0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan5 halaman
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi luka operasi (ILO) yang dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu ILO superficial, ILO profunda, dan ILO organ/rongga. ILO superficial adalah infeksi pada daerah insisi yang hanya mengenai kulit dan jaringan lunak diatas fascia. ILO profunda adalah infeksi yang mengenai jaringan lunak dalam seperti fascia dan otot. Sedangkan ILO organ/rongga adalah infeksi pada organ atau rongga yang
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi luka operasi (ILO) yang dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu ILO superficial, ILO profunda, dan ILO organ/rongga. ILO superficial adalah infeksi pada daerah insisi yang hanya mengenai kulit dan jaringan lunak diatas fascia. ILO profunda adalah infeksi yang mengenai jaringan lunak dalam seperti fascia dan otot. Sedangkan ILO organ/rongga adalah infeksi pada organ atau rongga yang
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi luka operasi (ILO) yang dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu ILO superficial, ILO profunda, dan ILO organ/rongga. ILO superficial adalah infeksi pada daerah insisi yang hanya mengenai kulit dan jaringan lunak diatas fascia. ILO profunda adalah infeksi yang mengenai jaringan lunak dalam seperti fascia dan otot. Sedangkan ILO organ/rongga adalah infeksi pada organ atau rongga yang
INFEKSI LUKA OPERASI (ILO) / SURGICAL SITE INFECTION (SSI)
1. KLASIFIKASI LUKA OPERASI 1) Luka Operasi Bersih (Clean Wound) a. Bila operasi dilakukan pada daerah tanpa radang b. Bila operasi tidak membuka Tractus Respiratorius, Tractus Orofaring, Tractus Gastrointestinal, Tractus Urinarius, Tractus Billiaris, Tractus Reproduksi c. Operasi berencana dengan penutupan kulit primair dengan atau tanpa drain tertutup 2) Luka Bersih Terkontaminasi (Clean Contaminated) a. Bila operasi membuka Tractus Respiratorius, Tractus Orofaring, Tractus Gastrointestinal, Tractus Urinarius, Tractus Billiaris, Tractus Reproduksi ( kecuali ovarium ), operasi tanpa pencemaran nyata misalnya Tractus Billiaris, Appendix, Vagina, Orofaring b. Operasi pada kecelakaan yang belum melapaui Golden Period (6 jam) 3) Luka operasi Terkontaminasi (Contaminated Wound) Operasi yang dilakukan pada kulit yang terbuka, tetapi masih dalam waktu emas (Golden periode ) 4) Operasi Kotor atau dengan Infeksi (Dirty Wound). 5) Perforasi traktus digestivus, traktus urogenitalis atau traktus respiratorius yang terinfeksi a. Melewati daerah purulen (Inflamasi Bakterial) b. Luka terbuka lebih dari 6 jam setelah kejadian , terdapat jaringan luas atau kotor
2. DEFINISI ILO / SSI
1) ILO Supervisial Infeksi pada luka insisi (kulit dan subcutan), terjadi dalam 30 hari pasca bedah dengan kriteria dibawah ini : a. Keluar cairan purulen dari luka insisi b. Kultur positif dari cairan yang keluar atau jaringan yang diambil secara aseptik c. Ditemukan paling tidak satu tanda infeksi : nyeri, bengkak lokal, kemerahan, kecuali bila hasil kultur negatif d. Dokter yang menangani menyatakan infeksi 2) ILO / SSI Insisional Dalam Infeksi pada luka insisi, terjadi dalam 30 hari pasca bedah atau sampai 1 tahun bila ada implant. Terdapat paling tidak satu keadaan dibawah ini : a. Keluar cairan purulen dari luka insisi, tapi bukan berasal dari rongga / organ b. Secara spontan mengalami dehisens atau dengan sengaja dibuka oleh ahli bedah dan paling sedikit satu dari tanda berikut : demam (>38 ˚C), nyeri lokal,kultur ( + ) c. Dokter merawat menyatakan luka infeksi
3) ILO / SSI Infeksi Organ/Rongga
Infeksi yang terjadi dalam 30 hari pasca bedah apabila tidak ada implant Infeksi terjadi dalam 1 tahun pasca bedah apabila terdapat implant Paling sedikit menunjukkan satu gejala berikut : a. Drainase purulen dari drain yang dipasang melalui luka insisi kedalam organ / rongga b. Ditemukan organisme melalui aseptik kultur dari organ / rongga. c. Dokter menyatakan infeksi pada organ tsb 1. Infeksi Luka Opersai ( ILO ) 1.1 Superficial incisional ( ILO superficial ) Definisi : ILO superficial harus memenuhi paling sedikit satu kriteria berikut ini : 1. Kriteria ; a. Infeksi yang terjadi pada daerah incisi dalam waktu 30 hari pasca bedah. b. Hanya meliputi kulit, subkutan atau jaringan lain diatas fascia. c. Terdapat paling sedikit satuy dari keadaan berikut : 1. Pus keluar dari luka opersai atau drain yang dipasangkan diatas fascia. 2. Biakan positif dari cairan yang keluar dari luka atau jaringan yang diambil secara aseptik 3. Sengaja dibuka oleh dokter karena terdapat tanda peradangan, kecuali jika hasil biakan negative ( paling sedikit terdapat satudari tanda infeksi berikut ini, nyeri, bengkak lokal, kemerahan dan hangat lokal ) 4. Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksiu. 2. Petunjuk pelaporan a. Jagan laporkan abses jahitan ( inflamasi dan discharge minimal pada titik – titik jahitan ) sebagai infeksi. b. Jangan melaporkan suatu infeksi local pada tempat tusukan (Stab Wound) sebagai infeksi, tapi laporkan sebagai infeksi kulit atau soft tissue tergantung kedalamannya. c. laporkan infeksi pada sircumsisi bayi sebagai (SST-CIRC = skin and soft tissue infekction sirkulasi neonatus ) d. Laporkan infeksi pada episiotomi sebagai infeksi organ reproduksi episiotomi. Episiotomi bukan prosedur pembedahan bagi NNIS. e. Laporkan luka bakar yang terinfeksi sebagai SST BURN ( skin and soft tissue infection) f. Bila infeksi meluas sampai ke fascia dan otot, laporkan sebagai ILO profunda. g. Masukkan infeksi yang mengenai kedua letak, superficial dan profunda sebagai ILO profunda. 1.2 Deep Incisional / Operasi Profunda Kriteria : a. Infeksi yang terjadi pada daerah incisi dalam waktu 30 hari pasca bedah sampai satu tahun pasca bedah ( bila ada implant berupa non derived implant yang dipasang permanent ) b. Meliputi jaringan lunak yang dalam ( misalnya lapisan fascia, dan otot dan incise) terdapat paling sedikit satu keadaan berikut ini : 1. Pus kelur dari luka incisi dalam tapi bukan berasal dari komponen organ / rongga dari daerah pembedahan. 2. Incisi dalam secara spontan mengalami dehisensi atau dengan sengaja dibuka oleh ahli bedah bila pasien mempunyai paling sedikit satu dari tanda-tanda atau gejala berikut ini : demam ( >38°C ), atau nyeri lokal, terkecuali biakan incisi negatif. 3. Ditemukan abses atau bukti lain adanya infeksi yang mengenai incisi dalam pada pemeriksaan langsung, waktu pembedahan ulang atau dengan pemeriksaan histopatologis atau radiologist. 4. Dokter yang menangani menyatakan terjadinya infeksi
1.3 ILO Organ / Rongga
Definisi : ILO Organ / rongga mengenai bagian maupun kecuali incisi kulit, fascia atau lapisan – lapisan otot, yang dibuka atau dimanipulasi selama pembedahan. Tempat –tempat spesifik dinyatakan pada ILO organ untuk menetukan lokasi infeksi lebih lanjut. Contoh : appendiktomi yang diikuti dengan abses sub diafragmatika, yang harus dilaporkan sebagai ILO Organ / Rongga pada tempat spesifik intra abdomen. Kriteria ; a. Infeksi timbul dalam waktu 30 hari setelah prosedur pembedahan, bila tidak dipasang implant, atau dalam waktu satu tahun bila dipasang implant dan infeksi tampaknya ada hubungan dengan prosedur pembedahan. b. Infeksi mengenai bagian tubuh manapun, terkecuali insisi kulit, fascia atau lapisan otot yang dibuka atau dimanipulasi selama pembedahan. c. Pasien paling sedikit mempunyai salah satu dari berikut ini : 1. Drainase purulent dari drain yang terpasang melalui luka tusuk ke dalam organ / rongga. 2. Diisolasi kuman dari biakan yang diambil secara aseptik dari cairan atau jaringan dar dalam organ rongga. 3. Abses atau bukti lain adanya infeksi yang mengenai organ / rongga yang diketemukan pada pemeriksaan langsung waktu pembedahan ulang atau denga pemeriksaan histopatologis atau radiologis. 4. Dokter yang menangani menyatakan terjadinya ILO organ / rongga. Faktor Resiko ILO : a. Tingkat kontaminasi luka b. Faktor pejamu 1. Usai eksterm ( sangat muda / sangat tua) 2. Obesitas 3. Adanya infeksi perioperatif 4. Penggunaan kortikosteroid 5. DM 6. Malnutrisi berat c. Faktor pada lokasi luka 1. Pencukuran daerah operasi ( cara dan waktu pencukuran ) 2. Devitalisasi jaringan 3. Benda asing 4. Suplai darah yang buruk ke daerah operasi 5. Lokasi luka yang mudah tercemar ( dekat perinium ) d. Lama perawatan e. Lama operasi