Anda di halaman 1dari 20

1.

Mega Halimah
2. Oktovita Indah K
3. Siti Dzurotun Nikmah
4. Ulyana Noor Malihah
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri
meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap
berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya
penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya
dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun
sebagai hasil pengobatan (Muttaqin, 2008).
Asma dalam kehamilan gangguan adalah
inflamasi kronik jalan napas terutama sel mast dan
eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik
berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan
batuk yang ditemukan pada wanita hamil.
Asma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi
saluran napas. Adanya inflamasi hiperaktivitas
saluran napas dijumpai pada asma baik pada asma
alergi maupun non-alergi. Oleh karena itu dikenal
dua jalur untuk mencapai keadaan tersebut. Jalur
imunologi utama dan jalur saraf otonom.
Penyebab asma pada kehamilan antara lain :
1. Zat-zat alergi contohnya tepung, debu,
bulu, dll.
2. Infeksi saluran pernapasan.
3. Pengaruh udara misalnya terlalu dingin,
terlalu panas.
4. Factor psikis misalnya kelelahan, stress.
Obstruksi saluran napas pada asma merupakan
kombinasi spasme otot bronkus, penyumbatan mukus,
edema dan inflamasi dinding bronkus. Obstruksi
bertambah berat selama ekspirasi karena secara
fisioiogis saluran napas menyempit pada fase tersebut.
Hal ini menyebabkan udara distal tempat terjadinya
obstruksi terjebak tidak bisa diekspirasi. Selanjutnya
terjadi peningkatan volume residu, kapasitas residu
fungsional (KRF), dan pasien akan bernapas pada
volume yang tinggi mendekati kapasitas paru total
(KPT). Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran
napas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar.
Untuk mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot
bantu napas.
1. Tanda dan gejala utama asma adalah bunyi
wheezing, dispnea, dan batuk.
2. Penggunaan otot bantu napas saat serangan.
3. Sputum dengan sedikit mucus.
4. Takikardi.
5. Berkeringat dingin.
6. Serangan berlangsung sekitar 70 menit sampai
beberapa jam dan dapat hilang secara spontan.
7. Ronchi basah.
1. Mencegah adanya strees.
2. Menghindari factor pencetus yang sudah diketahui
secara intensif.
3. Mencegah penggunaan aspirin karena dapat
menimbulkan serangan.
4. Pada serangan ringan dapat digunakan obat
inhalan.
5. Pada keadaan yang lebih berat penderita harus
dirawat dan serangan dapat dihilangkan seperti
efinefrin/sc, oksigen, isoproerenol/Inhalasi,
aminoplin/infuse, glukosa,Hidrokortison/ infuse
dektrose 10%.
Efek kehamilan pada asma tidak
dapat diprediksi. Perubahan
fisiologis, yang diinduksi oleh
kehamilan, tidak membuat wanita
hamil lebih rentan terhadap
serangan asma. Asma meningkatkan
insiden aborsi dan persalinan
premature, tetapi kanin sendiri
tidak terpengaruh. Pada kasus-kasus
yang berat, asma dapat mengancam
kehidupan wanita hamil. Pada
kebanyakan kasus prognosis baik
pada ibu dan janin.
1. Hipoksia janin dan ibu.
2. Abortus.
3. Persalinan premature.
4. BBLR.
1. Faktor ekstrinsik (alergik): reaksi alergik yang
disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal
seperti debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.
2. Faktor intrinsik (non-alergik): tidak berhubungan
dengan alergen, seperti common cold, infeksi traktus
respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan
dapat mencetuskan serangan.
3. Asma gabungan: Bentuk asma yang paling
umum.Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk
alergik dan non-alergik.
 Nama : Ny. S
 No. Register :-
 Umur : 27 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Suku / Bangsa : Indonesia
 Agama : Islam
 Status : Kawin
 Pekerjaan : wiraswasta
 Pendidikan : SMA
 Bahasa yang digunakan: Jawa
 Alamat : Ds. Bringin singgahan RT. 08 Rw. 02
 Tanggal MRS :-
 Cara Masuk :-
 Diagnosa Medis : Asma
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas
2. Riwayat penyakit sekarang.
Pasien mengatakan sesak napas sejak 2 hari yang lalu, di rumah
pasien tidak mendapatkan terapi obat. Pasien datang ke rumah
sakit pada tanggal 28 september 201, dengan keluhan sesak napas
, pasien datang melalui ruang IGD, kemudian diruang IGD pasien
mendapatkan terapi infus RL 20 tpm, kemudian pasien dipindahkan
diruang Melati dan kemudian mendapatkan perawatan lebih lanjut.
3. Riwayat penyakit dahulu.
Pasien memiliki penyakit asma sejak SD
4. Riwayat kesehatan keluarga.
Keluarga pasien mengatakan pihak keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit dengan masalah pernafasan.
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien mengatakan rumah pasien dekat dengan lokasi pabrik
a. Kedadaan umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis GCS
=E:4M:6V:5
c. Tanda tanda Vital
N : 80x / menit
S : 360
TD : 120/ 80 mmhg
RR : 28x / menit
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan broncospasme,
peningkatan sekresi pulmoner
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman jiwa
sekunder terhadap sesak nafas dan takut
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan, kelelahan, sekunder
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan
prognosis penyakit saat hamil
5. Resiko hipoksia janin berhubungan dengan
suplai oksigen inadekuat
Data Fokus Diagnosa Etiologi
Keperawatan
Ds : ibu mengatakan Bersihan jalan napas Broncospasme,
sesak napas Peningkatan Sekresi
Do : Pulmoner
Terdengar bunyi
wheziing.
Pasien tampak bingung
dan gelisah.
Pasien tampak lemas.

TTV :
TD : 120 / 0mmhg
S : 36o
N : 80x / menit
RR : 28x / menit
Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Pantau TTV
bersihan jalan nafas tindakan keperawatan 2. Anjarkan pasien
berhubungan dengan selama 2x 24 jam relaksasi dan distraksi.
broncospasme, diharapkan pasien dapat 3.Posisikan pasien
peningkatan sekresi berkurang dengan senyaman mungkin
pulmoner kriteria hasil : (semi flower )
Posisikan pasien 4.Anjarkan pasien Batuk
senyaman mungkin. Efektif.
Menunjukkan jalan 5. Anjurkan pasien untuk
napas yang baik ( pasien minum air putih hangat.
tidak merasa sesak 6. Kolaborasi bersama
pernfasan dalam tim medis untuk
rentang normal, dan pemberian obat sesak
tidak ada suara napas napas.
normal .
Implementasi Respon
1. Memantau TTV S : Pasien mengatakan bersdia
O: - Suhu : 360
Nadi : 80x / menit
TD : 120 / 80 mmhg
RR : 25x / menit
2. Mengajarkan pasien relaksasi dan S : Pasien mengatakan lemas
distraksi O : Pasien terlihat lebih rileks
3. Memposisikan pasien senyaman S : Pasien mengatakan nyaman
mungkin (semi flower ) dengan posisi semi flower
O : Pasien tampak nyaman diberi
posisi semi flower
4. Mengajarkan pasien Batuk Efektif. S : Pasien mengatakan paham tentang
batuk efektif
O : Pasien dapat mendemonstrasikan
ulang
5. Anjurkan pasien untuk minum air S : Pasien mengatakan sudah minum
putih hangat. air putih hangat
O : Pasien mengahabiskan 1-2 gelas air
putih hangat
6. Kolaborasi bersama tim medis S : Pasien mengatakan mau diberi
untuk pemberian obat sesak napas. obat
Diagnosa Keperawatan Evaluasi

Ketidakefektifan bersihan jalan S : Pasien mengatakan sesak napas


nafas berhubungan dengan O : Pasien tampak lebih rileks
broncospasme, peningkatan sekresi Suhu : 360
pulmoner Nadi : 80x / menit
TD : 120 / 80 mmhg
RR : 28x / menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1. Memantau TTV
2. Mengajarkan pasien relaksasi dan
distraksi
3. Memposisikan pasien senyaman
mungkin (semi flower )
4. Mengajarkan pasien Batuk Efektif.
5. Menganjurkan pasien untuk minum
air putih hangat.
6. Kolaborasi bersama tim medis untuk
pemberian obat sesak napas.

Anda mungkin juga menyukai