Anda di halaman 1dari 25

MODUL

KEPERAWATAN MATERNITAS

Tim Penyusun:

Ns. Anita Purba, S.Kep.M.Kep


Ns.Juni Mariati Simarmata , S.Kep, M.Kes

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah,
pertolongan dan karunia-Nya modul praktikum ini dapat diselesaikan dan
diterbitkan. Modul praktikum sistem informasi kesehatan ini menjelaskan tentang
proses pembelajaran dari praktikum sistem informasi kesehatan yang ada pada
Kurikulum Pendidikan Keperawatan DIII, sebagai pegangan bagi dosen dan
mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran di laboratorium sesuai
dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan konten
pembelajaran yang dibahas selama proses belajar terstandar untuk semua dosen
pada pendidikan Keperawatan DIII.
Pembelajaran praktikum ini telah disesuaikan dengan kurikulum dari segi
kedalaman dan keluasan materi pembelajaran, serta menggunakan strategi
pembelajaran menggunakan pendekatan Student Center Learning (SCL).
Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan agar pembelajaran praktikum
keperawatan dasar menjadi terarah, mudah, berorientasi pada pendekatan SCL
dan terutama mempunyai kesamaan dalam keluasan dan kedalaman materi
pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
dan menghantar mahasiswa untuk berhasil dengan baik pada ujian akhir ataupun
Uji Kompetensi.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Keperawatan DIII di Institut
Kesehatan Medistra Lubuk Pakam dan segenap dosen serta semua pihak yang
telah berkontribusi sampai terbitnya modul praktikum ini. Semoga modul ini
dapat bermanfaat bagi dosen maupun mahasiswa program Keperawatan DIII.

Lubuk Pakam, Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
VISI DAN MISI ............................................................................................................. iii
TOPIK 1
Perpektif keperawatan maternitas ................................................................................. 1
TOPIK 2
Isu dan tren keperawatan maternitas ............................................................................ 2
TOPIK 3
Peran dan fungsi perawat maternitas............................................................................. 3
TOPIK 4
Konsep keperawatan ibu hamil....................................................................................... 4
TOPIK 5
Konsep keperawatan ibu intranatal dan bayi baru lahir ................................................ 6
TOPIK 6
Konsep keperawatan ibu post partum............................................................................ 8
TOPIK 7
Konsep keperawatan ibu dengan masalah reproduksi ................................................... 10
TOPIK 8
Ragam gangguan reproduksi........................................................................................... 14
TOPIK 9
Aplikasi proses keperawatan pada ibu hamil, intranatal,post partum dan
repsoduksi ...................................................................................................................... 15
TOPIK 10
Tindakan keperawatan pada ibu .................................................................................... 16
TOPIK 11
Tindakan keperawatan pada ibu dengan gangguan repsoduksi .................................... 17
TOPIK 12
Memahami keperawatan maternitas ............................................................................. 17
TOPIK 13
Peran perawat keperawatan maternitas ........................................................................ 18
TOPIK 14
Tujuan keperawatan maternitas ..................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

ii
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Visi
Menjadi institut yang unggul dan profesional dalam bidang kesehatan di
tingkat Nasional dan Asia tahun 2028.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang unggul, berkarakter,
dan kompeten yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan globalisasi;
2. Menyelenggarakan penelitian yang inovatif, produktif dan responsif
terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan masyarakat;
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan
nilai dan tanggung jawab sosial; dan
4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah,
dunia usaha, dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi


Visi
Menghasilkan lulusan yang unggul dalam bidang keperawatan trauma dan
manual terapi yang mampu bersaing secara nasional dan menuju regional Asia
tahun 2024.

Misi
1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan
berbagai fasilitas belajar, metode, dan sistem pembelajaran kelas dan
praktik (laboratorium, RS, dan pelayanan kesehatan lainnya) sehingga
menghasilkan karakter yang unggul, kompeten dan excellent service;
2. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan program riset keperawatan
dan fisioterapi di tingkat lokal maupun nasional dengan menggunakan
pendekatan riset kolaboratif dalam bidang ilmu keperawatan dan
fisioterapi;
3. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis
riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan di tingkat

iii
nasional bahkan kawasan regional Asia dengan menekankan upaya
pendekatan preventive health science;
4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah,
dunia usaha, dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

Program Studi Keperawatan Diploma Tiga


Visi
Menjadi Program Studi Keperawatan Diploma Tiga yang unggul dalam bidang
keperawatan trauma dan menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara
nasional dan menuju regional Asia tahun 2024.

Misi
1. Meningkatkan kualitas Dosen melalui pendidikan formal berjenjang dan
berlanjut serta non formal melalui pendidikan dan pelatihan non gelar.
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang terselenggaranya proses
pembelajaran.
3. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum Program Studi
Keperawatan Diploma Tiga dengan keunggulan keperawatan trauma.
4. Melaksanakan penelitian sesuai dengan roadmap penelitian di bidang
keperawatan terutama keperawatan trauma.
5. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan hasil penelitian
di bidang keperawatan terutama keperawatan trauma.
6. Memperluas jaringan kerjasama baik di dalam maupun luar negeri yang
mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi.
7. Melaksanakan penjaminan mutu dalam penyelenggaraan program studi.

iv
TOPIK I

1. KONSEP KEPERAWATAN MATERNITAS

Landasan Kep. Maternitas Konsep Keperawatan (Lokakarya Nasional


Keperawatan) Bentuk pel. Profesional yg mrp. Bag.integral dr pel.kes didsrkan
pd ilmu & kiat kep. Meliputi pel bio-psiko-sosio-spiritual scr komprehensif yg
ditujukan kpd individu, klg, masy baik sehat/sakit mencakup seluruh proses
kehidupan manusia

Perawatan Maternitas Pel. Kep. Profesional yg ditujukan kpd wanita usia


subur beserta keluarganya, berkaitan dgn sistem reproduksi pd masa : Di luar
hamil Masa kehamilan Masa melahirkan Masa nifas sampai dgn 6 minggu
Bayi s/d usia 40 hari beserta keluarganya

Fokus Pel.Kep.Mater nitas Pemenuhan KDM dgn pendekatan Proses Kep.

Falsafah Kep. Maternitas Tujuan Utama Mempromosikan & mempertahankan


kes.klg seoptimal mungkin utk menjamin kelanjutan klg sehat bahagia
Landasan nilai-nilai keyakinan Fokus pd klg & masy Semua individu berhak
mendapatkan pel.kes. Berkualitas & optimal Tugas perkembangan klg Pel.
Lebih bersifar preventif & suportif Mendorong interaksi positif Sikap, nilai &
perilaku sehat dipengaruhi latar belakang

Tempat Pel.Kep Maternitas Rumah sakit Rumah bersalin Puskesmas


Komunitas

Sasaran Pel.Kep.Maternitas Wanita Usia Subur (WUS) Pasangan Usia


Subur (PUS) Wanita hamil & janin Wanita pd masa persalinan Wanita pd
masa nifas sampai dgn 6 minggu BAYI s/d 40 hari Keluarga / masyarakat

Peran & Ruang lingkup Kep. Maternitas Pelaksana & pengelola

1
TOPIK 2

Tren dan Isu Keperawatan Maternitas


• Perubahan lingkungan perawatan kesehatan. ...
• Kemajuan dalam teknologi. ...
• Populai Khusus. ...
• Kehamilan para remaja. ...
• Wanita menunda kehamilan karena pendidikan dan karier. ...
• Drug abuse, HIV, PHS. ...
• Partisipasi konsumen. ...
• Masalah moral/etis.

TOPIK 3
Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Maternitas
Peranan atau tingkah laku perawatan yang diharapkan dan dinilai oleh masyarakat
dalm memberikan pelayanan ibu dan bayi baru lahir:

• Sebagai pelaksana keperawatan (caregiver)


• Sebagai pendidik (teacher)
• Sebagai communicator
• Sebagai penasehat (counselor)
• Sebagai researcher
• Sebagai pembela (advocate)
• Sebagai manajer
8. Lingkup Peran Maternitas
• Membantu klien memperoleh kembali kesehatannnya
• Membantu yang sehat memelihara kesehatannya
• Membantu yang tidak bias disembuhkan untuk mencegah masalah lebih
lanjut

2
TOPIK 4

Konsep Dasar Kehamilan Konsepsi atau biasa disebut fertilisasi terjadi ketika
inti sel sperma dari laki–laki memasuki inti sel ovum dari perempuan (Chapman
& Durham, 2010). Ovum yang sudah dibuahi (dinamakan zigot) memerlukan
waktu 6–8 hari untuk berjalan ke dalam uterus. Perjalanannya di sepanjang tuba
falopi dibantu oleh kerja peristaltik tuba, gerakan mendorong zigot yang
dilakukan oleh silia pada dinding tuba dan cairan yang dihasilkan oleh epitelium
bersilia. Sekitar 10 hari setelah terjadi fertilisasi, zigot berkembang menjadi
blastokist dan akan menanamkan dirinya dalam endometrium.
Implantasi/penanaman/ nidasi biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri
(bagian atas badan uterus).

B . Kehamilan Trimester I, II, III Pasti Anda sudah mengenal pengertian


trimester I, II, dan III. Status obstetrik atau status kehamilan seorang ibu dapat
dituliskan dengan G …. P …. A ….. G menunjukkan berapa banyak ibu pernah
mengalami hamil. P menunjukkan berapa kali ibu pernah melahirkan baik per
vaginam (melalui jalan lahir) maupun per abdominal (melalui operasi), baik
premature, matur, ataupun post–matur/serotinus. A menunjukkan bahwa berapa
kali ibu mengalami abortus (keguguran)/curettage (kuret). Ibu hamil harus
mengetahui kapan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Hal ini dimaksudkan
agar petugas kesehatan dapat mengetahui kapan taksiran persalinan (TP) ibu
hamil tersebut. Tujuannya adalah petugas kesehatan dapat mengetahui apakah
ibu hamil tersebut memiliki usia kehamilan yang sesuai dengan persalinannya
atau tidak. Usia kehamilan yang matur/normal atau fisiologis adalah antara 37–
41 minggu. Jika usia kehamilan antara 32–36 minggu, maka kehamilannya
adalah kehamilan premature. Jika usia kehamilan lebih dari 42 minggu, maka
kehamilannya adalah kehamilan postmatur/ serotinus.

c. Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil a. Sistem reproduksi payudara Kehamilan


akan menyebabkan peningkatan jumlah estrogen dan progesteron, mulanya
diproduksi oleh korpus luteum dan kemudian plasenta, meningkatnya aliran darah
ke payudara, prolaktin meningkat, yang diproduksi oleh pituitary anterior. Tanda
klinis dan gejala yang dapat muncul pada payudara antara lain ketegangan,

3
perasaan penuh, dan peningkatan berat payudara sampai 400 gram. Selain itu ibu
juga dapat merasakan pembesaran payudara, puting susu, areola, dan folikel
Montgomery (kelenjar kecil yang mengelilingi puting susu). Ibu akan memiliki
striae, karena penegangan kulit payudara untuk mengakomodasi pembesaran
jaringan payudara. Pada permukaan payudara akan tampak vena karena
meningkatnya aliran darah. Memproduksi kolostrum, sekresi

TOPIK 5

1. Pengertian Periode neonatal/neonates/BBL adalah periode sejak bayi lahir


sampai 28 hari pertama kehidupan. Selama beberapa minggu, neonatus
mengalami masa transisi dari kehidupan intrauterine ke extrauterine dan
menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. Kebanyakan neonatus yang matur
(matang usia kehamilannya) dan ibu yang mengalami kehamilan yang sehat dan
persalinan berisiko rendah, untuk mencapai masa transisi ini berjalan relatif
mudah.

2. Adaptasi fisiologis Adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir antara lain
(Chapman & Durham, 2010; Bobak & Lowdermilk, 2005; Kinzie & Gomez,
2004; Perry et all, 2010; Pilliteri, 2003; Reeder, Martin, Griffin, 2011; Novita,
2011) dijelaskan sebagai berikut.

a. Sistem Pernafasan Sebelum lahir, O2 janin disuplai oleh plasenta, sehingga


agar neonates dapat bertahan, maka maturasi organ paru sangat penting karena
proses ini melibatkan faktor fisik, sensorik, dan kimiawi (perubahan tekanan dari
kehidupan di dalam uterus dan kehidupan di luar uterus mungkin menghasilkan
stimulasi fisik untuk mempercepat pernafasan. Karakteristik Pernapasan BBL
(nenonatus) 1) Jam–jam pertama sering disebut periode reaktivitas. 2) Respirasi
Rate (RR) BBL normal 30–60x/menit tapi kecepatan dan kedalamannya tidak
teratur, nafas dapat berhenti sampai 20 detik, RR bisa sampai 80x/menit. 3)
Dapat terjadi nafas cuping hidung, retraksi dada. b. Sistem kardiovaskuler
Menilai volume darah pada BBL sulit. Saat dilakukan klem pada tali pusat
terjadi peningkatan volume darah yang cepat sehingga menekan vaskularisasi

4
jantung dan  Keperawatan Maternitas  97 paru. BBL dapat menjadi
hiperbilirubinemia selama minggu–minggu pertama kehidupannya sebagai hasil
dari pemecahan hemoglobin tambahan. Sirkulasi perifer pada BBL agak lambat
sehingga terjadi sianosis residual pada area tangan, kaki, dan sirkumoral BBL.
Frekuensi nadi cenderung tidak stabil, dan mengikuti pola yang serupa dengan
pernapasan. Frekuensi nadi normal 120–160 x/ menit. Karakteristik
kardiovaskuler pada BBL

1) Jika BBL menangis, Heart Rate (HR) dapat mencapai 180 x/menit, namun
jika BBL tidur maka HR turun menjadi 100 x/menit. Perubahan sirkulasi
menyebabkan darah mengalir ke paru–paru.

2) Perubahan tekanan di (paru–paru, jantung, pembuluh darah besar)


menyebabkan menutupnya foramen ovale, duktus arteriosus, duktus venosus.

3) Inspirasi O2 menyebabkan vena pulmonal dilatasi sehingga resistensi


vaskuler di pulmonal menurun (tekanan di atrium kanan, ventrikel kanan, arteri
pulmonal menurun sehingga terjadi peningkatan aliran darah pulmonal)

4) Kondisi yang mempengaruhi penutupan duktus: peningkatan konsentrasi O2


dalam darah, penurunan prostaglandin (dari plasenta), asidosis (PO2 menurun,
pH menurun PCO2 meningkat)

5
TOPIK 6
a.Definisi Post Partum
atau masa nifas adalah masa dimulainya beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan (Yanti dan Sundawati, 2011). Masa nifas
(puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yang
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009).
b. tahap Masa Nifas Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu : 1. Puerperium
Dini Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-
jalan (Sundawati dan Yanti, 2011). Puerperium dini merupakan masa kepulihan,
pada saat ini ibu sudah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (Ambarwati,
2010). 2. Puerperium Intermedial Suatu masa dimana kepilihan dari organ-organ
reproduksi selam kurang lebih 6 minggu (Sundawati dan Yanti, 2011).
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan ala-alat genetalia secara
menyuluruh yang lamanya sekitar 6-8 minggu (Ambarwati, 2010). 3. Remote
Puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam
keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi (Sundawati dan Yanti, 2011).
Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1. Perubahan sistem reproduksi a. Involusi uterus Menurut Yanti dan Sundawati
(2011) involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana
uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses involusi uterus adalah sebagai
berikut :
1) Iskemia miometrium. Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang
terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus
menjadi relative anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.
2) Atrofi jaringan. Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormone
estrogen saat pelepasan plasenta.
3) Autolysis Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam
otot uterus. Enzim proteotik akan memendekan jaringan otot yang telah
mengendur sehingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5
kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan. Hal ini disebabkan

6
karena penurunan hormone estrogen dan progesterone.
4) Efek oksitosin. Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot
uterus sehingga akan menekan pembuluh darah dan 7 mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi
situs atau tempat implantasi plasenta

TOPIK 7
INFEKSI Infeksi vagina yang umum terjadi seperti vaginitis bakterial,
Trichomonas vaginalis dan kandidiasis vulvovaginalis dapat terjadi sepanjang
kehidupan wanita. 1. Infeksi klamidia Chlamydia trachomatis, patogen bakteri
yang paling umum ditularkan melalui hubungan seksual. Wanita dan pria yang
memiliki pasangan seksual lebih dari satu merupakan kelompok berisiko
tinggi. a. Gonore Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu
bakteri jenis diplokokus. Meskipun gonore merupakan suatu PMS, penyakit
ini juga ditularkan melalui kontak langsung dengan lesi terinfeksi dan secara
tidak langsung melalui benda mati atau fomites. Penularan sendiri sering
terjadi melalui tangan yang terkontaminasi. Gonore seringkali muncul hanya
menimbulkan gejala ringan dan muncul secara tak terduga di traktus genitalia
bagian bawah. Periode inkubasi dua sampai lima hari. Gejala infeksi pada
traktus genitalia bagian bawah mencakup disuria, sering berkemih, rabas
purulen hijau kuning dalam jumlah banyak di os servikalis, nyeri tekan di
servikal, vulvovaginitis, bartolinitis, dispareunia dan perdarahan setelah
koitus. Bengkak dan nyeri pada kelenjar bartolin dan nyeri tekan pada kelenjar
getah bening di lipat paha biasanya menyettai infeksi. Wanita dan pria yang
memliki pasangan seksual lebih dari satu merupakan kelompok berisiko
tinggi. Pengobatan ceftriakson dosis tunggal .Semua pasangan seksual harus
diobati dan penggunaan kondom dianjurkan saat melakukan hubungan seksual
oral dan hubungan seksual genital. b. Sifilis Sifilis disebabkan oleh Spirokaeta
Treponema pallidum dengan masa inkubasi beberapa minggu. Beberapa
metode pengkajian klinis sifilis, setiap pemeriksaan antibodi dapat menjadi
reaktif jika individu sedang terinfeksi karena sistem tubuh memerlukan waktu

Pengkajian :

7
1) Riwayat PMS.
2) Jumlah pasangan seksual.
3) Frekuensi hubungan seksual dalam satu minggu.
4) Penggunaan obat–obatan IV (pasangan).
5) Merokok.
6) Mengkomsumsi alkohol.
7) Gizi buruk.
8) Stres.
9) Keletihan yang sangat tinggi.
10) Riwayat infeksi saluran kemih

TOPIK 8
1. Vaginitis
Penyakit pada sistem reproduksi wanita yang pertama adalah vaginitis. Vaginitis
adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita dengan kondisi vagina yang
mengalami infeksi. Infeksi pada vagina disebabkan oleh beberapa jenis
mikroorganisme, yaitu seperti bakteri, jamur, dan parasit.

Penyakit pada sistem reproduksi ini bisa menyerang vagina langsung atau melalui
perineum. Penyakit vaginitis bisa disebabkan oleh jamur Candida Albicans,
bakteri Gardnerella, parasit Trichomonas Vaginalis, dan virus.

Penderita dari vaginitis sendiri akan memiliki beberapa gejala yang dapat diamati,
seperti nyeri hebat pada vagina, disuria, pruritas di vulva, ruam bibir vagina,
edema vukva, vagina bau busuk, dan perdarahan vagina.

2. Condiloma Accuminata
Condiluma accuminata merupakan penyakit pada sistem reproduksi wanita yang
dapat disebabkan oleh adanya virus yang disebut dengan human papiloma.

8
Virus tersebut juga merupakan virus penyebab kutil. Wanita yang mengalami
penyakit condiloma accuminata sebaiknya segera diobati. Hal ini dikarenakan
obat condiluma accuminta bisa berkembang menjadi kanker pada organ lainnya
seperti rahim wanita.

3. Kanker Ovarium
Penyakit pada sistem reproduksi yang berikutnya adalah kanker ovarium. Kanker
ovarium biasanya berawal dari kista ovarium yang merupakan tumor jinak dan
kecil yang ada di dalam rahim.

Kista ovarium yang paling sering terjadi adalah kista dermoid, kista lutein, dan
kista cokelat. Tumor jinak atau kista ovarium tersebut lambat laun akan
berkembang menjadi semakin besar dan ganas yang menjadi kanker ovarium.

Tumor ganas atau ovarium (kanker ovarium) dengan ukuran yang besar akan
dapat menyebabkan kelainan letak janin. Penyebab penyakit kanker ovarium
disebabkan oleh gaya hidup yang keliru, asupan, kurang olahraga, dan lainnya.
Berhati-hatilah kamu jika memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur karena itu
merupakan gejala dari penyakit kanker ovarium.

9
TOPIK 9

Neoplasia mengacu pada pertumbuhan jaringan baru, yang juga disebut tumor.
Sebagian besar jaringan tubuh mempunyai kemampuan untuk mengalami
perubahan neoplasti. Neoplasia benigna merupakan sel yang tumbuh secara
lambat, terorganisasi dengan baik, dan tidak menyerang jaringan lain si
sekitarnya. Neoplasia umumnya tidak mengancam jiwa penderita. Neoplasia
maligna, yang dengan istilah kanker, merupakan sel yang tumbuh dengan sangat
cepat, tidak terorganisasi, dan sering kali menyerang jaringan lain dan sekitarnya.
Kanker dapat tumbuh menyebar jauh dari lokasi tumor asalnya. Suatu proses yang
disebut metastasis. Sebagian besar neoplasia maligna berpotensi mengancam jiwa.
Tumor tipe tertentu lebih berbahaya dan agresif daripada tumor lain. Neoplasia
maligna dapat memberi pengaruh sangat jelas pada fungsi fisiologis tubuh, konsep
diri, kemampuan koping, seksualitas, fungsi keluarga, dan spiritualitas. Neoplasia
benigna memberikan banyak tantangan serupa, terutama selama proses diagnosis,
tetapi tidak sampai mengancam jiwa dan kesejahteraan. Perawat dapat membantu
wanita dan keluarganya agar dapat melalui pengalaman yang sulit ini,
memberikan edukasi, dukungan, dan empati.

1. Neoplasia Serviks Perubahan pada sel serviks biasa terjadi, disertai dengan
beragam karakteristik histologis. Sel–sel pada taut skuamokolumnar, yang juga
disebut zona transformasi, sering kali mengalami perbaikan. Pada proses ini, sel
kolumnar (endoserviks) berubah menjadi sel epitel skuamosa (ektoserviks) di
bawah pengaruh aktivitas hormon gonadotropin. Perubahan neoplasti pertama kali
terjadi pada taut skuamokolumnar. Kanker serviks terutama dialami oleh wanita
dewasa muda dan dewasa pertengahan. Kanker serviks merupakan kanker yang
paling sering terjadi pada wanita berusia kurang dari 35 tahun. Terdapat hubungan
kuat antara neoplasia intraepitel serviks (cervical intraepithelial neoplasia, CIN)
dan virus papiloma manusia (human papillomavirus, HPV) tipe 16 dan 18, yang
dapat berkembang dengan cepat (dalam waktu 3 tahun) untuk menjadi penyakit
invasif. Virus herpes simpleks tipe 2 dan infeksi sitomegalovirus juga dapat
mengawali terjadinya CIN. Virus tersebut mengubah inti DNA sel serviks yang

10
belum matang. Apabila terpapar dengan semen dari banyak pasangan seksual
mendorong terjadinya proses

TOPIK 10

a.Pemeriksaan fisik Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebagai perawat


dianjurkan untuk mengukur tanda - tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah,
nadi, respirasi, dan suhu. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil yang dilakukan
meliputi (Reeder, Martin, Griffin, 2011) pemeriksaan :

a. Kepala dan leher Lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan mulut.
Lalu palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau tidak?

b. Dada dan jantung Lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan stetoskop


daerah jantung dan paru–paru.

c. Payudara Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak, palpasi area
payudara dan axilla di seluruh kuadran

. d. Kulit Inspeksi adanya linea nigra, striae gravidarum.

e. Ekstremitas Lakukan pemeriksaan reflex patella dengan menggunakan reflex


hammer. Gambar 2.7. Pemeriksaan reflex patella dengan reflex hammer.

f. Abdomen Lakukan pengukuran tinggi fundus uterus (TFU), lakukan palpasi


abdomen, auskultasi denyut jantung janin. Denyut jantung janin yang diauskultasi
dengan USG Doppler dalam trimester pertama, biasanya antara kehamilan sekitar
10 dan 12 minggu. Denyut jantung janin normal berada antara 120 x/menit sampai
160 x/menit.

g. Vagina vulva Lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak warna kebiruan
pada mukosa vagina, terjadi peningkatan leukorhea/ keputihan.

11
h. Panggul Komponen bimanual pemeriksaan panggul memungkinkan pemeriksa
untuk meraba dimensi pembesaran rahim internal. Informasi ini membantu
memperkirakan usia kehamilan, baik mengkonfirmasikan taksiran persalinan (TP)
berdasar HPHT atau menyediakan informasi dalam HPHT tertentu. Hal ini
penting untuk menentukan TP akurat  Keperawatan Maternitas  53 sedini
mungkin dalam kehamilan karena banyak keputusan intervensi yang berkaitan
dengan waktu dan pengelolaan kehamilan didasarkan pada usia kehamilan yang
ditentukan oleh TP tersebut. Pelvimetri klinis (pengukuran dimensi dari tulang
panggul melalui palpasi selama pemeriksaan panggul internal) dapat dilakukan
selama pemeriksaan awal panggul. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
setiap variasi dalam struktur panggul yang mungkin menghambat atau
menghalangi janin melewati panggul tulang selama kelahiran vagina. 3.
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal
kehamilan untuk memberikan data tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan
dan untuk mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi (Reeder, Martin, Griffin,
2011). Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan antara lain pemeriksaan
golongan darah, ultrasonografi (USG), pemeriksaan urin (apakah terdapat
proteinuri atau glukosuria). Ada beberapa hasil pengkajian yang.

12
TOPIK 11

Asuhan Keperawatan Pengkajian Kaji riwayat penggunaan kontrasepsi, seksual,


obstetri, menstruasi secara terinci, pernah ditangani oleh tenaga kesehatan
sebelumnya, gaya hidup, budaya mengatasi masalah. Nyeri yang dirasakan, efek
aktivitas sehari–hari, obat–obatan yang digunakan dan resep untuk meredakan
rasa tidak nyaman. Emosi, perilaku, fisik, diet, pola latihan dan pola istirahat.
Diagnosa Keperawatan a. Resiko tinggi terhadap koping individu atau keluarga
tidak efektif yang berhubungan dengan:

1. Kurangnya pengetahuan tentang penyebab.  Keperawatan Maternitas  159


2. Efek fisiologis dan gangguan emosional. b. Kurang pengetahuan yang
berhubungan dengan: 1. Perawatan diri. 2. Terapi yang tersedia untuk mengatasi
gangguan. c. Resiko tinggi gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan
gangguan mentruasi. d. Resiko tinggi harga diri rendah yang berhubungan
dengan: 1. Persepsi orang lain tentang rasa tidak nyaman. 2. Ketidakmampuan
untuk hamil. e. Nyeri yang berhubungan dengan gangguan menstruasi. Hasil yang
diharapkan Setelah data dikumpulkan dan ditinjau kembali, hasil akhir yang
diharapkan dan rencana keperawatan dikembangkan, hasil akhir yang diharapkan
meliputi : a. Wanita akan mengungkapkan pemahaman tentang penyebab
gangguan dan progam pengobatan. b. Wanita/pasangan akan memahami dan
menerima kondisinya dan respon fisik serta respon emosional terhadap siklus
mentruasi. c. Wanita/pasangan akan mengembangkan tujuan personal yang
bermanfaat bagi dirinya baik secara emosional maupun fisik. d. Wanita/pasangan
akan memilih tindakan teurapetik yang sesuai. e. Wanita/pasangan akan berhasil
beradaptasi terhadap kondisi yang ada, jika gangguan yang dialaminya tidak dapat
disembuhkan.

Evaluasi Keperawatan Gangguan yang dikaitkan dengan menstruasi dapat


merusak kualitas hidup wanita dan keluarga. Apabila wanita melaporkan suatu
kemajuan dalam kualitas hidupnya, ketrampilan perawatan diri, konsep diri yang
positif maka dapat dikatakan bahwa perawatan yang diberikan efektif. .

13
TOPIK 12

Dalam kurun waktu 100 tahun, perawatan maternitas sudah mengalami banyak
perubahan sebagai respon dari kemajuan teknologi, obat, perawatan dan keinginan
individu dari pasangan yang memiliki anak. Perubahan signifikan yang menjadi
tren saat ini adalah meningkatnya kelahiran secara Caesar dan induksi persalinan.
Manajemen persalinan dan kelahiran telah beralih dari intervensi obstetri
sederhana dan kelahiran secara natural menjadi intervensi obstetri yang lebih
canggih dan kelahiran yang dapat dikontrol, pada generasi saat ini terdapat
dorongan untuk memanfaatkan teknologi tersebut.

a. Kode Etik

Kode etik keperawatan berdasarkan American Nurses Association (ANA):

1) Kewajiban setiap perawat.

2) Standar etika profesi yang tidak dapat diperbincangkan.

3) Pemahaman keperawatan dan komitmennya terhadap masyarakat.

b. Prinsip Etik

Etik dan masalah sosial yang mempengaruhi kesehatan wanita hamil dan fetus
menjadi lebih kompleks karena kemajuan teknologi dalam reproduksi, perawatan
maternitas dan perawatan neonatal. Perawat merupakan seorang profesional yang
dibutuhkan untuk memberikan perawatan yang kompeten dan beretika. Beberapa
etika terkair perawatan pasien diantaranya adalah :

1) Hak untuk menentukan pilihan sendiri.

2) Menghormati orang lain : prinsip bahwa semua orang sama pentingnya.

3) Kewajiban untuk mengerjakan dengan baik.

4) Kewajiban untuk tidak melakukan kesalahan.

14
5) Keadilan dalam memperlakukan semua orang.

6) Kewajiban untuk menepati janji.

TOPIK 13

Kemampuan perawat memberikan asuhan keperawatan secara konprhensif dengan


cara / pendekatan tertentu dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan
pada klien :

1. Menyusi yang peduli


2. Menyusui berbagi
3. Menyusui Tertawa
4. Menyusui Cryng
5. Menyusui adalah menyentuh
6. Menyusui membantu

A. Kebijakan Pelayanan Keperawatan Maternitas


• Memberikan pelayanan tenaga terlatih
• Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat
• Meningkatkan penerimaan gerakan KB
• Memberikan pendidikan dukun beranak
• Meningkatkan system

15
B. Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Maternitas
Peranan atau tingkah laku perawatan yang diharapkan dan dinilai oleh masyarakat
dalm memberikan pelayanan ibu dan bayi baru lahir:

• Sebagai pelaksana keperawatan (caregiver)


• Sebagai pendidik (teacher)
• Sebagai communicator
• Sebagai penasehat (counselor)
• Sebagai researcher
• Sebagai pembela (advocate)
• Sebagai manajer

C. Lingkup Peran Maternitas


• Membantu klien memperoleh kembali kesehatannnya
• Membantu yang sehat memelihara kesehatannya
• Membantu yang tidak bias disembuhkan untuk mencegah masalah
lebih lanjut

D. Kegiatan Dalam Keperawatan Maternitas


• Promotif
• Preventif
• Kuratif
• Rehabilitatif

E. Pelayanan Keperawatan Maternitas Terlambat


• Identifikasi risiko tinggi dan komplikasi obstetri (provider)
• Pengambilan keputusan (pasien/klien dan keluarga)
• Dating ke pusat rujukan (geografi, transportasi)
• Penanganan di tempat rujukan (rumah sakit)

16
TOPIK 14

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan
akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya
tujuan kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan maternitas
adalah:

a. Pengembangan pendidikan keperawatan.


Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan
perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi
dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan
pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional
dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal
SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.

b. Memantapkan system pelayanan perawatan professional


Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik
keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di
lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.

c. Penyempurnaan organisasi keperawatan


Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis
serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi
kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan
yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri
dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan
harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.

3. Peran Perawat

17
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
a. Pelaksana
Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat pelayanan
kesehatan.
b. Pendidik
Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat memberikan
pendidikan kepada klien.
c. Konselor
Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling
kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan dan konseling
d. Role model bagi para ibu
Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan maternitas.
e. Role model bagi teman sejawat
Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat.
f. Perumus masalah
Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan merumuskan masalah
tersebut.
g. Ahli keperawatan
Perawat harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Heardman, H et.al. (2012).NANDA international nursing diagnoses: Definitions


&classification 2012–2014.John Wiley & Sons Inc:USA Indrajit

E (2001). Management System Information and InformationTechnology.Jakarta:


Gramedia group

Marquis.B.L and Huston,C.J (2014). Leadership roles and management


functions in Nursing.Philadelpia: Lippincott

Saba, K., ( 2001). Essentials of computer for nurses. USA: Mc.Graw-Hill Comp

19
20

Anda mungkin juga menyukai