Pendahuluan
Salah satu penyakit endemik tropis dan subtropis adalah Demam Berdarah
Dengue (DBD). Karena dapat menyebar dengan cepat di suatu daerah, penyakit
yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini menjadi momok yang
menakutkan. Demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) saat ini masih menjadi satu diantara masalaah kesehatan yang timbul di
kalangan masyarakat Indonesia, yang mempunyai jumlah penderita yang terus
meningkat dan wabah yang selalu menyebar.
Flu, demam tinggi, sakit kepala, nyeri mata, dan lain sebagainya,
merupakan gejala umum demam berdarah dengue ringan. Sakit perut yang parah,
muntah terus-menerus, napas cepat, gusi berdarah, kelelahan, gelisah, dan muntah
darah adalah gejala demam berdarah yang parah. akibat kebocoran plasma,
menderita syok hipovolemik (Sindrom Syok Dengue) (WHO, 2016). Tujuan dari
artikel ini adalah untuk memberikan informasi tentang masalah demam berdarah.
Demam tinggi yang berlangsung sepanjang hari yang muncul secara tiba-
tiba, dan muncul bintik-bintik kemerahan di seluruh tubuh, dan rasa sakit di
punggung, kepala, dan bola mata, terkadang disertai dengan tanda-tanda
perdarahan, semuanya merupakan tanda-tanda awal demam berdarah.
menyebabkan mulas, syok, perdarahan gastrointestinal, dan bahkan kematian pada
kasus yang lebih parah. Penyakit ini biasanya memakan waktu antara empat dan
tujuh hari untuk berkembang. Tingkat kematian terkait syok vaskular pada pasien
DBD. Menurut Marni (2016), serangan DBD pembuluh darah, menyebabkan
penurunan trombosit yang signifikan. Status gizi, umur, keberadaan vektor, suhu,
domisili, lingkungan, penggunaan obat nyamuk, praktik 3M, praktik gantung baju,
serta pengetahuan dan sikap tentang DBD merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian DBD (Tansil, dkk., 2021).
Pembahasan
Masalah yang perlu diselesaikan adalah meningkatnya jumlah kasus DBD.
Mengendalikan nyamuk—vektor utama penyakit demam berdarah—baik dalam
bentuk larva maupun dewasa adalah yang menghambat kasus demam berdarah.
Pemberantasan vektor DBD bagi nyamuk dewasa dapat dilakukan dengan cara
menyemprot lingkungan rumah dengan insektisida dan menggunakan larvasida
yang menggunakan aplikasi abatisasi untuk mengendalikan vektor dengue sebagai
jentik. dan jentik nyamuk malaria.
Salah satu cara yang dianggap tepat untuk pemberantasan sarang dan
pencegahan DBD adalah pengendalian vektor melalui nyamuk penyebab PSN
DBD yang dilakukan secara 3M. Hal ini memutus mata rantai penularan:
mengubur barang-barang bekas atau tidak terpakai, menutup rapat penampungan
udara, dan menguras air minimal seminggu sekali.2017 (Pinatih dan Chelvam).
Penutup
Di Indonesia, demam disebabkan oleh penyakit asing. Setiap tahun,
masyarakat Indonesia selalu mengkhawatirkan penyakit ini. Dengan semakin
banyak informasi yang disebarkan melalui berbagai media dan semakin banyak
kegiatan yang meningkat jumlah dan cara yang berbeda, jumlah orang yang
meninggal akibat demam berdarah di Indonesia akan semakin berkurang.
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2016. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Tansil, Melissa G., Novie H. Rampengan, and Rocky Wilar. 2021. “Faktor Risiko
Terjadinya Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak.” Jurnal
Biomedik 13, no. 1: 90–99.