Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nusantara Vol. 1 No. 2, hal.

127 - 131
eISSN: 2986-3163 Copyright © NAFATIMAH GRESIK PUSTAKA
Homepage: https://nafatimahpustaka.org/pengmas/

PENYULUHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DAN


PENATALAKSANAAN HIPERTERMI DI RUMAH SEBAGAI
UPAYA PENCEGAHAN DEHIDRASI

Istiroha *1), Roihatul Zahroh 2), Nono Triono 3)


1,3)
Program Studi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Gresik
2)
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Gresik
*Email: istiroha08@gmail.com

Abstrak

Demam Berdarah Dengue (DBD) mengakibatkaan demam/hipertermia dan peningkatan permeabilitas pembuluh
darah sehingga beresiko tinggi mengalami dehidrasi. Kurangnya informasi menyebabkan masyarakat kurang
waspada terhadap penyakit DBD. Pemberian pendidikan kesehatan/ penyuluhan merupakan dasar utama berhasilnya
suatu pengobatan. Tujuan pengabdian masyaraakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penyakit DBD dan penatalaksanaan hipertermi di rumah. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini berupa
pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien di Ruang tunggu pasien di salah satu rumah sakit di Surabaya.yang
dilaksanakan dengan metode ceramah, dan diskusi tanya jawab serta dengan media power point dan leaflet. Tahapan
kegiatan dimulai dari persiapan SAP dan kontrak dengan peserta, kemudian saat pelaksaan dimulai dengan menggali
pengetahuan tentang DBD, penyampain materi, diskusi dan tanya jawab, dan evaluasi hasil dengan memberikan
pertanyaan kepada peserta. Hasil evaluasi proses penyuluhan didapatkan kegiatan penyuluhan dilaksanakan sesuai
dengan rencana dan kontrak waktu, peserta antusias dan aktif bertanya serta menjawab pertanyaan, peserta juga tertib
dan tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum kegiatan diakhiri. Pada evaluasi hasil didapatkan pengetahuan
peserta tentang penyakit DBD dan penatalaksanaan hipertermia di rumah meningkat dibuktikan dengan peserta
mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Penyuluhan penyakit demam berdarah dengue dan penatalaksanaan
hipertermi di rumah dapat meningkatkan pengetahuan keluarga pasien tentang DBD dan penatalaksanaan hipertermia
di rumah. Diharapakan keluarga pasien dan masyarakat luas dapat diberikan penyuluhan secara rutin sehingga
masyarakat dapat menajaga perilaku hidup dan bersih serta terhindar dari komplikasi penyakit DBD.

Kata kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Hipertemi, Pencegahan Dehidrasi, Penyuluhan

Abstract

Dengue fever (DHF) results in fever/hyperthermia and increased vascular permeability resulting in a high risk of
dehydration. Lack of information causes people to be less aware of DHF. Providing health education / counseling is
the main basis for successful treatment. The purpose of this community service is to increase community knowledge
about DHF disease and management of hyperthermia at home. The method of implementing this community service
is in the form of health education to the patient's family in the patient's waiting room at one of the hospitals in
Surabaya, which is carried out using lecture methods, and question and answer discussions as well as with power
point media and leaflets. The stages of the activity are exploring knowledge about DHF, delivering material,
discussion and question and answer, and evaluating the results. The results of the evaluation of the counseling
process obtained that the counseling activities were carried out according to the plan and time contract, the
participants were enthusiastic and actively asked and answered questions, the participants were also orderly and
did not leave the counseling place before the activity ended. In the evaluation of the results, it was found that the
participants' knowledge about dengue fever and hyperthermia management at home increased. Counseling on
dengue hemorrhagic fever and hyperthermia management at home can increase the knowledge of patient families
about dengue fever and hyperthermia management at home. It is hoped that the patient's family and the wider

127
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nusantara Vol. 1 No. 2, hal. 127 - 131
eISSN: 2986-3163 Copyright © NAFATIMAH GRESIK PUSTAKA
Homepage: https://nafatimahpustaka.org/pengmas/

community can be provided with routine counseling so that the community can maintain a healthy and clean behavior
and avoid complications of dengue fever.

Keywords: Dengue Fever (DHF), Hypertension, Dehydration Prevention, Counseling

Pendahuluan

Demam dengue meruapakan penyakit akibat nyamuk yang berkembang paling pesat di dunia. Dengue
Hemoragic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
dengue melalui gigitan nyamuk Aedes terutama Aedes aegypti. DBD dapat mengakibatkaan demam/peningkatan
suhu tubuh (hipertermia), kebocoran plasma, hemostasis tidak teratur dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
sehingga pasien dapat mengalami kekurangan cairan dan dapat mengancam jiwa [1]. Pada tahun 2022 jumlah
kejadian DBD di Surabaya meningkat dari pada tahun 2021. Diketahui pada tahun 2021 ditemukan 11 kasus dan
meningkatkan menjadi 187 kasus pada tahun 2022 [2]. Tingginya pasien DBD di Surabaya diketahui masyarakat
kurang terpapar informasi penyebab dan tanda gejala DBD sehingga masyarakat kurang waspada terhadap masalah
tersebut. Selain itu, masyarakat kurang terpapar informasi tentang cara penangangan pertama dan pencegahan
komplikasi DBD sehingga pasien sering mengalami gejala dehidrasi. Upaya yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya
untuk pencegahan penyebaran DBD adalah dengan sosialisasi 3M (menguras, menutup, mendaur ulang) dan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) [2], namun upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang penanganan
pertama dan pencegahan komplikasi DBD belum ada sehingga edukasi tentang penyakit DBD dan pencegahan
komplikasi perlu dilakukan.
Angka kejadia di Indonesia pada tahun 2020 tersebar di 472 kabupaten/kota di 34 Provinsi, sedangkan
kematian Akibat DBD terjadi di 219 kabupaten/kota. Data Proporsi DBD berdasarkan darai Kementerian Kesehatan
pada tahun 2020 per golongan umur antara lain < 1 tahun sebanyak 3,13%, 1 – 4 tahun sebanyak 14,88%, 5 – 14
tahun sebanyak 33,97%, 15 – 44 tahun sebanyak 37,45%, dan > 44 tahun sebanyak 11,57 % [3]. Peningkatan kasus
DBD terus terjadi terutama saat musim hujan. Kementerian Kesehatan mencatat di tahun 2022, jumlah kumulatif
kasus Dengue di Indonesia sampai dengan Minggu ke-22 dilaporkan 45.387 kasus. Sementara jumlah kematian
akibat DBD mencapai 432 kasus [4].
Virus dengue yang dapat menyebabkan DBD ditransmisikan melalui nyamuk. Virus ini dapat menyebabkan
demam dengue ringan-sedang, Dengue Hemoragi Fever/ Demam Berdarah berat, hingga Dengue Shock Syndrome
(DSS) [5]. Pasien yang mengalami tanda gejala komplikasi dehidrasi (kehilangan cairan) harus diberikan dengan
larutan kristaloid isotonik, seperti salin normal 0,9%, ringer laktat, atau larutan Hartmann sesuai pedoman WHO.
Setelah pasien melewati masa yang mengancam jiwa, pemulihan penyakit dapat berlangsung cepat. Kesejahteraan
pasien terlihat saat kondisi umum tampak baik dan tubuh menyerap kembali cairan ekstravaskuler [1]. Pemberian
pendidikan kesehatan/ penyuluhan merupakan dasar utama berhasilnya suatu pengobatan [6]. Pendidikan merupakan
bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu.
Jadi dapat dikatakan pendidikan menentukan manusia untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan [7].
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap
perilaku pelajar dalam pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di SMK Kristen El’Fatah Manado [8]. Hasil
kegiatan pengabdian masyarakat pada Warga Desa Potronayan, Nogosari, Boyolali menunjukkan terjadi peningkatan
pengetahuan masyarakat setelah diberikan penyuluhan, dan pengetahuan masyarakt tentang demam berdarah lebih
baik dibandingkan dengan sebelum diberi penyuluhan dengan nilai p 0,005 [9].
Tujuan pengabdian masyaraakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyebab
dan tanda gejala DBD, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara mengatasi dan mencegah komplikasi
DBD, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan hipertermi di rumah.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 14 – 15 September 2022 di ruang tunggu
pasien di salah satu rumah sakit di Surabaya. Pada hari pertama pelaksana pengabdian melakukan survey pada
128
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nusantara Vol. 1 No. 2, hal. 127 - 131
eISSN: 2986-3163 Copyright © NAFATIMAH GRESIK PUSTAKA
Homepage: https://nafatimahpustaka.org/pengmas/

keluarga pasien tentang pengetahuan DBD, kemudian pada hari ke dua dilaksankan penyuluhan yang diikuti oleh 10
keluarga pasien. Kegiatan penyuluhan diawali dengan persiapan tempat, peralatan, dan perisapan peserta, kemudian
dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan penyuluhan dari pembukaan, pre test, penyampaian materi, diskusi dan
tanya jawab, dan evaluasi post tets, serta yang terakhir pembagian leaflet.
Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini berupa pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien di Ruang tunggu
pasien di salah satu rumah sakit di Surabaya.yang dilaksanakan dengan metode ceramah, dan diskusi tanya jawab.
Adapun media yaang digunakan adalah power point dan leaflet.
1. Tahap persiapan
Strategi pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan persiapan satuan acara penyuluhan (SAP), menyiapkan
materi dan media penyuluhan, kontrak dengan pasien dan keluarga pasien (waktu, tempat, topik). Selanjutnya pada
saat proses penyuluhan strategi yang digunakan agar materi mudah diterima oleh peserta adalah pemateri
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan tanya jawab langsung, serta pada akhir kegiatan tim pemateri akan
memberikan leaflet tentang materi yang diberikan.
2. Tahap pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan diawali dengan pengajuan beberapa pertanyaan tentang konsep penyakit DBD,
kemudian dilanjutkan dengan penyampain materi, setelah itu proses diskusi dan tanya jawab, dan pada akhir kegiatan
diajukan beberapa pertanyaan kembali tentang materi yang telah disampaikan sebagai evaluasi hasil kegiatan/post
test. Adapun materi yang diberikan meliputi: pengertian dan penyebab DBD, tanda dan gejala DBD, penatalaksanaan
DBD, pencegahan DBD, dan penanganan hipertermi di rumah.
3. Tahap evaluasi
Evaluasi keberhasilan pengabdian masyarakat dilaksanakan berdasarkan kriteria evaluasi struktur, proses, dan
hasil. Evalusi struktur akan dinilai berdasarkan kesiapan SAP, kesiapan materi dan media, kontrak waktu dengan
peserta (sasaran), kesiapan tempat, kesiapan pertanyaan untuk mengevaluasi hasil, dan kesesuaian waktu. Evaluasi
proses dinilai berdasarkan perhatian peserta saat proses penyuluhan dan antusiasme peserta dalam bertanya maupun
menjawab pertanyaan. Evaluasi hasil akan dinilai berdasarkan kemampuan peserta menjawab pertanyaan yang
diberikan, jika kemampuan peserta menjawab ≥80% pertanyaan yang diberikan maka penyuluhan dikatakan berhasil,
jika 50% – 80% dikatakan cukup berhasil, dan jika <50% dikatan kurang berhasil. Tahap pembuatan laporan ialah
tahap akhir dari tahap pengabdian. Tahap ini digunakan dalam penyusunan data yang telah diperoleh dari
kegiatan agar menjadi baik.

Gambar 1. Proses pemberian materi Gambar 2. Proses diskusi dan tanya jawab

Hasil dan Pembahasan

Hasil evaluasi proses penyuluhan didapatkan kegiatan penyuluhan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
kontrak waktu, peserta antusias pada materi yang penyuluhan dan aktif bertanya serta menjawab pertanyaan. Selain
itu peserta tertib dan tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum kegiatan diakhiri. Pada evaluasi hasil
129
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nusantara Vol. 1 No. 2, hal. 127 - 131
eISSN: 2986-3163 Copyright © NAFATIMAH GRESIK PUSTAKA
Homepage: https://nafatimahpustaka.org/pengmas/

didapatkan pengetahuan peserta tentang penyakit DBD dan penatalaksanaan hipertermia di rumah meningkat. Hal
ini dibuktikan dengan peserta dapat menjawab pertanyaan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
penatalaksanaan, pencegahan DBD, dan penatalaksanaan hipertemi dengan benar.
Pemberian penyuluhan tentang penyakit DBD dan penatalaksanaan hipertermi di rumah pada pengabdian
masyarakat ini diberikan dengan metode ceramah dan media power point. Diketahui bahwa penyuluhan kesehatan
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap seseorang sehingga menciptakan perilaku
sehat dalam kehidupan sehari-hari [10]. Penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah merupakan metode yang
umum digunakan dalam penyuluhan kesehatan, metode ini dapat dilakukan pada semua golongan umur baik anak-
anak, maupun kalangan dewasa. Hasil penelitian Analestariastuti dkk. menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan
kesehatan dengan metode ceramah pada siswa/siswi SD tentang penyakit DBD [10]. Selain itu, media power point
yang digunakan pada pengabdian ini juga dapat menunjang peningkatan penerimaan informasi peserta. Media power
point merupakan media untuk mempresentasikan materi kepada siswa yang menampilkan efek visual. Media visual
dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk fokus kepada isi pesan yang disampaikan, selain itu gambar
yang ditampilkan pada slide akan menggugah emosi dan sikap siswa, serta media visual mempunyai fungsi
kompensatoris yakni memberikan konteks untuk memahami teks yang membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali [11]. Hasil pengabdian ini sejalan
dengan hasil pengabdian Karuniawati, dkk. yang menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan yang signifikan
sebelum dan setelah penyuluhan tentang demam berdarah pada warga Desa Potronayan, Nogosari, Boyolali [9].
Pengetahuan masyarakat yang baik tentang penyakit DBD dan penatalaksanaan hipertermia di rumah secara
tidak langsung dapat mencegah komplikasi penyakit DBD, yaitu salah satunya dehidrasi. Masyarakat dapat
mengenali tanda gejala penyakit DBD dan penatalaksanaan secara dini di rumah sampai pasien di bawa ke pelayanan
kesehatan sehingga komplikasi dehidrasi dapat dicegah.

Kesimpulan

Penyuluhan penyakit demam berdarah dengue dan penatalaksanaan hipertermi di rumah dapat meningkatkan
pengetahuan keluarga pasien tentang DBD dan penatalaksanaan hipertermi di rumah. Diharapakan keluarga pasien
dan masyarakat luas dapat diberikan penyuluhan secara rutin sebagai tindak lanjut kegiatan pengabdian masyarakat
sehingga masyarakat dapat menajaga perilaku hidup dan bersih dalam kehidupan sehari-hari serta terhindar dari
komplikasi penyakit DBD.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Ruangan Rawat Inap Lantai 2 dan 3 yang telah dukungan terhadap
program pengabdian masyarakat ini.

Daftar Pustaka

[1] N. Agustina (2022), “Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue”, diakses dari
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/10/tanda-dan-gejala-demam-berdarah-dengue tanggal 30 Agustus
2022.
[2] S. Azzahra (2022), “Penyebaran Penyakit DBD di Kota Surabaya dalam Angka 2022”, diakses dari
https://kumparan.com/siti-azzahra-1669808368996115499/penyebaran-penyakit-dbd-di-kota-surabaya-
dalam-angka-2022-1zSBxc5mPUi/full tanggal 27 Juni 2023
[3] Kementerian Kesehatan RI (2020), “Data Kasus Terbaru DBD di Indonesia", diaksess dari
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20201203/2335899/data-kasus-terbaru-dbd-indonesia/
tanggal 30 September 2022.

130
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nusantara Vol. 1 No. 2, hal. 127 - 131
eISSN: 2986-3163 Copyright © NAFATIMAH GRESIK PUSTAKA
Homepage: https://nafatimahpustaka.org/pengmas/

[4] Kementerian Kesehatan RI (2022), “Kasus DBD Meningkat, Kemenkes Galakkan Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik (G1R1J)”, diakses dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220615/0240172/kasus-
dbd-meningkat-kemenkes-galakkan-gerakan-1-rumah-1-jumantik-g1r1j/ tanggal 30 September 2022.

[5] N.W. Resti (2022), “Dengue Hemoragi Fever (DHF)/ Demam Berdarah Dengue (DBD)”, diakses dari
https://itjen.kemdikbud.go.id/covid19/dengue-hemoragi-fever-dhf-demam-berdarah-dengue-dbd/ tanggal
30 Agustus 2022
[6] N.W. Dari, S. Nurchayati, O. Hasanah (2014), Pengaruh Pendidikan Kesehatan Senam Kaki Melalui Media
Audio Visual Terhadap Pengetahuan Pelaksanaan Senam Kaki pada Pasien DM Tipe 2, JOM PSIK, 1, 2.
[7] Martini (2019), “Hubungan Antara Pengetahuan Lingkungan dengan Perilaku Prolingkungan Sekolah
Adiwiyata (Studi Kasus SDN 21 Taluak Kab. Agam)”, Rang Teknik Journal, Vol. 2 No. 1: 71-78
[8] T.A.L. Palar, S. Engkeng, H. Munayang (2019), “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Perilaku Pelajar dalam
Pencegahan Demam berdarah Dengue (DBD) di SMK Kristen El’Fatah Manado”, Jurnal KESMAS, Vol. 8
(6): 232-239.
[9] H. Karuniawati, Maryati, G. Setiyadi, Suprapto, A. Permana, S. Fatmawati, A. W. B. Aji, H. M. Kumalasari,
Y. I. Pratiwi, S. Hayati (2020), “Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Demam Berdarah Warga Desa
Potronayan, Nogosari, Boyolali”, Abdi Geomas, Vol. 1 (1): 1-10
[10] W. O. Analestariastuti, H. Bahar, L. Tina (2014), “Perbedaan Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan
Metode Cerita Dan Ceramah Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa SD Tentang Penyakit
DBD”, Jurnal MKMI, hal. 8-15.
[11] I. Istiroha & A. H. Basri (2020), “Pelatihan Kesiapsiagaan dengan Media Power Point dan Media Video
dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana Banjir pada Siswa SMA”, Journals of Ners Community, Vol.
11 (2): 202-215.

131

Anda mungkin juga menyukai