Disusun Oleh :
Nurunnisa Isny
1102012208
Kelompok 1
Pembimbing :
DR. Kholis Ernawati, S. Si, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2017
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul "Varicella Zoster Pada Balita Melalui
Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Senen”telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
Pembimbing,
2
KATA PENGANTAR
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf
pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. DR. Kholis Ernawati, S. Si, M.Kes, selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberikan
masukan yang bermanfaat
2. dr. Dini Widianti, MKK, selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. dr. Yusnita, M.Kes, selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat sekaligus
koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas
4. Dr. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku sekertaris dan staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
5. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK, selaku staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
3
6. dr. Erlina Wijayanti, MPH, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
7. dr. dr. Hj. Sophianita G. T. Aminy, MKK, PKK, selaku staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
8. dr. Dian Mardhiyah, MKK, DipIDK selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
9. dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
10. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
11. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
12. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga
tersusun laporan ini.
4
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : An. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 4 tahun
Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 11 Februari 2013
Pendidikan : Belum Sekolah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Salemba Tengah Gang I RT 14 RW 04
Tanggal berobat : 28 November 2017
B. Anamanesis
Dilakukan anamnesis secara autoanamnesis pada tanggal 28 November 2017 pukul
10.00
a. Keluhan Utama :
Keluar ruam kulit pada seluruh tubuh sejak 1 hari sebelum ke Puskesmas
b. Keluhan tambahan :
Demam, dan Batuk sejak 2 hari sebelum ke Puskesmas
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Senen dengan keluhan keluar ruam
kulit sejak 1 hari sebelum ke puskesmas. Ruam dirasakan gatal. Ruam pada kulit
dirasakan awalnya muncul di bagian leher, muka kemudian menyebar ke seluruh
tubuh. Ruam berupa vesikel, dan ada beberapa yang sudah menjadi krusta.
Sebelumnya pasien sempat mengalami demam dan batuk sejak 2 hari yang
lalu. Demam dirasakan tinggi dan terus menerus. Batuk dirasakan berdahak,
berwarna putih kekuningan.
Sebelumnya pasien telah diberikan obat penurun panas oleh orangtuanya
untuk mengatasi demam, setelah meminum obat demam sempat dirasakan turun
namun kembali tinggi lagi..
Kemudian pasien datang diantar ibunya berobat ke Puskesmas Kecamatan
Senen. Pada saat ini, Ibu pasien merasa bahwa keluhan yang dirasakan pasien
mulai mengganggu keseharian pasien, yang paling utama dirasakannya yakni
ruam dirasakan gatal. Ibu pasien menganggap bahwa pasien harus mendapatkan
pengobatan dokter.
Menurut orangtua pasien mengenai penyakit yang diderita pasien adalah
merupakan ujian hidup dari Tuhan agar lebih sabar dan terus berusaha untuk
mengobati penyakitnya. Namun, orangtua pasien khawatir jika penyakit yang
dialami pasien sekarang akan menularkan ke saudara dan teman sebayanya.
Harapan pasien terhadap penyakitnya adalah agar segera sembuh dan dapat
bermain dengan teman sebayanya.
5
d. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal oleh pasien.
e. Riwayat Kontak :
Kakak pasien sebelumnya mengalami keluhan yang sama, dan pasien selalu
tidur bersama keluarganya dalam satu kamar.
f. Riwayat Pengobatan :
Pasien sebelumnya sempat diberikan obat penurun panas oleh orangtuanya.
Namun demam hanya turun sesaat dan kembali demam lagi.
g. Riwayat Penyakit Keluarga :
Kakak pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
h. Riwayat Kehamilan :
Selama kehamilan, ibu pasien jarang kontrol kehamilan ke Puskesmas
Kecamatan Senen. Ibu pasien mengatakan tidak ada keluhan yang berarti saat
kehamilannya.
i. Riwayat Kelahiran :
Pasien merupakan anak dari pasangan Tn. M dan Ny. R yang ke-2 dari 3
bersaudara. Pasien lahir normal spontan ditolong oleh bidan di puskesmas, lahir
cukup bulan dan langsung menangis. Pasien lahir dengan berat 3000 gram.
j. Riwayat Imunisasi :
Pasien hanya pernah menerima imunisasi sekali saat lahir, yaitu hepatitis B0
k. Riwayat Sosial Ekonomi:
An. S merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara dengan Ayah (Tn. M) yang
bekerja sebagai satpam di salah satu kantor swasta sedangkan Ibu (Ny. R) selain
sebagai ibu rumah tangga, Ny. R juga memiliki usaha kecil berupa warung di
rumahnya. An. S saat ini belum bersekolah. Kakaknya (An. P) sudah menginjak
kelas 2 SD. Adiknya (An. L), saat ini berusia 10 bulan. Biaya hidup sehari-hari
dan biaya pengobatan ditanggung oleh Orangtua. Penghasilan ayah pasien sebesar
Rp 3.400.000,00 per bulannya sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga.
Ny. R mengatakan bahwa penghasilannya sudah mencukupi kebutuhan
keluarganya sehari-hari.
l. Riwayat Kebiasaan:
Keluarga pasien memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari, dan ibu pasien
biasanya memasak makanan sendiri. Pasien tidak suka makan sayur dan buah-
buahan. Pasien sudah melakukan perawatan diri sendiri, seperti mandi,
mengenakan baju dan mengganti baju. Keluarga pasien sering lupa untuk mencuci
tangan sebelum makan.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Tampak sakit sedang
b. Keadaan Umum : Baik
6
c. Vital Sign :
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
Frekuensi Nadi : 98 x / menit
Frekuensi Pernafasan : 24 x/ menit
Suhu : 36,9 C
Berat Badan : 13,5 kg (pada tanggal 28 November 2017)
Tinggi Badan : 104 cm
d. Status Gizi :
Berat Badan : 13,5 kg
Tinggi Badan : 104 cm
a) Berat badan: 13,5 Kg
b) Panjang badan : 104 cm
c) BB/PB : -3 < SD < -2 ( Kurus )
d) TB/U : -2 < SD < 0 ( Tinggi badan normal )
e) BB/U : -2< SD < 0 ( Gizi Normal)
7
8
e. Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), pupil isokor
THT : Dalam Batas Normal
Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-), trakea berada di tengah
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru hati (+)
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan ICS III-IV linea sternalis dextra
Batas jantung kiri ICS V linea midklavikula sinistra
Batas pinggang jantung ICS II linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Abdomen cembung simetris
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen
f. Status Dermatologi
Distribusi
General
At Regio
Facial, coli, thorak, abdomen, ekstremitas
Sifat Lesi
Multiple, discreated, round, lentikuler, batas tegas, elevasi, kering
Effloresensi
Primer : papula eritem, pustule
Sekunder : -
9
g. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karekteristik Keluarga
a. Kepala Keluarga : Tn. M /30 tahun
b. Identitas Ibu : Ny. R /26 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga :
Bentuk keluarga ini adalah keluarga Nuclear family. Keluarga inti (Nuclear
Family) terdiri dari Tn. M (30 th) menikah dengan Ny. R (26 th) dan memiliki
3 orang anak, yaitu: An. P (8 th), An S (4 th), dan An. M (10 bulan).
2. Genogram
2.1. Bentuk keluarga :
Keluarga terdiri atas 1 generasi. Bentuk keluarga ini adalah nuclear family
dengan keluarga terdiri atas sebagai kepala keluarga Tn M (30) dan Ny. R (26)
sebagai istri, sudah menikah sejak 10 tahun yang lalu. Pasangan ini memiliki 3
10
orang anak yaitu anak pertama seorang perempuan (An. P) berusia 8 tahun, anak
kedua seorang laki-laki (An. S) berusia 4 tahun dan anak ketiga seorang laki-laki
(An. L) berusia 10 bulan.
Meninggal : Menikah :
Laki-laki : Keturunan :
Perempuan :
11
Lantai rumah dari : Keramik rumah An. S 8 x 5 m2 dengan jumlah
Dinding rumah dari : Tembok penghuni rumah 5 orang. Lantai rumah
Jamban keluarga : Ada terbuat dari keramik, dinding rumah kokoh,
Tempat bermain : Tidak ada ada satu ruang tamu, satu kamar, satu
Penerangan listrik : Ada jamban keluarga dan satu dapur. Penerangan
Ketersediaan air bersih : Ada yang cukup.
Tempat pembuangan sampah : Ada
c. Denah Rumah
12
Keluarga An. S memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Makanan
dimakan dimasak oleh Ny R. Masakan yang biasa dimasak seperti telur
dadar, tahu, tempe , ayam goring dan sayur. Walaupun Ny. R memasak
sayur namun An. S tidak mau memakan sayur. Keluarga An. S tidak
mengerti yang dimaksud dengan pola gizi seimbang. Kelurga An. S masih
belum membatasi konsumsi manis, asin, dan berlemak. Ny R pun tidak
membatasi mengenai makanan yang dimakan sehari-hari. Bahan
makanannya biasanya membeli di pasar tradisional. Ny. R juga selalu
memberikan uang jajan untuk anak-anaknya. An. S biasa membeli jajanan
saat bermain dengan teman sebayanya. Keluarga An. S juga mengetahui
manfaat dari mencuci tangan sebelum makan, namun masih sering lupa
untuk dilaksanakan.
13
Keluarga An. S memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Makanan
dimasak oleh Ny R. Masakan yang biasa dimasak seperti telur, tahu, tempe
ayam goreng dan sayur. Walaupun Ny. R memasak sayur namun An. S
tidak mau memakan sayur. Keluarga An. S tidak mengerti yang dimaksud
dengan pola gizi seimbang. Kelurga An. S masih belum membatasi
konsumsi manis, asin, dan berlemak. Ny R pun tidak membatasi mengenai
makanan yang dimakan sehari-hari. Bahan makanannya biasanya membeli
di pasar. Keluarga An. S juga mengetahui manfaat dari mencuci tangan
sebelum makan, namun masih sering lupa untuk dilaksanakan.
14
Gambar 1. Sajian Sekali Makan
15
lainnya setiap hari, agar jumlah dan kualitas zat gizi yang
dikonsumsi lebih baik dan sempurna. Kebutuhan pangan hewani 2-
4 porsi (setara dengan 70- 140 gr/2-4 potong daging sapi ukuran
sedang atau 80-160 gr/2-4 potong daging ayam ukuran sedang atau
80-160 gr/2-4 potong ikan ukuran sedang) 15 sehari dan pangan
protein nabati 2-4 porsi sehari ( setara dengan 100-200 gr/ 4-8
potong tempe ukuran sedang atau 200-400 gr/ 4-8 potong tahu
ukuran sedang) tergantung kelompok umur dan kondisi fisiologis
(hamil, menyusui, lansia, anak, remaja, dewasa). Susu sebagai
bagian dari pangan hewani yang dikonsumsi berupa minuman
dianjurkan terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui serta anak-anak
setelah usia satu tahun. Mereka yang mengalami diare atau
intoleransi laktosa karena minum susu tidak dianjurkan minum
susu hewani. Konsumsi telur, susu kedele dan ikan merupakan
salah satu alternatif solusinya.
16
menyebutkan bahwa konsumsi gula lebih dari 50 g (4 sendok
makan), natrium lebih dari 2000 mg (1 sendok teh) dan
lemak/minyak total lebih dari 67 g (5 sendok makan) per orang per
hari akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes, dan
serangan jantung. Informasi kandungan gula, garam dan lemak
serta pesan kesehatan yang tercantum pada label pangan dan
makanan siap saji harus diketahui dan mudah dibaca dengan jelas
oleh konsumen.
Khusus untuk anak usia 6-24 bulan konsumsi lemak tidak perlu
dibatasi.
- Konsumsi gula
Beberapa cara membatasi konsumsi gula:
1) Kurangi secara perlahan penggunaan gula, baik pada
minuman teh/kopi maupun saat membubuhkan pada
masakan. Jika meningkatkan rasa pada minuman,
tambahkan jeruk nipis pada minuman tehdan atau madu,
bukan menambahkan gula.
2) Batasi minuman bersoda.
3) Ganti makanan penutup/dessert yang manis dengan buah
atau sayursayuran.
4) Kurangi atau batasi mengkonsumsi es krim.
5) Selalu membaca informasi kandungan guladan
kandungan total kalori (glucosa, sucrosa, fruktosa,
dextrosa, galaktosa, maltosa) dan garam (natrium) jika
berbelanja makanan dalam kemasan.
6) Kurangi konsumsi coklatyang mengandung gula.
7) Hindari minuman beralkohol.
- Konsumsi garam
Karena itu dianjurkan mengonsumsi garam sekedarnya
dengan cara menyajikan makanan rendah natrium:
1) Gunakan garam beriodium untuk konsumsi.
2) Jika membeli pangan kemasan dalam kaleng, seperti
sayuran, kacangkacangan atau ikan, baca label informasi
nilai gizi dan pilih yang rendah natrium.
3) Jika tidak tersedia pangan kemasan dalam kaleng yang
rendah natrium, pangan dalam kemasan tersebut perlu
dicuci terlebih dahulu agar sebagian garam dapat terbuang
4) Gunakan mentega atau margarine tanpa garam (unsalted)
17
5) Jika mengonsumsi mi instan gunakan sebagian saja
bumbu dalam sachet bumbu yang tersedia dalam kemasan
mi instan
6) Coba bumbu yang berbeda untuk meningkatkan rasa
makanan, seperti jahe atau bawang putih.
- Konsumsi lemak
Konsumsi lemak dan minyak dalam hidangan sehari-hari
dianjurkan tidak lebih dari 25% kebutuhan energi, jika
mengonsumsi lemak secara berlebihan akan mengakibatkan
berkurangnya konsumsi makanan lain. Hal ini disebabkan
karena lemak berada didalam sistem pencernaan relatif
lebih lama dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,
sehingga lemak menimbulkan rasa kenyang yang lebih
lama.
Secara nasional, rata-rata konsumsi lemak di Indonesia
telah sesuai dengan yang dianjurkan yaitu 47
gram/kapita/hari atau 25 persen dari total konsumsi energi.
Karakteristiknya adalah lebih besar pada kelompok
penduduk usia 2-18 tahun, tinggal di perkotaan dan pada
kelompok perempuan (Riskesdas, 2010). Khusus untuk
anak usia 6-24 bulan konsumsi lemak tidak perlu dibatasi.
6. Biasakan sarapan
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan
antara bangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian
kebutuhan gizi harian 19 (15-30% kebutuhan gizi) dalam rangka
mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif. Sarapan yang
baik terdiri dari pangan karbohidrat, pangan lauk-pauk, sayuran
atau buah-buahan dan minuman. Bagi orang yang tidak biasa
makan kudapan pagi dan kudapan siang, porsi makanan saat
sarapan sekitar sepertiga dari total makanan sehari. Bagi orang
yang biasa makan kudapan pagi dan makanan kudapan siang,
jumlah porsi makanan sarapan sebaiknya seperempat dari makanan
harian.
18
Pemenuhan kebutuhan air tubuh dilakukan melalui konsumsi
makanan dan minuman. Sebagian besar (dua-pertiga) air yg
dibutuhkan tubuh dilakukan melalui minuman yaitu sekitar dua
liter atau delapan gelas sehari bagi remaja dan dewasa yang
melakukan kegiatan ringan pada kondisi temperatur harian di
kantor/rumah tropis. Pekerja yang berkeringat, olahragawan, ibu
hamil dan ibu menyusui memerlukan tambahan kebutuhan air
selain dua liter kebutuhan dasar air. Air yang dibutuhkan tubuh
selain jumlahnya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan juga
harus aman yang berarti bebas dari kuman penyakit dan bahan-
bahan berbahaya.
19
5) Keringkan tangan dengan handuk/tissu atau keringkan
dengan udara/dianginkan.
Pentingnya mencuci tangan secara baik dan benar memakai
sabun adalah agar kebersihan terjaga secara keseluruhan serta
mencegah kuman dan bakteri berpindah dari tangan ke makanan
yang akan dikonsumsi dan juga agar tubuh tidak terkena kuman.
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat
badan normal
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan
pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran energi. Aktivitas fisik
dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik
atau olah raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari
dalam seminggu. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan
antara lain aktivitas fisik sehari-hari seperti berjalan kaki,
berkebun, menyapu, mencuci, mengepel, naik turun tangga dan
lain-lain. Latihan fisik adalah semua bentuk aktivitas fisik yang
dilakukan secara terstruktur dan terencana, dengan tujuan untuk
meningkatkan kesegaran 22 jasmani. Beberapa latihan fisik yang
dapat dilakukan seperti berlari, joging, bermain bola, berenang,
senam, bersepeda dan lain-lain.
B. Pesan Khusus
- Pesan Gizi Seimbang untuk Anak Usia 2 – 5 Tahun
a. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam)
bersama keluarga
b. Perbanyak mengonsumsi makanan kaya protein seperti
ikan, telur, tempe, susu dan tahu.
c. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
Sayuran dan buah-buahan adalah pangan sumber vitamin,
mineral dan serat.
d. Batasi mengonsumsi makanan selingan yang terlalu manis,
asin dan berlemak.
e. Minumlah air putih sesuai kebutuhan. Sangat dianjurkan
agar anak-anak tidak membiasakan minum minuman manis
atau bersoda,karenajenis minuman tersebut kandungan
gulanya tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan cairan sehari hari
20
dianjurkan agar anak anak minum air sebanyak 1200 – 1500
mL air/hari.
f. Biasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik
setiap hari.
- Pesan Gizi Seimbang untuk Anak dan Remaja (6 – 19 tahun)
a. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam)
bersama keluarga
Makan pagi pada anak sekolah sebaiknya dilakukan pada jam
06.00 atau sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi
hipoglikemia atau kadar gula darah sangat rendah.
b. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya
Ikan merupakan sumber protein hewani, sedangkan tempe dan
tahu merupakan sumber protein nabati.
c. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan
d. Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari
rumah
f. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari
setelah makan pagi dan sebelum tidur Setelah makan ada sisa
makanan yang tertinggal di sela-sela gigi.
g. Hindari merokok Merokok
- Pesan gizi seimbang untuk usia lanjut
a. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
b. Biasakan mengonsumsi makanan sumber kalsium seperti
ikan dan susu
c. Biasakan mengonsumsi makanan berserat
d. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi
natrium.
e. Minumlah air putih sesuai kebutuhan : kelompok usia lanjut
perlu air minum yang cukup (1500-1600ml/hari).
f. Tetap melakukan aktivitas fisik Sel-sel otot pada usia muda
mempunyai kelenturan yang optimal dan mulai menurun pada
usia lanjut. Sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik
yang ringan seperti berjalan-jalan, bersepeda, berkebun dan
melakukan olah raga ringan seperti yoga, senam usia lanjut
yang berfungsi membantu kelenturan otot dan relaksasi otot.
g. Batasi konsumsi gula, garam dan lemak
Keluarga ini belum memperhatikan pola makan gizi seimbang
dikarenakan keterbatasan penghasilan. Pengeluaran lebih
diutamakan untuk membeli keperluan adik pasien (An. L) yang
masih 10 bulan, diibandingkan untuk membeli buah-buahan, selain
21
itu masih banyak kebutuhan keluarga yang lain yang harus
dipenuhi sehingga tidak memikirkan pola makan gizi seimbang.
22
Tempe grg 1 80 kkal 8 gr 6 gr 3 gr
ptg
Air putih 2
gelas
23
Kebutuhan energi dan zat gizi total perhari menurut Widya Karya Pangan
dan Gizi (WKPG) :
Kebutuhan energi usia 4-5 tahun = 90 kalori/kgBB/hari
Kebutuhan protein : 10% dari total kebutuhan energi harian
= (10% x total energi harian) : 4.
Kebutuhan Lemak : 20% dari total kebutuhan energi harian
= (20% x total energi harian) : 9.
Kebutuhan Karbohidrat : 70% dari total kebutuhan energi harian
= (70% x total energi harian) : 4
8. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologi
24
Keluarga mampu meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya
dengan mempunyai dua orang anak, yaitu An.P berusia 8 tahun, An.S
berusia 4 tahun, dan An. L berusia 10 bulan. Selain itu keluarga ini
menerapkan program keluarga berencana maka fungsi keluarga ini sedikit
terkontrol. Keluarga tidak ada yang memiliki kecacatan ataupun penyakit
menular. Tn. M bersama Ny. R mengasuh dan membesarkan anak-anaknya
dengan baik, serta merawat dan menjaga kesehatan seluruh anggota
keluarganya. Kebutuhan makanan sehari-hari keluarga Tn. M sudah cukup,
namun tidak sesuai dengan pola gizi seimbang yaitu kurang makan
sayuran dan cukup buah-buahan. Terkadang keluarga juga sering lupa
untuk mencuci tangan sebelum makan.
b. Fungsi Psikologi
An. S adalah seorang anak dengan keluarga pasien yang
memperhatikan kondisi penyakit pasien, pola makan pasien serta aktivitas
sehari - hari. Komunikasi antara orangtua dengan An. S sangat baik. Setiap
hari An. S selalu bertemu dengan ibunya, namun An. S tidak selalu
bersama ayahnya setiap hari karena ayahnya harus bekerja. Komunikasi
antara An. S dengan kakak dan adiknya sangat baik. Setiap harinya An. S
selalu tidur disebelah kakaknya. Selain itu keluarga ini masih memiliki
kesadaran yang baik akan pentingnya kesehatan. Tn.M dan Ny.R telah
memberikan rasa aman, nyaman, perhatian, memberikan identitas terhadap
anggota keluarga.
c. Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari ayah pasien.
Keluarga mampu mecukupi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti
kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat berlindung (rumah), namun
masih kesulitan untuk menabung karena pendapatan yang kurang dan
masih banyak kebutuhan lebih untuk adik pasien yang masih berusia 10
bulan. Untuk biaya kesehatan, pasien menggunakan BPJS sehingga pasien
dapat berobat tanpa memikirkan banyaknya biaya yang keluar dan tejamin
kesehatannya. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga ini dilakukan
oleh Ny. R untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-harinya. Tn. M dan
Ny. R juga menyisihkan sedikit penghasilan dari Tn. M untuk memenuhi
kebutuhan keluarga jangka panjang, seperti untuk pendidikan anak-
anaknya.
25
d. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, An. S dan keluarga memiliki
hubungan baik dengan tetangga sekitar. An. S sering bermain bersama
teman sebayanya di sekitar rumahnya.
C. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal (alasan kedatangan, kekhawatiran, harapan, persepsi individu
mengenai penyakitnya)
a. Kedatangan:
Keluhan keluar ruam kulit disertai rasa gatal sejak 1 hari sebelum ke
Puskesmas Kecamatan Senen
b. Kekhawatiran:
Orangtua pasien khawatir bahwa penyakitnya dapat menular ke adiknya
serta teman sebayanya.
c. Harapan:
Harapan Orangtua terhadap penyakit pasien adalah agar sembuh, tidak
menularkan ke adik pasien dan pasien dapat beraktivitas lagi seperti biasa.
26
Diagnosis Banding : Impetigo, Herpes Simplek
Identifikasi derajat fungsional pasien yaitu dampak aktivitas harian pasien saat
mengalami keluhan/gejala yang dikeluhkan (International Classification of
Primary Care). Dibagi menjadi lima:
1 : No difficulty at all (sama sekali tidak mengurangi pekerjaan/aktivitas harian)
2 : A little bit of difficulty (mulai mengurangi aktivitas berat, aktivitas ringan
masih mampu)
3 : Some difficulty (mulai mengurangi aktivitas ringan, sebagian perawatan diri
sementara dibantu orang lain, kemungkinan perawatan di RS untuk sementara
waktu)
4 : Much difficulty (aktivitas harian lebih banyak di rumah, tidak mampu bekerja
di luar rumah, perawatan diri sebagian sudah harus dibantu orang lain)
5 : Could not do/permanent unfit (100% berbaring di tempat tidur, perawatan diri
seluruhnya harus dibantu orang lain)
27
A. Rencana Penatalaksanaan dan Follow Up
1. Melakukann anamnesis, 1. Mengetahui hasil dari anamnesis dan 1. Pasien mengalami perbaikan dan
Aspek pemeriksaan fisik dan Pasien Puskesmas/ pemeriksaan fisik terhadap pasien. keluhan sudah berkurang
Personal menegakkan diagnosis Kunjungan
Rumah 2. Keluarga pasien dapat mengetahui tentang 2. Tidak ada kekhawatiran yang
2. Menjelaskan kepada orang tua penyakit yang diderita pasien. dirasakan oleh orang tua pasien.
pasien tentang penyakit
Varicella Zoster (Gejala, cara 3. Orang tua pasien tidak khawatir 3. Pasien rutin atau teratur meminum
penularan dan pencegahan) berlebihan tentang penyakit pasien. obat yang tekah diberikan.
28
1. Memberikan obat : 1. Orang tua pasien mengerti cara 1. Pasien mengalami perbaikan
Aspek Klinik Racikan acyclovir 400 Pasien dan Puskesmas pemberian terapi yang telah diberikan. dan keluahan berkurang
mg 4x1 keluarga 2. Pasien rutin atatu teratur
Racikan pasien 2. Mengurang keluhan yang diderita psien meminum obat yang diberikan
Chlorpheniramine dan mencegah timbulnya komplikasi. 3. Pasien sudah dibiasakan
Maleat 4mg + mencuci kedua tangan dengan
Dexamethasone 0,5 mg 3. Orang tua dapat menjaga pola makan dan air mengalir sebelum
2x1 makan.
adan anak tidak jajan sembarangan,
Paracetamol syr 3x5 ml 4. Pasien minum susu setiap pagi
menajaga kebersihan dan melakukan namun masih tadak mau makan
Biovitan multivitamin
aktivitas fisik. satur, dan buah setiap harinya.
syrup 1x5 ml
5. Pasien tidak melakukan
2. Menjelaskan kepada ibu aktivitas fisik.
pasien dianjurkan untuk selalu
menjaga pola makan, tidak
jajan sembarangan, menjaga
kebersihan, dan beraktivitas
fisik.
Aspek 1. Mengedukasi pasien untuk Pasien dan Saat 1. Orangtua mengubah pola makan pasien 4. Pasien minum susu setiap pagi..
Risiko makan sayur, buah-buahan, Keluarga kunjungan menjadi pola makan gizi seimbang oasien mulau mau memakan
Internal dan susu rumah 2. Orangtua mengetahui tentang dasar gizi beberapa jenis sayur saja.
2. Menjelaskan kepada orangtua seimbang 5. Pasien sudah dibiasakan
pasien tentang dasar gizi 3. Pasien dan orangtua pasien menerapkan menvuvi kedia tangan dengan
seimbang. cuci tangan sebelum makan sabun dan air mengalir sebelum
3. Menjelaskan kepada pasien menggunakan asbun dan air mengalir. makan.
dan orangtua pasien cara cuci
tangan 5 langkah pakai sabun
yang baik dan benar.
29
Aspek 1. Menjelaskan kepada Pasien dan Saat home 1. Orangtua mengetahui tentang dasar gizi 1. Orangtua mengetahui
Psikososial orangtua pasien tentang Keluarga visit ke seimbang tentang dasar gizi seimbang
keluarga dasar gizi seimbang. rumah
2. Pasien tidur terpisah dari saudarinya 2. Pasien tetap tidur berama
pasien
2. Menejalskan kepada pasien namun tidak berdekatan dengan
dan keluarga pasien bahwa 3. Pasien istirahat di rumah dan sementara saudaranya
penyakit pasien dapat waktu tidak kontak dengan teman-
menular. Keluarga harus temannya.
memisahkan tidur pasien
3. Pasien istirahat di rumah.
dengan saudaranya.
Aspek Menjelaskan kepada pasien dan Pasien Puskesmas 1. Pasien dapat mertahankan skor Pasien mengalami perbaikan dan
fungsional eluarga pasien untuk meminum atau fungsional keluhan sudah berkurang
obat secara teratur dan dianjurkan kunjungan
untuk selalu menjaga pola makan, 2. Mencapai kondisi kesehatan yang
rumah
tidak jajan sembarangan, menjaga optimal
kebersihan, beraktivitas fisik, dan
menerrapkan etika batuk.
30
D. Prognosis
A. Ad Vitam : ad bonam
A. Ad Sanasionam : ad bonam
B. Ad Fungsionam : ad bonam
31