Anda di halaman 1dari 16

STATUS PSIKIATRI

Nama

: Alifah Diendhia Putri

Universitas

: FK YARSI

Npm

: 1102011021

Tanda Tangan

Tanda Tangan

Dokter penguji: dr. Suzy Yusna Dewi, Sp.KJ (K)


dr. Safyuni Naswati, Sp.KJ

I.

IDENTITAS
Nama

: Tn. G

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 28 tahun

Tempat / Tanggal Lahir

: Ciamis, 28 Juni 1987

Alamat

: Tangerang

Agama

: Islam

Bangsa/ Suku

: Indonesia, Sunda

Status Pernikahan

: Belum kawin

Pendidikan Terakhir

: SMA

Pekerjaan

: Marketing

Dokter yang Merawat

: dr. Salikur K., Sp.KJ

Ruang Perawatan

: R. Elang 2

Tanggal Masuk RSJSH

: 20 Mei 2016

Riwayat Perawatan
1. Sekitar bulan Desember 2015 di Rawat Inap RSJSH
2. Tanggal 20 Mei 2016 di Rawat Inap RSJSH (sampai saat ini)
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis

Tanggal 27 Mei 2016, pukul 17.00, diruang Elang RSJSH


Tanggal 28 Mei 2016, pukul 16.00, diruang Elang RSJSH
Tanggal 29 Mei 2016, pukul 11.00, diruang Elang RSJSH
1

Alloanamnesis
:
Dengan Ny. E (ibu pasien), pada tanggal 29 Mei 2016, pukul 12.00 WIB,

melalui telefon.
Dengan Ny. E (ibu pasien), pada tanggal 29 Mei 2016, pukul 14.27 WIB,
melalui telefon.

A. Keluhan Utama
Pasien datang keluhan mengamuk sejak 1 hari SMRS.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Dr. Soeharto Heerjan (RSJSH) dengan keluhan
mengamuk dirumah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Saat itu, obat
pasien sudah habis sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit dan tidak dibawa
kembali untuk control oleh keluarganya. Pasien diantar oleh kedua orang tuanya
ke RSJSH. Pada saat wawancara di ruang Elang, pasien terlihat tenang,
kooperatif dan berbicara spontan.
Pasien mengatakan bahwa ia sulit tidur sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Saat di IGD, pasien terlihat gelisah, karena menurutnya gejalanya kambuh
lagi. Pasien sulit tidur karena memikirnya ayah kandungnya yang telah
meninggal dunia pada tahun 2014. Pasien merasa sedih jika mengingat almarhum
ayahnya. Pada tahun 2015, pasien mulai merasakan adanya bisikan-bisikan yang
mengatakan Gita baik-baik, bapak sudah tenang disini dan jangan lupa jaga
ibu. Setiap setelah mendengar bisikan tersebut, pasien sering berbicara sendiri
dan sering melamun.
Menurut keluarga pasien, pasien memang anak yang pendiam. Ibu pasien
sudah merasakan bahwa pasien terlihat aneh sejak 1 tahun yang lalu, tetapi
ibunya tidak menanggapi perilaku pasien seperti itu. Lalu pada bulan Desember
2015, pasien mengamuk dan membanting peralatan dapur serta tv. Setelah itu
pasien dibawa ke RSJSH, dan dirawat selama 27 hari. Pasien terlihat membaik
dan terlihat normal seperti dulu. Karena keluarganya merasa pasien sudah sehat,
maka ibunya tidak membawanya kembali control. Ibunya mengatakan keluhan
ini datang ketika pasien mulai berkerja shift malam sejak 5 sebelum masuk
rumah sakit dan pasien tidak mau meminum obat. Pasien menjadi kurang tidur
dan merasa gejalanya kambuh kembali. Pasien kembali sering mendengar
bisikan-bisikan.

Ibunya

mengatakan

bahwa

teman

kantornya

yang
2

menyampaikan gejala pasien. Teman pasien memberitahu bahwa pasien sering


terlihat berbicara sendiri dan kacau. Pasien terlihat murung dan nafsu makannya
berkurang, sering bermalas-malasan dan mudah tersinggung .
Pasien merasa bahwa semenjak ayah kandungnya meninggal, ia seperti
diasingkan dirumahnya sendiri karena ibunya telah menikah lagi. Pasien juga
mengatakan bahwa ia merasa bapak tirinya tidak suka dengan dirinya karena
dirinya menggangur. Setelah saat itu, pasien mencari kerja agar ia tidak berada
dirumah. Pasien mengaku jika ia sedang merasa kesal, pasien sering membanting
barang dan marah-marah.
Karena perilaku pasien yang tidak wajar seperti mengamuk, dan ibunya
merasa takut bahwa pasien akan melakukan hal seperti gejala sebelumnya, maka
dari itu pasien dibawa ke RSJSH diantar oleh keluarganya.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Gangguan Psikiatrik
Sekitar tahun 2015, pasien mulai mendengar adanya bisikan-bisikan suara
almarhum ayahnya. Saat itu, pasien mengatakan bahwa ayahnya menyuruhnya
untuk menjaga ibunya dan baik-baik. Pasien sering berbicara sendiri dan kadang
terlihat murung jika mengingat ayahnya.
Pada bulan Desember 2015, pasien mengamuk dirumah dan membanting
semua peralatan dapur saat ibunya sedang memasak. Saat ditanya kenapa, pasien
tidak menjawab, tetapi pasien semakin mengamuk. Menurut ibunya, pasien
mengamuk karena merasa tidak suka dengan ayah tirinya. Lalu ibunya membawa
pasien ke IGD RSJSH dan pasien dirawat selama 27 hari.
Pada bulan Mei 2016, pasien tidak meminum obatnya sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit dan tidak kembali control, karena menurut ibunya,
pasien sudah sehat. Tetapi 2 hari sebelum masuk rumah sakit, gejala pasien
kambuh kembali. Pasien sulit tidur, terlihat sering berbicara sendiri dan mulai
mendengar bisikan-bisikan. Lalu, pasien mengamuk tiba-tiba kepada ibunya
tanpa sebab yang jelas. Setelah itu, pasien langsung dibawa ke IGD RSJSH.
Untuk pengobatan sebelumnya, ibu pasien mengatakan bahwa pasien dulu
diberikan tablet kecil bewarna merah muda dan kuning, diminum 2 kali sehari.
Setelah meminum obat tersebut, gejala pasien mulai terlihat membaik.
2. Riwayat Gangguan Medik
3

Pasien tidak pernah mengalami sakit yang serius saat kecil. Pasien
tidak pernah kejang baik saat kecil maupun sesudah dewasa. Pasien tidak
memiliki riwayat diabetes mellitus. Riwayat hipertensi, alergi obat disangkal
oleh pasien.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien merokok. Pasien tidak pernah meminum alkohol ataupun
mengkonsumsi obat - obat terlarang atau NAPZA.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Tingkat Keparahan Gangguan
Jiwa
Desember
2015
Februari
Mei
2016

Mei,
2016

2015

Waktu
2015

Desember

Februari

Mei 2016

Berbicara

2015
mengamuk,

Mei 2016
Gejala mulai

Tidak mau

kacau,

membanting

menghilang,

minum obat

Terlihat

barang,

terlihat

2 minggu,

murung,

marah-marah,

membaik

sulit tidur,

halusinasi

halusinasi

gelisah,

auditorik (+)

auditorik (+)

mengamuk,
halusinasi
auditorik (+)

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan ibu Pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan.
Pasien anak yang diinginkan dan merupakan anak pertama dari 2 bersaudara.
Pasien lahir spontan, cukup bulan dan ditolong oleh bidan. Tidak ada
komplikasi persalinan, trauma lahir dan cacat bawaan.
4

2. Riwayat Perkembangan Keperibadian


a. Masa Kanak
i. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik, Pasien tergolong anak yang sehat,
dengan proses tumbuh

kembang dan tingkah laku sesuai anak

seusianya. Pasien tidak pernah sakit yang serius (berat), dan tidak
ii.

pernah mengalami kejang atau trauma kepala saat kecil


Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien memiliki banyak teman. Pasien selalu naik kelas. Pasien
tumbuh dan berkembang dengan baik seperti anak-anak lain

iii.

sebayanya.
Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Saat SMP memiliki banyak teman. Menurut pasien, saat sekolah

iv.

SMP pasien merasa banyak yang meyukai.


Masa dewasa
Pasien tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan langsung berkerja.
Pasien bersifat pendiam dan pasien punya banyak teman, tetapi ia
hanya dekat dengan orang yang ia percaya.

3. Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun. Lalu
tidak melanjut pendidikannya ke perguruan tinggi.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai marketing di sebuah toko Kasur busa.
5. Kehidupan Beragama
Sekeluarga beragama Islam.
6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual
Pasien belum pernah menikah hingga saat ini.
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Tn.N (alm)
dan Ny.E (49h). Ibu pasien menikah lagi dengan Tn.S (55th) dan tidak
memiliki anak. Oleh karena itu, sekarang pasien memiliki satu orang adik
perempuan (Ny. A). Hubungan pasien dengan kedua orang tua kandungnya,
5

begitu juga dengan saudara perempuannya. Tetapi hubungan dengan ayah


tirinya, kurang baik. Pada riwayat keluarga, ayah kandung pasien sebelum
meninggal, sempat mengalami stress yang berat dan akhirnya bunuh diri.
Genogram keluarga

F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang


Pasien tinggal bersama orang tuanya. Pasien memiliki penghasilan sendiri dan
sudah bekerja.
G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Saat ini pasien merasa dirinya sakit, tetapi dia mengatakan, bahwa dia seperti ini
karena ayah tirinya. Pasien merasa asing jika berada dirumah, oleh karena itu
pasien menjadi pendiam. Pasien mengetahui bahwa dirinya sedang dirawat di
RSJSH.
6

III. STATUS MENTAL (tanggal 28 Mei 2016, pukul 16.00)


A. Deskripsi Umum
Kesadaran : Compos Mentis
1. Penampilan Umum
Pasien seorang laki-laki, berusia 28 tahun, berpenampilan fisik sesuai
usianya, postur tubuh gemuk, berkulit sawo matang, berambut hitam
tersisir rapih. Pada saat wawancara pasien mengenankan baju seragam
RSJSH, terlihat bersih dan rapih. Pasien duduk tenang di hadapan
pewawancara, kontak mata dan konsentrasi baik.
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum Wawancara
: Pasien duduk di kursi sedang berbicara
dengan salah satu pasien
: Pasien duduk dengan tenang di depan

Selama Wawancara

pemeriksa, Pasien mau melakukan kontak


mata dengan pemeriksa. Perhatian Pasien
terhadap semua pertanyaan baik. Pasien
dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
: Pasien kembali berbicara dengan salah

Sesudah Wawancara

satu pasien.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif, sopan
4. Pembicaraan
Lancar, pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Kuantitas,
kualitas dan kecepatan saat berbicara baik. Pasien dapat berbicara spontan
jelas, nada suara cukup dan ide cerita cukup. Jawaban pasien cukup
konsisten pada tiap wawancara.
B. Alam Perasaan (Emosi)
1. Suasana Perasaan (mood) : euthym
2. Afek / Ekspresi Afektif : luas
3. Keserasian: Serasi
C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi
(+), auditorik, pasien mendengar suara bisikan (Gita baik-baik, bapak
sudah tenang disini dan jangan lupa jaga ibu). Suara tersebut seorang
laki-laki..
b) Ilusi

: Tidak ada
7

c) Depersonalisasi
d) Derealisasi

: Tidak ada
: Tidak ada

D. Fungsi Intelektual
1.
2.
3.
4.

Taraf Pendidikan
Pengetahuan Umum
Kecerdasan
Konsentrasi dan

sesuai dengan tingkat pendidikan


Baik (Mengetahui nama presiden Indonesia saat ini)
Rata-rata
Cukup baik dan Maksimal (dengan dapat mengucapkan
DUNIA yang dibalik dan dapat mengeja namanya)

5.

Perhatian
Orientasi
-

Waktu

Baik (Pasien dapat membedakan pagi , siang, dan malam).

Tempat

Baik (Pasien dapat menyebutkan tempat sekarang dimana


ia berada dan dirawat).

Orang

Baik (Pasien mengetahui sedang diwawancara oleh dokter


muda).

Situasi

Baik (Pasien mengetahui situasi sekitar, saat wawancara


berlangsung).

9.

Daya Ingat
-

Jangka Panjang

Baik (Pasien dapat mengingat tanggal lahirnya).

Jangka Pendek

Baik (pasien dapat mengingat ia naik kendaraan apa untuk


ke rumah sakit)

Segera

Baik (Pasien dapat menyebutkan urutan-urutan aktivitas


dari pagi, dan menu sarapan pagi).

12.

Pikiran Abstrak

Baik (Dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan bola

13.

Visuospasial

dengan jeruk.)
Baik (dapat menggambar jam.)

14.
15.

Bakat dan kreativitas


Kemampuan Menolong

Tidak dapat terlihat


Baik (pasien makan, mandi, dan berpakaian sendiri).

Diri
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas
b. Kontinuitas
c. Hendaya Berbahasa

: Cukup
: Koheren
: Tidak ada
8

2. Isi Pikir
a. Waham: Tidak ada
b. Obsesi
: Tidak ada
c. Fobia
: Tidak ada
d. Gagasan Rujukan
: Tidak ada
e. Gagasan Pengaruh
: Tidak ada
F. Pengendalian Impuls

: Baik (saat pemeriksaan)

G. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial
Baik (pasien tahu bahwa mencuri itu berdosa)
Uji Daya Nilai
Baik (pasien akan mengembalikan dompet ke kantor polisi apabila

menemukan dompet yang terjatuh di jalanan).


Daya Nilai Realita
Terganggu (adanya halusinasi)

H. Tilikan
Derajat 3 (pasien mengetahui bahwa ia sakit, tetapi menyalahkan orang lain)
I. Reliabilitas

: Taraf dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK (Pemeriksaan dilakukan pada 28 Mei 2016, pukul 16.00 WIB)
A. Status Internus
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
TB/BB
BMI
Kulit
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Lidah
Gigi geligi

: Baik, tampak tidak sakit


: Compos Mentis
: 110/70 mmHg
: 88 x/menit
: 36,5o C
: 20 x/menit
:160cm / 77,5kg
:30,3 (Obese)
: Kecoklatan, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik,
kelembaban normal,.efloresensi primer/sekunder (-)
: Normocephali, rambut hitam tidak mudah dicabut.
: Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-, oedem -/-.
: Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping
hidung (-), sekret -/-.
: Normotia, membran timpani intak +/+, nyeri tarik -/-.
: Bibir merah kecoklatan, agak kering, sianosis (-),
sariawan (-), trismus (-) ..halitosis (-), candidiasis(-).
: Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-),
tremor (-), deviasi (-)
: Baik
9

Uvula
Tonsil
Tenggorokan
Leher

: Letak di tengah, hiperemis (-)


: T1/T1, tidak hiperemis
: Faring tidak hiperemis
: KGB supra klavikular tidak teraba membesar, kelenjar
tiroid tidak teraba .membesar, trakea letak normal

Thorax
Paru
Inspeksi
Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun

dinamis,

efloresensiprimer/sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal (-), gerak


napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal (-)
Palpasi
: Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi
: Sonor di semua lapangan paru
Auskultasi
: Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/

Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: Ictus cordis tidak tampak


: Tidak dilakukan.
: Tidak dilakukan
: S1 normal,S2 normal,reguler, murmur (-), gallop (-)

Ekstremitas
-

Atas

Bawah : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (-).

Genitalia

: Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)

: Tidak diperiksa

B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII)
2. Tanda rangsang meningeal
3. Refleks fisiologis
4. Refleks patologis
5. Motorik
6. Sensorik
7. Fungsi luhur
8. Gangguan khusus
9. Gejala EPS

: Baik
: Tidak ada
: (+) normal
: Tidak ada
: Baik
: Baik
: Baik
: Tidak ada
: akatisia (-), bradikinesia (-),
rigiditas (-), tonus otot.(N),
resting tremor (-), distonia (-)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

10

Tanggal
Pemeriksaan
Sabtu, 20 Juni
2015

Nama Test

Hasil

Flag Unit

Nilai Rujukan

14,0
42
428
9660
5.1
52

g/dL
g%
ribu/uL
mm3
juta/mm3
mm/1 jam

11,3-16,0
33-48
130-450
4000-10.000
3,6-5,3
<20

0
2
0
57
30
11

%
%
%
%
%
%

0-1
1-3
2-6
50-70
20-40
2-8

94
32
38
22
0,8

mg/dL
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL

<200
<38
<41
15-45
0,7-1,2

140
3,4
105

mmol/L
mmol/L
mmol/L

135-148
3,5-4,5
98-107

HEMATOLOGI
Darah Lengkap:
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Lekosit
Eritrosit
LED
Hitung Jenis:
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limposit
Monosit
KIMIA DARAH
GDS
SGOT
SGPT
Ureum
Creatinin
ELEKTORLIT
Natrium
Kalium
Chlorida

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang laki-laki bernama Tn. G, berusia 28 tahun, datang ke RSJSH
dibawa oleh keluarganya dengan keluhan mengamuk pada ibunya sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien saat itu mengatakan bahwa obat pasien sudah
habis sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit dan tidak dibawa kembali
untuk control oleh keluarganya.
Pasien mengatakan bahwa ia sulit tidur sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Saat di IGD, pasien terlihat gelisah, karena menurutnya gejalanya kambuh
lagi. Pasien sulit tidur karena memikirnya ayah kandungnya yang telah
meninggal dunia pada tahun 2014. Pasien merasa sedih jika mengingat almarhum
ayahnya.
Pada tahun 2015, pasien mulai merasakan adanya bisikan-bisikan yang
mengatakan Gita baik-baik, bapak sudah tenang disini dan jangan lupa jaga
ibu. Setiap setelah mendengar bisikan tersebut, pasien sering berbicara sendiri
dan sering melamun. Lalu pada bulan Desember 2015, pasien mengamuk dan
11

membanting peralatan dapur serta tv. Setelah itu pasien dibawa ke RSJSH, dan
dirawat selama 27 hari. Pasien terlihat membaik dan terlihat normal seperti dulu.
Karena keluarganya merasa pasien sudah sehat, maka ibunya tidak membawanya
kembali control. Ibunya mengatakan keluhan ini datang ketika pasien mulai
berkerja shift malam sejak 5 sebelum masuk rumah sakit dan pasien tidak mau
meminum obat. Pasien menjadi kurang tidur dan merasa gejalanya kambuh
kembali. Pasien kembali sering mendengar bisikan-bisikan. Ibunya mengatakan
bahwa teman kantornya yang menyampaikan gejala pasien. Teman pasien
memberitahu bahwa pasien sering terlihat berbicara sendiri dan kacau. Pasien
terlihat murung dan nafsu makannya berkurang, sering bermalas-malasan dan
mudah tersinggung .
Dari pemeriksaan Psikiatri ditemukan psikomotor pasien normoaktif,
mood eutym, afek luas dan appropriate, mampu mempertahankan konsentrasi.
Pasien tidak mengalami gangguan pengendalian diri. Tilikannya derajat 3.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK


Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus
Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya :

Distress / penderitaan: bicara sendiri, dan sulit tidur.

2. Gangguan jiwa ini sebagai GMNO, karena:

Tidak ada gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit organik

Tidak ada gangguan kesadaran neurologik

Tidak ada gangguan kognitif (orientasi dan memori)

Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat atau riwayat


konsumsi NAPZA.

3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang


dibuktikan dengan adanya:
12

Halusinasi

auditorik

Perilaku terdisorganisasi

bicara sendiri, mengamuk

Menurut PPDGJ III, gangguan psikosis ini adalah skizofrenia.


4. Skizofrenia ini termasuk tipe paranoid karena :

Memenuhi kriteria umum skizofrenia

Terdapat halusinasi yang menonjol (halusinasi audiotorik)

Terdapat gangguan afektif yang tidak menonjol

Tidak adanya inkoherensi, kekenduran asosiasi yang jelas, afek yang


datar atau sangat tidak sesuai, ataupun perilaku katatonik.

Tidak terdapat gejala mental organik atau akibat penggunaan zat


sebelumnya.

Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental


Ciri kepribadian Paranoid
Aksis III: Kondisi Medis Umum
Tidak ada diagnosis
Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan
Masalah primary support
Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current
: 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih
GAF saat masuk RS

baik)
: 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih

GAF HLPY

baik)
: 60-51 (beberapa gejala dan hendaya sedang dalam

fungsi)
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Skizofrenia paranoid (F20.0)
Aksis II
: Ciri kepribadian Paranoid
Aksis III
: Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah Primary support
Aksis V
:GAF current
: 70-61
GAF saat masuk RS : 70-61
GAF HLPY
: 60-51
IX. DAFTAR MASALAH
13

A. Organobiologik
B. Psikologik
C. Sosiobudaya

: Ditemukan faktor genetic


: Terdapat halusinasi

auditorik
: Tidak diketemukan kelainan sosiobudaya.

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad functionam

: Dubia ad bonam (Pasien masih dapat melanjalankan


kegiatan sehari-hari, dan fungsi sosialnya masih baik
selama gejala-gejala psikotiknya terkontrol)

Quo ad sanationam

: Dubia (Tilikan pasien adalah 3. Pasien mengetahui


dirinya sakit, tetapi menyalahkan orang lain. Saat
Pasien dirumah kepatuhan pasien minum obat kurang)

Faktor-faktor yang mempengaruhi


a. Faktor Yang Memperingan:
Dukungan keluarga
Fungsi pekerjaan dan social premorbid (sebelum sakit) baik
Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA
Tidak ada riwayat keluarga menderita skizofrenia
Gejala positif (halusinasi)

b. Faktor Yang Memperberat:


Terjadi relaps
Memiliki riwayat skizofrenia sebelumnya
Adanya faktor putus obat
Faktor genetik

XI. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
Untuk menstabilkan medikasi, pasien sulit untuk minum obat
Untuk observasi lebih lanjut
2. Psikofarmaka
Risperidone 2 x 2mg tab per oral
3. Psikoedukasi
Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang
dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang
mungkin diberikan, pilihan obat, efek samping pengobatan, dan prognosis
penyakit.
14

4. Psikoterapi
Dilakukan melalui:
a) Psikoterapi suportif
-

Ventilasi: pasien diberikan kesempatan untuk meluahkan isi hatinya

Sugesti: menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya


akan hilang atau dapat dikendalikan.

Reassurance:

meyakinkan

pasien

bahwa

dia

sanggup

mengatasi

masalahnya.
b) Psikoterapi reedukatif
Terhadap Pasien

Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai


penyakit yang dideritanya, gejala-gejala, dampak, faktor-faktor
penyebab,

pengobatan,

komplikasi,

prognosis,

dan

risiko

kekambuhan agar pasien tetap taat meminum obat dan segera


datang ke dokter bila timbul gejala serupa di kemudian hari.

Memotivasi pasien untuk berobat teratur

Mengajarkan terapi relaksasi pada pasien saat pasien marah dan


gelisah ataupun akan marah sehingga diharapkan pasien dapat
mengontrol marahnya

Terhadap Keluarga Pasien

Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan memberikan


pengarahan kepada keluarga agar tetap memberi dukungan untuk

pulih
Me-reedukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut
serta dalam mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat
yang diberi dan kontrol rutin setelah pulang dari rumah sakit guna
perbaikan kualitas hidup pasien

5. Sosioterapi
a) Pelatihan Ketrampilan Sosial

Melibatkan pasien dalam kegiatan aktivitas kelompok diRSJS

Melibatkan pasien dalam kegiatan keagamaan di RSJSH


15

Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain.

16

Anda mungkin juga menyukai