Anda di halaman 1dari 30

MODUL

KEPERAWATAN ANAK

Tim Penyusun:

Ns. Arfah May Syara, S.Kep.M.Kep


Ns. Syatria Wati, S.Kep.M.Kep

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah,
pertolongan dan karunia-Nya modul praktikum ini dapat diselesaikan dan
diterbitkan. Modul praktikum sistem informasi kesehatan ini menjelaskan tentang
proses pembelajaran dari praktikum sistem informasi kesehatan yang ada pada
Kurikulum Pendidikan Keperawatan DIII, sebagai pegangan bagi dosen dan
mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran di laboratorium sesuai
dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan konten
pembelajaran yang dibahas selama proses belajar terstandar untuk semua dosen
pada pendidikan Keperawatan DIII.
Pembelajaran praktikum ini telah disesuaikan dengan kurikulum dari segi
kedalaman dan keluasan materi pembelajaran, serta menggunakan strategi
pembelajaran menggunakan pendekatan Student Center Learning (SCL).
Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan agar pembelajaran praktikum
keperawatan dasar menjadi terarah, mudah, berorientasi pada pendekatan SCL dan
terutama mempunyai kesamaan dalam keluasan dan kedalaman materi
pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
dan menghantar mahasiswa untuk berhasil dengan baik pada ujian akhir ataupun
Uji Kompetensi.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Keperawatan DIII di Institut
Kesehatan Medistra Lubuk Pakam dan segenap dosen serta semua pihakyang telah
berkontribusi sampai terbitnya modul praktikum ini. Semoga modul ini dapat
bermanfaat bagi dosen maupun mahasiswa program Keperawatan DIII.

Lubuk Pakam, Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

VISI DAN MISI ................................................................................................... vi


TOPIK 1
Konsep Neonatus Essencial
(Ns. Dian Anggryanti, S.kep, M.kep) ............................................................. 7
TOPIK 2
Konsep Keperawatan Anak Sehat ................................................................... 8
TOPIK 3
Konsep Tumbuh Kembang Anak .................................................................... 8
TOPIK 4
Sistem Perlindungan Anak Indonesia ........................................................... 11
TOPIK 5
Konsep keperawatan anak sakit
( Ns. Arfah Maysarah, S.kep, M.kep) ........................................................... 13
TOPIK 6
Ragam berbagai penyakit dan masalah masalah
kesehatan anak yang lazim ............................................................................ 14
TOPIK 7
Konsep Hospitalisasi ...................................................................................... 16
Pengertian Emosi, stress dan adaptasi ............................................................ 16
Komponen Emosi, stress dan adaptasi .......................................................... 16
Jenis gangguan emosi .................................................................................... 16
penggolongan stress ....................................................................................... 16
TOPIK 8
Konsep Bermain ............................................................................................. 21
TOPIK 9
Pemeriksaan Perkembangan Anak ................................................................. 26

ii
TOPIK 10
Aplikasi Proses Keperawatan Pada Anak Sehat dan Sakit
(Ns. Syatriawati, S.kep, M.kep) .................................................................... 27
TOPIK 11
Tindakan Keperawatan Pada Anak Sehat ...................................................... 29
TOPIK 12
Tindakan Keperawatan Pada Anak Sehat ...................................................... 29
TOPIK 13
Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Anak
Sehat dan Anak Sakit .................................................................................... 30
TOPIK 14
Perawatan Atraumatic care pada anak yang
mengalami hospitalisasi ( Ns. Tati Murni, S.Kep, M.Kep) ........................... 30

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 34

iii
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Visi
Menjadi institut yang unggul dan profesional dalam bidang kesehatan di tingkat
Nasional dan Asia tahun 2028.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang unggul, berkarakter,
dan kompeten yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan globalisasi;
2. Menyelenggarakan penelitian yang inovatif, produktif dan responsif
terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan masyarakat;
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan
nilai dan tanggung jawab sosial; dan
4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah,
dunia usaha, dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi


Visi
Menghasilkan lulusan yang unggul dalam bidang keperawatan trauma dan
manual terapi yang mampu bersaing secara nasional dan menuju regional Asia
tahun 2024.

Misi
1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan berbagai
fasilitas belajar, metode, dan sistem pembelajaran kelas dan praktik
(laboratorium, RS, dan pelayanan kesehatan lainnya) sehingga
menghasilkan karakter yang unggul, kompeten dan excellent service;
2. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan program riset keperawatan dan
fisioterapi di tingkat lokal maupun nasional dengan menggunakan
pendekatan riset kolaboratif dalam bidang ilmu keperawatan dan fisioterapi;

iv
3. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis
riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan di tingkat
nasional bahkan kawasan regional Asia dengan menekankan upaya
pendekatan preventive health science;
4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah,
dunia usaha, dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

Program Studi Keperawatan Diploma Tiga


Visi
Menjadi Program Studi Keperawatan Diploma Tiga yang unggul dalam bidang
keperawatan trauma dan menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara
nasional dan menuju regional Asia tahun 2024.
Misi
1. Meningkatkan kualitas Dosen melalui pendidikan formal berjenjang dan
berlanjut serta non formal melalui pendidikan dan pelatihan non gelar.
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang terselenggaranya proses
pembelajaran.
3. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum Program Studi
Keperawatan Diploma Tiga dengan keunggulan keperawatan trauma.
4. Melaksanakan penelitian sesuai dengan roadmap penelitian di bidang
keperawatan terutama keperawatan trauma.
5. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan hasil penelitian di
bidang keperawatan terutama keperawatan trauma.
6. Memperluas jaringan kerjasama baik di dalam maupun luar negeri yang
mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi.
7. Melaksanakan penjaminan mutu dalam penyelenggaraan program studi.

v
vi
TOPIK I

1. KONSEP NEONATUS ESSENCIAL


Perawatan Neonatal Esensial Pada Saat Lahir
Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparanatau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung
maupun beberapa saat setelah lahir.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
perawatan neonatal esensial pada saat lahirmeliputi:

Kewaspadaan umum (Universal Precaution)


Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan
oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses
persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Beberapa
mikroorganismeharus diwaspadai karena dapat ditularkan lewat percikan darah dan
cairantubuh adalah virus HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C.

TOPIK 2

1. KONSEP KEPERAWATAN ANAK SEHAT


PENGERTIAN
Batasan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraa
n sosial,kematangan pribadi dan kematangan mental seseorang yang
dicapai pada umur 21 tahun.Anak merupakan potensi serta penerus cita –cita
bangsa yang dasar-dasarnya telah diletakkan generasisebelumnya. Oleh karena
itu anak harus mendapat perhatian yang sempurna dalam
memenuhi perkembangan dan pertumbuhan baik !isik maupun mental sejak dini.

TUJUAN:
- Menurunkan angka kematian
-Menurunkan angka kesakitan anak
-Menurunkan angka kematian pada anak prasekolah atau remaja

1
TOPIK 3

KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK

Definisi

Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan


morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai
maturitas/dewasa.

1. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu


bertambahnya jumalah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.
Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan
struktur organ-organ tubuh dan otak.

2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya yang bersifat kuantitatif


dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur
dan hasil dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi dan
perkembangan prilaku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan merupakan progresif, terarah, dan terpadu/kohelen..Progresif
mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan
cenderung maju ke depan, tidak mundur kebelakang. Terarah dan terpadu
menunjukkan bahwa terdapat hubungan 10 yang pasti antara perubahan yang
terjadi saat ini, sebelumnya dan berikutnya.

Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak

Menurut Hurlock EB dalam Soetjiningsih (2016), tumbuh kembang anak


mempunyai cirri-ciri tertentu, yaitu:

1. Perkembangan melibatkan perubahan (Development involves change)

2. Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan lanjutannya (Early


development more critical than critical than later development) 11

3. Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar (Development is


the product of maturation and the leaning)

2
4. Pola perkembangan dapat diramalkan (the developmental patenrt is predicable)

5. Pola perkembangan mempenyai karakteristik yang dapat diramalkan(the


developmental pattern has predicable characteristic).

6. Terdapat perbedaan individu dalam suatu perkembangan (there individual


defferences the development)

7. Terdapat periode/tahapan dalam pola perkembangan (there are periods in the


development pattern)

8. Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan (there are social
expectation for every developmental period).

9. Setiap area perkembangan mempunyai potensi resiko (every area of


developmens has potensial hazards).

Tahap Tumbuh Kembang Anak

1. Masa perinatal mulai dari konsepsi sampai lahir. Pada masa ini terjadi tumbuh
kembang yang sangat pesat. Sel telur yang telah dibuahi mengalami deferenisasi
yang berlangsung cepat hingggaterbentuk organorgan tubuh yang berfungsi sesuai
dengan tugasnya, hanya perlu waktu 9 bulan didalam kandungan. Masa kombrio
berlangsung sejak konsepsi sampai umur 8 minggu (ada yang mengatakan sampai
12 minggu). Pada saat ini terbentuk organ-organ yang sangat peka terhadap
lingkungan. Pada msa fetus ini, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan
jasad manusia 12 yang sempurna, dan organ-organ tubuh yang telah terbentuk
mulai berfungsi. Sedangkan pada masa fetus lanjut, pertumbuhan berlangsung
pesat dan berkembang fungsi organ-organ tubuh.

2. Pada masa neonatal, terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri ke


kehidupan ektrauteri dan terjadi perubhan siklus darah. Organ-organ tubuh
berfungsi sesuai tugasnya di dalam kehidupan ektrauteri. Pada masa 7 hari
pertama (neonatal dini), bayi harus mendapatkan perhatian khusus, karena angka
kematia pada masa bayi ini tinggi,

3. Pada masa bayi dan masa anak dini, pertumbuhan anak pesat walaupun
kecepatan telah mengalami deselerasi dan proses maturasi yang berlangsung,

3
terutama sistem saraf.

4. Pada masa anak prasekolah, kecepatan pertumbuhan lambat dan berlangsung


stabil (plateau) pada masa ini terdapat kecepatan perkembangan motorik dan
fungsi ekskresi. Aktifitas fisik bertambah serta keterampilan dan proses fikir
meningkat.

5. Pada masa praremaja, anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa
remaja bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dari
masa anak ke dewasa, pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan, tinggi badan
dan juga pertumbuhan yang pesat pada alat-alat kelamin dan timbul tanda-tanda
seks .

TOPIK 4

SISTEM PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA


Menguatkan Regulasi dan Kelembagaan
Salah satu fungsi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) adalah
melakukan pengawasan penyelenggaraan perlindungan anak. KPAI secara masif
melakukan advokasi membangun sistem perlindungan anak yang terdiri atas aspek
norma dan regulasi, struktur dan kelembagaan, serta program dan anggaran. Namun
demikian, masih banyak yang perlu diperbaiki untuk membangun sistem
perlindungan anak.
Secara norma hukum, Indonesia telah memiliki norma hukum yang memadai
sebagai bentuk perlindungan terhadap anak. Undang-Undang No 1/ 1974 dan
Undang-Undang No 4/1979 tentang Kesejahteraan Anak menunjukkan komitmen
pemenuhan hak anak oleh pemerintah Indonesia sebelum era 1980-an.
Ratifikasi Convention on the Rights of Children (CRC) melalui Keputusan
Presiden Nomor 36/1990 adalah bentuk komitmen Indonesia di kancah
internasional. Setelah itu, lahir Undang-Undang Perlindungan Anak No 23/ 2002
yang kemudian mengalami perubahan menjadi UU Perlindungan Anak No 35/ 2014
dan Undang-Undang No 17/2016. Adanya Undang- Undang Sistem Peradilan

4
Pidana Anak (SPPA) No 11/2012 menjadi momentum perlindungan khusus bagi
anak berhadapan dengan hukum (ABH).
Belum lagi Undang- Undang No 23/2004 Tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (PKDRT) dan Undang-Undang No 21/ 2007 tentang
Penghapusan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO). Selain itu, pada UUD
1945 Pasal 28 B Ayat 2 juga telah mencantumkan hak anak, yaitu ”Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Pekerjaan rumah yang tersisa adalah bagaimana implementasi peraturan ini
secara baik untuk perlindungan anak serta memberikan edukasi bagi para pelaksana
perlindungan anak. Dilihat dari struktur dan lembaga, nomenklatur kelembagaan
perlindungan anak muncul pada 2009 di Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak.
Namun, berbagai kementerian dan lembaga terlibat langsung dalam
pemenuhan hak anak, di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan,
Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Hukum dan HAM,
Kementerian Dalam Negeri, BKKBN, Kementerian Luar Negeri, Kepolisian,
Kejaksaan, Mahkamah Agung, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, serta kementerian lain yang terlibat secara tidak langsung pada pemenuhan
hak anak.

TOPIK 5

KONSEP KEPERAWATAN ANAK SAKIT

Keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki


perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus
pada keluarga (family centered care), pencegahan terhadap trauma (atrumatic
care), dan manajemen kasus. Dalam dunia keperawatan anak, perawat perlu
memahami, menginggat adanya beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan
asuhan dikarenakan anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu
yang unik (Hidayat, 2005). Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan

5
anak mengingat anak bagian dari keluarga, dalam keperawatan anak harus
mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam
kehidupan anak (Wong,Perry & Hockenbery, 2002).

Sebagai perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan anak, harus


mampu memfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik
berupa pemberian tindakan keperawatan langsung maupun pemberian pendidikan
kesehatan pada anak. Selain itu, keperawatan anak perlu memperhatikan
kehidupan sosial, budaya dan ekonomi keluarga karena tingkat sosial, budaya dan
ekonomi dari keluarga dapat menentukan pola kehidupan anak selanjutnya faktor-
faktor tersebut sangat menentukan perkembangan anak dalam kehidupan di
masyarakat. 2 B.

Prinsip-prinsip Keperawatan Anak Menurut Hidayat (2005), ada prinsip atau


dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman dalam memahami
filosofi dalam keperawatan anak. Perawat harus mampu memahaminya,
mengingat ada beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan,
diantaranya adalah Pertama, anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai
individu yang unik yang berati bahwa tidak boleh memandang anak dari ukuran
fisik saja sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai individu yang unik
yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses
kematangan. Kedua, anak sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan
yang sesuai dengan tahap perkembangannya, kebutuhan tersebut meliputi
kebutuhan fisiologis seperti nutrisi, cairan, ativitas, eliminasi, istirahat, tidur dan
lain-lain.

Dan kebutuhan psikologis, seperti sosial dan spiritual. Ketiga, pelayanan


keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
derajat kesehatan, bukan hanya mengobati orang yang sakit. Keempat,
keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif
dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Kelima, praktik keperawatan anak
mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji,
mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup dengan menggunakan

6
prosese keperawatan yang sesuai dengan aspek moral dan aspek hukum. Keenam,
tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk 3 meningkatkan maturasi atau
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan
spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Ketujuh, pada masa yang akan
datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh kembang
karena akan mempelajari aspek kehidupan anak.

TOPIK 6
RAGAM BERBAGAI PENYAKIT DAN MASALAH MASALAH
KESEHATAN ANAK YANG LAZIM
Tidak tepat membuat tubuh mereka rentan terserang beragam penyakit.
Berikut adalah lima penyakit paling umum yang diderita anak, seperti
dilansir Boldsky.
1. Diare
Diare dapat disebabkan oleh alergi makanan, gangguan pencernaan, dan infeksi.
Anda harus mengambil tindakan khusus dalam kasus tersebut. Berikan anak
minuman yang berasal dari campuran gula dan garam. Jika tak kunjung membaik,
segera bawa anak Anda ke dokter.
2. Demam
Sebagian besar anak sering menderita demam. Penyakit ini bisa disebabkan oleh
pilek atau infeksi bakteri dalam tubuh. Ini bukan masalah kesehatan yang bisa
diabaikan begitu saja. Segera konsultasikan dengan dokter, ketika anak mengalami
demam tinggi. Penanganan yang cepat dapat memberi hasil terbaik untuk kesehatan
anak Anda.
3. Pilek
Pilek adalah salah satu penyakit umum yang diderita oleh anak. Ini biasanya
disebabkan oleh infeksi virus yang disertai dengan hidung tersumbat dan demam.
Jika kondisi suhu tubuh terus meninggi, itu bisa menjadi gejala influenza atau
pneumonia.

4. Masalah perut

7
Sakit perut, sembelit, dan asam lambung adalah beberapa penyakit umum yang
diderita oleh anak. Kasus ini berhubungan dengan kebiasaan makan anak sehari-
hari. Anak-anak juga memiliki kecenderungan memasukkan benda asing ke
dalam mulut mereka. Nah, kebiasaan dapat dengan mudah menyebarkan bakteri ke
dalam tubuh.

5. Ruam-ruam merah
Ruam-ruam merah disebabkan oleh masalah alergi pada kulit. Meskipun tidak
menular, penyakit ini akan cukup merepotkan Anda. Anak-anak paling tidak tahan
dengan masalah kulit seperti ruam. Alhasil, mereka jadi gampang rewel dan
menggaruk ruam tersebut.

TOPIK 7

KONSEP HOSPITALISASI
1. Pengertian Hospitalisai
Menurut WHO hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam ketika
anak menjalani suatu proses diaman karna suatu alasan atau keadaan darurat yang
mengharuskan anak untuk tinggal di RS untuk menjlani perawatan sampai
pemulangan kembali ke rumah.
Hospitalisasi pada anak juag merupakan pengalaman yang menyakitkan bagi
anak dan orang tua, pada saat hospitalisasi idividu akan merasakan stres selama
dirawat di ruamah sakit karna perasaan yang tidak aman. Stres yang dialami oleh
anak selama hospitalisasi dapat menimbulkan dampak yang negatif yang
mengganggu perkembangan anak. Respon anak ketika menjalani hospitalisasi
dapat di anggap suatu pengalaman yang buruk serta dapat menimbulkan krisis bagi
anak dan keluarga hal ini mungkin karna anak tidak memahami mengapa di rawat,
cemas akan adanya perubahan setataus kesehatan, lingkungan, kebiasaan sehari-
hari dan keterbatasan mekanisme koping. (Roberts, 2010). Hospitalisasi pada anak
dapat berdampak pada orang tua, dampak tersebut meliputi dampak biologis,
psikologis dan social.

8
Dampak biologis terjadi karna orang tua berada di lingkungan rumah sakit
dimana rumah sakit terdapat banyak jenis kuman penyakit sehingga memiliki resiko
tertular penyakit dari lingkungan sekitar. Dampak psikologis akibat hospitalisasi
juga akan dirasakan oleh orang tua diaman kondisi psikologis yang di alami orang
tua biasanya berbeda-beda misalnya perasaan takut dan gelisah. Masalah psikologis
yang di alami orang tua biasanya sangat di rasakan oleh ibuibu hal ini di kaarnakan
tingkat kecemasan perempuan lebih tinggi di bandingkan 9 dengan lki-laki
walaupun dalam berprilaku perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan yang
signifikan.
Dampak sosial yang di akibatkan oleh anak saat sakit dan menjalani hospitalisasi
hal tersebut akan menyebabkan orang tua berbeda jauh dari lingkungan tempat
tinggalnya sehingga harus beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. (National
Comorbidity Survey (NCS) 2016).

2. Peran Orang Tua Terhadap Anak Yang Menjalani Hospitalisasi


Peran orang tua selama anak di rawat di ruamah sakit adalah dengan menjadi
kolaborasi antara keluarga dengan petugas kesehatan serta kehadiran orang tua
yang dapat memberikan rasa nyaman terhadap anak. Bentuk kolaorasi orang tua
dengan tenaga kesehatan diwujudkan dengan adanya keterlibatan orang tua dalam
perawatan anak serta memenuhi kebutuhan anak dengan memberikan suport
emosional, menjaga serta merawat anak.
Saat hospitalisasi orang tua bisa terlibat pada tindakan yang sderhana seperti
mengatasi tingkat kecemasan pada anak, seorang tenaga kesehatan memberikan
intervensi kepada anak harus memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan
pertumbuhan anaknya. Anak sangat membutuhkan dukungan dan dampingan dari
orang tua selama perawatan, kebutuhan rasa aman dan kebutuhan aktivitasnya.
Peran keluarga saat menjlani hospitalisasi orang tua begitu penting dalam
perawatan di rumah sakit, karna pada dasarnya setiap asuhan pada anak ynag di
rawat di rumah sakit memerlukan keterlibatan orang tua (pean & Juan, 2010). 10

3. Dampak Hospitalisasi

9
Dampak hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan anak menjadi takut, rewel,
cemas, panik dan gangguan tumbuh kembang dampak hospitalisasi juga dapat
berdampak kecemasan di pengaruhi oleh banyak faktor, baik dari faktor petugas
kesehatan maupun lingkungan, keluarga sering merasa cemas dengan
perkembangan anak, keadaan, pengobatan dan biyaya anaknya. Meskipun dampak
tersebut tidak bersifat langsung terhadap anak secara psikologi anak akan merasa
perubahan perilaku dari orang tua yang mendapingi selama perawatan, hal ini dapat
berpengaruh pada proses penyembuhan yaitu menurunya respon imun hal ini
dibuktikan oleh Robert Ader (2012).
Dampak-damak hospitalisasi terhadap orang tua dapat menyebabkan dapak
negatif terhadap orang tua seperti, cemas berlebihan, takut, gemtaran, sedih dan
perustasi. Berikut bebrapa dampak hospitalisasi terhadap orang tua yaitu: 1.
Perasaan cemas dan takut Perasaan cemas data terjadi ketika orang tua mendapati
atau melihat anaknya sakit, hal ini mungkin saja membuat orang tua merasa sedih,
takut, cemas bahkan menangis karena melihat kondisi yang belum pernah dialami
sebelumnya. Tingginya perasaan cemas orang tua bias any saat menunggu
informasi tentang diagnosa penyakit anaknya, sedangkan rasa takut orang tua
muncul pda orang tua yang trauma akan kehilangan anak pada kondisi sakit yang
terminal. Hal ini menyebabkan rasa takut dan rasa kecemasan orang tua sangat
tinggi terhadap hospitalisasi, apalagi orang tua yang baru pertama menghadapi
hospitalisasi akan mrasa asing dengan lingkungan yang baru (Gordon dkk, 2010).
11 2.
Sedih Pesaan sedih sering muncul pada orang tua keika mengethui anaknya
dalam kondisi terminal, persaan sedih ini karena orang tua tahu bahwa anaknya
hanya memiliki sedikit kemungkinan untuk sembuh, bahkan ketika menghadapi
anaknya yang menjelang ajal orang tua sangat merasa sedih dan berduka. Namun
disisi lain orang tua harus berada disamping anaknya sambal memberikan bimbigan
spiritual pada anaknya, pada kondisi ini orang tua menunjukkan perilaku isolasi
atau tidak mau di dekati orang lain bahkan bisa tidak kooperatif terhadap petugaas
kesehatan (Gordon dkk, 2010). 3.
Frustasi Pada kondisi ini orang tua cenderung frustasi melihat anaknya yang
sudah lama menjalani hospitalisasi namun belum mengalami perubahan kesehatan

10
yang lebih baik. Oleh karena itu perlu adanya dukungan psikologis dari pihak-pihak
luar seperti (Keluarga ataupun petugas kesehatan). (M. Friedman, 2013). Dampak
hospitalisasi pada orang tua dan anak dapat menimbulkan cemas, setres, dan tidak
nyaman. Jumlah dan efek kecemasan tergantung pada persepsi anak dan keluarga
terhadap penyakit dan pengobatan. Secara umum hospitalisasi menimbulkan
dampak pada 5 aspek yaitu, privasi, gaya hidup, otonomi diri, peran dan ekonomi.
a. Privasi Privasi dapat diartikan sebagai refleksi pesaaan nyaman pada diri
seseorang dan bersifat pribadi. Sewaktu dirawat di rumah sakit. b. Gaya hidup Klien
yang dirawat di rumah sakit sering kali mengalami perubahan pada gaya hidup.
Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara rumah sakit 12 dan rumah
tempat tinggal klien serta oleh perubahan kondisi kesehatan klien. Aktifitas hidup
yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan aktifitas yang dijalani di rumah
sakit. c. Otonomi diri Individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam
posisi ketergantungan. Artinya dia akanparrah akan tindakan apapun yang akan
dilakukan oleh petugas kssehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini menunjukkan,
klien yang di rawat di rumah sakit mengalami perubahan otonomi. d. Peran Peran
dapat diartikan sebagai perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status
sosialnya. e. Ekonomi Keuangan keluarga akan mempengaruhi oleh hospitalisasi.
Keuangan yang sedianya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga akhirnya digunakan untuk kepentingan klien.

4. Pelayanan Hospitalisasi
Perawatan sebagai pemberian pelayanan kesehatan selama 24 jam
mendampingi pasien harus memberikan kontribusi dalam perannya sebagai
pemberi perawatan, terutama dalam membantu anak dan kelurga untuk
memperoleh pengalaman selama hospitalisasi. Perawatan anak harus memiliki
pemahaman yang lebih dalam mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak
untuk merencanakan asuhan keperawatan yang sesuai sehingga dapat membantu
anak dan keluarga untuk beradaptasi dengan kondisi yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembngan baik 13 ekternal dan internal.

11
Dalam pelayanan keperawatan anak asuan keperawatan yang di terpakan
berdasarkan filosofi keperawatan anak. Filosofi keperwatan anak merupakan
keyakinann atau pandangan yang di miliki oleh perawat untuk memberikan
pelayanan kepada anak salah satunya adalah Family Centered Care(Perawatan yang
berfokus pada keluarga). Family Centered Care ini meneknkan pentingnya
keterlibatan dalam memberikan perawatan pada anak di rumah sakit ( Hidayat,
2017).
Konsep Family Centered Care tidak hanya untuk keperawatan anak melainkan
juga dengan orang tua hal ini dikarnakan pentingnya Family Centered Care
berhubungan dengan kerjasama perawat dengan orang tua yang meupakan
pengembangan dari keterlibatan orang tua dan partisipasi orang tua untuk
perawatan anak. Penerapan konsep Family Centered Care dalam pelayanan
kesehatan memerlukan keluarga dengan penuh perhatian menyampaikan informasi
kepada keluarga agar mereka memahami tentang kondisi dan perawatan anak
mereka, Family Centered Care melibatkan partisipasi orang tua dalam pembuatan
keputusan dalam perawatan anak serta kerja sama antara orang tua dan perawat.

TOPIK 8

KONSEP BERMAIN
1. PENGERTIAN
Bemain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan/kepuasan.Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual,
emosional, dan social, dan bermain merupakanmedia yang baik untuk belajar
karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata(berkomunikasi),
belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukan, mengenal waktu, jarak sertasuara(Wong,2000).Bermain merupakan aspek
penting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif
untuk menurunkan stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental
dan emosional anak.

12
(Champbell danGlaser,1995).Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa
bermain adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan darikehidupan anak sehari-
hari karena bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa yang dapat
menurunkanstress anak, media yang baik bagi anak untuk belajar berkomunikasi
dengan lingkungannya, menyesuaikandiri terhadap lingkungan, belajar
mengenal dunia sekitar kehidupannya dan penting untuk
meningkatkankesejahteraan mental serta social anak.

2. FUNGSI BERMAIN PADA ANAK


.Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan
kreatifitas,perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral, dan bermain
sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik motorik.Aktivitas sensorik dan motorik merupakan
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting
untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk
bayi yangmengembangkan kemampuan sensorik motorik dan alat permainan untuk
anak usia toddler dan prasekolahyang banyak membantu perkembangan aktivitas
motorik baik kasar maupun halus.
2. Perkembangan intelektualPada saat bermain, anak melakumbedakan
eksploitasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan
sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan membedakan
objek.
3. Perkembangan socialPerkembangan social ditandai dengan kemampuan
berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar
memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak
untuk mengembangkan hubungan social dan belajar memesahkan masalah dari
hubungan tersebut. Hal ini terjaditerutama pada anak usia sekolah dan remaja.
Meskipun demikian, anak usia toddler dan prasekolah adalahtahapan awal bagi
anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya di luar lingkungan keluarga.
Perkembangan kreatifitasBerkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
dan mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya.

13
Melalui kegiatan bermain anak akan belajar dan mencobamerealisasikan ide-
idenya. Misalnya, dengan membongkar dan memasang satu alat permainan
akanmerangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang.
4. Perkembangan kesadaran diriMelalui bermain, anak akan mengembangkan
kemampuannya dalam mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal
kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain dan menguji
kemampuannyadengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah
lakunya terhadap orang lain.
5. Perkembangan moralAnak mempelajari nilai dasar dan salah dari lingkungannya,
terutama dari orang tua dan guru. Denaganmelakukan aktivitas bermain, anak akan
mendapat kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehinggadapat
diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan
kelompok yang ada dalamlingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak juga akan
belajar nilai moral dan etika, belajar membedakanmana yang benar dan mana
yang salah, serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang
telahdilakukannya.
7. Bermain sebagai terapiPada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami
berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan,seperti marah, takut, cemas,
sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yangdialami anak karena menghadapi beberapa stresorr yang ada di lingkungan
rumah sakit. Untuk itu, denganmelakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena denganmelakukan permaianan anak
akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) danrelaksasi
melalui kesenanganya melakukan permainan. Dengan demkian permainan adalah
media komunikasiantara anak dengan orang lain, termasuk dengan perawat atau
petugas kesehatan di rumah sakit. Perawat dapatmengkaji perasaan dan pikiran
anak melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan selama melakukan permainan
atau melalui interaksi yang ditunjukan anak dengan orang tua dan teman kelompok
bermainnya.

3. TUJUAN BERMAIN

14
Melalui fungsi yang terurai diatasnya, pada prinsipnya bermain mempunyai
tujuan sebagai berikut :
a. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat
sakit anak mengalamigangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Walaupun demikian, selama anak dirawat di rumahsakit, kegiatan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk
menjagakesinambungannya.
b. Mengekspresikan perasaan, keiginan, dan fantasi serta ide-idenya. Seperti yang
telah di uraikan diatas padasaat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak mengalami
berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan.Pada anak yang belum
dapat mengekspresikannya.
c. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. Permainan
akan menstimulasi daya piker, imajinasi, fantasinya untuk menciptakan sesuatu
seperti yang ada dalam pikirannya. Pada saat

melakukan permainan, anak juga akan dihadapkan pada masalah dalam konteks
permainannya, semakin lamaia bermain dan semakin tertantang untuk
dapat menyelesaikannya dengan baik.
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di rumah
sakit. Stress yang dialamianak dirawat di rumah sakit tidak dapat dihindarkan
sebagaimana juga yang dialami orang tua. Untuk itu yang penting adalah
bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi dengan stressor
yangdialaminya di rumah sakit secara efeAKTORktif. Permainan adalah media
yang efektif untuk beradaptasikarena telah terbukti dapat menurunkan rasa cemas,
takut, nyeri dan marah

TOPIK 9

15
PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN ANAK
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) adalah kegiatan/pemeriksaan yang
bertujuan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
pada Balita dan Anak Pra Sekolah. Dengan ditemukannya secara dini
penyimpangan atau masalah tumbuh kembang pada anak, maka intervensi yang
akan dilakukan tentunya akan lebih mudah dan fokus dilaksanakan dan selain itu
tenaga kesehatan juga mempunyai “waktu” yang cukup dalam membuat rencana
tindakan/intervensi yang sesuai.
Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya tentu akan lebih
sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Ada 3 jenis deteksi
dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh Tenaga Kesehatan di tingkat
puskesmas dan jaringannya, yaitu :

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, bertujuan untuk mengetahui dan


menemukan status gizi kurang/buruk. Dilakukan dengan cara menggunakan
pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) dan pengukuran
Lingkar Kepala Anak (LKA).
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, bertujuan untuk mengetahui
gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat,
gangguan daya dengar. Dilakukan dengan cara skrining atau Pemeriksaan
Perkembangan anak menggunakan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP), Tes Daya Dengar (TTD) dan Tes Daya Lihat (TDL).
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, bertujuan untuk mengetahui
adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas. Dilakukan dengan cara Deteksi Dini Masalah
Mental Emosional pada anak pra sekolah dengan menggunakan Kuisioner
Masalah Mental Emosional (KMEE), Deteksi Dini Autis Pada Anak
Prasekolah (menggunakan cheklis deteksi dini autis pada anak umur 18-36
bulan), Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH) pada anak pra sekolah (menggunakan Formulir deteksi dini GPPH)

16
TOPIK 10
APLIKASI PROSES PADA ANAK SEHAT
Kemajuan teknologi memudahkan kita dalam banyak hal, termasuk untuk
memantau tumbuh kembang si kecil. Sekarang kita bisa lho, mengecek
pertumbuhan anak hanya lewat ponsel. Bahkan banyak aplikasi yang dikhususkan
untuk memantau tumbuh kembang anak. Aplikasi ini untuk memantau
perkembangan anak dengan mudah dan detail.
Apa saja fitur-fitur Anak sehat
Khas aplikasi yang digunakan untuk memantau perkembangan anak, si “Anak
Sehat” ini punya fitur-fitur menarik terkait perkembangan. Uniknya, bukan dimulai
sejak kelahiran bayi, tapi sejak si Kecil masih dalam kandungan, lho.
Fitur-fitur menarik dari aplikasi dengan dominan warna pink ini, di antaranya
Database Ibu dan Anak, Riwayat Kehamilan dan Pemeriksaan Kehamilan, Jadwal
dan Pengingat Imunisasi, Infografis dan Video Stunting, serta Game Interaktif.
Nah, bagi orangtua yang punya kesibukan, aplikasi ini
sangat recommended. Aplikasi ini dapat mengelola data riwayat pemeriksaan anak,
termasuk mencatat tinggi, berat, dan ukuran lingkar kepala si kecil. Jadi kita tidak
perlu repot-repot untuk membawa catatan pertumbuhan anak ke mana-mana.
Semua praktis di ponsel pintar saja. Karena “Anak Sehat” memiliki reminder untuk
imunisasi, maka kita nggak perlu khawatir kelupaan memenuhi hak si Kecil yang
satu ini.
Keunggulan aplikasi anak sehat
Menurut beberapa user review di Google Play, aplikasi “Anak Sehat” ini
sangat useful, karena bisa menggantikan kartu KMS manual. Selain itu juga bisa
memantau proses imunisasi anak dengan lebih praktis. Dibandingkan aplikasi lain
serupa, “Anak Sehat” bisa memberikan hasil analisa kesehatan anak yang lebih
akurat. Hal ini karena di halaman Database Anak, kita diminta untuk memasukan
data selengkap-lengkapnya sekaligus selalu memperbaharui data terkini.
Jadi nggak perlu khawatir data akan disalahgunakan, ya. Karena proses input
data ini dilakukan semata-mata untuk mendapatkan analisis yang tepat. Kelebihan
lain dari aplikasi untuk memantau perkembangan anak ini adalah keberadaan fitur
Infografis dan video-video seru seputar stunting. Fitur ini dapat memberikan kita

17
gambaran mengenai cara untuk mencegah anak dari stunting. Namun bukan hanya
dalam bentuk tulisan-tulisan saja, informasi disajikan lebih informatif dalam bentuk
video dan infografis.
TOPIK 11
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT
Prosedur tindakan khusus keperawatan anak dalam modul ini merupakan
beberapa prosedur tetap yang mendukung pencapaian kompetensi asuhan
keperawatan maupun keterampilan khusus yang telah tercantum pada capaian
pembelajaran mata ajar keperawatan anak.
Daftar Prosedur:
Prosedur tindakan keperawatan khusus anak sebagai berikut:
1. Pemberian imunisasi DPT
2. Pemberian obat melalui infus
3. Pemberian obat melalui Oral
4. Pemberian obat suppositoria
5. Penghisapan lendir
6. Fishioterapi dada
7. Perawatan kolostomi

TOPIK 12
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK SAKIT
Prosedur tindakan khusus keperawatan anak dalam modul ini merupakan
beberapa prosedur tetap yang mendukung pencapaian kompetensi asuhan
keperawatan maupun keterampilan khusus yang telah tercantum pada capaian
pembelajaran mata ajar keperawatan anak.

TOPIK 13
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT DAN
SAKIT
Evaluasi, merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang
berguna apakah tujuan dari tindakan keperawtan yang telah dilakukan tercapai atau

18
perlu pendekatan lain.

TOPIK 14
PERAWATAN ATRAUMATIC CARE PADA ANAK YANG MENGALAMI
HOSPITALISASI
1. Pengertian
Pernahkah Anda dirawat di rumah sakit? Tentu ada yang pernah. Bagaimana
perasaan. Anda saat mendapatkan prosedur tindakan? Pasti takut, stres cemas,
berbagai perasaan muncul. Coba Anda bayangkan ketika anak-anak harus
menjalani prosedur-prosedur, dimana anak-anak terutama yang masih kecil belum
bisa menahan sakit sehingga akan berdampak pada psikologis anak itu sendiri
maupun orang tuanya karena orang tua pasti tidak tega melihat anaknya yang
kesakitan, sehingga seorang perawat anak harus menerapkan teknik untuk
mengurangi atau menghilangkan dampak tersebut yang disebut dengan atraumatic
care.
Apa sih atraumatic care? Baiklah mari kita bahas pada kegiatan belajar ini.
Atraumatic care atau asuhan atraumatik adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam
lingkungan oleh seseorang (personal) dengan melalui penggunaan intervensi yang
menghilangkan atau memperkecil distres psikologis dan fisik yang dialami oleh
anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan.
Atraumatic care yang dimaksud di sini adalah perawatan yang tidak
menimbulkan adanya trauma pada anak dan keluarga. Perawatan tersebut
difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam
keperawatan anak. Perhatian khusus pada anak sebagai individu yang masih dalam
usia tumbuh kembang sangat penting karena masa anak-anak merupakan proses
menuju kematangan, yang mana jika proses menujukematangan tersebut terdapat
hambatan atau gangguan maka anak tidak akan mencapai kematangan.

2. Prinsip-prinsip atraumatic care


Apakah Anda sudah pernah praktik di rumah-sakit terutama di ruang anak?
Tentu beberapa sudah pernah, sebagai contoh bagaimana cara perawat saat mau
memasang infuse pada anak? Tentu anak ketakutan, menangis, merajuk tidak mau

19
tangannya ditusuk sementara orang tua juga ketakutan, tidak tega melihat anaknya,
sehingga sering anak tersebut di pegang kuat-kuat bahkan diikat agar cairan infus
bisa masuk, padahal kita bias mempelajari prinsip atau teknik untuk mengatasi hal
tersebut supaya anak tidak mengalami trauma.
Tujuan utama perawatan atraumatik adalah ˜Pertama, jangan melukai, yang
memberikan kerangka kerja untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mencegah
atau meminimalkan pemisahan anak dari keluarganya, meningkatkan pengendalian
perasaan dan mencegah atau meminimalkan nyeri dan cedera pada tubuh. Beberapa
contoh pemberian asuhan atraumatik meliputi pengembangan hubungan anak-
orang tua selama dirawat di rumah sakit, menyiapkan anak sebelum pelaksanaan
terapi dan prosedur yang tidak dikenalinya, mengendalikan rasa sakit, memberikan
privasi pada anak, memberikan aktivitas bermain untuk mengungkapkan ketakutan
dan permusuhan, menyediakan pilihan untuk anak-anak dan menghormati
perbedaan budaya.
Beberapa kasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristiwa yang
menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri dan lain-lain. Apabila
hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan
tentunya akan mengganggu perkembangan anak. Dengan demikian atraumatic care
sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan pada anak dan keluarga
dengan mengurangi dampak psikologi dari tindakan keperawatan yang diberikan
seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur
tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak terjadinya trauma, untuk
mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat
antara lain:
a. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.
Dampak perpisahan dari keluarga maka anak mengalami gangguan psikologis
seperti kecemasan, ketakutan, kurang kasih sayang sehingga gangguan ini akan
menghambat proses penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak.
b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak, diharapkan anak mandiri
dalam kehidupannya, anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas

20
sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal, serta pendidikan terhadap
kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anak.
c. Mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis).
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan
anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering kali tidak bisa dihilangkan secara cepat
akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi,
imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri
akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak.
d. Tidak melakukan kekerasan pada anak.
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti
dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh
kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat, dengan
demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan
memperberat kondisi anak.
e. Modifikasi lingkungan.
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan, perasaan aman dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

21
Heardman, H et.al. (2012).NANDA international nursing diagnoses: Definitions
&classification 2012–2014.John Wiley & Sons Inc:USA Indrajit

E (2001). Management System Information and InformationTechnology.Jakarta:


Gramedia group

Marquis.B.L and Huston,C.J (2014). Leadership roles and management functions


in Nursing.Philadelpia: Lippincott

Saba, K., ( 2001). Essentials of computer for nurses. USA: Mc.Graw-Hill Comp

22
23

Anda mungkin juga menyukai