,
Klasifikasi
tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang2 pucat,
Asfiksia
reflek iritabilitas tidak ada

a. Bayi pucat dan kebiru-biruan


b. Nafas cepat dalam periode yang singkat, apabila
asfiksia berlanjut gerakan pernafasan mulai lambat dan
berhenti,
c. Denyut jantung mulai menurun
d. Tekanan darah mulai menurun
e. Bayi terlihat lemas (flaccid)
Manifestasi Klinis
f. Hipoksia
g. Asidosis metabolic atau respiratorik
h. Kegagalan system murtiorgan
i. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada
gejala neurologis; kejang, nistagmus dan menangis
kurang baik/ tidak menangis

1. Faktor ibu; hipoksia ibu akibat pemberian obat


analgetik, gangguan aliran darah uterus, hipotensi
mendadak akibat perdarahan,dan hipertensi pada
Etiologi
ekslamsia.
KABUPATEN
LEBAK ASFIKSIA NEONATORUM
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

STANDAR
ASUHAN 3 / 87
KEPERAWATAN
2. Faktor neonates; defresi pusat nafas karena
pemakaian obat anesthesia/ analgetik pada ibu, trauma
Etiologi saat persalinan, kelainan kongenital seperti hernia
diagfragmaticus, stenosis saluran pernafasan dll

Untuk mengatasi asfiksia dilakukan tindakan resusitasi bayi


baru lahir:
a. Memastikan saluran nafas terbuka
1. Meletakan bayi dalam posisi benar
2. Menghisap mulut, hidung, kalau perlu trakea
3. Bila perlu masukan ET untuk memastikan nafas
terbuka
Penatalaksanaan
b. Memulai pernafasan:
1. Melakukan rangsang taktil
2. Bila perlu lakyukan ventilasi tekanan positif
3. Mempertahankan sirkulasi darah
4. Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan
cara kompresi dada atau bila perlu gunakan obat2an.

I. Pengkajian
a. Identitas bayi dan keluarga
Asuhan b. Diagnosa medis saat masuk RS
Keperawaatan c. Alasan bayi masuk RS
KABUPATEN
LEBAK ASFIKSIA NEONATORUM
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

STANDAR
ASUHAN 4/8
KEPERAWATAN
d. Riwayat kesehatan bayi saat ini
Bayi baru lahir mengalami bradipneu, denyut
jantung dan tekanan darah bayi menurun, sianosis
gerakan fleksi sedikit dan gerakan reflek sedikit
e. Riwayat kehamilan ibu dan persalinan ibu.
f. Biasanya ditemukan pada pada ibu yang mengalami
anemia saat hamil, hipotensi / hipertensi, ibu yang
mendapatkan obat-obat anastesi, narkotika, solusio
plasenta dan persalinan lama, presentasi janin
abnormal, saat persalinan ditemukan cairan
meconium pada presentasi kepala
Asuhan g. Riwayat kelahiran bayi
Keperawatan Asfiksia biasanya ditemukan pada bayi yang
mengalami lilitan tali pusat
Pengukuran afgar skore, nilai 0-3 asfiksia berat, nilai
4-6 asfiksia sedang
e. Pengkajian dasar neonates
1. Sirkulasi
a. Tekanan darah dan DJJ terjadi penurunan.
b. Murmur biasa terjadi pada beberapa jam
kehidupan
c. Capilari refill tim > 3 detik
KABUPATEN
LEBAK ASFIKSIA NEONATORUM
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

STANDAR
ASUHAN 5/8
KEPERAWATAN
2. Eliminasi
Pengeluaran urine anuri / oliguri
3. Makanan/ cairan
a. Berat badan : 2500-4000
b. Panjang badan ; 44-45 cm
c. Turgor kulit ; elastis, bayi mengalami siaonosis
pada kuku dan kulit, bayi nampak pucat
4. Neurosensoris; bayi mengalami penurunan
kesadaran, bayi Nampak lemas dan lemah, tonus
otot menurun, menangis kurang baik atau tidak
menangis.
Pernafasan : bentuk dada tidak simetris, gerakan
dada dan abdomen tidak bergerak bersamaan,
ekspansi dada berkurang, suara nafas melemah,
usaha bernafas minimal atau tidak ada
KABUPATEN ASFIKSIA NEONATORUM
LEBAK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

STANDAR
ASUHAN 6/8
KEPERAWATAN
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS :

DO : Bersihan jalan
Paralisis pusat
Bayi nampak nafas tidak efektif
pernafasan
sesak

Asfiksia
Analisa Data

Paru-paru terisi
cairan

Bersihan jalan
nafas tidak efektif
ASFIKSIA NEONATORUM
KABUPATEN
LEBAK NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

STANDAR 7/8
ASUHAN
KEPERAWATAN
DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : - Janin Pola nafas tidak


efektif
DO : kekurangan
bayi O2 dan kadar
mengalami CO2
bradipneau mrningkat
25x/menit

Analisa Data Suara Nafas cepat


nafas
melemah Apneu
Ekspansi
dada
DJJ dan TD
melemah menurun

Pola nafas tidak


efektif
KABUPATEN ASFIKSIA NEONATORUM
LEBAK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

STANDAR
ASUHAN 8/8
KEPERAWATAN
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Janin kekurangan
O2 dan kadar CO2
DO : meningkat
Resiko cidera

Suplai O2 ke otak

Analisa Data

Kererusakan otak

Resiko cidera

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif


Masalah 2. Pola nafas tidak efektif
keperawatan 3. Resiko cidera

Anda mungkin juga menyukai