PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengantar
3
B. Pengertian Dengue
4
Gejala utama penyakit DBD meliputi demam mendadak yang tinggi,
mencapai suhu hingga 39 derajat celsius. Demam ini berlangsung terus-
menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Gejala lain yang
biasanya terjadi adalah nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang
mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan
dan minuman, mual, muntah, gusi berdarah, mimisan, timbul bintik-bintik
merah pada kulit, muntah darah, dan buang air besar berwarna hitam. Pada
fase kritis penyakit ini, suhu tubuh menurun dan tubuh terasa dingin,
meskipun penderita mungkin merasa seperti sudah sembuh. Namun, pada
fase ini perlu waspada karena dapat terjadi sindrom syok dengue yang dapat
mengancam jiwa.
Diagnosis DBD melibatkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium darah. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda-tanda
klinis seperti demam tinggi dan adanya tanda kebocoran plasma. Tes
tourniquet juga dapat dilakukan untuk melihat adanya petechiae (bintik-bintik
merah kecil) di bagian dalam lengan. Pemeriksaan darah dilakukan untuk
melihat jumlah sel darah putih dan sel darah merah, serta untuk mendeteksi
antigen virus dengue dan antibodi.
5
pelaporan dan kesalahan diagnosis merupakan hambatan utama dalam
memahami beban penyakit demam berdarah.
Jika digabungkan antara pasien rawat jalan dan rawat inap, serta
memperhitungkan risiko kematian, biaya keseluruhan untuk kasus demam
berdarah adalah US$ 828. Menggabungkan angka ini dengan jumlah rata-
rata tahunan kasus demam berdarah yang dilaporkan secara resmi dari
delapan negara yang diteliti pada periode 2001 – 2005 (532.000 kasus)
menyebabkan kerugian akibat demam berdarah yang dilaporkan secara resmi
sebesar US$ 440 juta. Perkiraan yang sangat konservatif ini tidak hanya
mengabaikan kasus-kasus yang tidak dilaporkan tetapi juga biaya besar yang
terkait dengan program pengawasan dan pengendalian vektor demam
berdarah. Studi ini menunjukkan bahwa pengobatan penyakit demam
berdarah menimbulkan kerugian besar baik pada sektor kesehatan maupun
perekonomian secara keseluruhan. Jika vaksin mampu mencegah sebagian
besar beban ini, maka keuntungan ekonominya akan sangat besar.
6
Anak-anak mempunyai risiko lebih tinggi terkena demam berdarah
parah . Perawatan intensif diperlukan untuk pasien yang sakit parah,
termasuk cairan infus, transfusi darah atau plasma, dan obat-obatan.
D. Dampak Dengue
7
vektor, dan merupakan prioritas tinggi untuk penelitian. WHO memperkirakan
setiap tahunnya antara 50 dan 100 juta infeksi dan 20.000 kematian terjadi
secara global . Terdapat sekitar 2,5 miliar orang yang tinggal di wilayah
berisiko penularan di seluruh dunia, yang merupakan 30% dari populasi
global . Diperkirakan selama epidemi, demam berdarah dapat menyerang
80% hingga 90% individu yang rentan dan tingkat kematian dapat melebihi
5% . Distribusi demam berdarah dan vektornya telah meningkat secara
dramatis dalam 30 tahun terakhir, sebagian disebabkan oleh kurangnya
pengendalian vektor, meningkatnya urbanisasi, dan perjalanan udara .
E. Strategi Pengendalian
Dalam rencana strategi Kementerian Kesehatan 2020-2024, tujuan
penanggulangan nasional dengue adalah menurunkan beban kesehatan
masyarakat dengan target 80% kabupaten/kota memiliki IR dengue ≤10 per
100.000 penduduk pada tahun 2022, adapun Strateginya meliputi :
8
sehingga dapat memicu terjadinya resistensi vektor terhadap insektisida
dan mengurangi efektifitasnya untuk mengatasi penularan setempat dan
penanganan kejadian luar biasa. Berbagai bentuk partipasi masyarakat
dikembangkan dalam pengendalian vektor dengue. Pencapaian strategi ini
dapat diukur dengan angka bebas jentik menggunakan aplikasi Silantor
(Sistem surveilans vektor dan binatang pembawa penyakit) yang telah
digunakan di Puskesmas sejak tahun 2019.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
11