Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Health Sains : p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN : 2548-1398

Vol. 1, No. 5, November 2020

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN


KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PASIR NANGKA KABUPATEN TANGERANG

Linda Silitonga, Ayu Pratiwi, Rina Puspitasari


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Yatsi Tangerang, Banten, Indonesia
Email: lindayoseph79@gmail.com, ayu06pratiwi@gmail.com, lintangalifah@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Tanggal diterima: 5 November Tuberkulosis (TBC) menjadi masalah kesehatan global.
2020 Sepertiga populasi dunia tertular TBC dan menjadi penyebab
Tanggal revisi: 15 November utama kedua kematian dari penyakit menular diseluruh
2020 dunia. Penyakit Tuberkulosis dapat terjadi karena adanya
Tanggal yang diterima: 25 perilaku dan sikap keluarga yang kurang baik. Begitupun
November 2020 dalam hal mempercepat proses penyembuhan pasien TB
Kata kunci: Paru diperlukan perawatan yang sangat intensif terlebih dari
Kecemasan; Peran Keluarga; pihak keluarga. Tujuan untuk mengetahui hubungan
TB Paru kecemasan tentang penularan penyakit dengan peran
keluarga dalam perawatan penyakit TB Paru di wilayah kerja
Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten Tangerang. Desain
penelitian termasuk survey analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel diambil dengan menggunakan rumus
Slovin dengan jumlah sampel sebanyak 106 responden.
Pengambilan sampel menggunakan tehnik accidental
sampling. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan
bivariat dengan uji Chi Square. Hasil berdasarkan analisis
univariat dari 106 responden mayoritas kecemasan berat
sebesar 43,4% dan peran keluarga baik sebesar 60,4%. Hasil
analisis bivariat dengan uji chi square didapat ada hubungan
antara kecemasan tentang penularan penyakit (p-value
0,000) dengan peran keluarga dalam perawatan penyakit TB
Paru. Kesimpulan adanya hubungan yang signifikan antara
kecemasan dengan peran keluarga. Saran agar responden
dapat aktif dan meningkatkan pengetahuannya mengenai
penyakit TB Paru dan juga cara pencegahannya, supaya
dapat membedakan mana yang perlu dicemaskan dan mana
yang tidak perlu dicemaskan, dan agar dapat menumbuhkan
kesadaran kepada keluarga juga masyarakat supaya bahu
membahu untuk melakukan upaya perawatan penyakit TB
Paru.

Pendahuluan menyebabkan kesehatan yang buruk di antara


Tuberkulosis (TBC) masih menjadi jutaan orang setiap tahun dan menjadi
masalah kesehatan global. Sepertiga dari penyebab utama kedua kematian dari penyakit
populasi dunia sudah tertular dengan TBC menular diseluruh dunia, setelah Human
dimana sebagian besar penderita TBC adalah Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS
usia produktif (15-55 tahun). Hal ini (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 299


Menurut World Health Organization (WHO), komponen masyarakat Banten, diperiksa lab
pada tahun 2011 insiden kasus TB 12%. dan klinis, diobati dan dipantau sampai
Secara global kejadian tuberkulosis turun rata- sembuh), hal ini juga sesuai kebijakan
rata 1,5% per tahun sejak tahun 2010 dan Kemenkes RI yang menargetkan Indonesia
sekarang 18% lebih rendah dari tingkat tahun berhasil mengeliminasi penyakit TB
2010. Pada tahun 2014, dari 9,6 juta kasus (Tuberkulosis) pada Tahun 2030 (Amri,
tuberkulosis 58% berada di Asia Tenggara dan 2018).
prevalensi tuberkulosis pada tahun 2015 Penyakit Tuberkulosis dapat terjadi
sebesar 42% (Kemenkes, 2016). karena adanya perilaku dan sikap keluarga
TBC juga merupakan salah satu yang kurang baik, diantaranya jarang sekali
indikator keberhasilan SDGs yang harus menggunakan masker debu, kontrol rutin 6
dicapai oleh Indonesia, yaitu menurunkan bulan sekali, serta pemeriksaan dahak. Dalam
angka kesakitan dan angka kematian menjadi hal ini bagaimana seharusnya keluarga klien
setengahnya di tahun 2030. Organisasi yang terdiagnosa TB paru mengetahui secara
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jelas dan benar apa sebenarnya penyakit
penderita penyakit Tuberkulosis (TBC) di Tuberkulosis ini, dan bagaimana cara
Indonesia mencapai 1.020.000. Namun, yang penularan dan pencegahannya. Penyakit
dilaporkan ke Kementrian Kesehatan tuberculosis disebabkan oleh mikroorganisme
(Kemenkes) sekitar 450 ribu kasus, jadi Mycobacterium tuberculosis, yang biasanya
sisanya masih tidak terlaporkan. Padahal ditularkan melalui inhalasi percikan ludah
Kemenkes mengklaim sudah memberikan (droplet), dari satu individu ke individu
pelayanan kepada sekitar 730.000 orang lainnya dan membentuk kolonisasi di
penderita atau sekitar 70 persennya. Kemenkes bronkiolus atau alveolus. (WHO, 2015).
terus berupaya mengeliminasi TBC pada 2035 Untuk mempercepat proses
bisa diwujudkan. Karena itu pemerintah terus penyembuhan pasien TB Paru maka
berupaya meningkatkan penemuan kasus ini diperlukan perawatan yang sangat intensif
sebanyak-banyaknya agar langsung terlebih dari pihak keluarga. Dalam sebuah
mengurangi sumber penularan (Kemenkes, keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cedera,
2016). perpisahan) yang mempengaruhi satu atau
Berdasarkan sumber data Dinas lebih anggota keluarga, dan dalam hal tertentu
Kesehatan Provinsi Banten, Kasus TB di sering kali akan mempengaruhi satu atau lebih
Indonesia pada tahun 2017 menduduki posisi anggota keluarga, yang lain secara
ke 8 dari seluruh provinsi di Indonesia yaitu keseluruhan serta ada semacam hubungan
dengan 16.608 kasus, sedangkan beban TB ini yang kuat antara keluarga dengan status
baru dicapai 42% yakni dari perkiraan kasus kesehatan anggotanya, bahwa peran dari
TB 40.277 ditemukan 17.108 kasus. Oleh keluarga sangat penting bagi setiap aspek
karena Kesuksesan dalam penanggulangan TB perawatan kesehatan anggota keluarga secara
adalah dengan menemukan penderita dan individu, mulai dari strategi – strategi hingga
mengobati penderita sampai sembuh, maka fase rehabilitasi. Menurut (Friedman et al.,
diperlukan suatu inovasi strategi komitmen 2010) bahwa peran keluarga dalam perawatan
dan kebijakan pengambil keputusan seperti TB paru bisa dalam bentuk dukungan
yang dilakukan provinsi Banten dengan emosional, penghargaan, instrumental dan
melakukan Gerakan Banten Eliminasi TBC informasi.
(Pencarian terduga penderita TB secara pasif, Peran keluarga bisa di mulai dari
masif aktif, intensif dan masif oleh OPD dan mengkaji atau memulai dan memberikan

300 Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020


perawatan kesehatan. Hal ini sangat penting seseorang anggota keluarga biasanya memiliki
dalam membantu setiap anggota keluarga pengaruh yang mendalam pada sistem
untuk mencapai suatu keadaan sehat hingga keluarga, khususnya pada struktur peran dan
tingkat optimum. Oleh karena itu, mengingat pelaksanaan struktur keluarga, karena anggota
penyakit TB Paru merupakan penyakit keluarga merasa cemas tertular oleh anggota
mematikan dan menular, maka jika salah satu keluarga yang lain yang menderita penyakit
anggota dari keluarga ada yang penderita TB TB Paru. Banyak studi yang secara konsisten
Paru maka akan sangat berpengaruh terhadap mendokumentasikan stres dan beban-beban
anggota keluarga yang lain salah satunya yang dihadapi keluarga, khususnya oleh yang
adalah timbulnya kecemasan terhadap adanya merawat ketika memberikan perawatan
penularan (Friedman et al., 2010). kepada anggota keluarga yang sakit kronis.
Kecemasan (ansietas) merupakan Pemberian perawatan di rumah yang
respon individu terhadap suatu keadaan yang berkesinambungan ini dapat mengakibatkan
tidak menyenangkan dan dialami oleh semua konsekuensi-konsekuensi negatif yang serius
makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. bagi pemberi perawatan (Friedman et al.,
Kecemasan merupakan pengalaman subjektif 2010).
dari individu dan tidak dapat diobservasi Menurut penelitian (Priyatin, 2017)
secara langsung serta merupakan suatu yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Berhubungan Dengan Kecemasan Anggota
Kecemasan pada individu dapat memberikan Keluarga Terhadap Penularan TB Paru Di
motivasi untuk mencapai sesuatu dan Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja II
merupakan sumber penting dalam usaha Kabupaten Banyumas”. Hasil penelitian ini
memelihara keseimbangan hidup. Kecemasan menunjukkan Terdapat hubungan yang cukup
terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap kuat dan signifikan dan positif antara persepsi
harga diri atau identitas diri yang sangat anggota keluarga terhadap pengobatan TB
mendasar bagi keberadaan individu. paru dengan kecemasan anggota keluarga
Kecemasan dikomunikasikan secara terhadap penularan TB paru, yang dibuktikan
interpersonal dan merupakan bagian dari oleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3,706
kehidupan sehari-hari, menghasilkan > 2,048) dan koefisien korelasi sebesar 0,491
peringatan yang berharga dan penting untuk (< 0,5).
upaya memelihara keseimbangan diri dan Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian
melindungi diri (Sulistyawati, 2012). yang dilakukan oleh (Sari, 2016) yang berjudul
Kecemasan merupakan hal yang akrab “Hubungan Kecemasan Tentang Penularan
dalam hidup manusia. Kecemasan bukanlah Penyakit Dengan Peran Keluarga Dalam
hal yang aneh karena setiap orang pasti pernah Perawatan Penyakit Tb Paru Di Wilayah Kerja
mengalami kecemasan. Kecemasan sangat Puskesmas Grogol I Sukoharjo” menunjukkan
berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan hasil bahwa nilai rxy sebesar 0,606 dan nilai
ketidakberdayaan sebagai hasil penilaian probabilitas (p-value) 0,000 lebih kecil dari
terhadap suatu objek atau keadaan. Ansietas (alpha) = 0,05 berdasarkan hasil ini dapat
timbul sebagai respon terhadap stres, baik stres ditarik kesimpulan bahwa hipotesis nol ditolak
fisik dan fisiologis. Artinya, ansietas terjadi dan secara statistik disimpulkan hubungan
ketika seorang merasa terancam baik fisik kecemasan keluarga tentang penularan TB
maupun psikologis (Asmadi, 2013). paru dengan peran keluarga dalam perawatan
Adanya suatu penyakit yang serius dan TB paru. Hubungan tingkat kecemasan tentang
kronis salah satunya adalah TB Paru pada diri penularan penyakit TB paru dengan peran

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 301


keluarga dalam perawatan penyakit TB paru Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten
termasuk dalam kategori kuat. Tangerang”.
Penelitian-penelitian terkait tentang
kecemasan tentang penularan penyakit dengan Metode Penelitian
peran keluarga dalam perawatan penyakit TB Desain penelitian ini adalah termasuk
paru di Indonesia masih banyak meninggalkan survey analitik dengan pendekatan Cross
kesan keluarga dengan tingkat kecemasan Sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah
yang berlebih. Sehingga penelitian yang akan kerja Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten
dilakukan oleh peneliti yaitu mengenai Tangerang. Penelitian dilaksanakan pada
kecemasan tentang penularan penyakit dengan bulan Juli 2020. Populasi dalam penelitian ini
peran keluarga dalam perawatan penyakit TB adalah seluruh keluarga yang memiliki
paru. Kabupaten Tangerang dengan jumlah anggota keluarga terkena penyakit TB Paru di
penduduk 3,107,668 jiwa pada tahun 2017 wilayah kerja Puskesmas Pasir Nangka
ditemukan jumlah kasus TB Paru positif Kabupaten Tangerang pada bulan April 2020
sebanyak 1,896 kasus, laki- laki 1,152 kasus yaitu 143 orang. Sampel diambil dengan
(60,76%) dan Perempuan 744 kasus (39,2%). menggunakan rumus Slovin, dan diperoleh
Jumlah seluruh kasus TB Laki – laki 2,070 jumlah sebanyak 106 orang. Cara pengambilan
kasus (59%) dan perempuan 1,440 (41,%). sampel menggunakan teknik accidental
Kasus TB Anak 0-14 Tahun mencapai 207 sampling. Jenis instrumen yang digunakan
kasus (5,90%) (Depkes, 2009). dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Puskesmas Pasir Nangka merupakan Instrumen penelitian yang digunakan dalam
salah satu puskesmas di wilayah Kabupaten penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan
Tangerang. Berdasarkan hasil studi reliabilitas, dikarenakan instrumen ini
pendahuluan di Puskesmas Pasir Nangka, diadopsi dari hasil penelitian orang lain yang
menunjukkan data pada tahun 2018 kasus TB sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas
paru sebanyak 116 orang, yang terbagi dalam sebelumnya. Instrumen penelitian ini di adopsi
data pertriwulan sebagai berikut : triwulan I dari penelitian (Wahyu Hidayati, 2014) dari
sebanyak 27 orang, triwulan II sebanyak 27 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
orang, triwulan III sebanyak 29 orang dan Indonesia.
triwulan IV sebanyak 33 orang. Kasus TB paru Pengolahan data dilakukan dengan
ini mengalami peningkatan di tahun 2019 langkah-langkah sebagai berikut : (1) Editing
menjadi 143 orang, dan perincian data merupakan upaya memeriksa kembali
pertriwulan : triwulan I sebanyak 30 orang, kebenaran data yang diperoleh atau
triwulan II sebanyak 18 orang, triwulan III dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada
sebanyak 28 orang dan triwulan IV sebanyak tahap pengumpulan data atau setelah data
67 orang. Bila dilihat berdasarkan data terkumpul. Peneliti mengecek kembali setiap
pertahun maupun data pertriwulan dapat data dan jawaban dari setiap pertanyaan pada
diketahui bahwa kasus TB paru mengalami kuesioner yang telah dikumpulkan; (2) Coding
peningkatan. merupakan kegiatan pemberian numerik
Berdasarkan latar belakang ini peneliti (angka) terhadap data yang terdiri atas
ingin melakukan penelitian tentang beberapa kategori. Pemberian kode sangat
“Hubungan Kecemasan Tentang Penularan penting dilakukan bila pengolahan data dan
Penyakit Dengan Peran Keluarga Dalam analisa data menggunakan komputer. Dalam
Perawatan Penyakit TB Paru di Wilayah Kerja pembuatan kode dibuat pula daftar kode dan
artinya dalam suatu buku (kode book) untuk

302 Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020


mempermudah melihat kembali lokasi dan arti berkorelasi. Uji statistik yang digunakan
suatu kode dari suatu variabel. Peneliti dalam analisis bivariat adalah uji chi square,
memberikan kode pada setiap item untuk alasannya adalah bahwa uji ini dilakukan pada
mempermudah dalam pengolahan data yang variabel yang bersifat katagorik/kualitatif. Uji
menggunakan perangkat lunak komputer yaitu ini bertujuan untuk menguji perbedaan
perangkat lunak; (3) Entry data adalah proporsi dua atau lebih kelompok sampel
kegiatan memasukan data yang telah (Hastono, 2017).
dikumpulkan ke dalam master tabel atau dSata Hasil akhir uji statistik adalah untuk
base komputer dengan menggunakan program mengetahui apakah keputusan uji Ho ditolak
perangkat lunak, kemudian membuat atau Ho gagal ditolak. Dengan ketentuan
distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga apabila p value < α (0,05), maka Ho ditolak,
dengan membuat tabel kontingensi. Peneliti artinya ada hubungan yang bermakna, jika p
memasukan setiap data ke dalam data set yaitu value > α maka Ho gagal ditolak, artinya tidak
variabel view dan data view sebelum data ada hubungan yang bermakna antar variabel
tersebut diolah; (4) Cleaning Yaitu Pada tahap (Hastono, 2017).
ini data yang telah ada diperiksa kembali untuk
memastikan bahwa data bersih dari kesalahan. Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian ini peneliti mengkoreksi 1. Analisis Univariat
kembali data-data yang telah dientry dan a. Usia
mengubah setiap kesalahan atau kekeliruan
yang terjadi pada saat melakukan entry data. Tabel 1
Peneliti memeriksa kembali data yang telah di Distribusi Frekuensi Usia Responden di
entry ke dalam komputer dengan Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Nangka
mencocokkan data yang ada pada kuesioner; Kabupaten Tangerang
(5) Processing : Tahap ini merupakan tahap Frekuensi
akhir dari pengolahan data, data yang sudah Usia
n %
ada akan diproses dengan komputer. Dalam
Dewasa akhir (36-45 22 20,8
penelitian ini peneliti menggunakan dua tahun) 84 79,2
analisis data yaitu analisis univariat dan Dewasa awal (26-35
analisis bivariat. Peneliti akan memproses tahun)
kembali setiap data sesuai dengan tujuan yang Jumlah 106 100
diinginkan yaitu menganalisis data univariat
dan bivariat (Notoatmodjo, 2015). Berdasarkan tabel di atas, diketahui
Analisis data dalam penelitian ini bahwa dari 106 responden mayoritas
dilakukan meliputi analisis univariat dan dengan usia dewasa akhir (36-45 tahun)
bivariat. Dengan dibantu program SPSS sebesar 79,2%.
(Statistical Product and Service Solution) versi b. Pendidikan
21.0. Analisa univariat yaitu dengan
menampilkan tabel – tabel distribusi frekuensi Tabel 2.
untuk melihat gambaran distribusi frekuensi Distribusi Frekuensi Pendidikan
responden menurut variabel yang diteliti, baik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas
variabel dependen maupun variabel Pasir Nangka Kabupaten Tangerang
independen. Analisa bivariat digunakan dalam Frekuensi
penelitian dengan tujuan untuk melihat dua Pendidikan
n %
variabel yang diduga berhubungan atau

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 303


SD 2 1,9
SMP 64 60,4 Tabel 5
SMA 39 36,8 Distribusi Frekuensi Peran Keluarga
PT 1 0,9 Dalam Perawatan Penyakit TB Paru di
Jumlah 106 100 Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Nangka
Kabupaten Tangerang
Berdasarkan tabel di atas, diketahui Frekuensi
bahwa dari 106 responden mayoritas Peran Keluarga
N %
pendidikan SMP sebesar 60,4%. Baik 64 60,4
c. Pekerjaan Buruk 42 39,6
Jumlah 106 100
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Berdasarkan tabel di atas, diketahui
di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Nangka bahwa dari 106 responden mayoritas
Kabupaten Tangerang responden dengan peran keluarga baik
Frekuensi sebesar 60,4%.
Pekerjaan 2. Analisa Bivariat
n %
Hasil analisis bivariat pada responden
Tidak bekerja 86 81,1
yang tidak cemas dari 26 responden
Bekerja 20 18,9
mayoritas dengan peran keluarga baik,
Jumlah 106 100
yaitu sebanyak 2 orang (100%), dan paling
sedikit responden pada kecemasan panik
Berdasarkan tabel di atas,
dari 17 responden mayoritas dengan peran
diketahui bahwa dari 106 responden
keluarga buruk, yaitu sebanyak 15 orang
mayoritas tidak bekerja sebesar 81,1%.
(88,2%). Hasil uji statistik dengan Chi
d. Kecemasan
Square diperoleh p-value = 0,000 artinya p
< α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
Tabel 4
Ho ditolak, berarti ada hubungan antara
Distribusi Frekuensi Kecemasan Tentang
kecemasan tentang penularan penyakit
Penularan Penyakit di Wilayah Kerja
dengan peran keluarga dalam perawatan
Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten
penyakit TB Paru di wilayah kerja
Tangerang
Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten
Frekuensi Tangerang.
Kecemasan
N %
Tidak cemas 2 1,9 Tabel 4
Cemas Ringan 12 11,3 Hubungan Kecemasan Tentang Penularan
Cemas Sedang 29 27,4 Penyakit Dengan Peran Keluarga Dalam
Cemas Berat 46 43,4 Perawatan Penyakit TB Paru di Wilayah
Panik 17 16 Kerja Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten
Jumlah 106 100 Tangerang
Kejadian Kelebihan P.
Total
Berdasarkan tabel di atas, diketahui Kecem
Berat Badan Value
bahwa dari 106 responden mayoritas asan Ya Tidak
responden dengan kecemasan berat N % n % n %

sebesar 43,4%. Tidak 2 100 0 0 2 100


0,000
Cemas
e. Peran keluarga

304 Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020


dari 39 orang yang diteliti sebagian besar
Cemas 10 83,3 2 16,7 12 100
mengalami kecemasan berat yaitu
Ringan
sebanyak 19 orang (49%).
Cemas 19 65,5 10 34,5 29 100 Menurut (Smeltzer, 2014) yang
Sedang
menyatakan bahwa kecemasan (Ansietas)
Cemas 31 67,4 15 32,6 46 100 merupakan reaksi emosional terhadap
Berat penilaian individu yang subyektif, yang
dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan
Panik 2 11,8 15 88,2 17 100
tidak diketahui secara khusus
Total 64 60,4 42 39,6 106 100
penyebabnya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa kecemasan pada pasien sebelum
1. Karakteristik Responden
pembedahan adalah kekhawatiran yang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
tidak jelas dirasakan oleh pasien karena
bahwa dari 106 responden di Wilayah kerja
tidak mengetahui tentang konsekuensi
Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten
proses pembedahan.
Tangerang, diketahui mayoritas dengan
Hal ini diperkuat dengan teori yang
usia dewasa akhir (36-45 tahun) yaitu
dikemukakan oleh (Asmadi, 2013), bahwa
sebanyak 84 orang (79,2%), dan yang
kecemasan sangat berhubungan dengan
paling sedikit usia dewasa awal (26-35
perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan
tahun) sebanyak 22 orang (20,8%).
sebagai hasil penilaian terhadap suatu
Pada pendidikan mayoritas
objek atau keadaan. Ansietas timbul
pendidikan SMP yaitu sebanyak 64 orang
sebagai respon terhadap stres, baik stres
(60,4%), dan yang minoritas responden
fisik dan fisiologis. Artinya, Ansietas
pendidikan perguruan tinggi sebanyak 1
terjadi ketika seorang merasa terancam
orang (0,9%).
baik fisik maupun psikologis.
Pada pekerjaan mayoritas tidak
Menurut peneliti banyaknya
bekerja yaitu sebanyak 86 orang (81,1%),
responden dengan tingkat kecemasan yang
dan yang minoritas responden bekerja
berat dikarenakan pada diori responden
sebanyak 20 orang (18,9%).
banyak kurang mengetahui tentang apa itu
penyakit TB paru, yang mereka tahu TB
2. Kecemasan
paru adalah penyakit menular yang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
mempunyai kesan menakutkan. Hal ini
bahwa dari 106 responden di Wilayah kerja
diperrkuat dengan tingkat pendidikan
Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten
responden yang sebagian besar
Tangerang, diketahui mayoritas responden
berpendidikan rendah, hal inilah yang
dengan kecemasan berat sebanyak 46 orang
menjadi pemicu dari tinggi dan
(43,4%), dan yang minoritas responden
banyaknnya tingkat kecemasan berat pada
yang tidak cemas sebanyak 2 orang (1,9%).
penelitian ini
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan (Sari, 2016) yang
3. Peran Keluarga
berjudul “Hubungan Kecemasan Tentang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Penularan Penyakit Dengan Peran
bahwa dari 106 responden di Wilayah kerja
Keluarga Dalam Perawatan Penyakit Tb
Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten
Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol
Tangerang, diketahui mayoritas responden
I Sukoharjo” menunjukkan hasil bahwa
dengan peran keluarga baik sebanyak 64

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 305


orang (60,4%), dan responden dengan dilakukannya penelitian merupakan daerah
peran keluarga buruk sebanyak 42 orang yang masih kental dengan adat dan budaya
(39,6%). bahwasanya anak harus berbakti pada
Hasil penelitian ini sesuai dengan orang tua dan budaya saling mendukung
penelitian yang dilakukan oleh (Sari, 2016) juga membantu pada sanak keluarga yang
yang berjudul “Hubungan Kecemasan sedang memerlukan bantuan. Hal inilah
Tentang Penularan Penyakit Dengan Peran yang menjadikan banyaknya peran
Keluarga Dalam Perawatan Penyakit Tb keluarga yang baik.
Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol
I Sukoharjo” menunjukkan hasil bahwa 4. Hubungan Kecemasan Tentang
dari 39 orang yang diteliti sebagian besar Penularan Penyakit Dengan Peran
peran keluarga sedang sebanyak 28 orang Keluarga Dalam Perawatan Penyakit
TB Paru
(72%) dan peran keluarga baik sebanyak 9
Berdasarkan hasil penelitian analisis
orang (23%), sedangkan peran keluarga
bivariat diperoleh bahwa pada responden
yang kurang sebanyak 2 orang (5%).
yang tidak cemas dari 26 responden
Menurut (Ruben, 2013) bahwa
mayoritas dengan peran keluarga baik,
Peranan merupakan aspek yang dinamis
yaitu sebanyak 2 orang (100%). Pada
dari kedudukan (status). Apabila seseorang
kecemasan ringan dari 12 responden
yang melakukan hak dan kewajibannya
mayoritas dengan peran keluarga baik,
sesuai dengan kedudukannya, maka dia
yaitu sebanyak 10 orang (83,3%). Pada
menjalankan suatu peranan. Dari ketiga
kecemasan sedang dari 29 responden
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
mayoritas dengan peran keluarga baik,
peranan merupakan suatu bagian dari tugas
yaitu sebanyak 19 orang (65,5%). Pada
utama yang harus dilaksanakan oleh
kecemasan berat dari 46 responden
seseorang dalam suatu kelompok atau
mayoritas dengan peran keluarga baik,
organisasi yang berhubungan dengan status
yaitu sebanyak 31 orang (67,4%). Pada
atau kedudukan.
kecemasan panik dari 17 responden
Dalam pernyataannya yang lain
mayoritas dengan peran keluarga buruk,
(Ruben, 2013) menyatakan bahwa peran
yaitu sebanyak 15 orang (88,2%).
sebagai “a set of expected behavior patterns
Hasil uji statistik dengan Chi Square
attributed to someone occupying a given
diperoleh p-value = 0,000 artinya p < α
position in a social unit”. Aktivitas individu
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho
dalam kesehariannya hidup bermasyarakat
ditolak, berarti ada hubungan antara
berhubungan erat dengan peran. Karena
kecemasan tentang penularan penyakit
peran mengandung hal dan kewajiban yang
dengan peran keluarga dalam perawatan
harus dijalani seorang individu dalam
penyakit TB Paru di wilayah kerja
bermasyarakat. Sebuah peran harus
Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten
dijalankan sesuai dengan norma- norma
Tangerang.
yang berlaku juga di masyarakat. Seorang
Hasil penelitian ini sesuai dengan
individu akan terlihat status sosialnya
penelitian yang dilakukan (Priyatin, 2017)
hanya dari peran yang dijalankan dalam
yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
kesehariannya.
Berhubungan Dengan Kecemasan Anggota
Menurut peneliti banyaknya
Keluarga Terhadap Penularan TB Paru Di
responden dengan peran keluarga yang
Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja II
baik dikarenakan daerah tempat

306 Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020


Kabupaten Banyumas”. Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
menunjukkan Terdapat hubungan yang pernyataan (Setiadi, 2013) yang
cukup kuat dan signifikan dan positif antara menyatakan bahwa dukungan keluarga
persepsi anggota keluarga terhadap adalah sikap, tindakan dan penerimaan
pengobatan TB paru dengan kecemasan keluarga terhadap anggotanya. Anggota
anggota keluarga terhadap penularan TB keluarga memandang bahwa orang yang
paru, yang dibuktikan oleh nilai t hitung bersifat mendukung selalu siap
lebih besar dari t tabel (3,706 > 2,048) dan memberikan pertolongan dan bantuan jika
koefisien korelasi sebesar 0,491 (< 0,5). diperlukan. Jenis dukungan yang diberikan
Hal ini diperkuat dengan hasil keluarga untuk mengurangi kecemasan
penelitian yang dilakukan oleh (Sari, 2016) pasien itu sendiri adalah dukungan
yang berjudul “Hubungan Kecemasan informasional, dimana keluarga
Tentang Penularan Penyakit Dengan Peran memberikan nasehat, saran, dukungan
Keluarga Dalam Perawatan Penyakit Tb jasmani maupun rohani. Dukungan
Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol emosional juga diberikan keluarga, yang
I Sukoharjo” menunjukkan hasil bahwa meliputi dukungan yang diwujudkan dalam
nilai rxy sebesar 0,606 dan nilai bentuk afeksi, adanya kepercayaan,
probabilitas (p-value) 0,000 lebih kecil dari perhatian, mendengarkan dan didengarkan.
(alpha) = 0,05 berdasarkan hasil ini dapat Dukungan lainnya adalah dukungan
ditarik kesimpulan bahwa hipotesis nol penilaian dan dukungan instrumental.
ditolak dan secara statistik disimpulkan Hal ini diperkuat oleh pernyataan
hubungan kecemasan keluarga tentang (Sulistyawati, 2012) bahwa pada pasien
penularan TB paru dengan peran keluarga yang tidak mendapatkan dukungan
dalam perawatan TB paru. Hubungan keluarga akan mengalami kecemasan yang
tingkat kecemasan tentang penularan meningkat. Pada umumnya jika seseorang
penyakit TB paru dengan peran keluarga memiliki sistem pendukung yang kuat,
dalam perawatan penyakit TB paru kerentanan terhadap penyakit mental akan
termasuk dalam kategori kuat. rendah.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Menurut peneliti adanya hubungan
pernyataan (Friedman et al., 2010) antara kecemasan tentang penularan
menyatakan bahwa Peran keluarga bisa di penyakit dengan peran keluarga dalam
mulai dari mengkaji atau memulai dan perawatan penyakit TB Paru di wilayah
memberikan perawatan kesehatan. Hal ini kerja Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten
sangat penting dalam membantu setiap Tangerang, dikarenakan peran serta
anggota keluarga untuk mencapai suatu keluarga dalam hal perawatan terhadap
keadaan sehat hingga tingkat optimum. anggota keluarga yang sedang mengalami
Oleh karena itu, mengingat penyakit TB sakit tentunya tidak terlepas dari
Paru merupakan penyakit mematikan dan kecemasan akan penularan penyakit
menular, maka jika salah satu anggota dari tersebut. Semakin berat kecemasan akan
keluarga ada yang penderita TB Paru maka penularan penyakit itu makan akan
akan sangat berpengaruh terhadap anggota semakin buruk peran keluarga dalam hal
keluarga yang lain salah satunya adalah perawatan terhadap anggota keluarganya
timbulnya kecemasan terhadap adanya yang sakit itu.
penularan.
Kesimpulan

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 307


Dari hasil penelitian dan pembahasan bahasa, Akhir Yani S. Hamid Dkk.
yang telah dilakukan pada 106 responden yang
Hastono, S. P. (2017). Analisis data pada
anggota keluarganya menderita TBC di
bidang kesehatan.
Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Nangka
Kabupaten Tangerang maka dapat Kemenkes, R. (2016). Profil Kesehatan
disimpulkan sebagai berikut: Indonesia Tahun 2016. Jakarta : Depkes
Berdasarkan karakteristik dari 106 RI.
responden, diketahui mayoritas dengan usia Priyatin. (2017). Faktor-Faktor Yang
dewasa akhir (36-45 tahun) yaitu sebanyak 84 Berhubungan Dengan Kecemasan
orang (79,2%), pendidikan SMP yaitu Anggota Keluarga Terhadap Penularan
sebanyak 64 orang (60,4%), dan tidak bekerja TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas
yaitu sebanyak 86 orang (81,1%). Sokaraja II Kabupaten Banyumas.
Banyumas : STIKES YAKPERMAS.
Berdasarkan distribusi frekuensi
kecemasan diketahui mayoritas responden Ruben. (2013). Communication and Human
dengan kecemasan berat sebanyak 46 orang Behaviour 5th edition. Jakarta :
(43,4%). Rajawali Pers.
Berdasarkan distribusi frekuensi peran
Sari, E. N. (2016). Hubungan Kecemasan
keluarga mayoritas responden dengan peran tentang Penularan Penyakit dengan
keluarga baik sebanyak 64 orang (60,4%). Peran Keluarga dalam Perawatan
Ada hubungan antara kecemasan Penyakit TB Paru di Wilayah Kerja
tentang penularan penyakit dengan peran Puskesmas Grogol I Sukoharjo.
keluarga dalam perawatan penyakit TB Paru di
Setiadi, N. (2013). Konsep dan praktek
wilayah kerja Puskesmas Pasir Nangka penulisan riset keperawatan edisi 2.
Kabupaten Tangerang, terbukti dari hasil uji Jakarta: Graha ilmu.
statistik dimana P Value 0,000.
Smeltzer, B. (2014). Buku Ajar Keperawatan
BIBLIOGRAFI Medikal Bedah Brunner & Suddarth (Ed
8). Jakarta: EGC.
Amri, H. (2018). Gerakan Banten Eliminasi Sulistyawati. (2012). Komunikasi Terapeutik
TB Sebagai Upaya Percepatan Teori dan Praktek. Jakarta: EGC.
Pemberantasan TB di Propinsi Banten.
Banten : Widyaiswara Ahli Madya Wahyu Hidayati. (2014). Gambaran Tugas
BPSDMD Provinsi Banten. Perawatan Kesehatan Keluarga
Terhadap Efek Samping Pengobatan TB
Asmadi. (2013). Teknik Prosedural Paru Di Wilayah Puskesmas Pabuaran
Keperawatan Konsep dan Aplikasi Tumpeng. Depok : Fakultas Ilmu
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Keperawatan Universitas Indonesia.
Salemba Medika.
WHO. (2015). Internasional Global
Depkes, R. I. (2009). Profil kesehatan Tuberkulosis Report 2015.
indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E.


G. (2010). Buku ajar keperawatan
keluarga: Riset, teori, dan praktik, alih

308 Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020


Copyright holder:
Linda Silitonga, Ayu Pratiwi, Rina Puspitasari (2020)

First publication right:


Jurnal Health Sains

This article is licensed under:

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 309

Anda mungkin juga menyukai