Anda di halaman 1dari 45

PREEKLAMPSIA BERAT

Nurunnisa Isny, S.Ked 1102012208

PEMBIMBING :
dr. Margaretha, Sp.OG
BAB I
PENDAHULUAN

Tiga penyebab utama kematian ibu di Indonesia


adalah perdarahan (30%), eklampsia (25%), dan
infeksi (12%). WHO memperkirakan kasus
preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara
berkembang daripada di negara maju.
Penanganan preeklampsia dan kualitasnya di
Indonesia masih beragam di antara praktisi dan
rumah sakit
BAB II
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S
Usia : 30 tahun
Alamat : Cimuncang, Serang
Pekerjaan : Karyawan swasta
Pendidikan : S1
Agama : Islam
No. RM : 00.26.31.36
Tanggal masuk : 12 Januari 2017 (12.00 WIB)
ANAMNESIS
Jam 2.00 pagi Tekanan darah
Jam 6.00 pagi :
(12/1/17) : pasien saat diukur
Pasien dibawa ke
Pasien merasa 150/110, Diberikan
bidan terdekat
mules-mules ingin obat yang terasa
melahirkan panas

Keluhan keluar air-


air dan lendir Pasien di rujuk ke
bercampur darah IGD Maternal
dari jalan lahir RSDP
disangkal
RIWAYAT HAID
Menarche : 12 tahun
Siklus : Teratur
Lama : 7 hari
Banyak : 3 x ganti pembalut tidak
disertai gumpalan darah
Dysmenorrhea : disangkal
Flour Albus : disangkal
HPHT : 14-4-2016
TP : 21-1-2017
RIWAYAT PERSALINAN

G2P1A 0
Usia Kehamilan : 40 minggu
Jumlah anak hidup : 1

I : 8 th, laki-laki, hamil 9 bulan, spontan, di tolong


bidan, 2700 gram, sehat
II : Hamil ini
Riwayat Pernikahan Riwayat ANC
Menikah 1 kali Rutin periksa

Lama pernikahan 9 kehamilannya di


tahun Klinik, rutin, setiap 1
Usia pasien saat bulan sekali
Suntik imunisasi
menikah: 27 tahun
Pernikahan Sah vaksin tetanus toksoid
1 kali (usia kehamilan
29 minggu)
Riwayat Kontrasepsi Rutin minum vitamin
Suntik 3 bulan, 7
yang diberikan
tahun
Riwayat Penyakit Dahulu
Asma : keluhan sesak napas disertai bunyi mengi, disangkal
Hipertensi : keluhan nyeri kepala, nyeri tengkuk, riwayat hipertensi
disangkal
Hepatitis : riwayat penyakit kuning, mual, muntah hebat disangkal
DM : banyak makan, banyak minum, banyak BAK disangkal
HIV : riwayat penggunaan narkoba (jarumsuntik) dan mengganti-
ganti pasangan disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Asma : keluhan sesak napas disertai bunyi mengi, disangkal
Hipertensi : keluhan nyeri kepala, nyeri tengkuk, riwayat hipertensi
disangkal
Hepatitis : riwayat penyakit kuning, mual, muntah hebat disangkal
DM : banyak makan, banyak minum, banyak BAK disangkal
HIV : riwayat penggunaan narkoba (jarumsuntik) dan mengganti-
ganti pasangan disangkal
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Sedang


Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital

Tekanan darah :160/120 mmHg

Respirasi : 24 x/menit

Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,3C
STATUS GENERALIS
Kepala : Normochepale, rambut hitam
Mata : Edema Palpebra (-/-), Konjungtiva anemis (-/-),
Sklera ikterik (-/-)
Leher : Pemberasan KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thorax : Simetris saat statis dan dinamis
Mammae : Membesar, papilla mammae menegang,
hiperpigmentasi aerola
Pulmo : Vesikuler (+/+), rhonki basah(-/-), wheezing (-/-)
Cor : S1 S2 reguler, murmur (-/-), gallop (-/-)
Abdomen : Status obstetrikus
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-/-)
STATUS OBSTETRIK

Inspeksi : Abdomen tampak membesar, linea nigra (+)


Palpasi :
Leopold I : TFU = 30 cm. Teraba bulat, lunak, tidak
melenting
Leopold II : Kanan = Teraba panjang keras memanjang
Kiri = Teraba bagian kecil
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, dan melenting.
Leopold IV : Divergen.
HIS : 2 x/ 10 menit, Lamanya 30 detik
TBJ : 2.945 gram
Auskultasi :Letak: 3 jari di bawah umbilikus perut kanan ibu
DJJ: 143x/ menit
PEMERIKSAAN VT

Vulva-vagina : Dalam batas normal


Arah portio : depan
Pembukaan : 4 cm
Efficement : 50 %
Penurunan : Hodge II
Konsistensi servix : Sedang
Ketuban : Utuh
Bagian terendah : Kepala
PEMERIKSAAN PANGGUL

Promontorium tidak teraba


Linea terminalis teraba 1/3 bagian

Conjungata Vera 11 cm

Spina ischiadika tidak menonjol

Arkus pubis >90o

Kesan panggul luas


LABORATORIUM
Hematologi Kimia Darah

Hb : 11,4 g/dl GDS : 92 mg/dl


Leukosit : 12.500/ul Kolesterol : 240 mg/dl
Ht : 33,8% Trigliserida : 227 mg/dl
Trombosit : 288.000/ul
MCV :87,00 f
SGOT : 25 U/L
MCH : 29,5 pg SGPT : 11 U/L
MCHC : 33,8 g/dl Ureum : 13 mg/dl
Creatinin : 0,62 mg/dl
Serologi Asam urat : 3,6 mg/dl
HBsAg : negative
Anti HIV : Non- reaktif
Klorida : 101 mmol/L
Natrium : 131,4 mmol/L
Kalium : 3,24 mmol/L
Urine Sedimen
Makroskopis Leukosit : 0-1/LPB
Warna : kuning Eritrosit : negatif
Kekeruhan: jernih Silinder : negatif/LPK
pH : 6,0 Kristal : negatif
Berat jenis: 1,010 Bakteri : negatif
Albumin : negatif Jamur : negatif
Glukosa : negatif
Keton : negatif
Bilirubin : negatif
Darah samar: negatif
Nitrit : negatif
Urobilinogen: normal
ELEKTROKARDIOGRAFI
DIAGNOSIS KERJA

G2P1Ao hamil 38 minggu 9 hari inpartu


kalla I fase aktif dengan preeklamsi berat
+ inersia uteri; janin tunggal hidup,
presentasi kepala.
TATALAKSANA
Mengobservasi keadaan umum dan kesadaran
Mengobservasi tekanan darah, nadi, respirasi
dan suhu
Mengobservasi his, djj dan kemajuan persalinan

Memasang Kateter

Melakukan CTG = Reaktif

Memberikan MgSO4 20% 4 gr (bolus)

Memasang Infus RL + MgSO4 40 % 6 gr 20 tpm

Memberikan adalat oros 30 mg

Memasang drip oxy 5 IU dalam D5 %

Bayi dilahirkan secara spontan


LAPORAN KETERANGAN LAHIR
Keluar air ketuban berwarna jernih
Mengeluarkan bayi : Perempuan
BB: 2910 gram
PB: 51 cm
LK: 33cm
AS: 7/8/9
Hasil Labolatorium postpartum (12-01-2017; pukul
20.16 WIB)
Haemoglobin : 10, 4 g/dl
Leukosit : 22.000/ul
Hematokrit :29,8 %
Trombosit : 291.000/ul
BAB III
DEFINISI

Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada


kehamilan yang ditandai dengan adanya
disfungsi plasenta dan respon maternal karena
adanya infamasi sistemik dengan aktivasi
endotel dan koagulasi.
Kehamilan
Usia Nulipara Multipara
multiple

IDDM TD 80 mmHg

FAKTOR
Hipertensi
Kronik RESIKO Proteinuria

obesitas IMT 35

Riw.
Penyakit ginjal Sind. fosfolipid
Preeklampsia
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Pemberian MgSO4
Tujuan utama : untuk mencegah dan mengurangi kejadian
eklampsia, serta mengurangi morbiditas dan mortalitas
maternal serta perinatal.

Syarat pemberian MgSO4


Ada reflex patella
Frekuensi pernapasan >16kali/menit
Jumlah urin minimal 30 ml/kgBB/jam
Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur untuk
mencegah kejang atau kejang berulang

Cara pemberian dosis awal


Ambil 4 g MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan
larutkan dengan 10 ml akuades
Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 20
menit
Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g
MgSO4 dalam 6 jam sesuai prosedur

Cara pemberian dosis rumatan


Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan
larutkan dalam 500 ml larutan Ringer Laktat/ Ringer
Asetat, lalu berikan secara IV dengan kecepatan 28
tetes/menit selama 6 jam dan diulang hingga 24 jam
setelah persalinan atau kejang berakhir (bila eklampsia)
Seksio sesaria bila :
Kondisi janin memburuk
Syarat tetesan oksitosin tidak dipenuhi (nilai
Bishop kurang dari 5) atau adanya
kontraindikasi
12 jam setelah dimulainya tetesan oksitosin
belum masuk fase aktif
Pada primigravida lebih diarahkan untuk
dilakukan terminasi dengan seksio sesari
Pemberian anti hipertensi
Indikasi bila TD sistolik >160 mmHg
diastolik > 110 mmHg..
CARA TERMINASI KEHAMILAN YANG
SUDAH INPARTU :
Kala I

Fase laten : 6 jam belum masuk fase aktif maka


dilakukan seksio sesaria.

Fase aktif : Amniotomi saja, Bila 6 jam setelah


amniotomi belum terjadi pembukaan lengkap
maka dilakukan seksio sesaria (bila perlu
dilakukan tetesan oksitosin).
Kala II

Pada persalinan per vaginam maka kala II


diselesaikan dengan partus buatan vakum
ekstraksi / forcep ekstraksi.

Amniotomi dan tetesan oksitosin dilakukan


sekurang-kurangnya 3 menit setelah pemberian
pengobatan medisinal.

Pada kehamilan <37 minggu; bila keadaan


memungkinkan, terminasi ditunda 2 kali 24 jam
untuk maturasi paru janin dengan memberikan
kortikosteroid.
BAB IV
DISKUSI KASUS

Apakah diagnosis sudah tepat?

Diagnosis
G2P1Ao hamil 38 minggu 4 hari inpartu kalla I fase aktif
dengan preeklamsi berat + inersia uteri, janin tunggal
hidup, presentasi kepala.
Pada Anamnesa :
Pasien datang ke IGD maternal RSUD dr. Drajat
Prawiranegara dengan keluhan hamil 38 minggu 4 hari
disertai dengan mules-mules seperti mau melahirkan
sejak Rabu (12-1-2017) pukul 02.00 WIB. Pasien
mengatakan hamil anak ke-2, dan tidak pernah
keguguran sebelumnya
Pemeriksaan Obstetri:
Palpasi :
Leopold I : TFU = 30 cm. Teraba bulat, lunak, tidak melenting
Leopold II : Kanan = Teraba panjang keras memanjang
Kiri = Teraba bagian kecil
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, dan melenting.
Leopold IV : Divergen.
HIS : 2 x/ 10 menit, Lamanya 30 detik
TBJ : 2.945 gram
Pemeriksaan VT:
Vulva-vagina : Dalam batas normal; Arah
portio: depan
Pembukaan : 4 cm
Efficement : 50 %
Penurunan : Hodge II
Konsistensi servix : Sedang

Posisi : Posterior
Ketuban : Utuh
Bagian terendah : Kepala
Pada kasus ini dapatkan tekanan darah pasien 160/120 mmHg
Pasien datang sedang inpartu kala I fase aktif dengan
pembukaan 4 cm.

Cara terminasi kehamilan PEB yang sudah inpartu :

Kala I
Fase laten : 6 jam belum masuk fase aktif maka
dilakukan seksio sesaria.
Fase aktif : Amniotomi, Bila 6 jam setelah

amniotomi belum terjadi pembukaan lengkap maka


dilakukan seksio sesaria (bila perlu dilakukan
tetesan oksitosin).
KESIMPULAN

Preeklampsia merupakan hipertensi dan


proteinuria yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan. Banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya preeklampsia dan eklampsia.
Pencegahan dapat dilakukan pada saat
antenatal care.
Pada Preeklamsia berat, persalinan harus terjadi
dalam 24 jam, sedangkan pada eklamsia
persalinan harus berlangsung dalam 12 jam
sejak gejala eklamsia timbul. Jika terjadi gawat
janin atau persalinan tidak dapat terjadi dalam
12 jam (pada eklamsia), dilakukan bedah caesar.
DAFTAR PUSTAKA
Dikman, A.M. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi ke-4.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. H.531-50
Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun

2015-2019. Dari http://www.depkes.go.id


Muthi, N.K., Rizanda, M., Yusrawati. 2015. Hubungan Faktor Risiko
Dengan Kejadian Preeklampsia Berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang; vol
4 (2); 556-557. Diakses pada tanggal 31 oktober 2016. Dari
http://jurnal.fk.unand.ac.id.
POGI. 2016. Diagnosis dan Tatalaksana Pre-eklampsia. Dari
http://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-ppk/
Powe, Camille E., dkk. 2011. Preeclampsia, A Disease of the Maternal
Endothelium. Dari http://circ.ahajournals.org/content/123/24/2856
Saifuddin AB, dkk. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo edisi 4.

Jakarta: PT Bina Pustaka; 2011. hal. 283: 5354.

Anda mungkin juga menyukai