Anda di halaman 1dari 13

PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI PENYAKIT DEMAM

BERDARAH DENGUE (DBD) DI RT. 03/RW. 05 DESA PANGKALAN,


KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI
BANTEN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1 dan 6

Indah Fauziah Lestari 1102012122


Juwita 1102012138
Muhammad Azmi Hakim 1102012170
Nurunnisa Isny 1102012208
Nuryadi Hermita 1102012209

PEMBIMBING:
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
YARSI TAHUN 2017
PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI PENYAKIT DEMAM
BERDARAH DENGUE (DBD) DI RT. 03/RW. 05 DESA PANGKALAN,
KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI
BANTEN

Indah F,1 Juwita,1,2 M Azmi H,1,3 Nurunnisa I,1,4,Nuryadi H1,5, Kholis E2


1Departemen Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas YARSI
2Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas YARSI

Abstrak
Pendahuluan: Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah
kesehatan yang utama di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya morbilitas dan
kepadatan penduduk, jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin
bertambah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan keluarga
binaan mengenai DBD di RT. 03/RW. 05 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan analisis
penelitian univariat. Lokasi penelitian dilakukan di RT. 03/RW. 05 Desa Pnagkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, pada bulan Oktober
2017. Pengambilan sample pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling.
Hasil: Didapatkan jumlah usia responden terbanyak adalah usia 25 45 tahun, yaitu
62%, dan pendidikan terakhir responden terbanyak adalah SD, yaitu 44%. Dari hasil
survey, persentase pengetahuan mengenai pengetahuan dan palaporan penularan DBD
diperoleh jawaban benar tertinggi, yaitu 63 orang (100%).
Diskusi: Dari hasil perbandingan penelitian di tempat lain, didapatkan hasil
pengetahuan yang berbanding lurus sebanyak 6 variabel dan yang bertolak belakang
sebanyak 2 variabel.
Kesimpulan: Pengetahuan responden mengenai pengetahuan dan pelaporan
penularan DBD merupakan pengetahuan dengan persentase jawaban benar tertinggi
dari kuesioner yang diajukan.

Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, Pengetahuan, Komunitas

Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
COMMUNITY KNOWLEDGE IN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)
IN RT. 03/RW. 05 PANGKALAN VILLAGE, TELUK NAGA DISTRICT,
TANGERANG, BANTEN

Abstract
Introduction: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still one of the main health
problems in Indonesia. With increasing morbilitas and the population density, the
number of sufferers and widely spread growing areas. The purpose of this research is to
know the knowledge of the community in DHF at RT. 03/RW. 05 Pangkalan Village,
Teluk Naga district, Tangerang, Banten.
Method: The type of research method used is descriptive, univariate research analysis.
The location of the research done at RT. 03/RW. 05 the Pangkalan village, Teluk Naga
district, Tangerang, Banten, in October 2017. The Sampling in this study using a
purposive sampling technique.
Result: The higher number of respondents was age 25 45 years old, which was 62%,
and the latest education degree of most respondents was elementary school, which was
44%. From the results of the survey, the percentage of knowledge about knowledge and
reported DBD transmission, which got 63 person correct answer (100%).
Discussion: From the Comparison of study in another place, the result of the
knowledge that directly proportional was 6 variables and the opposite results was 2
variables.
Conclusions: Respondents knowledge about knowledge and reported DBD
transmission is the correct answer with the highest percentage of questionnaires
presented.

Keywords: Dengue Hemmorhagic fever, Dengue Knowledge, Community

Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
Pendahuluan
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di
sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah,
Amerika dan Karibia. Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus dengue. DBD adalah penyakit akut dengan manifestasi
klinis perdarahan yang menimbulkan syok yang berujung kematian. DBD disebabkan
oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.
Terdapat 4 serotipe DBD: Dengue 1, 2, 3 dan 4 di mana Dengue tipe 3 merupakan
serotipe virus yang dominan menyebabkan kasus yang berat.Host alami DBD adalah
manusia, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya
nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus yang terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia.
Masa inkubasi virus dengue dalam manusia (inkubasi intrinsik) berkisar antara 3
sampai 14 hari sebelum gejala muncul, gejala klinis rata-rata muncul pada hari keempat
sampai hari ketujuh, sedangkan masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh nyamuk)
berlangsung sekitar 8-10 hari. Manifestasi klinis mulai dari infeksi tanpa gejala demam,
demam dengue (DD) dan DBD, ditandai dengan demam tinggi terus menerus selama 2-
7 hari; pendarahan diatesis seperti uji tourniquet positif, trombositopenia dengan
jumlah trombosit 100 x 109 /L dan kebocoran plasma akibat peningkatan
permeabilitas pembuluh.
Kasus DBD di Indonesia masih menjadi perhatian besar terutama baik bagi para
pakar/ profesional maupun bagi mahasiswa, mengingat insiden penyakit ini masih terus
menunjukkan peningkatan. Selain itu, belum semua masyarakat mempunyai
kewaspadaan dini terhadap DBD yang berakibat kematian. Pada banyak daerah tropis
dan subtropis, penyakit DBD aalah endemic yang muncul sepanjang tahun, terutama
saat musim hujan ketika kondisi optimal untuk nyamuk berkembang biak. Biasanya
sejumlah besar orang akan terinfeksi dalam waktu yang singkat (wabah). Sebelum
tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD
menjadi penyakit endemic pada lebih 100 negara, diantaranya afrika, Amerika,
Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat, memiliki angka tertinggi kasus
DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati 1,2 juta
kasus di tahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta kasus di 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan
terdapat sebanyak 2,35 juta kasus di Amerika, dimana 37.687 kasus merupakan DBD
berat.
Saat ini bukan hanya terjadi peningkatan jumlah kasus DBD, tetapi
penyebarannya di luar daerah tropis dan subtropis, contohnya di Eropa, transmisi local
pertama kali dilaporkan di Perancis dan Kroasia pada tahun 2010. Pada tahun 2012,
terjadi lebih dari 2.000 kasus DBD pada lebih dari 10 negara Eropa. Setidaknya
500.000 penderita DBD memerlukan rawat inap setiap tahunnya, dimana proporsi
penderita sebagian besar adalah anak-anak dan 2,5% diantaranya dilaporkan meninggal
dunia.

Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah
kesehatan yang utama di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya morbilitas dan
kepadatan penduduk, jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin
bertambah. Di Indonesia, demam berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya
pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang di antaranya
meninggal dunia, dengan Angka Kematian (AK) mencapai 41,3%. Sejak saat itu penyakit
ini menyebar luas ke seluruh Indonesia. Pada tahun 2015, tercatat sebanyak 1226.675
penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia, dan 1.229 orang diantaranya meninggal
dunia. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebanyak
100.347 penderita DBD dan sebanyak 907 penderita meninggal dunia pada tahun 2015.
Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan iklim dan rendahnya kesadaran untuk
menjaga kebersihan lingkungan. Peningkatan dan penyebaran kasus DBD tersebut
kemungkinan disebabkan oleh perkembangan wilayah perkotaan, perubahan iklim,
perubahan kepadatan dan distribusi penduduk serta faktor epidemiologi lainnya. Faktor
perilaku dan partisipasi masyarakat yang masih kurang dalam kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) serta faktor pertambahan jumlah penduduk dan faktor
peningkatan mobilitas penduduk yang sejalan dengan semakin membaiknya sarana
transportasi menyebabkan penyebaran virus DBD semakin mudah dan semakin luas.
Angka kematian (Case Fatality Rate/CFR) DBD sangat tinggi, yaitu sebesat 41,4%
pada awal kasus DBD merebak di Indonesia. Namun, kemudian menurun menjadi 24%
pada tahun 1969 sampai sebesar 0,97% pada tahun 2015, penurunan CFR tersebut
dimungkinkan karena tatalaksana penanganan kasus semakin baik dan kewaspadaan
dini masyarakat terhadap DBD semakin meningkat.
Berdasarkan data puskesmas Tegal Angus Kabupaten Tangerang Banten 2017
didapatkan jumlah penderita DBD sebanyak 0 orang. Berdasarkan data di atas tersebut,
penulis mengambil topik tingkat pengetahuan DBD untuk mempertahankan angka
kejadian DBD di Tegal Angus, dan mengetahui tingkat pengetahuan tentang DBD pada
keluarga binaan dalam peningkatan upaya pencegahan kejadian DBD.
Tujuan
Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan keluarga binaan
mengenai DBD di RT 05/RW 04, Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten.
Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara obyektif. Sedangkan analisis penelitian yang digunakan, yaitu analisis
univariat. Lokasi penelitian dilakukan di RT. 05/RW. 04 Desa Pangkalan, Kelurahan
Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten. pada
tanggal 24 Oktober 2017 sampai dengan 04 November 2017. Populasi dalam penelitian
ini adalah warga Desa Pangkalan yang berjumlah 63 orang. Pengambilan sample pada
Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling karena desa Pangkalan
merupakan desa yang paling padat penduduknya dibandingkan desa yang lainnya,
sehingga penulis bertujuan untuk menjadikan penduduk RT. 05/RW. 04 Desa
Pangkalan sebagai sample dalam penelitian mengenai pengetahuan DBD. Jumlah
sample keseluruhan pada penelitian ini berjumlah 63 responden. Pengambilan data
primer pada penelitian ini diambil dari wawancara dengan menggunakan kuesioner
yang berisi pernyataan yang telah disusun dan digunakan sebagai alat pengumpulan
data. Pengambilan data sekunder diperoleh melalui data profil Puskesmas Tegal Angus.
Selanjutnya, untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS for
Windows Release 24.
Variabel
Pada variabel penelitian terbagi atas 2, yakni pertama tentang karakteristik responden
yang di dalamnya terdapat usia, dan pendidikan, dan kedua tentang pengetahuan
responden, yaitu pengetahuan mengenai pengertian tentang DBD, penyebab DBD,
vektor DBD, jenis nyamuk DBD, waktu nyamuk DBD biasa menggigit, pelaksana
pemberantasan nyamuk dan jentik, penderita penyakit DBD, dan pelaporan kejadian
DBD.
Definisi Operasional
Pada definisi operasional, usia adalah usia responden yang dihitung sejak tanggal lahir
sampai dengan waktu penelitian yang dinyatakan dalam tahun. Untuk definisi
operasional pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir responden.
Pengetahuan adalah pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD di Desa
Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang,
Provinsi Banten.
Hasil Penelitian ini dilakukan pada anggota keluarga binaan yang berusia lebih dari 17
tahun. Tabel 1 menunjukkan usia responden. Responden yang berusia < 25 tahun
sebanyak 11 orang (17%), usia 25-45 tahun sebanyak 39 orang (62%), dan usia > 45
tahun sebanyak 5 orang (11.9%).
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentasi


< 25 Tahun 11 17
25 45 tahun 39 62
> 45 tahun 13 21

Dari tabel 1 didapatkan jumlah usia responden terbanyak adalah usia 25 45 tahun,
yaitu sebanyak 62 %.
Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase


Tidak sekolah 0 0
SD 28 44
SMP 16 25
SMA/Sederajat 13 21
S1 6 10

Pada tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir


responden. Tidak sekolah sebanyak 0 (0%), SD sebanyak 28 orang (44%), SMP
sebanyak 16 orang (25%), SMA/Sederajat sebanyak 13 orang (21%), S1 sebanyak 6 orang
(10%). Dari data diatas didapatkan pendidikan terakhir respoden terbanyak adalah SD,
yaitu 44%.
Tabel 3. Pengetahuan Responden tentang DBD

JAWABAN JAWABAN
TOTAL
NO BAIK BURUK
PERTANYAAN
Jumlah Jumlah Jumlah
% % %
(orang) (orang) (orang)
1. Apakah yang dimaksud dengan
penyakit demam berdarah
dengue (DBD) ?
a. Penyakit demam yang
disertai perdarahan yang 63 100 63 100
disebabkan oleh vector
nyamuk
b. Penyakit demam yang 0 0
disertai perdarahan yang
disebabkan oleh kuman
c. Penyakit demam, keluar
darah dari seluruh tubuh 0 0
yang disebabkan oleh
guna-guna
d. Tidak tahu 0 0

Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
2. Apakah penyebab timbulnya
demam berdarah dengue ?
a. Kuman 0 0
b. Virus 3 4,8
c. Tidak Tahu 51 80,9 63 100
d. Bakteri 9 14,3
e. Lain-lain, sebutkan . 0 0
3. Demam berdarah dengue
ditularkan melalui ?
a. Lalat 0 0
b. Nyamuk 46 73
c. Tidak tahu 12 19 63 100
d. Kecoa 0 0
e. Langsung dari orang 5 8
yang sakit
f. Lain-lain, sebutkan . 0 0
4. Apa nama nyamuk penular
DBD?
a. Aedes Aegypti 12 19
b. Culex 0 0
c. Anopheles 5 7,9 63 100
d. Lain-lain, sebutkan 0 0
e. Tidak tahu 46 73,1
5. Kapan waktu gigitan nyamuk
tersebut ?
a. Subuh 0 0
b. Pagi hari dan 9 14,2
menjelang sore 63 100
c. Malam hari 54 85,8
d. Lain-lain, sebutkan. 0 0
e. Tidak tahu 0 0

6. Siapa yang harus memberantas


nyamuk dan jentik penular
DBD?
a. Pemerintah 4 6,4
b. Petugas kesehatan 33 52,4 63 100
c. Petugas kebersihan 0 0
d. Setiap orang 26 41,2
e. Lain-lain, sebutkan 0 0
f. Tidak tahu 0 0

Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
7. Siapa saja yang dapat
menderita penyakit DBD ?
a. Anak-anak 7 11,1
b. Orang dewasa 3 4,8
c. Semua orang 53 84,1 63 100
d. Lain-lain,sebutkan 0 0
e. Tidak tahu 0 0
8. Kepada siapa anda harus
melapor bila ada anggota
keluarga yang terkena DBD ?
a. Aparat keamanan 0 0
b. Petugas kesehatan 63 100 63 100
c. Aparat desa/Ketua 0 0
RT/RW
d. Lain-lain,sebutkan 0 0
e. Tidak tahu 0 0

Pada Tabel 3 menunjukkan pengetahuan responden tentang DBD berdasarkan


kuesioner yang diajukan. Pada nomor 1 untuk pertanyaan mengenai pengertian DBD,
didapatkan jawaban semua orang menjawab benar sebanyak 63 orang (100%), Pada
nomor 2 untuk pertanyaan mengenai penyebab timbulnya DBD, didapatkan jawaban
benar sebanyak 3 orang (4,8%), dan jawaban salah sebanyak 60 orang (95,2%). Pada
nomor 3 untuk pertanyaan mengenai vektor penularan DBD, didapatkan jawaban benar
sebanyak 46 orang (73%) dan jawaban salah sebanyak 17 orang (27%). Pada nomor 4
untuk pertanyaan mengenai jenis nyamuk DBD, didapatkan yang menjawab benar
sebanyak 12 orang (19%) dan jawaban salah sebanyak 51 orang (81%). Pada nomor 5
untuk pertanyaan mengenai waktu gigitan nyamuk, didapatkan jawaban benar
sebanyak 9 orang (14,2%) dan jawaban salah sebanyak 54 orang (85,8%). Pada nomor 6
untuk pertanyaan mengenai pengetahuan pelaksana pemberantasan nyamuk dan jentik
didapatkan yang menjawab benar sebanyak 26 orang (41,2%) dan jawaban salah
sebanyak 37 orang (58,8%). Pada nomor 7 untuk pertanyaan mengenai pengetahuan
penderita DBD didapatkan jawaban benar sebanyak 53 orang (84,1%) dan jawaban
salah sebanyak 10 orang (15,9%). Pada nomor 8 untuk pertanyaan mengenai pelaporan
kejadian DBD didapatkan semua menjawab benar (100%).
Pembahasan
Pada Tabel 3 menunjukkan pengetahuan responden mengenai DBD. Pada nomor
1 untuk pertanyaan mengenai pengertian DBD, didapatkan jawaban benar sebanyak 63
orang (100%) dan jawaban salah sebanyak 0 orang (0%). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Susihar, tahun 2016, di kelurahan papango, jakarta utara, diperoleh
jawaban benar untuk pertanyaan mengenai pengertian. DBD sebanyak 12 responden
(60%), dan jawaban salah sebanyak 8 responden (40%). Pada hasil kedua berbandng
lurus dengan penelitian didapatkan bahwa para responden mengetahui pengertian
penyakit DBD.
Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
Tabel 3 pada nomor 2 untuk pertanyaan mengenai penyebab DBD, didapatkan
jawaban benar sebanyak 3 orang (4,8%) dan jawaban salah sebanyak 60 orang (95,2%).
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Syarif, tahun 2013, di Desa Maen,
Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, didapatkan jawaban benar
mengenai pengetahuan penyebab DBD sebanyak 70 orang (77.8%), dan jawaban salah
sebanyak 20 orang (22.2%).7 Berdasarkan kedua penelitian tersebut didapatkan hasil
yang bertolakbelakang mengenai pengetahuan penyebab DBD.
Tabel 3 pada nomor 3 untuk pertanyaan mengenai vektor penularan DBD,
diperoleh jawaban benar sebanyak 46 orang (73%) dan jawaban salah sebanyak 17
orang (27%). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis, tahun 2012, di kelurahan
Sesetan, Bali Selatan, Bali, jawaban benar sebanyak 79 orang (63,2%) dan jawaban salah
46 orang (36,8%). Hasil kedua berbanding lurus dengan penelitian menunjukkan
pengetahuan responden mengenai vektor penularan DBD adalah sama.
Tabel 3 pada nomor 4 untuk pertanyaan mengenai jenis nyamuk DBD diperoleh
jawaban benar sebanyak 12 orang (19%) dan jawaban salah sebanyak 51 orang (81%).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis, tahun 2012, di kelurahan Sesetan, Bali
Selatan, Bali, jawaban benar sebanyak 28 orang (22,4%) dan jawaban salah sebanyak 97
orang (77,6%).8 Hasil kedua penelitian menunjukkan pengetahuan responden
mengenai jenis nyamuk DBD adalah berbanding lurus.
Tabel 3 pada nomor 5 untuk pertanyaan mengenai waktu gigitan nyamuk DBD,
diperoleh jawaban benar sebanyak 9 orang (14,2%) dan jawaban salah sebanyak 54
orang (85,5%). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis, tahun 2012, di
kelurahan Sesetan, Bali Selatan, Bali, jawaban benar sebanyak 27 orang (21,6%) dan
jawaban salah 98 orang (78,4%).7 Hasil kedua penelitian menunjukkan pengetahuan
responden mengenai waktu gigitan nyamuk DBD adalah berbanding lururs.
Tabel 3 pada nomor 6, yaitu pertanyaan mengenai pengetahuan responden
terhadap pelaksana pemberantasan nyamuk dan jentik didapatkan jawaban benar
sebanyak 26 orang (41.2%) dan jawaban salah sebanyak 37 orang (58,8%). Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Shanti, tahun 2012, di Desa Dalung, Kecamatan Kuta
Utara, diperoleh jawaban benar sebanyak 35 orang (39,78%) dan jawaban salah
sebanyak 53 orang (60,23%).9 Dari hasil kedua penelitian menunjukkan pengetahuan
responden mengenai pelaksana pemberantasan nyamuk dan jentik adalah berbanding
lurus.
Tabel 3 pada nomor 7, yaitu pertanyaan mengenai pengetahuan responden
terhadap penderita DBD didapatkan jawaban benar sebanyak 53 orang (84,1%) dan
jawaban salah sebanyak 10 orang (15,9%). Lubis, tahun 2012, di kelurahan Sesetan, Bali
Selatan, Bali, jawaban benar sebanyak 70 orang (56%) dan jawaban salah sebanyak 55
orang (44%). Dari hasil kedua penelitian menunjukkan pengetahuan responden
mengenai penderita DBD adalah berbanding lurus.
Tabel 3 pada nomor 8, yaitu pertanyaan mengenai pengetahuan responden
terhadap pelaporan kejadian DBD didapatkan jawaban benar sebanyak 63orang (100%)
dan jawaban salah sebanyak 0 orang (0%). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Zulaikhah, tahun 2014, Kelurahan Pamulang Barat diperoleh jawaban benar sebanyak
30 orang (55,5%) dan jawaban salah sebanyak 24 orang (44,5%).7 Dari hasil kedua

Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
penelitian menunjukkan pengetahuan responden mengenai pengetahuan responden
terhadap pelaporan kejadian DBD adalah sama.
Simpulan
Pengetahuan responden mengenai pengetahuan dan cara pelaporan penularan DBD
merupakan pengetahuan dengan persentase jawaban benar tertinggi dan paling
terendah yaitu pengetahuan tentang penyebab DBD dari kuesioner yang diajukan.
Penulis mengharapkan agar petugas kesehatan dapat menjangkau warga Desa
Pangkalan dengan memberikan promosi kesehatan mengenai penyakit DBD dan
pencegahan penyebaran penyakit, sehingga pengetahuan responden dapat meningkat
mengenai DBD.
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian ini. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku dosen pembimbing kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI, yang telah memberikan bimbingan, arahan,
dan petunjuk dalam pelaksanaan dan penyusunan penelitian ini.
2. dr. Alan selaku kepala Puskesmas Tegal Angus, Tangerang Utara, Banten.
3. Keluarga binaan Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, atas kesediaannya menjadi responden dalam
penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Keluarga Binaan Tentang Demam Berdarah
Dengue

Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
Daftar Pustaka

1. Suhendro. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI Tentang Demam
Berdarah Dengue. Jakarta: Interna Publishing; 2014. h. 540
2. Soedarmo SP. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2005.
3. Rampengan T, Laurentz. Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta: EGC; 2005.
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Informasi Umum Demam Berdarah
Dengue. Ditjen PP & PL.2011. Diunduhdari http://www.pppl.depkes.go.id/
Diakses pada 11 November 2017.
5. UPT Puskesmas Kresek. Profil Kesehatan Puskesmas Kresek Kabupaten
Tangerang Tahun 2016. Tangerang: Puskesmas Kresek; 2016.
6. Herlambang D. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) Di Desa Lemah Ireng Kecamatan Karangmalang
Kabupaten Sragen 2011. 2011. Diunduh dari http://e-journal.akbid-
purworejo.ac.id. Diakses pada 11 November 2017.
7. Syarif. Pengetahuan Masyarakat Tentang Demam Berdarah Dengue Di Desa
Maen Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. 2013. Diunduh
dari http://download.portalgaruda.org/. Diakses pada 11 November 2017
8. Manalu. Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Demam
Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat. 2016. Diunduh
dari http://ejournal.litbang.depkes.go.id/. Diakses pada 11 November 2017.
9. Nuryanti. Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Di Masyarakat. 2016.
Diunduh dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas. Diakses pada 11
November 2017.
10. Sukohar A. Demam Berdarah Dengue (DBD). 2014. Diunduh dari
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/311/309.
Diakses pada 9 November 2017.
11. Zumaroh. Evaluasi Pelaksanaan Surveilans Kasus Demam Berdarah Dengue Di
Puskesmas Putat Jaya Berdasarkan Atribut Surveilans. 2015. Diakses pada 9
November 2017.
12. Amah M V D, Rina N F, Ririn A W. Faktor Iklim Dan Angka Insiden Demam
Berdarah Dengue Di Kabupaten Serang. 2010. Diunduh dari
http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewFile/644/629. Diakses pada
9 November 2017.
13. Pramudiyo T S, Mursid R, Nurjazuli. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Dan Jenis Serotipe Virus
Dengue Di Kabupaten Semarang. 2015. Diakses dari https://media.neliti.com.
Diakses pada 9 November 2017.

Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105
14. Jusniar A, Dede A M. Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Dan Faktor
Iklim Di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. 2012. Diakses dari
http://ejournal.litbang.depkes.go.id. Diakses pada 9 November 2017.
15. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN. Situasi DBD
di Indonesia. 2016. Diakses dari www.depkes.go.id. Diakses pada 9 November
2017.

Korespondensi: Indah, Juwita, M Azmi, Nurunnisa, Nuryadi. Departemen Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Universitas
YARSI, Jl. Letjen. Suprapto, RT. 10 / RW. 5, Cempaka Putih Timur, RT.10/RW.5, Cemp. Putih Tim., Cemp. Putih, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410 Telp. 021-422 8105

Anda mungkin juga menyukai