F6. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Tidak Menular
PENYULUHAN DEMAM BERDARAH DENGUE
Oleh:
dr. Wanti Oktaviani
Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Gandusari
Blitar (Periode 6 februari 2018 – 5 Juni 2018) LATAR Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit epidemik akut BELAKANG yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Terdapat 4 jenis serotipe, yaitu; DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, tetapi antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Adapun manifestasi klinis dari DBD diantaranya berupa demam mendadak tinggi selama 2-7 hari, nyeri otot dan / atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue dapat terjadi, yang ditandai dengan adanya renjatan / syok. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50 – 100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia. Di Indonesia, kasus DBD pertama kali dilaporkan terjadi di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968, dengan 48 penderita dan angka kematian sebesar 41,3%. Kini DBD telah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Penyakit ini pada dasarnya dapat dicegah dengan perbaikan lingkungan yang baik untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk, dan titik penting penanganan infeksi dengue ini adalah dapat mengenali gejala awal dan periode kritis sehingga dapat segera memberikan penanganan yang tepat. Dengan demikian, perlu adanya penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai pencegahan, pengenalan gejala, dan penanganan awal kepada masyarakat. PERMASALAHAN Awal tahun 2018 dari data yang sudah masuk tercatat di Kabupaten blitar sudah ada 3 penderita dan 1 penderita DB meninggal dunia. Penderita bernama an. I usia 3 tahun warga Dusun Tulungsari Kulon RT 02 RW 01 Desa Tingal Kecamatan Garum Kabupaten Blitar, meninggal dunia di RS Mardi Waloyo Kota Blitar didiagnosis Demam Berdarah Dengue pada awal tahun 2018 ini. Untuk tahun 2016 data yang masuk di Dinkes Kabupaten Blitar sebanyak 308 kasus penderita DB, 7 orang korban meninggal dunia dan di tahun 2017 jumlahnya menurun menjadi 97 kasus penderita DB dan ditemukan 4 orang korban meninggal dunia. Sehingga perlu adanya penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai pencegahan, pengenalan gejala, dan penanganan awal kepada masyarakat. PERENCANAAN Intervensi yang dipilih dalam kegiatan ini adalah penyuluhan penyakit DAN PEMILIHAN Demam Berdarah Dengue di setiap posyandu dan polindes daerah Gandusari,Blitar. INTERVENSI Hal tersebut dpilih dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas dari segi waktu, biaya dan tenaga penyuluh. Dengan adanya Penyuluhan penyakit Demam Berdarah Dengue tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan pada masyarakat tentang DBD dan pencegahannya.
PELAKSANAAN Penyuluhan penyakit Demam Berdarah Dengue diadakan di setiap posyandu
dan polindes daerah Gandusari,Blitar . Pada penyuluhan tersebut penyuluh memberikan materi tentang penyakit DBD atau yang jamak dikenal dengan istilah Demam Berdarah Dengue pada masyarakat khususnya wilayah Gandusari dan sekitarnya. Materi yang diberikan pada penyuluhan tersebut bersifat ringan, informatif dan aplikatif pada masyarakat. Materi pada penyuluhan tersebut mencakup : 1. Definisi Demam Berdarah Dengue 2. Gejala-gejala penyakit Demam Berdarah Dengue 3. Nasihat pada masyarakat ketika mendapati Demam Berdarah Dengue 4. Mengenal komplikasi dari Demam Berdarah Dengue dan penangan awalnya 5. Mengenal tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Kegiatan penyuluhan Demam Berdarah Dengue berjalan dengan interaktif dan
lancar. Tidak ada hambatan yang terjadi pada saat kegiatan penyuluhan karena tiap masyarakat bisa berinteraksi lebih dekat dengan kita saat bertanya tentang DBD.
MONITORING Kegiatan penyuluhan Demam Berdarah Dengue merupakan kegiatan yang
DAN EVALUASI diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tetang penyakit Demam Berdarah Dengue di wilayah kecamatan Gandusari. Peningkatan pengetahuan tentunya merupakan bentuk promosi dan prevensi terhadap penyakit tersebut. Sehingga, penyuluh mengharapkan insidensi dan prevalensi terhadap Demam Berdarah Dengue dapat menurun. Salah satu kelemahan dari kegiatan penyuluhan adalah sifat komunikasinya yang satu arah. Keadaan tersebut hanya memungkinkan penyuluh hanya dapat memberikan materi edukasi terhadap masyarakat namun tidak dapat menerima evaluasi dan timbal balik dari masyarakat. Sehingga, dalam hal ini monitoring dan evaluasi terhadap hasil penyuluhan akan sulit dilakukan oleh penyuluh. Pada masa yang akan datang,berharap kegiatan penyuluhan tersebut dapat rutin dilakukan dengan priode waktu tertentu dan dijadikan satu paket program prevensi bersama dengan penyakit menular lainnya. Penyuluh berpandangan bahwa program seperti ini yang dilakukan secara baik dan berkesinambungan akan dapat memberikan hasil positif terhadap angka prevalensi penyakit Demam Berdarah Dengue . Komentar/umpan balik
Blitar, 5 Maret 2018
Peserta Pendamping Dokter Pendamping
dr. Wanti Oktaviani Yoyok Nyihastutik dr. Taufik Ali Zaen