PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis
semi perkotaan. Penyakit ini ditularkan oleh vector nyamuk aedes aegypty yang
menyebabkan infeksi akibat virus yang dibawa oleh nyamuk tersebut (Soedarto,
Proses penularan virus dengue yang sangat cepat dari nyamuk aedes
penanganannya tidak tepat. Sampai saat ini demam berdarah dengue masih
kesehatan secara khusus, maupun bagi masyarakat luas pada umumnya. Gejala
klinis dari demam berdarah dengue bersifat dinamis dan terdiri dari tiga fase,
yaitu fase febris, fase kritis dan fase penyembuhan. Bila penanganannya tidak
dalam beberapa dekade terakhir. WHO memperkirakan sekitar 2,5 miliar orang
dengue (Bisht et.al, 2018). Tahun 2016 tercatat sebagai tahun dengan wabah
1
2
morbiditas dan mortalitas yang tinggi akibat penyakit tersebut seperti di wilayah
Amerika ditemukan 2,38 juta kasus kesakitan dan 1.032 kasus kematian,
Solomon sebanyak 7.000 kasus, serta Burkina Faso di wilayah Afrika sebanyak
Sebanyak 73,35% atau 377 kabupaten/kota sudah mencapai Incident Rate (IR)
tertinggi yaitu pada umur 15-44 tahun (37,5%), kemudian pada kasus anak
berumur 5-14 tahun (34,13%), umur 1-4 tahun (14,88%), dan angka
kematian/Case Fatality Rate (CFR) per golongan umur dengan kasus tertinggi
yaitu pada umur 5-14 tahun (34,13), kemudian umur 1-4 tahun (28,57%
di Provinsi NTB pada tahun 2022 yaitu sebanyak 1.606 kasus dengan kejadian
tertinggi berada di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 434 kasus (Data NTB,
2022). Berdasarkan hasil rekapan kasus per Januari - Juli 2022, warga yang
telah terjangkit demam berdarah dengue sebanyak 466 orang (Lombok Post,
2022. Peningkatan kasus tersebut disebabkan banyak faktor, antara lain karena
3
perubahan musim yang tidak menentu dan juga kebersihan lingkungan yang
dengue (Kemenkes RI, 2017 dalam Rawani, Nazriati & Anita, 2018).
tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, penggunaan obat nyamuk atau
anti nyamuk, penggunaan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemakan jentik,
pakaian di dalam rumah yang dapat menjadi sarang nyamuk. Namun, sampai
saat ini kegiatan-kegiatan tersebut masih belum memperoleh hasil yang optimal
Menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 proporsi kegiatan
Indonesia tergolong rendah yaitu hanya sebesar 31,2%. Hal ini dipengaruhi oleh
dimana tindakan seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik dan
sikap yang positif (Nasir dkk, 2014). Hal ini sesuai dengan penelitian Dewi
(2019) dimana dari 30 responden yang diambil yaitu orang tua yang memilik i
anak 7-10 tahun sebagian besar (46,7%) memiliki pengetahuan yang kurang
tentang penyakit demam berdarah dengue, dan sebagian besar orang tua
terhadap suatu obyek adalah perasaan seseorang yang mendukung atau tidak
fenomena penyakit demam berdarah dengue yang terjadi yaitu reaksi dan
responden memiliki sikap kurang baik atau tidak mendukung (72,2%), sisanya
keluarga merasa tidak nyaman. Selain itu program menaburkan bubuk abate ke
tempat penampungan air karena mereka menganggap bahwa bubuk abate dapat
pencegahan penyakit demam berdarah dengue karena jarang terpapar infor mas i
dan jarang sekali mendapatkan sosialisasi tentang penyakit tersebut. Selain itu
terkait dengan sikap, mereka mengatakan kurang setuju karena merasa terdapat
beberapa upaya yang membuat keluarga tidak nyaman seperti fooging dan
penaburan abate. Oleh karena itu penulis kemudian merasa tertarik untuk
keluarga dengan kejadian demam berdarah dengue pada anak di Desa Santong
Kecamatan Terara?”
B. Rumusan Masalah
ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dengan kejadian
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kecamatan Terara
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
b. Bagi Peneliti
2. Manfaat Praktis
faktor non medis seperti tingkat pengetahuan keluarga dalam hal upaya
E. Keaslian Penelitian
Metode
Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
Made Hubungan Penelitian ini Hasil analisis hubungan Terdapat pada Terdapat pada
Sushmita Tingkat berjenis tingkat pengetahuan dengan topik variabel
Dharmasuari Pengetahuan analitik, kejadian DBD diperoleh nilai penelitian dependen
(2019) dan Perilaku dengan signifikansi 0,005 kurang dari yaitu tentang penelitian
Pencegahan metode α = 5% (0,005< 0,05) yang demam yaitu perilaku
Demam pendekatan menunjukkan tidak terdapat berdarah pencegahan
Berdarah cross- hubungan antara tingkat dengue. Selain demam
Dengue sectional. pengetahuan dengan kejadian itu persamaan berdarah
(DBD) Sampel dipilih DBD di Banjar Monang- juga terdapat dengue,
Terhadap dengan cara Maning Desa Pemecutan pada salah sedangkan
Kejadian consecutive Klod. Setelah dilakukan uji satu variabel penulis
DBD Di sampling yang Fisher’s Exact diperoleh nilai independen meneliti
Desa berjumlah 75 signifikansi sebesar 0,644 penelitian, tentang
Pemecutan responden. lebih dari α = 5% (0,644 > yaitu tingkat kejadian
Klod, 0,05). Hal ini menunjukkan pengetahuan. demem
Kecamatan terdapat hubungan antara berdarah
Denpasar perilaku pencegahan dan dengue.
Barat kejadian DBD.
Faradistiani Hubungan Metode Hasil penelitian menunjukkan Terdapat pada Terdapat pada
Rakhmawati Tingkat penelitian bahwa adanya hubungan yang salah satu variabel
Jastika Pengetahuan yang bermakna antara tingkat variabel dependen
(2018) dan Sikap digunakan pengetahuan (p value= 0,037) independen penelitian
Terhadap dalam dan sikap kader (p value penelitian, yaitu perilaku
Perilaku penelitian ini 0,002) terhadap perilaku yaitu tingkat pencegahan
Pencegahan adalah desain pencegahan DBD. pengetahuan demam
DBD observasional Kesimpulan penelitian ini dan pada berdarah
(Demam analitik adalah adanya pengaruh metode dengue,
Berdarah dengan tingkat pengetahuan dan sikap penelitan, sedangkan
Dengue) pendekatan dengan perilaku pencegahan yaitu analitik penulis
Pada Kader cross DBD observasional meneliti
di Kota sectional. dengan tentang
Malang Pengambilan pendekatan kejadian
sampel cross sectional demem
menggunakan berdarah
teknik multi dengue.
stage, dan di
dapatkan
sampel
sebanyak 400
responden.
Pengumpulan
data dilakukan
dengan
menggunakan
kuisioner dan
diuji
menggunakan
Chi-square
9
Aboesina Hubungan Metode Hasil Faktor umur ibu, tingkat Terdapat pada Terdapat pada
Sidiek Tingkat Penelitian pendidikan dan pekerjaan ibu variabel metode
(2012) Pengetahuan observational pada kelompok kasus dengan independen penelitian
Ibu analitik kontrol tidak berbeda secara penelitian, yaitu
Mengenai dengan desain bermakna. Tingkat yaitu tingkat menggunakan
Penyakit case control pengetahuan tentang DBD pengetahuan desain case
DBD dilakukan kategori kurang pada control dan
Terhadap pada periode kelompok kasus sebanyak 3 terdapat juga
Kejadian April – Juli responden (8,8%), sedangkan perbedaan
Penyakit 2012. Subyek pada kelompok kontrol pada metode
DBD Pada penelitian sebanyak 7 responden uji statistik
Anak pada (20,6%). Tingkat pengetahuan yaitu
kelompok cukup-baik pada kelompok menggunakan
kasus adalah kasus sebanyak 3 1(91,2%) uji x2 dan uji
ibu yang responden, sedangkan pada Fisher-exact
memiliki anak kelompok kontrol sebanyak 27
yang berusia ≤ (79,4%) responden. Hubungan
14 tahun yang antara tingkat pengetahuan
mengalami tentang DBD dengan kejadian
kejadian DBD DBD adalah tidak bermakna
yang dirawat (p=0,2).
pada RSUP
Dr.Kariadi
pada periode
penelitian.
Subyek pada
kelompok
kontrol adalah
ibu yang
memiliki anak
yang berusia ≤
14 tahun yang
tidak
menderita
DBD yang
berdomisili di
wilayah
kelurahan
Sekayu,
Semarang.
Pengambilan
data dilakukan
dengan
metode
wawancara
dengan
menggunakan
kuesioner. Uji
statistik
menggunakan
uji x2 dan uji
Fisher-exact.