Anda di halaman 1dari 24

STUDI KASUS

PENGARUH KEBIASAAN MENGONSUMSI BUNGA ES PADA ANAK DENGAN


TONSILITIS AKUT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG

PERIODE: 24 April 26 Mei 2017

Disusun Oleh :

Kekar Yogantoro

Pembimbing :
Dr. Citra Dewi, M. Kes, Dipl DK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA 2017
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul PENGARUH KEBIASAAN


MENGONSUMSI BUNGA ES PADA ANAK DENGAN TONSILITIS AKUT DENGAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN
MENTENG ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipublikasikan dalam rangka
memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Mei 2017

Pembimbing,

Dr. Citra Dewi, M. Kes, Dipl DK

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.


Alhamdulillahirabbilalamin. Puji dan syukur kami senantiasa kami ucapkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga
Referat Program Kesehatan Lingkungan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan Studi
Kasus Pengaruh Kebiasaan Mengonsumsi Bunga Es Pada Anak Dengan Tonsilitis Akut
Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Puskesmas Kecamatan Menteng bertujuan untuk
memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai salah satu sumber pengetahuan
bagi pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat, sehingga dapat
memberikan manfaat.

Penyelesaian Studi Pengaruh Kebiasaan Mengonsumsi Bunga Es Pada Anak Dengan Tonsilitis
Akut Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Puskesmas Kecamatan Menteng ini tidak
terlepas dari bantuan para dosen dan dokter pembimbing, staf pengajar, staf puskesmas
kecamatan kelapa gading yang banyak membantu serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Citra
Dewi, M. Kes, Dipl DK selaku dosen pembimbing kami. Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Studi Kasus Tonsilitis
Akut Pada Anak Yang Memiliki Kebiasaan Mengonsumsi Bunga Es Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Puskesmas Kecamatan Menteng. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga referat ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak terkait.

Wassalamualaikum wr. wb

Jakarta, Mei 2017

Tim Penulis

3
BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama : An. T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 5 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Alamat : Jln. Cikini Kramat No.19, Cikini, Menteng
Jenis Pembayaran : BPJS
Tanggal Pemeriksaan : 27 April 2017

B. Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis terhadap ibu pasien dan pasien
pada tanggal 27 April 2017.
1. Keluhan Utama :
Nyeri menelan sejak 1 hari yang lalu.

2. Keluhan Tambahan :
Demam yang di sertai dengan batuk, pilek dan rasa mengganjal di tenggorok sejak
2 hari yang lalu.

3. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengelukan nyeri menelan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan dirasakan
terutama bila menelan makanan. Pasien juga mengeluh terasa mengganjal pada
tenggorok. Keluhan tersebut juga disertai dengan demam, batuk dan pilek. Menurut
ibunya, pasien mengalami peningkatan suhu demam sudah 2 hari, demam tinggi
sepanjang hari, hingga menyebabkan pasien sulit tidur saat malam. Tidak ada
keluhan sesak napas ataupun mengorok. Sebelumnya ibu pasien sudah membawa
pasien ke dokter umum dan di berikan obat penurun panas dan racikan puyer,
namun demam pasien masih belum membaik. Ibu pasien mengakui pasien sering
sekali memakan es batu/ bunga es yang ada dikulkas. Ibu pasien berharap nyeri
tenggorokan serta demam yang dialami pasien dapat segera sembuh, dan berharap
dengan meminum obat yang telah diberikan dari dokter pasien dapat segera sembuh

4
karena menurut ibu pasien, dengan keluhan yang ada pasien tidak nyaman saat
makan dan pasien sering memuntahkan makananya saat batuk. Ibu pasien juga
khawatir karena demam biasanya timbul pada malam hari dan membuat pasien sulit
untuk tidur.

4. Riwayat Penyakit Dahulu :


- Keluhan serupa sebelumnya : (-)
- Riwayat Asma : (-)
- Riwayat Alergi : (-)

5. Riwayat Penyakit Keluarga:


- 1 Minggu lalu anak dari kakak kedua pasien mengalami demam, batuk dan
pilek.

6. Riwayat Sosial Ekonomi :


An. T adalah anak kelima dari 5 bersaudara dengan ayah (Tn. C) sebagai supir
dan ibu (Ny. R) sebagai ibu rumah tangga. Kakak pertama bernama, Ny.I saat ini
berusia 25 tahun sudah menikah dan bekerja sebagai administrasi di perusahaan
swasta, kakak kedua bernama Tn. S berusia 23 tahun sudah menikah dan bekerja
sebagai petugas keamanan. Kakak ketiga bernama Tn. A berusia 19 tahun pelajar
di perguruan tinggi swasta. Kakak keempat bernama An. D berusia 9 tahun pelajar
kelas 5 SD.
Untuk kebutuhan sehari-hari serta biaya sekolah ditanggung oleh kepala
keluarga dengan penghasilan sebesar Rp 2.500.000 per bulan, yang kadang sering
di bantu dari anak-anak Tn. C yang dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

7. Riwayat Kebiasaan
Pasien saat ini berusia 5 tahun dan belum sekolah, sehari-hari pasien bangun
pagi pukul 08.00 biasanya pasien lebih sering bermain bersama kakak keempatnya
An. D, tapi saat kakak keempatnya sekolah, pasien lebih banyak bermain dengan
ibunya atau keponakan-keponakanya dari kedua kakaknya yang telah menikah atau
hanya bermain sendiri dengan playstastion. Pasien biasa makan pagi bersama
ibunya sekitar pukul 09.30 setelah ibunya selesai merapihkan rumah dan masak.

5
Sekitar jam 14.00 kakak keempatnya pulang dari sekolah dan makan makan siang
setelah itu mereka tidur siang bersama lalu sore harinya mereka bangun dan
bermain bersama.
Sebelum jam 18.00 biasanya seluruh keluarga sudah kembali ke rumah dan
makan malam bersama sambil menonton tv, dan pasien tidur biasanya pukul 9
malam bersama kakak keempatnya dan ibunya.
Pasien memiliki pola makan 3 - 4 kali sehari. Dalam makan pasien tidak
pernah memilih makanan, dan lebih banyak makan bersama ibunya dan disuapi.
Pasien memiliki kebiasaan bermain playstation hinggua jarang bergerak dan
melihat layar tv hamper sepanjang hari, dan diakui ibunya pasien memiliki
kebiasaan memakan es batu atau bunga es yang ada di kulkas. Pasien mempunyai
kebiasaan mencuci tangan namun jarang menggunakan sabun dalam keluarga
pasien sebelum makan. Pasien mandi 2 kali sehari pagi dan sore hari, terkadang
suka lupa menggosok gigi dan jarang menggosok gigi sebelum tidur.

8. Riwayat Obstetrik
Ibu pasien saat mengandung pasien tidak mengalami sakit dan rajin mengontrol
kehamilan ke rumah sakit dan juga bidan. Ibu pasien melahirkan pasien di rumah
sakit saat usia kehamilan 38 bulan dan melahirkan secara spontan, berat badan lahir
pasien 2800 gram, panjang 47 cm dan langsung menangis.

9. Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap sampai campak
Tabel 1. Jadwal Imunisasi Dasar di Puskesmas
No. Vaksin Usia
1 BCG 1 bulan
2 Hepatitis B 1 bulan 2 bulan 6 bulan
3 Polio 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
4 DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan
5 Campak 9 bulan

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum :Tampak sakit sedang

6
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign :
- Nadi : 125x / menit
- Pernapasan : 24x / menit,
- Suhu : 37,9 o

4. Data Antopometri
a. Berat badan : 17,5 kg
b. Tinggi badan : 115 cm
c. Berat badan sebelum sakit : 17,5 kg
d. Berat badan setelah sakit : 17,5 kg
e. Status gizi menggunakan kurva CDC
i. BB Aktual : 17,5 Kg
ii. TB : 115 cm
iii. BB Baku sesuai TB : 18,6 Kg
f. BB sebelum sakit :

BB/TB = x 100%

= 17,5/18 x 100%
= 93 % (Gizi Baik)
g. BB setelah sakit :

BB/TB = x 100%

= 17,5/18 x 100%

= 93 % (Gizi Normal)

7
Gambar 1. Kurva CDC 2 to 20 years: Boys, Stature-for-age and weight-for-age

8
5. Status Generalis :
Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam-coklatan tidak mudah
dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mata tidak
cekung, airmata (+)
Leher : Teraba hangat, tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
Thoraks :
Cor :
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat.
- Palpasi : Iktus kordis teraba sela iga IV garis midclavicula sinistra.
- Perkusi: Batas atas sela iga II garis parasternal sinistra.
Batas jantung kanan sela iga IV garis parasternaldextra.
Batas jantung kiri sela iga IV garis midklavikulasinistra.
Kesan : batas jantung dalam batas normal
- Auskultas: Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-)

Pulmo :
- Inspeksi: Pergerakan dinding thorax kiri-kanan simetris, tidak ada bekas
luka, tidak ada benjolan, retraksi ICS (-)
- Palpasi : Fremitus taktil dan vocalis simetris antara paru kiri-kanan
Tidak nyeri tekan, tidak ada krepitasi
- Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru kiri-kanan
- Auskultasi:Suara nafas vesikuler diseluruh lapang paru kiri-kanan.
Ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Abdomen : Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak
teraba, Turgor kembali cepat
Ekstremitas : Akral hangat, edema ( - ), Sianosis ( - ), Turgor kulit
kembali cepat

9
6. Status Lokalis :
Tabel 2. Status lokasi
Bagian Kelainan Keterangan
Mulut Mukosa Hiperemis (-), sianosis (-)
Lidah Simetris
Palatum Mole Tenang
Gigi geligi Normal
Uvula Deviasi (-), hiperemis (-)
Halitosis (-)
Tonsil Mukosa Hiperemis (+)
Besar T1 T2
Kripta Melebar (-/-)
Detritus (-/-)
Perlengketan (-/-)

C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

10
BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga : Tn. C, usia 45 tahun
b. Identitas Pasangan : Ny. R, usia 43 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga :

Table 3. karakteristik keluarga

No Nama Kedudukan Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan


dalam Tambahan
keluarga
1. Tn,C Kepala Laki-laki 45 SLTA / Tukang -
Keluarga tahun sederajat ojek
2. Ny.R Istri Perempuan 43 SLTA / Ibu Rumah -
tahun sederajat Tangga

3. Ny. I Anak Perempuan 25 SLTA / Karyawan -


tahun sederajat swasta
4. Tn. S Anak Laki-laki 23 SLTA / Karyawan -
tahun sederajat swasta
5. Tn. A Anak Laki-laki 19 SLTA / Mahasiswa -
tahun sederajat
6. An. D Anak Laki-laki 9 Belum Pelajar -
Tahun tamat SD
7. An. T Anak Laki-laki 5 Belum - Pasien
tahun Sekolah

11
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan Tempat Tinggal

Table 4. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

Status kepemilikan rumah : Mengontrak


Daerah perumahan : Padat Penduduk
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : 3 x 9 m2
An. Ci tinggal bersama kedua orang
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 5 orang
tuanya di sebuah kontrakan. Total
Halaman rumah : ada
penghuni di rumah tersebut
Lantai rumah dari : Keramik
sebanyak 5 orang, terdapat jamban
Dinding rumah dari : Tembok
didalam rumah, tempat pembuangan
Jamban keluarga : Ada
sampah ada dan air bersih tersedia
Tempat bermain : Tidak ada
yaitu menggunakan air pam. Kondisi
Penerangan listrik : 900 watt, jendela 1 buah, ventilasi 1
lingkungan tempat tinggal pasien
buah
cukup padat penduduk. Air yang di
Ketersediaan air bersih : Ada
konsumsi merupakan air isi ulang.
Tempat pembuangan sampah : Ada

b. Kepemilikan barang barang berharga


Keluarga ini memiliki barang-barang antara lain 2 buah motor, 1 buah televise
1 buah playstation 2, 1 buah dvd player, 1 buah lemari pendingin, 2 buah kipas
angin, 1 buah setrika, 2 buah handphone dan 1 buah kompor gas ( tabung 3
kg).

12
Gambar 2. Denah Rumah Keluarga An. T

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga :


a. Jenis tempat berobat : Puskesmas / dokter umum
b. Asuransi/Jaminan Kesehatan : BPJS

4. Sarana Pelayanan Kesehatan

Table 5. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

Faktor Keterangan Kesimpulan


Cara mencapai pusat Naik angkutan umum/ Keluarga pasien biasa
pelayanan kesehatan motor berobat ke Puskesmas
Tarif pelayanan kesehatan Badan Penyelenggara Kecamatan Menteng dengan
Jaminan Sosial (BPJS) menggunakan angkutan
Kualitas pelayanan Menurut keluarga kualitas umum atau motor. Orang tua
kesehatan pelayanan kesehatan yang pasien merasa puas dengan
didapat cukup memuaskan pelayanan kesehatan yang
ada di Puskesmas.

13
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasan makan
Pasien makan di rumah 3-4 kali sehari dengan waktu yang tidak
menentu setiap harinya. Pasien biasa memakan makanan yang dibuat oleh
ibunya, disampaikan oleh ibunya bahwa pasien tidak pernah memilih soal
makanan, jarang jajan diluar dan terkadang jika dirumah ada susu kental manis
pasien suka meminta dibuatkan oleh ibunya sebelum pasien tidur..Pasien jarang
mengkonsumsi buah-buahan.

b. Menerapkan pola gizi seimbang


Menu makanan yang sering dikonsumsi keluarga pasien adalah nasi,
telur, tahu, tempe, ayam dan terkadang daging. Untuk setiap sajiannya, Ibu
pasien biasanya menyajikan nasi putih dengan lauk seperti telur, tempe, tahu
atau ayam dan sayur. Keluarga pasien jarang mengkonsumsi daging dan buah-
buahan tergantung Ny R. ingin memasak apa.

14
Tabel 6. Food Recall Pola Makan An. T Selama Tiga Hari Terakhir.

Jumlah
Waktu Menu makanan Protein Karbohidrat Lemak
Tanggal Kalori
24/04/17 Pagi Nasi Putih (100 gr) 129kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr
Ayam Goreng (1) 211kkal 16,03gr 7,49gr 12,5gr
Minyak (1 sdm) 124 kkal 0 0 14 gr
Total 464kkal 20,23 51,57 26,94
Siang Nasi Putih (100gr) 129kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr
Sayur Sup (100gr) 31kkal 3,62gr 8,58gr 2,84gr
Telur goreng (46gr) 89kkal 6,24gr 0,43gr 6,76gr
Tempe (1 ptg) 34kkal 2gr 1,79gr 2,28gr
Minyak (1sdm) 124kkal 0 0 14gr
Air Mineral 0 0 0 0
Total 407kkal 16,06 54,88 26,32
Malam Nasi Putih (100gr) 129kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr
Sayur Sup (100gr) 31kkal 3,62gr 8,58gr 2,84gr
Ayam Goreng (1) 211kkal 16,03gr 7,49gr 12,5gr
Minyak (1sdm) 124kkal 0 0 14gr
Air Mineral 0 0 0 0
Total 495kkal 23,85 60,15 29,78
25/04/17 Pagi Mie instan (1) 410kkal 6gr 47gr 13gr
Telur Rebus 77kkal 6,26gr 0,56gr 5,28gr
Susu kental manis 140kkal 1gr 23gr 4,5gr
(42gr)
Air Mineral 0 0 0 0
Total 627kkal 13,26 70,56 22,78
Siang Nasi Putih (100gr) 129kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr
Hati ayam (50gr) 58kkal 4,46gr 0gr 2,42gr
Tahu Goreng (2) 70kkal 4,46gr 2,72gr 5,24gr
Sayur Bayam (cup) 7kkal 2,86gr 3,63gr 0,39gr
Minyak 124kkal 0 0 14 gr
Air Mineral 0 0 0 0
Total 264kkal 15,98 50,43 8,49
Malam Nasi Putih (100gr) 129kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr
Sayur Bayam (cup) 7kkal 2,86gr 3,63gr 0,39gr
Telor Dadar (sdg) 93kkal 6,48gr 0,42gr 7,33gr
Teh manis hangat 55kkal 0 14,36gr 0
Minyak (1 sdt) 40kkal 0 0 4gr
Air Mineral 0 0 0 0
Total 304kkal 13,54 47,71 12,16
26/04/17 Pagi Bubur Ayam 372kkal 27,56gr 36,12gr 12,39
Susu Kental Manis 140kkal 1gr 23gr 4,5gr
(42gr)
Air Mineral 0 0 0 0
total 512 kkal 28,56 56,12 16,89
Siang Nasi putih (100gr) 129kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr

15
Dendeng sapi (1) 49kkal 33,2gr 11gr 25,6gr
Sayur Asem 80kkal 3,18gr 12,9gr 2,76gr
Minyak 124kkal 0 0 14 gr
Air Mineral 0 0 0 0
Total 382kkal 40,58 67,98 42,8
Malam Mie Goreng 410kkal 8gr 58gr 16gr
Telur goreng (46gr) 89kkal 6,24gr 0,43gr 6,76gr
Susu Kental Manis 140kkal 1gr 23gr 4,5gr
(42gr)
Minyak 124 kkal 0 0 14gr
Total 763 kkal 15,24 81,43 41,26

- Tinggi Badan : 115 cm


- Berat Badan : 17,5 Kg

Kebutuhan Kalori Sehari Pasien (An. M) :


Rumus Holliday Zegar
10 kg : 100 kkal/kgBB/hari
11-20 kg : + 50 kkal/kgBB/hari
> 20 kg : + 20kkal/kgBB/hari

BB Pasien : 17,5 Kg
10 kg x 100 kkal/kgBB/hari : 1000 kkal/hari
7,5 kg x 50 kgBB/hari : 375 kkal/hari
1000 kkal + 375 kkal = 1.375 kkal

rata-rata kalori 468/hari


rata-rata protein 21grm/hari
rata-rata karbohidrat 66grm/hari
rata-rata lemak 25grm/hari

Kebutuhan karbohidrat :
(50% x kebutuhan kalori satu hari)/4 = 59 gram
Kebutuhan lemak :
(35% x kebutuhan kalori satu hari)/9 = 18 gram
Kebutuhan protein :
(15% x kebutuhan kalori satu hari)/4 = 18 gram

16
Kesimpulan :
Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food recall pasien
selama 3 hari sebelum datang ke puskesmas maka dapat disimpulkan bahwa setiap
harinya menu makan pasien dengan cukup energi/kalori dan tinggi lemak, protein
dan karbohidrat

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor Pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga :
Hubungan antar anggota keluarga terjalin dengan baik dan harmonis.
Anggota keluarga pasien pun cukup kooperatif sehingga dapat membantu
menyelesaikan masalah kesehatan pasien, seperti membawa pasien berobat ke
puskesmas jika pasien sakit dan menyimpan obat untuk penanganan awal jika
anak sakit. Biaya pelayanan kesehatan pasien bersumber dari Badan Pelayanan
Janiman sosial (BPJS) dan kadang menggunakan uang pribadi.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga :
Kurangnya perhatian Ayah pasien karena lebih banyak di luar rumah
untuk bekerja. Ibu pasienpun terkadang tidak memperhatikan pasien saat
bermain karena selain menjaga pasien ibu pasien sering membantu anaknya
yang bekerja untuk menjaga cucunya, selain itu orang tua selalu membiarkan
anaknya bermain game berjam-jam didepan tv.

B. Genogram
1. Bentuk Keluarga :
Bentuk keluarga ini adalah the extended family yang terdiri dari Tn. C sebagai
kepala keluarga, Ny. R sebagai istri dan lima orang anaknya Ny. I, Tn. S , Tn. A,
An. D, dan An. T Ditambah dua menantu dan cucu.

2. Tahapan siklus keluarga :


Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1985),
tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap VI yaitu keluarga melepas anak
usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).

17
3. Familymap

Ny. P
63th

Tn. K Ny. S Tn. A Ny. T Tn. C Ny. R Tn. W Ny. Si Ny. M Tn. W
48 th 46 th 47 th 43 th 53 th 46 th 53 th 45 th 40 th 41 th

Tn. C Ny. R
45 th 43 th

Tn. T Ny. I Ny. L Tn. S Tn. A An. D


25 th 25 th 20 th 23 th 19 th 9 th

An. T, 5 th
An. I
By. S (tonsillitis)
23 Bln
10 Bln
4. Dinamika keluarga
Hubungan antar keluarga cukup baik. Namun pasien kurang dekat dengan kedua
kakaknya yang sudah menikah karena sudah berbeda rumah dan bekerja.

Fungsi keluarga:
Fungsi Biologis
Keluarga pasien mampu menghasilkan keturunan, namun pasangan Tn. C dan
Ny. R tidak ingin menambah anak lagi, sehingga menggunakan alat
kontrasepsi hormonal yaitu suntik setiap 3 bulan. Keluarga mampu memenuhi
kebutuhan makanan, namun tidak sesuai dengan pola gizi seimbang.
Fungsi Psikologis
Masing-masing anggota keluarga saling menyayangi. Pasien sering bermain
bersama kakaknya An. D dan keponakannya. Namun saat ibu pasien marah
atau menegur pasien atau kakaknya, ibu pasien sering menghukum mereka
dengan cubitan.
Fungsi Sosial Budaya
Lingkungan tempat tinggal keluarga pasien tergolong padat penduduk.
Hubungan keluarga pasien dekat dengan tetangga-tetangganya.
Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga bertumpu pada kepala keluarga, yaitu Tn. C yang bekerja
sebagai karyawan dan berpenghasilan Rp 2.500.000 setiap bulannya yang di
bantu dengan kedua anaknya yang sudah bekerja. Penghasilan tersebut
dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Fungsi Pendidikan
Tn. C dan Ny. R menyadari akan pentingnya pendidikan, mereka berharap
anaknya dapat menempuh pendidikan yang tinggi. Berharap ke tiga anaknya
yang masih sekolah bisa melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi.

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga


1. Masalah lingkungan : Lingkungan tempat pasien tinggal termaksud lingkungan yang
padat penduduk selain itu rumah pasien juga bukan merupakan rumah sehat, dimana
ukurannya tidak sesuai dengan jumlah orang di rumah, ventilasi dan jendela juga
masih kurang.
2. Masalah perilaku kesehatan : Orang tua pasien khususnya ibu pasien cukup
mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, namun dalam
kehidupan sehari-hari masih belum dilakukan secara baik dan benar. Seperti jarang
menggosok gigi dan kebiasaan pasien mengkomsumsi bunga es.
3. Masalah sarana pelayanan kesehatan : Ibu pasien kurang puas dengan obat yang
didapatkanya, karena pasien masih mengalami demam walau sudah di beri obat
penurun panas.

D. Diagnosis Holistik
1. Aspek personal
a. Alasan kedatangan : Pasien terjaring pada saat program KPLDH di Jln.
Cikini Kramat No.19, Cikini, Menteng. Saat dikunjungi pasien
mengeluhkan nyeri menelan 1 hari lalu dan demam sejak 2 hari yang lalu.
b. Harapan : Pasien dan keluarganya berharap sakit yang diderita pasien bisa
lekas sembuh.
c. Kekhawatiran : Orang tuanya khawatir penyakitnya akan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Ia juga khawatir karena demam yang tidak turun.

20
d. Persepsi : Pasien yakin penyakitnya bisa disembuhkan dengan pengobatan
yang diberikan, karena biasanya orang tua pasien jika ada yg sakit langsung
di bawa ke puskesmas dan biasanya sembuh dengan obat dari puskesmas.
Orangtua pasien menganggap penyakit anaknya dapat disembuhkan dengan
obat-obatan .

2. Aspek klinik (diagnosis kerja dan diagnosis banding)


Diagnosis kerja : Tonsilitis akut e.c viral
Diagnosis banding : Tonsilitis akut e.c bakterial
Dasar diagnosis : Nyeri menelan sejak 2 hari yang lalu, terasa mengganjal
pada tenggorok (+), demam (+), batuk (+), pilek (+), malaise (+). Pemeriksaan
Fisik : Status generalis dalam batas normal. Status lokalis :Tonsil: T1/T2
hiperemis (+)

3. Aspek risiko internal (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan


pasien):
Penyakit ini sering terjadi pada anak usia (4-7 tahun) , ditambah dengan
kebiasaan pasien yang sering mengonsumsi es batuk atau bunga es di kulkas, serta
jarang makan buah-buahan. Kesadaran pasien akan kebersihan dirinya terutama
kebersihan mulutnya kurang, hal tersebut mendukung terjadinya penyakit tersebut.
4. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah)
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap penyakit yang di derita oleh
pasien, serta adanya anggota keluarga yang merokok dirumah.
5. Aspek fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari)
Aspek fungsional pasien merupakan skala 2, karena pasien dapat melakukan
aktivitas sehari-hari namun berkurang karena pasien merasa lemas dan tidak nafsu
makan.

21
E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 18. Rencana Pelaksanaan


Hasil yang
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu
Diharapkan
Personal Melakukan pemeriksaan fisik Pasien Saat pasien Pasien tidak lagi
dan menegakkan diagnosis berobat ke mengkhawatirkan
Menjelaskan kepada pasien Puskesmas keadaannya
dan kedua orang tua pasien dan saat Penyakit yang sama
khususnya ibu pasien bahwa kunjungan ke pada pasien tidak
penyakit ini dapat rumah pasien. terulang dan
disembuhkan, dan dapat penyakitnya tidak
dicegah kekambuhannya bertambah berat.
dengan cara menjaga makanan
yang dikonsumsi dan menjaga
kebersihan dan kesehatan.
Klinis Menjelaskan kepada orang Pasien & Saat pasien Mengurangi keluhan
tua pasien terutama ibu Orang tua berobat dan pasien sehingga
pasien tentang terapi yang kunjungan ke pasien dapat
diberikan. rumah pasien melakuan aktivitas
Memberikan obat berupa : tanpa gangguan dan
- Paracetamol sirup 3 x 500 mencegah timbulnya
mg komplikasi
- Amoxicilin sirup 3x250mg
selama 5 hari
Menganjurkan untuk
memakan makanan lunak
dan menghindari makan
gorengan, pedas dan dingin.

22
Risiko Memberitahu pasien untuk Pasien Saat Pasien
Internal mengurangi kebiasaan kunjungan ke mengkonsumsi
memakan es batu atau bunga rumah pasien. makanan dengan
es di kulkas, hindari menu yang lebih
makanan berminyak dan sehat dan bergizi.
manis Pasien dapat menjaga
Menganjurkan pasien untuk kesehatan dan
makan buah dan sayur setiap kebersihan dirinya
hari. untuk mencegah
Menganjurkan pasien untuk terjadinya penyakit
mencuci tangan sebelum yang berulang.
makan.
Menganjurkan pasien untuk
menjaga kesehatan
mulutnya dengan sikat gigi
setiap habis mandi dan
sebelum tidur.
Keluarga Mengingatkan orang tua Orang tua Saat Pasien mendapat
pasien untuk lebih pasien kunjungan ke perhatian lebih dari
memperhatikan pasien. rumah pasien. orang tuanya.
Menganjurkan orang tua Mencegah timbulnya
pasien untuk selalu menjaga penyakit-penyakit
kebersihan lingkungan akibat lingkungan
sekitar. yang kurang sehat.
Menganjurkan orang tua Mendapatkan
pasien untuk berobat ke pengobatan yang
Puskesmas jika sakit. tepat saat sakit.

Fungsional Menyarankan pasien agar Pasien Pada saat Mencapai kondisi


beristirahat di rumah kunjungan ke kesehatan yang
Menganjurkan pasien agar rumah. optimal dan agar
meminum obat secara teratur dapat melakukan
aktivitasnya kembali.

23
F. Prognosis
1. Ad vitam : Ad bonam
2. Ad sanationam : Ad bonam
3. Ad functionam : Ad bonam

24

Anda mungkin juga menyukai