Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang
termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki endemisitas tinggi.

Malaria maupun penyakit yang menyerupai malaria telah diketahui ada selama lebih dari 4.000 tahun
yang lalu. Malaria dikenal secara luas di daerah Yunani pada abad ke-4 SM dan dipercaya sebagai
penyebab utama berkurangnya penduduk kota. Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun 1753, tetapi
baru ditemukan parasit dalam darah oleh Alphonse Laxeran tahun 1880. Untuk mewarnai parasit, pada
tahun 1883 Marchiafava menggunakan metilen biru sehingga morfologi parasit ini lebih mudah
dipelajari. Siklus hidup plasmodium di dalam tubuh nyamuk dipelajari oleh Ross dan Binagmi pada tahun
1898 dan kemudian pada tahun 1900 oleh Patrick Manson dapat dibuktikan bahwa nyamuk adalah vektor
penular malaria. Pada tahun 1890 Giovanni Batista Grassi dan Raimondo Feletti adalah dua peneliti Italia
yang pertama kali memberi nama dua parasit penyebab malaria pada manusia, yaitu Plasmodium vivax
dan Plasmodium malariae. Pada tahun 1897 seorang Amerika bernama William H. Welch memberi nama
parasit penyebab malaria tertiana sebagai Plasmodium falciparum dan pada 1922 John William Watson
Stephens menguraikan nama parasit malaria keempat, yaitu Plasmodium ovale.

Penyakit malaria hingga kini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia yang
utama. Malaria menyebar di berbagai negara, terutama di kawasan Asia, Afrika,dan Amerika Latin. Di
berbagai negara, malaria bukan hanya permasalahan kesehatan semata. Malaria telah menjadi masalah
sosial-ekonomi, seperti kerugian ekonomi, kemiskinan dan keterbelakangan.

2.2 Agent Penyakit Malaria

Agent penyakit malaria adalah genus plasmodia, family plasmodiidae, dan order Coccidiidae. Ada empat
jenis parasit malaria, yaitu:

2.2.1 Plasmodium falciparum

Menyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal dengan nama
lain sebagai malaria tropika yang menyebabkan demam setiap hari. Plasmodium falciparum ditemukan
didaerah tropik.di Indonesia parasit ini menyebar diseluruh pulau. Infeksi pada spesies ini menyebabkan
parasitemia yang meningkat jauh lebih cepat dibandingkan spesies lain. Masa inkubasinya yaitu12 hari.

2.2.2 Plasmodium vivax

Menyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria tertiana benigna (jinak). Pada spesies ini cenderung
menginfeksi sel-sel darah merah yang muda. Masa inkubasi pada plasmodium ini pada penularan secara
alamiah adalah 12-17 hari.
2.2.3 Plasmodium malariae

Menyebabkan malaria kuartana atau malaria malariae. Karena serangan demam berulang pada tiap hari ke
empat. Pada spesies ini memiliki kecenderungan untuk untuk menginfeksi sel-sel darah merah yang tua.
Masa inkubasi berlangsung selama 18 hari atau dan kadang-kadang sampai 30-40 hari.

2.2.4 Plasmodium ovale

P. ovale adalah penyebab malaria ovale prediksinya terhadap sel-sel darah merah mirip dengan P.
vivax yaitu dengan menginfeksi sel-sel darah merah muda. Namun spesies ini jarang ditemukan di
Indonesia. Karena umumnya banyak terjadi di Afrika dan Pasifik barat. Masa inkubasinya 13-17 hari.

2.3 Patogenesis Malaria

Patogenesis malaria sangat kompleks, dan seperti patogenesis penyakit infeksi pada umumnya melibatkan
faktor parasit, faktor penjamu, dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut saling terkait satu sama lain, dan
menentukan manifestasi klinis malaria yang bervariasi mulai dari yang paling berat ,yaitu malaria dengan
komplikasi gagal organ (malaria berat), malaria ringan tanpa komplikasi, atau yang paling ringan, yaitu
infeksi asimtomatik.

Tanda dan gejala klinis malaria yang timbul bervariasi tergantung pada berbagai hal antara lain usia
penderita, cara transmisi, status kekebalan, jenis plasmodium, infeksi tunggal atau campuran. Selain itu
yang tidak kalah penting adalah kebiasaan menggunakan obat anti malaria yang kurang rasional yang
dapat mendorong timbulnya resistensi. Berbagai faktor tersebut dapat mengacaukan diagnosis malaria
sehingga dapat disangka demam tifoid atau hepatitis, terlebih untuk daerah yang dinyatakan bebas
malaria.

• Demam

Mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang mengeluarkan berbagai macam antigen,
antigen ini akan merangsang sel makrofag, sel monosit dan limfosit yang mengeluarkan berbagai macam
sitokin. Antara lain TNF (Tumor Necrosis Factor). TNF ini akan dibawa oleh darah ke hipotalamus yang
merupakan pusat pengaturan suhu tubuh dan terjadi demam. Proses skizogoni pada empat plasmodium
memerlukan waktu yang berbeda – beda. P. Falcifarum memerlukan waktu 36-48 jam. P. vivax/ovale 48
jam. P. malariae 72 jam. Demam pada P.Falsifarum dapat terjadi setiap hari. P. vivax/ovale selang satu
hari. Dn P.malariae demam timbul selang dua hari.

• Anemia

Terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. P. Falsiparum
menginfeksi semua jenis sel darah merah, sehingga anemia dapat terjadi pada fase akut maupun kronis.
P.ovale/vivax hanya mnginfeksi sel darah merah muda yang jumlahnya 2% dari seluruh jumlah sel darah
merah, sedangkan P. malariae menginfeksi sel darah merah yang tua yang jumlahnya 1% dari seluruh
jumlah sel darah merah.
• Splenomegali

Limpa merupakan organ retikuloendotelial plasmodium dihancurkan oleh makrofag dan limfosit.
Penambahan sel sel radang ini membuat limpa membesar.

• Malaria berat akibat P. Falciparum mempunyai pathogenesis khusus. Eritrosit yang terinfeksi P.
Falsiparum akan mengalami proses sekuentrasi yaitu tersebarnya seluruh eritrosit yang berparasit tersebut
ke pembuluh kapiler alat dalam tubuh, selain itu pada permukaan eritrosit yang terinfeksi akan
membentuk knob yang berisi berbagai antigen P. Falciparum pada saat terjadi proses sitoadherensi. Knob
tersebut akan berikatan dengan reseptor sel endotel kapiler. Akibat dari proses ini terjadilah obstruksi (
penyumbatan) dalam pembuluh kapiler yang menyebabkan iskemia pada jaringan. Terjadinya sumbatan
ini juga didukung oleh terbentuknya “rossette” yaitu bergerombolnya sel darah merah yang berparasit
dengan sel darah merah lainnya. Pada proses sitoaderensi ini diduga juga terjadi proses imunologik.yaitu
terbentuknya mediator-mediator antara lain sitokin ( TNF. Interleukin) dimana mediator tersebut
mempunyai peranan dalam gangguan fungsi pada jaringan tertentu.

2.4. Gejala Malaria

Secara klinis, gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu
yang diselingi oleh suatu periode dimana penderita bebas sama sekali dari demam. Gejala klinis malaria
antara lain sebagai berikut.

a. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.
b. Nafsu makan menurun.
c. Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
d. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium Falciparum.
e. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa.
f. Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.
g. Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol adalah
mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke
atau berasal dari daerah malaria. Malaria menunjukkan gejala-gejala yang khas, yaitu:
 Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium kedinginan, stadium panas, dan
stadium berkeringat
 Splenomegali (pembengkakan limpa)
 Anemi yang disertai malaise

Serangan malaria biasanya berlangsung selama 6-10 jam dan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:

2.4.1 Stadium dingin

Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi gemeretak dan penderita
biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam pakaian dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi
lemah. Bibir dan jari jemarinya pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin muntah
dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.
2.4.2 Stadium Demam

Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering dan
terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala dan muntah sering terjadi, nadi menjadi kuat lagi.
Biasanya penderita merasa sangat haus dan suhu badan dapat meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium
ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya skizon darah yang telah matang
dan masuknya merozoit darah ke dalam aliran darah. Pada P. vivax dan P. ovale skizon-skizon dari setiap
generasi menjadi matang setiap 48 jam sekali sehingga demam timbul setiap tiga hari terhitung dari
serangan demam sebelumnya. Nama malaria tertiana bersumber dari fenomena ini. Pada P. malaria,
fenomena tersebut 72 jam sehingga disebut malaria P. vivax/P. ovale, hanya interval demamnya tidak
jelas. Serangan demam diikuti oleh periode laten yang lamanya tergantung pada proses pertumbuhan
parasit dan tingkat kekebalan yang kemudian timbul pada penderita.

2.4.3 Stadium Berkeringat

Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat tidurnya basah. Suhu badan
meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur
nyenyak. Pada saat bangun dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung
antara 2 sampai 4 jam.

Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap penderita, tergantung pada spesies
parasit dan umur dari penderita, gejala klinis yang berat biasanya terjadi pada malaria tropika yang
disebabkan oleh plasmodium falciparum. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk
trofozoit dan skizon) untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati dan ginjal
sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ tubuh tersebut.

Gejala berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak berfungsinya ginjal. Kematian paling banyak
disebabkan oleh jenis malaria ini. Kadang–kadang gejalanya mirip kolera atau disentri. Black water fever
yang merupakan gejala berat adalah munculnya hemoglobin pada air seni yang menyebabkan warna air
seni menjadi merah tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever adalah ikterus atau muntah –
muntah yang warnanya sama dengan warna empedu. Black water fever biasanya dijumpai pada penderita
P. Falciparum yang berulang-ulang dan infeksi yang cukup berat.

Secara klasik demam terjadi setiap dua hari untuk parasit tertiana (P. falciparum, P. vivax, dan P. ovale)
dan setiap tiga hari untuk parasit quartan (P. malariae). CDC (2004) dalam Sembel (2009)
mengemukakan bahwa karakteristik parasit malaria dapat mempengaruhi adanya malaria dan dampaknya
terhadap populasi manusia. P. falciparum lebih menonjol di Afrika bagian selatan Sahara dengan jumlah
penderita yang lebih banyak, demikian juga yang meninggal dibandingkan dengan daerah-daerah tempat
parasit yang lain lebih menonjol. P. vivax dan P. ovale memiliki tingkatan hynozoites yang dapat tetap
dorman dalam sel hati untuk jangka waktu tertentu (bulan atau tahun) sebelum direaktivasi dan
menginvasi darah. P. falciparum dan P. vivax kemungkinan mampu mengembangkan ketahanannya
terhadap obat antimalaria.

2.5 Penularan Malaria

Malaria ditularkan ke penderita dengan masuknya sporozoit plasmodium melalui gigitan nyamuk betina
Anopheles yang spesiesnya dapat berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Terdapat lebih dari 15
spesies nyamuk Anopheles yang dilaporkan merupakan vektor malaria di Indonesia. Penularan malaria
dapat juga terjadi dengan masuknya parasit bentuk aseksual (tropozoit) melalui transfusi darah, suntikan
atau melalui plasenta (malaria congenital).

Dikenal adanya berbagai cara penularan malaria:

2.5.1. Penularan secara alamiah (natural infection)

Penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang infektif. Nyamuk menggigit orang
sakit malaria maka parasit akan ikut terhisap bersama darah penderita malaria. Di dalam tubuh nyamuk
parasit akan berkembang dan bertambah banyak, kemudian nyamuk menggigit orang sehat, maka melalui
gigitan tersebut parasit ditularkan ke orang lain. 2.5.2 Penularan yang tidak alamiah

a. Malaria bawaan (congenital)

Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria. Disebabkan adanya kelainan
pada sawar plasenta sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada bayi yang dikandungnya.

b. Secara mekanik

Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik
banyak terjadi pada para pecandu obat bius yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril.

c. Secara oral (melalui mulut)

Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.gallinasium) burung dara (P.Relection) dan
monyet (P.Knowlesi). Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia adalah manusia lain
yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. Kecuali bagi simpanse di Afrika yang
dapat terinfeksi oleh penyakit malaria, belum diketahui ada hewan lain yang dapat menjadi sumber bagi
plasmodium yang biasanya menyerang manusia.

Malaria, baik yang disebabkan oleh P. falciparum, P. vivax, P. malariae dan P. ovale semuanya ditularkan
oleh nyamuk anopheles. Nyamuk yang menjadi vektor penular malaria adalah Anopheles sundaicus,
Anopheles aconitus, Anopheles barbirostris, Anopheles subpictus, dan sebagainya.

2.6 Diagnosis Malaria

Diagnosis malaria sama dengan mendiagnosis penyakit lainnya berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan
pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopik atau tes diagnosis cepat ( RDT – Rapid Diagnostik Test)

A. Anamnesis

1. Pada anamnesis sangat perlu diperhatikan:

a. Keluhan utama : demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai nyeri kepala, mual, mutah,
diare dan nyeri otot atau pegal-pegal

b. Riwayat berkunjung atau bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria.
c. Riwayat tinggal di daerah endemic malaria.

d. Riwayat sakit malaria

e. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir

f. Riwayat mendapat transfuse darah

2. Selain hal diatas pada tersangka malaria berat dapat ditemukan keadaan berikut ini:

a. Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat

b. Keadaan umum yang lemah (tidak bisa duduk/berdiri)

c. Kejang kejang

d. Panas sangat tinggi

e. Mata dan tubuh kuning

f. Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan

g. Napas cepat atau sesak napas

h. Muntah terus menerus dan tidak dapat minum

i. Warna air seni seperti the tua dan dapat sampai kehitaman

j. Jumlah air seni kurang ( oliguria) sampai tidak ada (anuria)

k. Telapak tangan sangat pucat

B. Pemeriksaan Fisik

1. Demam ( 37,5 ˚C)

2. Konjungtiva atau telapak tangan pucat

3. Pembesaran limpa ( splenomegali)

4. Pembesaran hati ( hepatomegali )

Pada tersangka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai berikut :

1. Temperature rectal (40˚C)

2. Nadi cepat dan lemah

3. Hipotensi 70/50 mmHg

4. Frekuensi nafas > 35x per menit orang dewasa. > 40x per menit pada balita, > 50 x per menit
anak dibawah 1 tahun.
5. Penurunan derajat kesadaran dengan GCS < 11

6. Menifestasi perdarahan (pteqie,purpura, hematoma)

7. Danda dehidrasi ( mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering, produksi air
seni berkurang.

8. Tanda tanda anemia berat ( konjungtiva pucat, telalapak tangan pucat, lidah pucat)

9. Ikterik

10. Adanya rongki

11. Pembesaran limpa dan hepar

12. Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai anuria

13. Gejala neurologi (kaku kuduk, reflex patologi)

2.7 Diagnosis Dasar Pemeriksaan Laboratorium

1. pemeriksaan dengan mikroskop

Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di puskesmas/lapangan/rumah sakit untuk menentukan :

1. Ada tidaknya parasit malaria

2. Spesies dan stadium plasmodium

3. Kepadatan parasit

a. Semi kuantitatif

(-) = negative ( tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB/Lapang Pandag Besar)

(+) =positif 1(ditemukan 1-10 parasit dalam 100LP)

(+)(+) =positif 2(ditemukan 11-100 parasit dalam 100LP)

(+)(+)(+) =positif 3(ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LP)

(+)(+)(+)(+) = positif 4(ditemukan >10 parasit dalam 1 LP)

b. Kuantitaif

Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sediaan darah tebal (leukosit) atau sedian darah
tipis(eritrosit)

Untuk penderita malaria berat perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1. Bila pemeriksaan sediaan darah pertama negative perlu diperiksa ulang setip 6 jam sampai 3 hari
berturut turut.
2. Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama tiga hari berturut-turut tidak ditemukan maka
diagnosis malaria disingkirkan

II. Pemeriksaan dengan tes diagnostic cepat (Rapit Diagnostic Test)

Mekanisme kerja tes ini berdasarkan Deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan metode
imunokromatografi, dalam bentuk dipstick. Tes ini sengat bermanfaat pada unit gawat darurat atau pada
saat terjadi kerjadian luar biasa.

Kemampuan rapid test yang beredar pada umumnya ada 2 jenis, yaitu

a. Single yang mampu mendiagnosis hanya infeksi P.Falciparum

b. Combo yang mampu mendiagnosis P.Falciparum dan non Falciparum

2.8 Diagnosis Banding Malaria

1. malaria tanpa komplikasi harus dapat dibedakan degan penyakit infeksi lain sebagai berikut:

a. Demam tifoid

demam lebih dari 7 hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit perut, diare, lidah kotor. Uji widal positif
bermakna

b.. Demam Dengue

demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari. Disertai keluhan nyeri kepala, nyeri tulang, nyeri ulu
hati,sering muntah, penurunan jumlah trombosit, uji tourniquet positif, IgG dan IgM anti dengue positif.

c. ISPA

Batuk, beringus, sakit menelan, sakit kepala, sesak, napas cepat, tarikan dinding dada kedalam dan adanya
stridor

d. Leptospirosis ringan

Demam tinggi, nyeri kepala mialgia,nyeri perut, mual muntah, tes leptodipstik positif.

2.9 Pengobatan

• Lini pertama

Artesunat + amodiakuin + primakuin

Artesunat = 4 mg/kgBB

Modiakuin = 4 mg/kgBB

Primakuin = 0,75 mg/KgBB

• Lini pertama lainnya


Dehydroartemisinin + piperaquin + primakuin

DHP = 2-4 mg/kgbb

Piperaquin = 16-32 mg/kgbb

Primakuin 0,75 mg/kgbb

• Lini kedua

Kina + dosisiklin atau tetrasiklin + primakuin

Tetrasiklin = 4-5 mg/kgbb/kali

Dosisiklin = 2 mg/kgbb/hari
BAB III

TINJAUAN KASUS

A.Pengkajian

Diagnosa medik : malaria

Ruangan : poli anak

Tgl masuk : 23 – 01 – 07

Tgl pengkajian : 23 – 01 – 07

II . BIODATA

1. Identitas klien

• Nama : An .R

• Umur : 4 tahun

• Jenis kel amin : laki – laki

• Agama : islam

• Pendidikan : -

• Alamat : Jln Jend. Nasution

2. Identitas orang tua

• Ayah

Nama : Tn . D

Usia : 42 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : islam

Pendidikan : D3

Pekerjaan : PNS
Suku / bangsa : Tolaki/ indonesia

Hubungan dengan klien : Ayah kandung

Alamat : Jln Jend. Nasution

• Ibu

Nama : Ny M

Usia : 37 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : wiraswasta

Suku / bangsa : Tolaki / Indonesia

Hubungan dengan klien : Ibu kandung

Alamat : Jend. Nasution

II . Riwayat kesehatan.

A. Keluhan utama : panas

Waktu timbulnya penya, : kira – kira 6 hari yang lalu dan berhenti 2 hari setelah itu timbul Lagi.sering
timbul pada waktu siang dan malam.

Awal munulnya : ibu klien mengatakan panas dan kemudian 2 hari yang lalu

muntah

keadaan waktu dikaji : klien tampak lemas mual – mual suhu tubuh 39 C

B . Riwayat kesehatan keluarga :

Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan dalamkeluarga.

Riwayat Imunisasi.

Ibu klien mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi di posyandu tempat tinggal klien.
Jenis imunisasi yang sudah didapat klien adalah : BCG , DPT , polio ,campak dengan waktu pemberian
tepat sesuai usia namun ibu klien tidak ingat setiap jenis imunisasi.

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

• Pertumbuhan fisik anak.

Berat badan : 12 kg

Panjang badan lahir : -

Usia mulai timbul gigi 8 bulan jumlah gigi 20 buah.

• Perkembangan anak..

Dari hasil anamnese dengan ibu klien mulai berguling dada usia 5 bulan duduk pada usia 8 bulan
merangkak pada usia 9 setengah bulan berdiri pada usia 12 bulan, mulai berjalan pada usia 13 bulan , dan
mulai berbicara pada usia 15 bulan.

Riwayat nutrisi.

• Pemberian ASI.

Anak pertama kali diberi ASI sejak 3 hari dan cara pemberiannya anak dibaringkan.lamanya pemberian
tidak menentu.asi di berikan sampai seusia 2 tahun.ibu juga memberikan susu formula pada kepada
klien.pemberian susu dalam sehari _+ 4 gelas (1800 cc ).

• Pemberian makanan tambahan.

Pertama kali diberikan makanan tambahan pada usia 4 bulan preminasun nestle beras merah. Lama
pemberian berupa promina sun nestle beras merah usia 5 bulan.

Riwayat psikososial

Berdasarkan anamnese dengan ibu klien di dapat : klien tinggal bersama orang tua letak rumah klien
ditengah kota dan jauh dari sekolah.

Aktivitas sehari – hari.

1. pola nutrisi.

• Selera makan : selera makan klien baik.

• Menu makan ; nasi + ikan + sayur . klien makan 3X dalam sehari.

• Cara makan klien : klien makan sendiri.

Perubahan ; klien selama sakit,ibu klien mengatakan selera makan anaknya berkurang. Porsi makannya
selalu tidak dihabiskan.

2. pola cairan
• .jenis minuman yang dikomsumsi : susu

• Frekwensi minum +_3 gelas (1900 cc )

Perubahan selama sakit tidak ada perubahan.

3. pola eliminasi.

• BAB

Frekwensi 1 kali sehari.

Konsistensi lunak

• BAK

Frekwensi 4 – 5 kali sehari

Perubahan selama sakit klien mengatakan kadang dalam 1 hari tidak BAB. BAK klien selama sakit tidak
ada perubahan.

4. pola istrahat tidur.

• Tidur siang dari jam 13.00 -15.00 (2 jam)

• Tidur malam dari jam 20.00-06.00 (10 jam)

Perubahan selama klien sakit:ibu klien klien mengatakan waktu tidur sering terjaga dan gelisah.

5. pola personal hyegiene.

• Mandi 2-3 kali sehari.

• Cuci rambut dangan memakai sahmpo 2 kali dalam seminggu.

• Menggunting kuku bila panjang

Perubahan selama klien sakit : ibu klien mengatakan selama sakit klien jarang dimandikan hanya menglap
badannya dengan handuk basah.

Pemeriksaan fisik.

1. keadaan umum

• Klien tampak gelisah , pakaian klien rapi dan bersih

2 tanda tanda vital

• Suhu tubuh :39 C

• Denyut nadi : 120 dpm


• Pernapasan : -

3 kepala

• Bentuk kepala oval.

• Kulit kepala bersih

4 rambut

• Hitam lurus , tummbuhnya merata.

5 hidung dan telinga

• Bentuk lubang hidung kiri dan kanan simetris.tidak ada cairan dan tidak ada infeksi pada lubang telinga.

6 mata

• Sclera tidak ikterus , konjungtiva tidak anemis.bala mata simetris

7 mulut dan gigi

• Bentuk datar, atas`dan bawah simetris, bibir anak kering, tidak ada karies, jumlah gigi 20 buah, tidak
ada peradamgan pada tonsil.

8 leher

• Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

9 thoraks

• Bentuk simetris kiri dan kanan pergerakan simetris.

10 abdomen

• Tidak ada kelainan (benjolan)

11. ekstermitas

• Koordinasi gerak baik.

IX. Data penunjang.

Pemeriksaan laboratorium : anemia.

PENGUMPULAN DATA

• Ibu klien mengatakan cemas.

• Suhu tubuh 39 C

• Denyut nadi 120 dpm


• Berat badan 15 kg

• Ibu klien mengatakan panas

• Klien tampak lemas

• Anoreksia

• Mengigil

• BB menurun

• Anak tampak gelisah dan lemah

• Mual

• Pada pemeriksaan DDR positif

• Ibu klien mengatakan selera makannya menurun

• Panas saat dipalpasi

• Orang tua klien sering bertanya.

KLASIFIKASI DATA

DS :

• Ibu klien mengatakan anaknya panas

• Ibu klien mengatakan cemas

• Ibu klien mengatakan anaknya mual muntah

• Ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan.

Do :

• Anoreksia

• Mengigil

• Anak tampak gelisah dan lemah

• Pada pemeriksaan DDR positif

• Denyut nadi 120 dpm

• Suhu tubuh 39 C

• Berat badan 15 kg
• Panas saat palpasi

ANALISIS DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1. Ds : Reaksi inflamasi Hipetermi
Ibu klien mengatakan anaknya
panas.

Do :
Suhu tubuh 39 C
Denyut nadi 120 dpm
Mengigil
Anak tampak gelisah
Panas saat palpasi
2. Ds : Intake nutrisi menurun Nutrisi kurang dari
Ibu klien mengatakan anaknya kebuthan tubuh
mual

Do :
Berat badan 13 kg.
Berat badan menurun

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


1. . Hipertermi yang berhubungan dengan Klien akan menunjukan 1. kaji vital sign
proses inflamasi ditandai dengan : suhu tubuh dalam batas 2. Pantau suhu pasien
normal dengan criteria : (derajat dan pola),
Ds :Ibu klien mengatakan anaknya panas. perhatikan menggigil.
-Suhu tubuh 36 -37 C 3. anjurkan pada klien
Do : • Suhu tubuh 39 C -Klien tidak gelisah untuk kompres hangat
• Denyut nadi 120 dpm pada daerah dahi dan
• Mengigil ketiak
• Anak tampak gelisah 4. anjurkan pada ibu
• Panas saat palpasi klien untuk memakaikan
pakaian tipis yang
mudah menyerap
keringat
5. anjurkan pada klien
untuk memberikan
anaknya banyak minum
6. kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian
anti biotic dan anti
piuretik
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang Klien akan menunjukan . Kaji riwayat nutrisi,
berhubungan dengan intake yang tanda-tanda kebutuhan termasuk makanan yang
inadekuat ditandai dengan : nutrisi yang adekuat disukai. Observasi dan
dengan criteria : catat masukan makanan
Ds : Ibu klien mengatakan anaknya mual klien
-selera makan klien 2. Anjurkan pada ibu
Do :• Berat badan 13 kg. meningkat klien untuk memberikan
• Berat badan menurun -BB dalam batas normal makanan sedikit tapi
• Anoreksia sering
3. beri HE ttg
pentingnya nutrisi yang
adekuat bagi tubuh.
4. Pertahankan jadwal
penimbangan berat
badan secara teratur.
5. Observasi dan catat
kejadian mual/ muntah,
dan gejala lain yang
berhubungan
6. Diskusikan yang
disukai klien dan
masukan dalam diet
murni.
7. kolaborasi rujuk atau
konsultasi dengan ahli
gizi.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yangmenyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah.Infeksi malaria memberikan
gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali.Terdapat beberapa parasit yang dapat
menyebabkan penyakit malaria, yaitu plasmodiumfalciparum, vivax, malaria dan ovale. Parasit ini
menggunakan nyamuk sebagai hospesdefinitifnya, yaitu nyamuk Anopheles. Gejala klinis penyakit ini
terdiri dari 3 tahap, yaitu periode dingin, periode panas dan periode berkeringat.Penularan penyakit ini
bias secara alami, yaitu melalui gigitan langsung nyamukanopheles dan secara tidak alami yaitu secara
bawaan dan secra mekanik. Diagnosanya dapatdilihat dari manifestasi klinis yaitu terjadinya demam,
imunnoserologi yaitu ditemukannyaantigen HRP-2, pLDH dan aldolase dan lewat pemeriksaan
mikroskopik yaitu melihatmorfologi sel darah merah yang terinfeksi dan melihat asam nukleat pada
parasit.

Malaria inidapat menyebabkan rasa sakit, gangguan otak hingga menyebabkan


kematian.Pemeriksaan dapat dilakukan dengan lima metode, yaitu yang pertama
menggunakanmikroskopik cahaya dengan melihat morfologi eritrosit yang terinfeksi, yang
keduamenggunakan mikroskop flouresensi dengan melihat asam nukleat yang terdapat diparasit,yang
ketiga dengan menggunakan metode rapid test yaitu identifikasi antigen yang terdapat pada serum
sampel, yang keempat menggunakan dip-stick yaitu identifikasi antigen parasitmalaria yang terdapat
dalam serum sampel, yang kelima dengan menggunakan PCR yaitudengan menggandakan sekuens
DNA/RNA yang spesifik dengan menggunakan primeroligonukleotida yang spesifik pula lalu dibaca
menggunakan elektroforesis.

3.2 Saran

Dari kesimpulan diatas maka kelompok kami dapat mengambil kesimpulan bahwaPenyakit ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan
berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Oleh karena itu, marilah
kiat memodifikasi lingkungan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman penetalaksaan kasus malaria di Indonesia ( www.pppl.depkes.go.id)

2. www.Repository.usu.ac.id

3. Buku ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV hal 1732

Anda mungkin juga menyukai