Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PBL BLOK 2 MODUL 2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue Debby Mariane Lumban

Tobing (102011050) Kelompok F8 Email : debbymariane@rocketmail.com

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. (021) 56942061

Pendahuluan Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan sering menimbulkan wabah. Demam berdarah banyak terdapat di negara-negara di Asia Tenggara terlebih lagi di Indonesia. Penyakit ini dapat menyebar dengan mudah karena nyamuk yang menularkannya berada di dalam lingkup masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihannya. Nyamuk tersebut dapat dengan mudah berkembang biak bila terdapat banyak sampah dan genangan air. Penyakit Demam Berdarah Dengue masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia yang semakin lama semakin bertambah banyak (peningkatan kasus secara terus-menerus). Meskipun pemerintah sudah sangat sering mengadakan penyuluhan 3M (Menutup, Menguras dan Mengubur) ternyata hal tersebut tidak mampu mengurangi peningkatan kasus demam berdarah. Oleh sebab itulah, makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

menjadi penyebab meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditinjau dari agent, host, lingkungan, pelayanan kesehatan dan peran serta masyarakat. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus DBD ini, diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah penyakit ini. Karena bagaimanapun juga, akan menjadi lebih baik mencegah daripada mengobati penyakit tersebut.

Demam Berdarah Dengue Demam berdarah atau yang lebih dikenal dengan sebutan DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah salah satu penyakit infeksi yang serius. DBD biasanya ditandai dengan demam mendadak, pendarahan yang terjadi baik di kulit maupun di bagian tubuh lainnya yang dapat menimblukan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypty. Nyamuk tersebut dapat berkembang biak dengan mudah di genangan air yang bersih tempat dimana anakanak sering bermain. Oleh sebab itulah, penyakit ini banyak menyerang anak-anak. Walaupun DBD banyak menyerang anak-anak, akan tetapi saat ini dengan begitu mewabahnya penyakit tersebut, DBD dapat terjadi pada siapa saja tanpa batasan usia. Terdapat beberapa gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita Demam Berdarah Dengue :
1

1. panas tinggi 2. batuk dan mata merah 3. sakit kepala, sakit pada daerah sekitar mata, sakit pada tulang belakang, sakit di seluruh persendian dan otot 4. diare 5. kemerahan di kulit 6. muntah-muntah dan sakit pada daerah perut 7. mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah di kulit (perdarahan) spontan di kulit, muntah darah, pengeluaran darah dari dubur (kotorannya lembek dan berwarna hitam). Pada gejala dini jika tidak dilakukan pemeriksaan darah, akan terjadi kesalahan karena biasanya sangat mirip dengan gejala flu. Perjalanan DBD terdiri atas 3 fase, yaitu :1 1. Fase demam yang berlangsung selama 2-7 hari 2. Fase kritis/bocornya plasma yang berlangsung umumnya hanya 24-48 jam 3. Fase penyembuhan (2-7 hari)

Faktor-faktor yang Menyebabkan Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue 1.Agent dan Vector Yang menjadi agent dari penyakit DBD adalah virus dengue. Virus tersebut sudah sangat menyebar di Indonesia. Saat ini, terdapat 4 tipe virus dengue yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4.2 Penderita DBD baru akan merasakan gejala-gejala demam berdarah saat ia sudah terinfeksi yang kedua kali oleh virus dengue dengan tipe yang berbeda. Virus-virus tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan adanya bantuan dari vektor yang berupa nyamuk. Nyamuk Aedes Aegypti dapat membawa virus setelah menghisap darah orang yang terinfeksi oleh virus dengue. Nyamuk tersebut akan mengalami masa inkubasi sekitar 8-10 hari, setelah itu barulah ia dapat menularkan atau menginfeksi manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menurunkan virus dengue tersebut kepada keturunannya sehingga penyebaran demam berdarah dapat terjadi dengan sangat cepat. Aedes Aegypti adalah nyamuk yang bekerja seperti manusia yaitu pada jam kerja (pagi hingga sore) itulah yang menyebabkan mengapa nyamuk ini lebih sering menyerang anak-anak karena pada jam tersebut biasanya anak-anak beristirahat. Setiap individu yang dihisap darahnya oleh Aedes Aegypti tidak selalu terkena Demam Berdarah Dengue karena pertahanan tubuh dari orang tersebut sangat kuat. Selain itu, hanya nyamuk Aedes Aegypti-lah yang menyebabkan Demam Berdarah Dengue selain nyamuk itu, tidak akan menyebabkan Demam Berdarah Dengue. Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue di daerah perkotaan lebih intensif dibandingkan di pedesaan. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk di kita yag lebih padat daripada jumlah penduduk yang ada di desa.Selain itu, jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya pada penduduk di kota lebih berdeketan sehingga memungkinkan nyamuk Aedes Aegypti untuk terbang dari satu rumah ke rumah lainnya dengan lebih cepat. Mekanisme penularan yang terjadi dalam kasus DBD terjadi melalui 4 tahapan, yaitu :3 1.1 Masa penularan pada manusia Orang yang dalam periode 3-7 hari setelah demam (telah terinfeksi DBD), digigit kembali oleh nyamuk Aedes betina, virus DBD yang ada pada nyamuk tersebut akan menyebar ke seluruh tubuh orang tersebut.

1.2

Masa inkubasi pada nyamuk Nyamuk yang telah menggigit tubuh manusia yang terinfeksi virus dengue, dapat menyebarkan penyakit DBD ke dalam tubuh manusia

1.3

Masa penyebaran penyakit Tujuh hari setelah nyamuk membawa virus Dengue, dirinya dapat menyebarkan penyakit ke dalam tubuh manusia

1.4

Masa penularan kepada orang baru Masa inkubasi pda pasien baru terjadi dalam waktu 4-7 hari. Selama masa inkubasi, pasien belum menampakkan gejala penyakit. Setelah melewati masa inkubasi barulah menunjukkan gejala penyakit seperti demam, nyeri otot, diare, mual dengan manifestasi pendarahan

2.Host Virus merupakan organisme yang hanya dapat hidup di dalam sel yang hidup. Demi kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel yang ada di dalam tubuh manusia(host). Persaingan tersebut akan sangat tergantung pada daya tahan host atau pejamu. Bila daya tahan yang dimilik host baik, maka terjadi penyembuhan dan timbulnya antibodi. Akan tetapi, bila host yang dimiliki tidak baik, akan menimbulkan penyakit yang bisa berujung pada kematian. Host sendiri sangat bergantung kepada usia, jenis kelamin, tingkah laku atau kebiasaan, status gizi dan tingkat pendidikan serta pengetahuan. Setiap individu dari usia manapun dapat terkena penyakit DBD. Yang juga dapat mempengaruhi host atau pejamu dari Demam Berdarah Dengue adalah status gizi. Pada status gizi, terdapat teori nutrisi yang berhubungan dengan teori imunologi yang menyatakan bahwa gizi yang baik akan mempengaruhi peningkatan antibodi. Oleh karena itulah daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi ditambah dengan status gizi yang tidak memenuhi standar, akan lebih cepat meningkat kasus Demam Berdarah Dengue di wilayah tersebut. Selain status gizi, yang mempengaruhi lainnya adalah tingkat pengetahuan sikap dan perilaku atau yang biasa disingkat dengan PSP. Tingkat pengetahuan sikap dan perilaku ini berhubungan langsung dengan kesadaran masyarakat akan bahaya dari penyakit tersebut. Bila tingkat PSP rendah, maka akan mempengaruhi kesadaran akan bahaya penyakit ini sehingga pencegahan susah dilakukan dan akhirnya terjadi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue.

3.Lingkungan Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue di kalangan masyarakat. Contoh dari lingkungan yang berpengaruh salah satunya adalah musim. Dan musim yang berpengaruh adalah musim hujan. Karena adanya curah hujan yang tinggi menyebabkan banyaknya air yang tergenang di berbagai tempat. Genangan air tersebut adalah tempat yang sangat disukai nyamuk Aedes Aegypty atau nyamuk pembawa virus dengue ini untuk tumbuh dan berkembang. Selain itu, letak geografis dari suatu wilayah juga dapat menentukan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue di wilayah tersebut. Tempat-tempat penularan DBD, yaitu :4 3.1 3.2 Wilayah yang banyak kasus DBD (daerah endemis) Tempat-tempat umum yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang

datang dari berbagai wilayah (sekolah, rumah sakit, hotel, pertokoan, pasar, restoran, dan tempat ibadah) 3.3 Pemukiman baru di pinggir kota

4.Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan adalah hal yang sangat penting dalam masyarakat salah satu yang dapat kita lihat dekat dengan masyarakat yaitu puskesmas. Pusat kesehatan masyarakat atau yang lebih kita kenal dengan sebutan puskesmas menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128/2004 adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja .5 Terdapat 3 fungsi utama dari puskesmas, yaitu : 5 4.1 pusat pembangunan berwawasan kesehatan 4.2 pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat 4.3 pusat pelayanan kesehatan strata pertama Pelayanan yang diberikan oleh puskesmas adalah pelayanan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif). Puskesmas sangat berperan aktif melayani masyarakat di bidang kesehatan. Dari puskemas itu pulalah biasanya diadakan penyuluhan-penyuluhan mengenai cara pencegahan dan penanggulangan dari Demam Berdarah Dengue. Selain itu pula, pelayanan kesehatan juga harus melakukan cara-cara yang

dapat mengurangi semakin bertambah banyaknya virus maupun vektor Demam Berdarah Dengue. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan melaksanakan fogging. Pengasapan atau fogging adalah upaya pemberantasan nyamuk apabila terdapat kasus DBD di suatu wilayah. Hal ini sebenarnya dapat sangat membantu mengurangi angka kenaikan penderita DBD. Akan tetapi, karena pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prosedur, tenaga dan biaya yang kurang, menyebabkan fogging menjadi hal yang kurang diperhatikan dan tidak membantu mengurangi kasus DBD.

5. Peran Serta Masyarakat (PSM) Masyarakat yang ikut serta dalam berbagai penyuluhan yang didadakan oleh pemerintah juga membantu mengurangi peningkatan demam berdarah. Salah satu faktor terbesar yang menyebabkan peningkatan kasus DBD adalah peran serta masyarakat yang kurang dalam program-program yang diberikan pemerintah untuk mencegah penyakit demam berdarah. Salah satu yang paling sering diberitakan adalah mengenai 3M yaitu menutup, mengubur dan menguras. Dengan penyuluhanpenyuluhan tersebut, sebenarnya pemerintah mengharapkan partisipasi yang besar dari masyarakat untuk menutup tempat-tempat yang terdapat genangan air dan tempat-tempat sampah, mengubur sampah-sampah dan meguras bak atau tempat air yang dapat menjadi salah satu tempat berkembang biaknya nyamuk demam berdarah. Selain itu, dapat pula dilakukan pemberian obat-obatan seperti abate pada bak air agar mengurangi jentik-jentik nyamuk yang ada. Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan 3M Plus, yaitu menutup, menguras, menimbun.5 Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, mengolesi tubuh dengan lotion anti nyamuk dan lain-lain. Karena banyaknya tempat yang mempunyai resiko tinggi untuk penularan, maka pemberantasan jentik haruslah dilaksanakan oleh masyarakat secara menyeluruh, teratur satu minggu sekali dan berkesinambungan. Peran kepala daerah/wilayah, kepala kantor, guru, ulama, manager pabrik/hotel dan setiap pemimpin masyarakat termasuk kader sangat menentukan keberhasilan upaya pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue.

Rangkuman Demam berdarah adalah salah satu penyakit infeksi yang membahayakan karena dapat mewabah dengan mudah dan meningkat dengan cepat. Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan DBD adalah agent, host,lingkungan,pelayanan kesehatan, dan peran serta masyarakat. Salah satu cara pencegahan dari Demam Berdarah Dengue adalah melakukan 3M plus, yaitu menutup,mengubur, menguras dan pemberian abate. Oleh karena itu, pengetahuan sikap dan perilaku yang tinggi dan peran serta yang aktif dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengurangi penyebaran kasus DBD.

Daftar Pustaka 1.Nasrul, Effendi. 1995. Pengantar proses keperawatan. Jakarta :EGC 2.Soedarto. 2009. Penyakit menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto 3.Noer, Sjaifoellah.1998. Standar perawatan pasien. Jakarta: Monica Ester 4.Suriadi, Rita.2001. Buku pengantar praktek klinik. Jakarta: Sagung Seto 5.World Health Organization. 1999. Demam berdarah dengue:diagnosis, pengobatan,pencegahan dan pengendalian: alih bahasa, Monica Ester,editor edisi bahasa Indonesia, Yasmin Asih.Ed.2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai