Disusun Oleh :
Kelompok
1. Ajeng Tary Kurniasih
2. Aldi Putra Dinata
3. Anita Pajar Yanti
4. Annisa Aristia
5. Ardian Hafid Afidah BM.
6. Chica Andriani
7. Cynthia Febri Kharisma
8. Desi Ikawati
9. Dian Puspitasari
Puji syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH KEPERAWATAN
KOMUNITAS PADA BAYI“. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas .
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kurang sempurna dan masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak adalah pangkal kesehatan dan kesejahteraan bangsa. Ibu sehat
akan melahirkan anak yang sehat, menuju keluarga sehat dan bahagia. Mengingat anak - anak
merupakan salah satu aset bangsa maka masalah kesehatan anak memerlukan prioritas masih
cukup tinggi. Sekitar 37,3 juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, setengah dari total
rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita
berstatus gizi kurang, lebih dari 100 juta penduduk beresiko terhadap berbagai masalah kurang
gizi. Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran Millenium
Development Goals (MDG’s) untuk mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan kelaparan
serta menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal setengah dari keadaan pada tahun 2000
(Syarief,Hidayat.2004). Sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan
keberhasilan pembangunan suatu Negara. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas,
yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif.. Pada bayi dan balita, kekurangan gizi dapat
mengakibatnya terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual.
Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki.
Dengan demikian akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Negara dan
bangsa juga akan menderita bila ibu, anak dan keluarga serta masyarkat tidak sehat. Sebab
kematian bayi sangat erat hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi, keadaan gizi dan
pelayanan kesehatan.
Berbagai point penting MDG’s tersebut adalah tugas berat bagi pemerintahan Indonesia.
MDG’s yang ditargetkan pada tahun 2015 telah sampai dan direalisasikan oleh negara-negara
peserta MDG’s, berbicara di timgkatan Indonesia, sekedar mengingatkan bahwa Indonesia,
menurut UN World Population Projection dan proyeksi Bapena, tahun 2009, jumlah penduduk
Indonesia diperkirakan 234 juta jiwa pada tahun 2010 menjadi 238 juta iwa dengan laju
penduduk kurun lima tahun teralhir mencapai 1,26 persen, sebuah angka yang besar dalam
populasi dunia dan menjadi point utama yang harus dibenahi oleh MDG’s.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan
dengan negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan Human Development Report 2010, AKB
di Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran."Angka itu, 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan
Malaysia. Juga 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika
dibandingkan dengan Thailand
Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil pokok pembahasan tentang peran seorang
Perawat sebagai tenaga kesehatan di komunitas dalam melakukan Pelayanan Kesehatan pada
Bayi dan Balita dalam upaya mencapai sasaran MDG’s 2015.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, kelompok mengambil masalah mengenai bayi yang
berjudul “Keperawatan Komunitas Bayi” sesuai dengan apa yang diberikan dosen pengajar
kepada kelompok.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i mampu memahami tntang Keperawatan pada Bayi di dalam lingkupan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa/i mampu menerapkan Asuhan Keperawatan Pada Bayi di Komunitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bayi adalah pribadi yang unik, yang akan mengundang rasa ingin tahu anda (Sheila
Kitzinger). Bayi adalah anak berusia 0 - 12 bulan (Husaini, 2002). Bayi merupakan makhluk
yang sangat peka dan halus (Choirunisa, 2009, p.59). Menurut Ana Maria Choirunisa, seorang
bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang
pasti, pada masa ini bayi sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.
Bayi merupakan makhluk hidup mungil calon manusia yang berbentuk dari pertemuan
sperma dan sel telur didalam rahim seorang wanita. Neonate adalah istilah bagi bayi yang baru
berumur 2 minggu pertama kehidupannya. Biasanya memiliki berat 3 kg dan panjang 50 cm.
seorang filsuf perancis bernama Jean Jacques Rousseau memberi definisi bayi baru lahir sebagai
makhluk tolol yang sempurna, seperti robot atau patung tanpa gerak dan hampir tidak
memperlihatkan adanya perasaan.
B. Perawatan Kesehatan Pada Bayi
Bayi merupakan makhluk hidup mungil calon manusia yang terbentuk dari pertemuan
sperma dan sel telur didalam rahim seorang wanita. Bayi merupakan anak yang berumur 28 hari
sampai kurang lebih 1 tahun.
Perawatan kesehatan pada bayi meliputi :
1. Penyuluhan kesehatan kepada keluara khususnya ibu, tentang :
a) Pemberian Asi Eksklusif untuk bayi di b awah 6 bulan dan makanan Pendamping Asi (MP-
Asi) untuk bayi di atas 6 bulan.
b) Cara menyusui bayi yang baik
c) Pola pemberian makan dan masalah pemberian makan.
d) Kebersihan anak
e) Tanda anak sehat:
- Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau pada KMS atau naik ke pita
warna di atasnya.
- Anak bertambah tinggi
- Kemampuannya bertambah sesuai umur
- Jarang sakit
- Ceria, aktif, dan lincah
f) Tanda bahaya umum/Anak sakit
- Tidak bisa minum atau menyusu
- Mmemuntahkan semuanya
- Kejang
- Letargis atau tidak sadar
2. Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita.
Meliputi :
a) Pemantauan tumbuh kembang untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak melalui
deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang.
b) Pencegahan kecelakaan
c) Pemberian imunisasi
d) Pemberian vit. A, kapsul A berwarna biru yang diberikan 1 kali dalam setahun.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan
tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya
campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan
banyak mengalami kekurangan Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Depkes RI,
2007).
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali
dalam satu tahun.
Vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita Kekurangan vitamin A disebut juga
dengan xeroftalmia (mata kering). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata
mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan
selaput bening ( kornea mata ).
Beberapa urutan perkembangan motorik selama masa bayi mulai dari umur 1-24 bulan
ialah sebagai berikut.
Usia (Dalam
Perkembangan Motorik
Bulan)
1 Gerakan reaksi (negatif = menangis, positif = senyum, dan
spontan = menggerak-gerakkan kaki dan tangan).
2 Memutar ke kanan dan ke kiri.
3 Menarik-narik selimut dan baju.
4 Menegakkan kepala ke arah dua belah tangan.
5 Dapat menelungkup beberapa menit.
6 Mengamati mainan yang dipegang.
7 Menarik kepala ke depan.
8 Duduk beberapa menit.
9 Dapat duduk sendiri.
10 Merangkak.
11 Berdiri sendiri.
12 Mulai dapat berjalan.
18 Dapat berjalan dengan baik dan dapat menaiki kursi atau
tangga.
24 Dapat naik dan turun tangga, dan berlari.
H. Perkembangan Bicara
Berbicara merupakan sarana berkomunikasi (Hurlock, 1980: 82). Bicara merupakan
keterampilan mental-motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot
mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan
mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan (Hurlock, 1978: 176).
Beberapa tugas yang terlibat dalam belajar berbicara, antara lain:
1. Pengucapan
Bayi belajar mengucapkan kata-kata sebagian melalui coba-coba tetapi terutama dengan meniru
ucapan orang dewasa.
2. Membangun Kosa Kata
Mula-mula bayi belajar nama-nama orang dan benda, kemudian kata-kata kerja.
3. Kalimat
“Kalimat” bayi yang pertama muncul antara usia dua belas dan delapan belas bulan, biasanya
terdiri dari satu kata yang disertai dengan isyarat.
I. Perkembangan Sosialisasi
Perkembangan sosial yang dini memainkan peranan yang sangat penting dalam
menentuan hubungan sosial di masa depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Karena
kehidupan bayi berpusat di sekitar rumah, maka di rumahlah diletakkan dasar perilaku dan sikap
sosialnya kelak. Terdapat sedikit bukti yang menyatakan bahwa sikap sosial atau anti sosial
merupakan sikap bawaan. “Pengalaman inersaksi sosial di dalam keluarga turut menentukan
menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain. Apabila interaksi sosialnya
didalam keluarga tidak lancar, maka besar kemungkinannya bahwa interaksi sosialnya di dalam
dengan masyarakat juga berlangsung dengan tidak lancar (Ahmadi, 2002). Apakah seseorang
menjadi terikat ke luar atau ke dalam (ekstrovert atau introvert) bergantung terutama pada
pengalaman-pengalaman sosial awal.
Mengapa dasar-dasar sosial yang di sini sangat penting adalah bahwa sekali terbentuk
dasar-dasar itu cenderung menetap kalau anak-anak menjadi lebih besar. Anak yang pada saat
bayi sering menangis, cenderung agresif dan menunjukan perilaku-perilaku yang mencari
perhatian. Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih bahagia biasanya penyesuaian sosialnya lebih
baik apabila telah menjadi besar nanti.
Beberapa reaksi bayi terhadap orang dewasa antara lain sebagai berikut,
Dua sampai tiga bulan
Bayi dapat membedakan manusia dari benda mati dan bayi tahu bahwa manusialah yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Bayi puas bila berada bersama manusia dan tidak senang
bila ditinggal sendiri.
Empat sampai lima bulan
Bayi ingin digendong oleh siapa saja yang mendekatinya. Ia memberikan reaksi yang berbeda
kepada wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara yang menunjukan amarah.
Enam sampai tujuh bulan
Bayi membedakan “teman” dan “orang-orang asing” dengan tersenyum pada yang pertama dan
memperlihatkan ketakutan akan kehadiran pada orang yang terakhir. Ini merupakan awal dari
“masa lalu”, juga merupakan permulaan dari “masa terikat”- yaitu masa dimana bayi
menunjukan keterikatan yang kuat kepada ibu pengganti dan berkurangnya keramahtamahan.
Delapan sampai sembilan bulan
Bayi mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan-gerakan sederhana dari orang lain.
Dua belas bulan
Bayi mulai bereaksi terhadap larangan “jangan-jangan”.
Enam belas sampai delapan belas bulan
Negativisme, dalam bentuk keras kepala tidak mau mengikuti permintaan atau perintah dari
orang dewasa ditunjukan dengan perilaku menarik diri atau ledakan amarah.
Dua puluh dua sampai dua puluh empat bulan
Bayi bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin seperti berpakaian, makan, dan mandi.
J. Kebutuhan Gizi Bayi
a). Kebutuhan Gizi pada bayi 0-6 bulan
- Bayi yang baru lahir harus berusaha mencari apa yang dia butuhkan karena saat dalam
kandungan, ia terbiasa diasup. Yang pertama kali biasa dilakukan adalah IMD (Inisiasi menyusui
Dini).
- Bayi yang baru lahir juga harus bisa beradaptasi terhadap udara sekitar. Karena saat
dikandungan, ia hanya merasakan udara yang hangat dari rahim ibunya. Bagi bayi premature
yang tidak mengalami permasalahn khusus, sekarang ada model gendongan kanguru. Yaitu,
model gendongan khusus dimana bayi digendong didalam baju ibunya sepanjang hari bahkan
sampai waktu tidur agar bayi tetap dalam keadaan hangat.
- Bayi yang baru lahir belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna karena belum ada enzim
untuk reproduksi makanan karena liver belum sempurna terbentuk. Padahal saat itu bayi
membutuhkan karbohidrat, lemak, dan protein. Namun Allah SWT adalah sebaik-baiknya
Pencipta maka kandungan asi pada Ibu sudah mencakup itu semua. Asi bagian depan
mengandung karbohidrat dan protein, sedangkan asi bagian belakang banyak mengandung
lemak. Oleh Karena itu diusahakan saat bayi menyusui harus sampai habis agar karbohidrat,
protein, dan lemak bisa terhisap maksimal. Jika belum habis (atau baru menyusui sebentar dan
bayi tidak mau lagi) maka lebih baik diperas manual samapi habis agar PD bisa terisi lagi dari
awal. Menyusui yang baik adalah menyusui teratur yaitu 2 jam sekali. Karena setiap 2 jam sekali
setelah disusui, PD ibu akan mengisi asi kembali. Jika ada sisa perasan dapat disimpan di botol
atau plastik bersih pada suhu ruangan maksimal 8 jam atau di pintu kulkas maksimal 1 bulan
atau di freezer maksimal 3 bulan. Untuk yang dari kulkas jika ingin diminumkan pada bayi dapat
direndam pada air hangat setelah mencair baru diminumkan pada bayi. Cara ini biasa digunakan
pada ibu bekerja yang ingin tetap memberikan asi pada bayinya dengan menstok asi.
- Jika saat hamil HB ibu rendah, maka kualitas asi akan menurun. Pada 3 bulan pertama
pemberian asi saja masih cukup, namun setelah 3 bulan bayi harus nendapat tambahan zat besi
dari vitamin tambahan.
- Fungsi ginjal pada bayi yang baru lahir juga belum sempurna sehingga jika bayi diberikan
protein yang tidak sama seperti asi akan membuat bayi lebih sering buang air kecil.
- Bayi yang lahir anemia bisa terjadi karena saat hamil anemia ibu <10, oleh Karena itu
diusahakan saat hamil batas normal anemia ibu harus >10.
I. Pengkajian
1. Data Demografi
Desa lubuk raman termasuk dalam wilayah Kecamatan rambang dangku kab. Muara enim , yang
terdiri dari RT 01, RT 02, dan RT 03, dimana RT 03 (Komplek Perumahan Etnis Tionghoa)
tidak dijadikan sebagai target sasaran dalam pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas dengan
alasan masyarakatnya tergolong Homogen.
Batas wilayah yang dijadikan target pengkajian, ialah sebelah Utara dibatasi oleh Sungai X,
sebelah selatan dibatasi oleh Persawahan, sebelah barat dibatasi oleh desa lubuk ramaan, dan
sebelah timur dibatasi oleh Kompleks Etnis Tionghoa. Desa lubuk raman ini memiliki berbagai
fasilitas umum, yang terdiri dari sebuah Mesjid, sebuah gereja HKBP, Sebuah Balai Lingkungan,
sebuah lapangan sepak bola, dan dua lokasi pemakaman umum.
Kegiatan rutin yang dilakukan oleh warga meliputi pengajian rutin ibu-ibu yang dilaksanakan
pada hari kamis, pengajian rutin Bapak-bapak tiap hari minggu, olah raga sepak bola pemuda
remaja tiap hari minggu, posyandu balita tiap hari Rabu minggu ke III.
Desa lubuk raman kec. Rambang dangku terdiri dari 250 KK dengan 800 jiwa, yang terdiri dari
250 bayi (0-6) bulan , 70 anak usia pra sekolah , 80 anak remaja , 270 orang usia produktif, dan
130 orang lanjut usia.
Setelah dilakukan pengkajian data pada tanggal 17 dan 18 Maret 2017 dengan tekhnik
wawancara dan observasi, didapatkan data sebagai berikut:
2) Jumlah Bayi
No. Bayi (0-12) Frekuensi %
1. Ya 250 100
2. Tidak 0 00
Total 250 100
Dari tabel diatas seluruh (100%) penduduk didesa lubuk raman memiliki bayi
3) Kebiasaan ke Posyandu
No. Kebiasaan Frekuensi %
1. Ke Posyandu 120 48
2. Tidak keposyandu 130 52
Total 250 100
Dari tabel diatas sebagian besar yaitu 130 (52%) bayi tidak dibawa ke Posyandu untuk dilakukan
penimbangan, hal ini dapat menyulitkan pada proses pemantauan tumbuh kembang anak.
4) Imunisasi Balita
No. Imunisasi Frekuensi %
1. Lengkap 70 28
2. Belum lengkap 60 24
3. Tidak lengkap 120 48
Total 250 100
Dari tabel diatas sebagian besar yaitu 120 (48%) balita tidak mendapatkan imunisasi secara
lengkap. Hal ini menyulitkan proses pemantauan tumbuh kembang anak.
ANALISIS DATA
No Data subjektif Data objektif Masalah keperawatan
1
Bayi-bayi Penghasilan penduduk desa Kurangnya gizi dan ASI ekslusif pada
desa lubuk lubuk raman rata-rata bayi (0-6) bulan di desa lubuk raman
raman terlihat <Rp.1.000.000 sehubungan kurangnya pengetahuan
kurus. 80% bayi di desa lubuk masyrakat tentang gizi, dan
raman tidak diberi asi ketidakmampuan masyarakat memberikan
ekslusif. asupan gizi berimbang.
60% ibu bayi desa lubuk
raman tidak mengetahui
pentingnya pemberian gizi
seimbang dan ASI eksklusif
100% penduduk di desa
lubuk raman memiliki bayi
(0-6) bulan.
52% bayi tidak dibawa ke
Posyandu untuk
penimbangan.
48% bayi tidak
mendapatkan imunisasi.
52% bayi tidak memiliki
KMS.
60% bayi dari hasil
penimbangan mempunyai
gizi yang buruk atau
dibawah garis merah.
Setelah masalah ditemukan maka perlu untuk menentukan sasaran, tujuan, penanggung
jawab dari masyarakat, dana, rencana tindakan serta rencana evaluasi yang perlu dipecahkan
bersama dengan masyarakat di desa lubuk raman serta membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
III. PENATALAKSANAAN
No diagnosa Tanggal implementasi Evaluasi
Evaluasi hasil:
Masyarakat sudah siap untuk mengikuti
acara penimbangan berat badan bayi, balita
namun belum mampu untuk menanggulangi
masalah gizi buruk dan pemberian asi
ekslusif karena penghasilan mereka yang
tidak berkecukupan.
Evaluasi struktur:
Rencana sudah disiapkan seminggu
sebelum pelaksanaan dan sebagai
penanggung jawab adalah mahasiswa
Evaluasi proses:
Pemberian makanan tambahan pada balita
secara massal di Lingkungan IV Kelurahan
Dwikora, diikuti oleh seluruh KK sebanyak
250 KK beserta dengan istrinya, dan seluruh
balita sebanyak 250 jiwa.
Kegiatan pemberian makanan tambahan
berjalan dengan tertib dan lancar.
Evaluasi hasil:
Masyarakat sudah siap untuk mengikuti
acara pemberian asi ekslusif dan makanan
tambahan pada balita mereka,dan dan
mereka cukup prihatin pada kondisi yang
menimpa balita mereka, namun belum
mampu untuk menanggulangi masalah gizi
buruk karena penghasilan mereka yang
tidak berkecukupan.
KUESIONER
I. Identitas Responden
a. Umur :
b. Pendidikan :
c. Pekerjaan :
II. Petunjuk Pengisian
a. Jawablah pertanyataan dibawah ini dengar benar.
b. Checklist ( √ ) jawaban yang paling sesuai.
III. Pertanyaan
No. Pertanyaan Checklist (√)
1. Berapa umur anak anda?
a. 0 – 1 tahun
b. 1,1 – 3,5 tahun
c. 3,6 – 5 tahun
2. Berapa kali anak anda makan dalam sehari?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
e. Lebih dari 4 kali
3. Apakah anak anda mengkonsumsi ASI ataupun susu
formula?
a. Mengkonsumsi
b. Tidak mengkonsumsi
Alasannya:
4. Apakah anak anda selalu dibawa ke posyandu untuk
ditimbang berat badannya?
a. Ya
b. Tidak
Alasannya:
5. Apakan anak anda diimunisasi secara lengkap?
a. Lengkap
b. Kurang lengkap
c. Tidak lengkap
6. Apakah anak anda makan 4 sehat 5 sempurna tiap hari?
a. Selalu
b. Biasanya
c. Kadang-kadang
d. Jarang / pernah
e. Tidak pernah
Alasannya :
7. Berapa penghasilan suami anda perbulan:
a. Rp 100.000 – 500. 000/bulan
b. Rp 600.000 – 1000.000/ bulan
c. > Rp. 1000.000./bulan
8. Apa pekerjaan suami anda?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu faktor penyumbang dari Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita
yaitu dari segi pencapaian pelayanan kesehatan. Sehingga dengan adanya tenaga kesehatan di
komunitas dekat dengan masyarakat diharapkan dapat menekan dan menurunkan angka kematian
tersebut. Bidan di masyarakat harus mampu menjalankan fungsi-fungsi primer pelayanan
kebidanan.
Dari skrining/deteksi dini sampai dengan rujukan apabila diperlukan. Hal ini
dilakukan pada seluruh sasaran kebidanan salah satunya yaitu bayi dan balita. Peran seorang
tenaga kesehatan di Komunitas dalam upaya mencapai MDG’s 2015 meliputi upaya Pencegahan
dengan kegiatan imunisasi pada bayi harus dipertahankan atau ditingkatkan cakupannya
sehingga sehingga mencapai Universal Child Immunization (UCI) sampai di tingkat desa.
Peningkatan pelaksanaan ASI eksklusif dan peningkatan status gizi serta peningkatan deteksi
dan stimulasi dini tumbuh kembang jadi modal awal untuk sehat.
Pelayanan kesehatan pada Bayi dan Balita
1) Perawatan kesehatan bayi
2) Perawatan kesehatan anak balita
3) Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita (deteksi dini)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut;
1. Orang tua hendaknya memperhatikan pola makan dan kebutuhan nutrisi bayinya agar si bayi
dapat berkembang dengan baik dan normal.
2. Orang tua hendaknya mengetahui dan memahami tugas-tugas perkembangan anak pada setiap
fase kehidupan, sehingga dapat menerapkan dan memastikan bahwa anaknya telah dapat
menyelesaikan semua tugas perkembangannya sesuai dengan rentang usia pada setiap fase
tersebut.
3. Orang tua hendaknya mengasuh anaknya sendiri dan tidak diserahkan pada pengasuh atau orang
lain, terutama pada perkembangan masa bayi sampai awal masa kanak-kanak.
4. Orang tua hendaknya senantiasa mengawasi anak pada saat bermain dan memastikan bahwa
permainan anaknya tidak berbahaya, dan tidak terpengaruh oleh lingkungan yang buruk.
5. Bagi para pembaca hendaknya lebih memahami tugas-tugas perkembangan anak, sehingga dapat
menerapkan pola asuh yang tepat pada anak mereka masing-masing.
6. Bagi masyarakat; sebaiknya masyarakat lebih tanggap terhadap permasalahan yang ada di
daerahnya. Serta lebih aktif dalam perannya sebagai kader kesehatan, misalnya menggalakkan
upaya-upaya kesehatan, terutama upaya-upaya kesehatan promotif
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Asuhan Anak Dalam Konteks Keluarga. Depkes RI. Jakarta. 192 : 6-18
Sunaryo, Nano.2005. Panduan Merawat Bayi dan Balita Agar Tumbuh Sehat dan Cerdas.
Jogjakarta:Diva Press (Anggota IKAPI)
Mansjoer, Arif dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC
Suandi, I.K.G.1999. Seri Klinik Diit Pada Anak Sakit. Jakarta: EGC
http://chacha-midwife.blogspot.com/2014/03/v-behaviorurldefaultvmlo_16.html
http://kppabenih.blogspot.com/2012/09/kebutuhan-gizi-pada-bayi-0-1-tahun.html
http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/06/makalah-perkembangan-masa-bayi.htm