Anda di halaman 1dari 50

NIFAS, LAKTASI DAN

KOMPLIKASINYA
Perubahan penting pada masa nifas/ puerperium
ialah involutio uteri dan laktasi

INVOLUTIO UTERI
Involutio korpus uteri
Tinggi fundus uteri berturut-turut sebagai
berikut:
a. Segera setelah plasenta lahir fundus uteri
setinggi pertengahan antara simfisis dan
umbilikus atau sedikit lebih tinggi
b. Setelah 2 hari uterus mengecil sehingga dalam
2 minggu uterus tidak teraba diatas simfisis
c. Setelah 5 – 6 minggu uterus menjadi sebesar
uterus pada waktu tidak hamil.
Involutio uteri terjadi karena sel-sel menjadi
kecil, sitoplasma yang berlebihan dibuang
dengan proses autolisis.

Dalam 2-3 hari setelah persalinan desidua


yang masih ada mengalami diferensiasi
menjadi 2 lapisan yaitu :
1. Lapisan atas
Lapisan atas mengalami nekrose dan
dikeluarkan bersama lokhia.
2. Lapisan bawah
Yang berhubungan dengan myometrium,
menghasilkan endometrium baru.
Epitelisasi siap dalam 7-10 hari dan seluruh
endometrium telah pulih kembali dalam 3
minggu.

Involusi tempat plasenta


Proses regenerasi tempat plasenta berjalan
lambat sampai 6 minggu
Pada permulaan masa nifas tempat plasenta
mengandung banyak pembuluh darah yang
tersumbat oleh trombus yang mengalami
organisasi.Kemudian terjadi proses eksfoliasi
karena tempat tadi terangkat oleh timbulnya
endometrium baru atau karena lepasnya
jaringan nekrotik diikuti proses reparasi.
Perubahan pembuluh darah uterus
Setelah persalinan pembuluh-pembuluh darah
ekstrauterine mengecil hampir sama dengan
sebelum hamil.

Perubahan pada serviks uteri dan vagina


Setelah involusi serviks uteri dan vagina berbeda
dengan keadaan sebelum hamil yaitu :
1. OUE sedikit lebar dan robek pada pinggirnya,
terutama pinggir lateral, sehingga pada
portio
terbentuk bibir depan dan belakang
2. Vagina, ukurannya berkurang, tetapi jarang
kembali seperti pada nullipara
3. Kira-kira minggu ke-3 setelah persalinan,
rugae
mulai tampak kembali.
4. Himen tinggal sisanya, yang selama proses
sikatrisasi berubah menjadi karunkulae
himenales

PERUBAHAN PERITONEUM DAN DINDING PERUT


Ligamentum latum dan rotundum akan lebih
kendor dibanding waktu tidak hamil dan setelah
beberapa waktu ligamentum tadi kembali
normal.
Sementara waktu dinding perut masih tetap
longgar dan lembek karena serabut elastik
kulit retak disebabkan regangan uterus
gravidus.

Perubahan dinding perut tergantung pada


besarnya perut selama kehamilan, tetapi
perubahan dinding perut biasanya bergantung
pada konstitusi badan masing-masing ibu.
PERUBAHAN TRAKTUS URINARIUS
Segera setelah melahirkan akan tampak bahwa
vesika urinaria menunjukkan oedem, hiperemia
dan sering dengan darah ekstravasa submukosa.

Oedem pada trigonum kadang menyebabkan


obstruksi uretra sehingga terjadi retentio urine.

Pada masa nifas vesika urinaria kapasitasnya


bertambah dan relatif kurang sensitif terhadap
tekanan cairan intravesikal sehingga vesika
urinaria dapat penuh atau setelah kencing masih
bersisa. Sisa urine dan bakteriuria dapat
menyebabkan infeksi
PERUBAHAN GLANDULA MAMMAE
Saat pubertas besarnya mammae mulai
bertambah cepat, keadaan ini disebut
telarkhe.Akibat meningkatnya estrogen sebelum
ovulasi dan progesteron setelah ovulasi.

Kolostrum
Sejak hamil muda, dari papilla mammae keluar
cairan sedikit jernih dan lekat, yang bercampur
dengan substansi kuning disebut kolostrum
yang lebih banyak mengandung protein
terutama globulin dan mineral tetapi sedikit
lemak dan gula.
Arti kolostrum bagi bayi :
1. Kolostrum bukan makanan, tetapi hanya
bersifat laksansia
2. Dalam kolostrum terdapat :
a. Ig A : antibodi terhadap E. Coli
b. Faktor daya tahan : komplemen, makrofag,
limfosit T dan B, laktoferrin, lisozim.

Air Susu Ibu ( A S I )


Komponen utama ASI terdiri dari Protein,
laktose, Air, Lemak, Vitamin.
Proses Laktasi
Terdiri dari 4 tingkat sbb :
1. Mammogenese
Pertumbuhan dan perkembangan glandula
mammae oleh hormon progesteron dan
estrogen
2. Laktogenese
Pembentukan air susu didalam sel-sel kelenjar
Setelah plasenta lahir,estrogen dan
progesteron
berkurang hingga hari ke 3 post partum
mammae membesar, keras dan nyeri.
3. Galaktopoese
Pembentukan laktasi setelah persalinan
Galaktopoese dipengaruhi 2 faktor :
1. Faktor mekanik ( jabang bayi mengisap )
2. Faktor neural ( jabang bayi menangis )
karena :
a. Prolaktin meningkat setiap ada refleks
mengisap
b. Merangsang neurohipofisis mengeluarkan
oksitosin, yang menyebabkan kontraksi
kelenjar
mengeluarkan air susu.

4. Galaktokinese
Keluarnya air susu
Keadaan yang melarang ibu menyusui :
1. Mastitis purulenta
2. Penyakit ibu yang dapat menular ke bayinya
3. Keadaan ibu yang kurang baik
4. Bayi dalam keadaan intoksikasi
5. Bayi prematur atau sakit keras

KLINIK NIFAS
Suhu badan
Diawasi terutama minggu pertama nifas
Mammae bengkak hari ke 3-4 masa nifas
dapat menyebabkan demam ( demam susu ),
namun biasanya tidak pernah lebih dari 24
jam.Kenaikan suhu dapat juga merupakan
tanda infeksi.
His pengiring
Uterus cenderung tetap kontraksi tonik ( PG )
dan berirama (MP ), yang dapat menimbulkan
nyeri. Nyeri ini disebut his pengiring.Terutama
timbul saat menyusui bayinya yang diduga
akibat rangsangan oksitosin.

Jika ada bekuan darah atau korpus alienum


uterus akan berkontraksi hipertonik untuk
mengeluarkannya.
Lokhia
Cairan yang keluar dari uterus yang bercampur
eritrosit, leukosit, sel-sel epitel, sel-sel desidua dan
bakteri.

Macam-macam :
1. Lokhia rubra
Cairan kemerahan selama beberapa hari.Lebih dari
2
minggu disebabkan sisa plasenta, subinvolusi
tempat
plasenta atau keduanya
2.Lokhia serosa
Cairan berwarna lebih pucat dan terjadi setelah 3-4
hari.
3.Lokhia alba
Cairan berwarna putih kekuningan/putih karena
bercampur leukosit, terjadi setelah 10 hari
Diuresis
Terjadi antara hari 2 – 5
Sebab-sebab :
1. Hiperestrogenemia selama kehamilan
2. Tekanan venous pada bagian bawah badan
3. Hipervolemia mengalami mobilisasi

Darah
Selama dan setelah persalinan jumlah leukosit
kadang sampai mencapai 30.000 per cc
Satu minggu setelah persalinan volume darah
kembali mendekati keadaan waktu tidak
hamil.
Faktor koagulasi tetap tinggi sampai minggu
pertama nifas, sehingga LED tetap tinggi awal
nifas
Berat badan
Berat badan ibu berkurang karena evakuasi uterus
dan hilangnya cairan, terutama karena diuresis

PERAWATAN NIFAS
Pengawasan kontraksi uterus
Dilakukan dengan palpasi
1. Jika kontraksi kurang baik, uterus dimassage.
Supaya menjadi kuat, diberi suntikan pitosin.
2. Jika perdarahan, kontraksi baik. Perdarahan
dapat disebabkan luka jalan lahir.
3. Jika fundus uteri bertambah tinggi, perdarahan
tidak tampak, mungkin timbunan darah dalam
kavum uteri
4. Kontraksi baik, pengawasan dilakukan sampai
1
jam post partum
5. Jika perdarahan karena plasenta tak lengkap,
kavum uteri dieksplorasi dan sisa plasenta
dikeluarkan

Perawatan Vulva
Genitalia eksterna disiram dengan air steril dan
ditutup kain haid. Tujuan :
1. Mengabsorbsi lokhia
2. Menghalangi ibu memegang vulva
3. Mencegah kontaminasi dari luar ke dalam dan
dari dalam keluar
Keluhan Post Partum
Selama beberapa hari setelah melahirkan
dapat mengeluh disebabkan his pengiring,
episiotomi dan perlukaan, pembengkakan
mammae dsb.

Gurita
Pemakaian gurita tidak mempengaruhi
involusi dan boleh dipakai jika :
1. Perut sangat longgar dan menggantung
2. Tekanan intraabdominal sangat menurun
3. Ibu merasa lebih enak memakai gurita
Mobilisasi cepat
Pada keadaan normal ibu boleh bangun dari
tempat tidur dalam 24 jam pertama setelah
melahirkan.
Keuntungan mobilisasi cepat :
1. Ibu akan merasa lebih sehat dan kuat
2. Faal usus dan vesika urinaria cepat menjadi

lebih baik
3. Mengajar ibu memelihara bayinya
4. Mengurangi terjadinya trombosis dan
emboli
paru
5. Menghemat biaya perawatan
Diet
Jika dalam 2 jam tidak ada komplikasi yang
memungkinkan perlunya narkose umum,
maka ibu boleh diberi makan dan minum.

Faal vesika urinaria


Ibu yang telah melahirkan hendaknya dapat
kencing sendiri dalam 4 jam post partum. Jika
tidak dapat kencing dilakukan kateterisasi.
Sebab-sebab retentio urine post partum :
1. Obstruksi uretra karena oedem
2. Kapasitas vesika urinaria bertambah dan tidak
sensitif terhadap tekanan cairan intravesikal
3. Infus oksitosin dengan dosis antidiuretik
4. Anestesia
5. Hematom traktus genitalis
6. Tekanan intraabdominal yang berkurang karena
otot-otot perut masih lemah

Buang air besar


Hari ke 2 post partum ibu diberi laksansia, jika
hari ke 3 belum bisa BAB, ibu diklisma.Mobilisasi
dini dan makan secepat mungkin mengurangi
obstipasi
Papilla mammae
Areola mammae hendaknya dibersihkan
dengan air masak sebelum dan setelah
menyusui bayinya.

Menstruasi
Jika ibu tidak menyusui, menstruasi biasanya
timbul kembali dalam 6 - 8 minggu setelah
melahirkan.Pada yang menyusui timbul
kembali antara bulan ke 2 - 18

Ovulasi dapat terjadi 36 – 42 hari setelah


melahirkan, korpus luteum masih ditemukan
pada 6 minggu setelah melahirkan.
Lama Perawatan
Persalinan normal ibu tidak dirawat lebih dari
3 hari. Perawatan lama akan beresiko
kemungkinan infeksi dan memperberat biaya
perawatan.

Pengawasan ulang
Pada keadaan normal dan tidak ada
komplikasi pada masa nifas, ibu hendaknya
memeriksakan diri kembali dalam 3 minggu
setelah melahirkan.
Diperiksa keadaan umum, tekanan darah,
keadaan dinding perut dan mammae,
pemeriksaan urine serta pemeriksaan dalam.
INFEKSI NIFAS
Semua peradangan yang disebabkan oleh
masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat
genital pada waktu persalinan dan nifas.

Demam nifas/ Morbiditas puerperalis


Kenaikan suhu sampai 38°C atau lebih selama
2 hari dalam 10 hari pertama postpartum,
dengan mengecualikan hari pertama.
Etiologi :
1. Eksogen ( dari luar )
2. Autogen ( dari tempat lain dalam tubuh
diluar jalan lahir )
3. Endogen ( dari jalan lahir sendiri )
…tersering namun tidak berat
…> 50% disebabkan Streptokokkus
anaerobicus

Infeksi nifas dapat pula disebabkan oleh


S. Hemolyticus Aerobicus, Staphylokokus
aureus, E. Coli, Clostridium Welchii.
Cara Infeksi :
1. Tangan pemeriksa yang membawa
masuk kuman yang sudah ada ke
dalam uterus dan alat/ sarung yang
tidak steril.
2. Droplet Infection.
Alat/ sarung tangan yang
terkontaminasi kuman dari hidung atau
tenggorokan penolong
3.Kuman patogen yang berasal dari
penderita dengan berbagai infeksi
dalam rumah sakit.
4. Coitus akhir kehamilan tidak
merupakan sebab yang penting,
kecuali mengakibatkan pecahnya
ketuban.
5. Infeksi intrapartum sudah dapat
memperlihatkan gejala pada waktu
persalinan
Gejala : kenaikan suhu, leukositosis
dan takikardia, DJJ dapat meningkat,
air ketuban dapat keruh dan berbau.
Prognosis tergantung jenis kuman,
lama infeksi dan adanya perlukaan
jalan lahir.
Faktor predisposisi infeksi nifas :
1. Penurunan daya tahan tubuh
2. Partus lama, terutama dengan ketuban
pecah lama
3. Tindakan bedah vaginal, yang
menyebabkan perlukaan jalan lahir
4. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput
ketuban dan bekuan darah
Infeksi nifas dibagi dalam 2 golongan :

1. Infeksi yang terbatas pada perineum,


vulva, vagina dan endometrium
(vulvitis,Vaginitis,cervicitis,endometritis )

2. Penyebaran melalui vena-vena


( septikemia dan pyaemia ) , melalui
jalan lymphe( peritonitis dan
parametritis ) dan melalui permukaan
endometrium ( salpingitis, oophoritis).
Diagnosis
Kebanyakan demam setelah persalinan
disebabkan oleh infeksi nifas, tetapi
kemungkinan sebab-sebab diluar alat genital
harus dipertinbangkan juga, seperti radang
saluran nafas, dan mastitis.

Perlu juga dilihat apakah infeksi terbatas pada


tempat-tempat masuknya kuman atau
menjalar ke tempat lain.
Prognosis
Menurut derajatnya septikemia merupakan
infeksi paling berat dengan mortalitas tinggi,
dan yang segera diikuti oleh peritonitis umum.

Pyaemia juga menyebabkan kematian cukup


tinggi dan berlangsung lama.
Pencegahan
Selama kehamilan
Memperbaiki anemia yang merupakan predisposisi
infeksi nifas.
Perbaikan keadaan gizi
Coitus pada hamil tua sebaiknya dihindari karena
dapat mengakibatkan pecah ketuban dan infeksi

Selama persalinan
Membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman
kedalam jalan lahir, menjaga persalinan tidak berlarut-
larut, menyelesaikan persalinan dengan sedikit trauma
dan mencegah perdarahan banyak
Selama nifas
Pada hari-hari pertama postpartum luka dijaga
agar tidak dimasuki kuman dari luar.
Pengunjung pada hari-hari pertama dibatasi.
Penderita dengan infeksi nifas jangan dirawat
bersama dengan wanita nifas yang sehat.
Pengobatan
Antibiotika memegang peranan sangat penting
dalam pengobatan nifas.

Dapat dilakukan pembiakan getah vagina serta


cerviks, jika perlu juga dari darah dan
dilakukan tes sensitifitas.

Dapat diberikan penisilin dosis tinggi atau


antibiotika spektrum luas sambil menunggu
hasil tes sensitifitas.
Disamping antibiotika, perawatan baik sangat
penting dan makanan yang cocok dengan
keadaan penderita.
KELAINAN DAN PENYAKIT LAIN DALAM NIFAS

Kelainan Mammae
Bendungan air susu
Terjadi bila bayi belum menyusu dengan baik
dan kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan
dengan sempurna.
Mammae terasa panas, keras dan nyeri, suhu
badan tidak naik, puting susu bisa datar dan
pengeluaran susu juga terhalang.
Dapat diberikan analgetika, mamae disokong
dengan kutang, dan pijatan ringan dapat
dilakukan sebelum menyusui untuk
mengeluarkan susu.

Mastitis
adalah infeksi dan peradangan pada mammae.
Rasa panas dingin disertai kenaikan suhu, lesu
dan tidak nafsu makan.
Mammae membesar, nyeri dan merah pada
suatu tempat kulit, bengkak dan nyeri.
Penyebab biasanya Staphylococcus aureus.
Pencegahan
Perawatan puting susu penting untuk
mencegah mastitis.
Yang memberi pertolongan kepada ibu
menyusui harus bebas infeksi.
Bila ada luka/ retak pada putting sebaiknya
jangan menyusui sampai luka sembuh.
Pengobatan
Pemberian susu dihentikan
dan diberi antibiotika.

Galactocele
Jarang sekali, sebagai akibat sumbatan saluran
oleh air susu yang membeku.
Air susu terkumpul pada suatu bagian
mammae dan menyebabkan tumor kistik.
Seringkali dengan tekanan ketat pada mammae
tumor dapat dihilangkan
Kelainan puting susu
1. Puting susu bundar dan menonjol
keluar permukaan mammae.puting
mencekung sukar bagi bayi untuk
menyusu.Air susu dikeluarkan dengan
pijatan atau pompa susu.
2. Luka puting susu

Kelainan dalam keluarnya air susu


Jumlah air susu tergantung dari pertumbuhan
kelenjar-kelenjar susu.
Jarang sekali air susu tidak atau hampir tidak
keluar sama sekali ( agalactia ).

Bila susu keluar terus menerus berlimpah


(polygalactia), walaupun bayi sudah disapih
dinamakan galactorrhoe.

Penghentian laktasi
Apabila bayi lahir mati, bayi yang sudah
menyusui meninggal, ibu oleh salah satu
sebab tidak dapat atau tidak mau menyusui.
Dapat diberikan preparat estrogen, untuk
mengurangi keluhan.
Pemberian estrogen dapat menyebabkan
perdarahan uterus setelah obat dihentikan dan
memberi predisposisi terjadinya thrombo
embolisme.
Kelainan uterus
Subinvolusi
Mengecilnya uterus setelah partus dari 1000gr
menjadi 40- 60 gram dalam 6 minggu disebut
involusi uterus
Terganggunya proses involusi uterus disebut
subinvolusi uterus
Dapat disebabkan ketinggalan sisa plasenta
dalam uterus, endometritis, myoma uteri dsb.
Diterapi dengan ergometrine. Pada sisa
plasenta perlu juga dilakukan kerokan.
Perdarahan nifas sekunder
Bila terjadi 24 jam atau lebih sesudah
persalinan.
Dapat timbul minggu kedua nifas.
Dapat disebabkan subinvolusi, kelainan
kongenital uterus, inversio uteri, myoma uteri
submucosum, dan penghentian pemberian
estrogen.
Terapi dapat diberikan 0,5mg ergometrine
dapat diulang dalam 4 jam atau kurang.
Kelainan-kelainan nifas
Thrombosis dan embolisme
Trombosis dapat disebabkan 3 hal :
1. Perubahan susunan darah
2. Perubahan laju peredaran darah
3. Perlukaan lapisan intima
darah

Faktor yang merupakan predisposisi dalam


terjadinya trombosis ialah bedah kebidanan,
usia lanjut, multi paritas, varises dan infeksi
nifas.
Embolisme paru-paru jarang sekali terjadi dari
trombosis vena-vena kaki permukaan, lebih
sering dari trombus vena-vena dalam dan vena
panggul.

Embolus kecil menyebabkan gejala dyspnoe


dan pleuritis, embolus besar dapat menutup
arteria pulmonalis dan menyebabkan shock
dan kematian.
Penanggulangan
Trombosis ringan diterapi dengan istirahat dan
kaki agak tinggi dengan pemberian obat
seperti asetosalisilat.

Jika ada peradangan dapat diberikan


antibiotika.

Pada yang berat diberikan antikoagulantia


untuk mencegah meluasnya trombus dan
mencegah emboli
Penanganan dapat diberikan hepairn iv
sebanyak 10.000 satuan setiap 6 jam
diteruskan dengan warfarin.

Pengobatan diteruskan selama 6 minggu


kemudian dikurangi dan dihentikan dalam 2
minggu.

Pengobatan embolisme paru-paru dengan


menanggulangi shock dan pemberian
antikoagulantia.
Necrosis pars anterior hipofisis postpartum
( sindroma Sheehan )
Terjadi tidak lama sesudah persalinan sebagai
akibat shock karena perdarahan.
Pengaruh shock pada hipofisis yang sedang
berinvolusi menimbulkan necrosis pars
anterior
Pada kasus berat dapat timbul tidak lama
sesudah persalinan.
Pengobatan dengan pemberian hormon untuk
mengganti hormon yang tidak lagi atau kurang
dikeluarkan oleh glandula tyroidea,
suprarenalis dan ovarium.

Anda mungkin juga menyukai