Oleh :
Ridwan Permana, S.Ked
NIM : 71 2014 027
Pembimbing :
dr. Severina Adella Tobing,.Sp.OG
dr. Ary Rinaldzi,. Sp.OG
2
Hipertensi dalam kehamilan merupakan tiga
penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas
ibu
4
Kehamilan Kembar
Definisi
5
Epidemiologi
6
Etiologi
Ras
Usia
Etilogi Paritas
Hereditas
Faktor
Lain
7
Klasifikasi
1. Kehamilan Kembar Monozigot
8
2. Kehamilan Kembar Dizigotik
9
3. Superfekundasi dan superfektasi
10
Diagnosis
1. Gejala dan Tanda
12
3. Ultrasonografi
13
4. Diagnosis Pasti
14
Diagnosis Banding
Polihidramnion
Gemelli
Tumor Mola
Abdomen Hidatidosa
15
Persalinan
Sectio
Pervaginam
Caesaria
16
Komplikasi
Ibu Janin
• Anemia • Prematuritas
• Hipertensi • Hyalin Membran Disease (HMD)
• Partus prematurus • Asfiksia saat kelahiran atau
• Atonia uteri depresi napas perinatal
• Perdarahan pasca persalinan • Infeksi Streptococcus group β
• KRangkaian perfusi balik arteri
pada janin kembar (twin reverse-
arterial-perfusion/TRAP)
• Vanishing Twin Syndrome
• Twin-to-twin Transfusion Syndrome
• Kembar Siam
• Intra Uterine Growth Retardation
(IUGR)
17
Prognosis
18
Preeklampsia Berat
Definisi
19
Faktor Resiko
a. Primigravida
b. Hiperplasentosis, misalnya : molahidatidosa,
kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops
fetalis, bayi besar.
c. Umur yang ekstrim
d. Riwayat keluarga pernah preeklampsia atau
eklampsia
e. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang
sudah ada sebelum hamil
f. Obesitas
20
Patofisiologi
Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta
Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan
Disfungsi Endotel
Iskemia plasenta dan Radikal Bebas
Disfungsi Endotel
Teori intoleransi imunologik antara ibu dan
anak
Teori adaptasi kardiovaskular
Teori Genetik
Teori defisiensi gizi
Teori inflamasi
21
Diagnosis PEB
a. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun
meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan
sudah menjalani tirah baring.
b. Proteinuria lebih dari 5 g/24 jam atau +4 dalam
pemeriksaan kualitatif.
c. Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500cc/24 jam.
d. Kenaikan kadar kreatinin plasma.
e. Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri
kepala, skotoma, dan pandangan kabur.
f. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas
abdomen (akibat teregangnya kapsula Glisson).
22
a. Edema paru dan sianosis.
b. Hemolisis mikroangiopatik.
c. Trombostiopenia berat < 100.000
sel/mm3 atau penurunan trombosit
dengan cepat.
d. Gangguan fungsi hepar (kerusakan
hepatoselular): peningkatan kadar alanine
dan aspartate aminotransferase.
e. Pertumbuhan janin intrauterine yang
terhambat.
f. Sindrom HELLP.
23
Klasifikasi PEB
PEB
PEB tanpa
dengan
impending
impending
eclampsia
eclampsia
24
Tatalaksana PEB
25
Pemberian Obat Antikejang
26
Pemberian Antihipertensi
a. Antihipertensi lini pertama
Nifedipine dosis 10-20 mg per oral, diulangi setelah
30 menit; maksimum 120 mg dalam 24 jam.
Nifedipine tidak boleh diberikan sublingual karena
efek vasodilatasi sangat cepat, sehingga hanya boleh
diberikan per oral.
b. Antihipertensi lini kedua
Sodium nitroprusside: 0,25 mikrogram i.v/kg/menit,
infus; ditingkatkan 0,25 mikrogram i.v/kg/5 menit.
Diazokside; 30-60 mg i.v/5 menit; atau i.v. infus 10
mg/menit/dititrasi.
27
a. Pemberian glukokortikoid untuk
pematangan paru janin tidak merugikan
ibu. Diberikan pada kehamilan 32-34
minggu, 2x24 jam.
b. Diuretikum tidak diberikan secara rutin,
kecuali bila ada edema paru-paru, payah
jantung kongestif atau anasarka.
Diuretikum yang dipakai ialah
Furosemida.
28
BAB III
LAPORAN KASUS
29
Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 28 tahun
Tanggal lahir : 18 Juni 1987
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Dusun III Kel. Lubuk Sakti Kecamatan
Indralaya Kab Ogan Ilir Sumatera Selatan
Agama : Islam
MRS : Senin, 14-12-2015
Jam MRS : 12.10 WIB
RM :
30
Anamnesis
Keluhan Utama
31
Riwayat Perjalanan Penyakit
32
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit jantung (-) Penyakit ginjal (-)
Diabetes mellitus (-) Hipertensi (-)
Alergi (-) Asma (-)
33
Riwayat Haid
Riwayat Kontrasepsi
35
Pemeriksaan Fisik
36
Status general
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), edema palppebrae (-)
Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
Thoraks :
Mammae : Bentuk simetris, puting susu menonjol.
Cor : BJ I-II (+) normal, murmur (-), gallop (-
), batas jantung normal.
Pulmo : Suara nafas vesikuler (+) normal,
Rhonki (-), Wheezing (-), stem
fremitus sama kanan dan kiri.
Abdomen : Status obstetrikus
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (+/+)
37
Status obstetri
Abdomen
Inspeksi : Cembung, striae gravidarum (+),
bekas operasi (-)
Palpasi :
Leopold I : TFU 2 jari di bawah proc. xiphoideus
(36 cm), Taksiran Berat Janin = 3565
gram, Teraba kepala dan bokong.
Leopold II : Teraba bagian keras, memanjang di
sebelah kanan dan kiri.
Leopold III : Bagian terbawah janin teraba bulat
keras dan lembut kesan kepala dan
bokong kepala.
Leopold IV : Konvergen (belum masuk PAP).
38
His (+) : 2 kali dalam 10 menit
selama 20 detik
Perlimaan : 5/5
Pemeriksaan Dalam
Pembukaan : 2 cm
Pendataran : 20 %
Portio : Medial
Molase :0
Presentasi : Kepala
Penunjuk : UUK
Auskultasi : Bising usus (+), DJJ I :
145x/menit, DJJ II : 138x/menit
39
Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan
Hb 13,1 gr/dl
Leukosit 9100/UI
Laju Endap Darah 85
Diff. count 1/0/0/67/24/8
Golongan darah O
Rhesus +
Waktu perdarahan 2’
Waktu pembekuan 8’
40
Urine Rutin
Bakteri : (-)
Berat jenis : 1.015
Bilirubin urine : (-)
Epitel urine : (+)
Eritrosit urine : 0-1
Kejernihan : Jernih
Keton urine : (-)
Kristal amorf : (-)
Kristal Ca. oxalat : (-)
Kristal uric acid : (-)
Leukosit urine : 1-2
Nitrit urine : (-)
pH urine : 6,5
Protein urine : (+)
Reduksi urine : (-)
Silinder urine : (-)
Urobilin urine : (-)
Warna urine : Kuning muda
41
Diagnosa Kerja
42
Penatalaksanaan
43
Laporan Pembedahan
45
Diagnosis pasca bedah
P2A1 post SSTP atas indikasi gemelli + PEB
Tindakan
Sectio Sesaria Transperitonealis Profunda
46
Keadaan ibu pasca
operasi
47
Terapi post sectio
sesaria
Mengevaluasi keadaan umum, tanda vital, dan perdarahan.
Cek Hb post operasi.
Immobilisasi bertahap:
o 6 jam pertama os diperbolehkan untuk mobilisasi miring kanan
dan kiri.
o 24 jam setelah operasi os mobilisasi duduk.
o Diet bebas setelah operasi
• Kateter menetap.
• IVFD RL + 2 ampul induksin (pytogin) gtt XX/menit.
• Medikamentosa:
o Inj. Anbacim 2x1 gr I.V. (Skin Test)
o Inj. Metronidazole 3x500 mg I.V. flash
o Inj. Asam Tranexamat 3x500 mg I.V.
o Inj. Tramadol 3x50 mg I.V.
o Nifedipin 3x10 mg P.O
o MgSO4 40% selama 24 jam
48
BAB IV
PEMBAHASAN
49
• Os mengaku nyeri perut
sudah dirasakan ± 4 hari
Sebelum masuk rumah
sakit (SMRS) dan keluhan
nyeri perut menjalar ke
pinggang hilang timbul,
makin lama makin sering Inpartu
dan kuat 4 jam SMRS.
• Riwayat keluar air – air
disangkal
• Riwayat keluar lendir
bercampur darah (+)
50
• Tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 110 mmHg.
• Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau
kualitatif 3+
• Oliguria, yaitu produksi urin
kurang dari kurang dari 500
Tekanan darah cc/24 jam disertai kenaikan kadar
170/110 mmHg kreatinin darah
usia kehamilan • Gangguan visus dan serebral;
penurunan kesadaran, nyeri
lebih dari 20
kepala, skotoma dan pandangan
minggu kabur
• Edema paru-paru dan sianosis
• Hemolisis mikroangiopatik
• Adanya sindroma HELLP
51
Hipertensi
• Os mengaku tekanan Kronik
darahnya tinggi sejak usia Superimposse
kehamilan 32 minggu. d preeklampsia
• Riwayat menderita darah Hipertensi
tinggi sebelum kehamilan
(-)
PER
• Kejang (-) PEB
Eklampsia
52
IVFD RL gtt 20x/menit
Nifedipine 10 mg 3x10 • Perawatan Aktif
mg per oral • Tirah baring miring ke
Injeksi MgSO4 40% 8 gr kiri secara intermiten
IM boka-boki lanjut 6 • Infus dextrose 5%
dimana setiap 1 liter
jam 4gr IM boka atau diselingi dengan infus
boki RL (60- 125 cc/jam)
Kateter menetap (DC) 500 cc.
Rencana terminasi • Pemberian obat anti
kehamilan SC Senin, 14 kejang
• Diuretikum
Desember 2015 pukul • Anti hipertensi
17.00 WIB • Terminasi kehamilan
Observasi KU,Vital Sign,
dan DJJ
53
BAB V
KESIMPULAN
54
Kesimpulan
Pasien dengan didiagnosis G2P1A0 hamil aterm
inpartu Kalla I fase laten dengan PEB, janin gemelli
hidup presentasi kepala-bokong. Diagnosis kerja
pada pasien ini sudah tepat.
Tindakan awal, tindakan SC hingga terapi dan
tindakan post SC sudah benar mengingat pasien
ini mengalami darah tinggi pada kehamilan
kembar ini.
55
Saran
56