Anda di halaman 1dari 9

DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA

PENDERITA TBC DIMASA PANDEMIK COVID-19


Suharno¹ Dwi Retnaningsih² Menik Kustriyani³
1st
Perawat RSUD Salatiga Ario Wirawan
2nd
Program studi Keperawatan, Universitas Widya Husada Semarang, Indonesia
3rd
Program studi Keperawatan, Universitas Widya Husada Semarang, Indonesia
Corresponding author: dwiretnaningsih81@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
minum obat pada pasien TBC. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan
cross sectional terhadap dinamika hubungan kedua variabel secara bersamaan. Responden
berjumlah 30 responden yang dipilih dengan teknik accidental sampling dengan kriteria inklusi
dan eksklusi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan 23 pertanyaan yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis secara univarate dan bivariat dengan rank spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat TBC dengan nilai p = 0,670. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan dapat
lebih meningkatkan dukungan anggota keluarga dalam keluarga yang berpengaruh terhadap
kepatuhan pengobatan pasien TBC.
Kata Kunci: Dukungan keluarga; OAT; TBC; Masa Pandemik Covid-19
Abstract
This study aimed to determine the relationship between family support and tuberculosis drug’s
compliance. This was analytic research with cross sectional approach approach the dynamics of
the correlation between the two variables simultaneously at a time. The total number of
respondent was 30 choosed by accidental sampling technique with inclusion and exlusion
criteria. The instrument was questionnaires with 23 questions that has been tested for validity
and reliability. The data were analyzed by univarate and bivariate with spearman rank. The
result showed that there was not relationship between family support and tuberculosis drug’s
compliance with p value=0,670. Based on these results, it is expected to further improve the
family members of the family support that affect medication adherence of TB patients.
Key words: Family Supports; Anti TB Drugs; TBC; Pandemi Covid-19

PENDAHULUAN selama 2 bulan pertama. Berdasarkan data


World Health Organization (WHO),
Tuberkulosis merupakan infeksi
jumlah kasus baru tuberkulosis pada 2015
akut atau kronis yang disebabkan oleh
mencapai 10,4 juta jiwa meningkat dari
Mycobacterium tuberculosis. Orang yang
sebelumnya hanya 9,6 juta. Adapun jumlah
tinggal dalam kondisi padat penduduk dan
temuan TBC terbesar adalah di India
berventilasi buruk memiliki kemungkinan
sebanyak 2,8 kasus, diikuti Indonesia
besar untuk terinfeksi. Sumber penularan
sebanyak 1,02 juta kasus dan Tiongkok
yaitu penderita tuberkulosis pada waktu
sebanyak 918 ribu kasus. Dalam laporan
batuk atau bersin, penderita menyebarkan
yang bertajuk Global Tuberculosis Report
bakteri lewat udara dalam bentuk percikan
2016 itu, angka kematian akibat TBC di
dahak atau droplet nuclei (Lippincott,
Indonesia mencapai 100 ribu jiwa dalam
2011). Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah
setahun ditambah 26 ribu penderita
penyakit yang dapat diobati dan
tuberkulosis yang terindikasi HIV positif.
disembuhkan. Pengobatan TB Paru dapat
Sementara angka kematian dunia yang
diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap
diakibatkan oleh bakteri mycobacterium
intensif 2 bulan pengobatan dan tahap
tuberculosis ini mencapai 1,4 juta jiwa
lanjutan 4-6 bulan berikutnya. Pengobatan
ditambah 390 ribu jiwa penderita yang
yang teratur pada pasien TB Paru dapat
positif terkena HIV. Sedangkan prevalensi
sembuh secara total, apabila pasien itu
penderita TBC di Indonesia pada tahun
sendiri mau patuh dengan aturan-aturan
2017 sebesar 842 ribu yaitu 319 per 100
tentang pengobatan TB Paru. Sangatlah
ribu populasi dengan angka kematian 116
penting bagi penderita untuk tidak putus
ribu jiwa. Dampak yang dapat di
berobat dan jika penderita menghentikan
timbulkan dari penderita TBC sendiri
pengobatan, bakteri TB Paru akan mulai
adalah setress yang berlebih sehingga
berkembang biak lagi yang berarti
penderita mengalami depresi. Selain itu
penderita mengulangi pengobatan intensif
dampak bagi keluarga penderita TBC pengobatan). Pengobatan yang tidak teratur
adalah dapat tertular penyakit TBC dengan atau kelalaian dalam mengkonsumsi obat,
melalui dahak atau bersin dari penderita pemaikaian obat anti tuberculosis (OAT)
dan juga melalui bergantian memakai alat yang tidak atau kurang tepat, maupun
makan. Selain itu dampak yang lebih buruk pengobatan yang terputus dapat
adalah dikucilkan dari masyarakat dan mengakibatkan resistensi bakteri terhadap
lingkungan sekitar karena penyakit TBC obat. Pengobatan yang tidak teratur dan
yang mudah sekali menular. Dukungan kombinasi obat yang tidak lengkap dimasa
keluarga terhadap penderita TBC sangat lalupun, juga diduga telah menimbulkan
diperlukan agar penderita tidak mengalami kekebalan ganda kuman TBC terhadap
depresi selama pengobatan dan juga OAT. Hal ini harus dicegah dan di
menambah motivasi agar cepat sembuh. tanggulangi di Indonesia. Indonesia
Dukungan keluarga merupakan faktor Kepatuhan rata-rata pasien pada
penting seseorang ketika menghadapi pengobatan jangka panjang terhadap
masalah (kesehatan) dan sebagai strategi penyakit kronis di Negara maju hanya 50
preventif untuk mengurangi stress dimana %, sedangkan di Negara berkembang
pandangan hidup menjadi luas dan tidak jumlahnya jauh lebih rendah. Tingkat
mudah stress. kepatuhan pemakaian obat TBC sangatlah
Faktor-faktor yang mempengaruhi penting, karena bila pengobatan tidak
kepatuhan minum obat terdiri dari faktor dilakukan secara teratur dan tidak sesuai
internal dan faktor eksternal. Faktor dengan waktu yang telah di tentukan maka
internal yang mempengaruhi kepatuhan akan dapat timbul kekebalan (resistence)
pengobatan Tuberkulosis paru, dapat kuman tuberkulosis terhadap Obat Anti
terkait dengan karakteristik diri (usia, jenis tuberkulosis (OAT) secara meluas atau
kelamin, pekerjaan, pendapatan dan tingkat disebut dengan Multi Drugs Resistence
pendidikan) dan persepsi pasien (MDR).
Tuberkulosis terhadap kepatuhan Berdasarkan hasil studi
pengobatan Tuberkulosis. Apabila pendahuluan pada bulan maret 2020. Hasil
keinginan pasien untuk sembuh berkurang, wawancara 3 pasien. Dua pasien yang
persepsi pasien tentang pengobatan tinggal bersama keluarga mengatakan
Tuberkulosis akan berespon negatif dukungan dari keluarga sangat baik,
sehingga kepatuhan pasien TB menjadi keluarganya selalu memberi semangat agar
tidak teratur dalam menyelesaikan tetap menjalankan pengobatan demi
pengobatannya. Pada dasarnya TBC kesembuhanya, dan selalu ada di saat
merupakan penyakit yang dapat mereka membutuhkan bantuan dari
disembuhkan total namun memerlukan keluarga. Mereka juga mengatakan
waktu yang lama (2-6 bulan masa keluarga selalu memberi motivasi agar
pasien tidak merasa malu dengan dukungan emosional, dukungan finansial
keadaanya saat ini. Dengan adanya dan dukungan spiritual. Skala dukungan
dukungan keluarga mereka menjalankan keluarga menggunakan format Likert, yang
hidup lebih semangat dan percaya diri. terdiri dari 16 item, dimana terdapat 4
Berdasarkan fenomena diatas, penulis pilihan jawaban (1=sangat tidak setuju,
tertarik untuk mengambil dengan judul 2=tidak setuju, 3=setuju, 4= sangat setuju).
“Hubungan Dukungan Keluarga dengan Instrumen berikutnya adalah kepatuhan
Kepatuhan Minum Obat pada Penderita MMAS-8 (Morisky Medication Adherence
TBC di Rumah Sakit Paru dr. Ario Scale) digunakan untuk menilai kepatuhan
Wirawan Salatiga”. Penelitian ini bertujuan minum obat yang sudah ditranslasi dan
untuk mengetahui hubungan dukungan divalidasi dalam versi bahasa Indonesia
keluarga dengan kepatuhan minum obat oleh Ardanti (2016).
pada penderita TBC di Rumah Sakit Paru Analisis yang digunakan pada
dr. Ario Wirawan Salatiga. penelitian ini digunakan untuk mencari
hubungan dukungan keluarga terhadap
METODE PENELITIAN kepatuhan minum obat pada penderita
Jenis penelitian yang digunakan Tuberculosis dengan menggunakan
adalah penelitian kuantitatif non SPSS.21. Uji statistik Spearman Rank
eskperimen. Rancangan penelitian yang yang mana apabila p > 0,05 H0 diterima ,
digunakan adalah rancangan korelasional. sedangkan apabila P < 0,05 Ha di tolak
Penelitian ini menggunakan pendekatan (Hastono, 2011). Uji analisis yang
cross sectional. digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Populasi pada penelitian ini ialah korelasi Spearman untuk mengetahui
seluruh penderita TBC dengan minimal hubungan antara dua variabel (Arokhman,
pernah satu kali melakukan kontrol di 2009).
Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan
Salatiga baik setelah menjalani rawat jalan HASIL PENELITIAN
maupun rawat inap di Rumah Sakit dr. Ario Distribusi frekuensi karakteristik
Wirawan Salatiga. responden berdasarkan umur di Rumah
Untuk populasi menggunakan teknik Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga (n=
purposive sampling yaitu teknik penetapan 30).
sampel dengan cara memilih sampel di Umur Frekuensi Persentase
antara populasi dengan yang dikehendaki (Tahun) (%)
peneliti. Instrumen penelitian ini adalah 21 – 30 8 26,7
enam tipe dukungan keluarga yaitu: 31 – 40 5 16,6
41 – 50 8 26,7
dukungan instrumental, dukungan
51 – 60 7 23,3
informasional, dukungan penilaian, 61 - 70 2 6,7
Total 30 100 Pasien dengan dukungan keluarga
Responden dengan persentase rendah tidak ada. Pasien dengan dukungan
tertinggi dimiliki umur 21-30 tahun dan 41- keluarga sedang sejumlah 8 orang dengan
50 tahun dengan persentase sama, yaitu presentasi 26.7%. Pasien dengan dukungan
(26,7%). keluarga tinggi berjumlah 22 orang dengan
Distribusi frekuensi karakteristik presentase 73.3%.
responden berdasarkan jenis kelamin di Gambaran Kepatuhan Minum Obat
Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan pada Pasien TBC di Rumah Sakit dr. Ario
Salatiga (n= 30). Wirawan Salatiga
Jenis Frekuensi Persentase
Kelamin Kepatuhan Frekuensi Persentase
Laki-laki 14 46,7 % Minum Obat
Perempuan 16 53,3% Kurang patuh 13 43.3 %
Total 30 100% Tidak Patuh 17 56.7%
Sebagian besar responden berjenis Total 30 100%
kelamin perempuan, yaitu sebanyak 16 Kepatuhan minum obat pasien
orang (53,3 %). tuberkulosis masih rendah. Kepatuhan
Distribusi frekuensi karakteristik minum obat yang tergolong patuh tidak
responden berdasarkan pekerjaan di Rumah ada. Kepatuhan minum obat kurang patuh
Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga (n= terdiri dari 17 orang dengan presentase
30). 43.3% dan kepatuhan minum obat pasien
Pekerjaan Frekuensi Persentase yang tidak patuh terdiri dari 17 orang
IRT (Ibu Rumah 6 20,0% dengan presentase 56.6%.
Tangga) Gambaran dukungan keluarga
Petani 13 43,3%
terhadap kepatuhan minum obat pada
Pensiunan 3 10,0%
Swasta 8 26,7% pasien TBC di Rumah Sakit Paru dr. Ario
Total 30 100% Wirawan Salatiga
sebagian besar pekerjaan responden Kepatuhan Minum
adalah petani, yaitu sebanyak 13 orang Dukungan obat Total
(43,3 %). keluarga
Tidak Patuh Kurang Patuh
Gambaran Dukungan Keluarga pada
Sedang 4 4 8
Pasien TBC di Rumah Sakit Paru dr. Ario
Tinggi 13 9 22
Wirawan Salatiga. Total 17 13 30
Dukungan Frekuensi Persentase Persentase Pasien dengan Dukungan keluarga
keluarga Kumulatif yang sedang sebanyak 8 orang. Pasien
Sedang 8 26.7 26.7%
dengan dukungan keluarga tinggi terdiri
Tinggi 22 73.3 73.3%
Total 30 100 100% dari 22 orang. Sedangkan kepatuhan
minum obat pasien tuberkulosis masih Salatiga didapatkan bahwa mayoritas umur
rendah . Kepatuhan minum obat tidak pasien berkisar 21 – 30 tahun dan 41 – 50
patuh terdiri dari 17 orang dan pasien tahun sebanyak 8 pasien (26,7%).
dengan kepatuhan kurang patuh terdiri dari Berdasarkan hasil penelitian
13 orang. diketahui karakteristik ditinjau dari jenis
Analisis hubungan antara dukungan kelamin dari 30 responden, diketahui
keluarga dengan kepatuhan minum obat bahwa responden yang berjenis kelamin
pada pasien TBC di Rumah Sakit Paru dr. laki-laki ada sebanyak 14 responden
Ario Wirawan Salatiga. Hasil Uji Bivariat (46,7%) dan responden yang berjenis
Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan kelamin perempuan ada 16 responden
Minum Obat pada Pasien TBC (53,3%).
Kepatuhan Minum Obat Berdasarkan hasil penelitian
Spearman Rank diketahui karakteristik responden ditinjau
r -0.081 dari pekerjaan responden, sejumlah 30
p 0.670 responden yang pekerjaan IRT (Ibu Rumah
N 30
Tangga) sebanyak 6 orang (20,0%),
Uji statistik, nilai p value = 0.670
responden yang pekerjaan petani sebanyak
yang berarti tidak ada hubungan yang
13 orang (43,3%), responden yang
bermakna antara dukungan keluarga
pekerjaan pensiunan sebanyak 3 orang
dengan kepatuhan minum obat pada pasien
(10,0%), responden yang pekerjaan swasta
TBC.
sebanyak 8 orang (26,7%). Dari hasil
penelitian dan analisis data menunjukan
PEMBAHASAN
bahwa dari 30 responden pasien RSPAW
Berdasarkan hasil penelitian
Salatiga didapatkan bahwa mayoritas
diketahui karakteristik responden ditinjau
pekerjaan pasien adalah petani sebanyak 13
dari umur responden, sejumlah 30
orang (43,3%).
responden terdiri dari antara umur 21-30
Sebagian besar pasien TBC patuh
tahun ada 8 orang (26,7%), responden yang
minum obat (56,7%). Pasien yang
termasuk kelompok umur antara 31-40
dikatakan patuh minum obat yaitu pasien
tahun ada sebanyak 5 orang (16,6%),
yang menghabiskan obatnya sesuai dengan
responden yang termasuk kelompok umur
anjuran petugas kesehatan dan datang
antara 41-50 tahun ada sebanyak 8 orang
kembali ke rumah sakit untuk mengambil
(26,7%), responden yang berumur 51-60
obat berikutnya sesuai dengan jadwal yang
tahun ada sebanyak 7 orang (23,3%) dan
ditentukan oleh petugas kesehatan.
responden yang berumur 61-70 tahun ada
Hasil penelitian ini sama dengan
sebanyak 2 orang (6,7%). Dari hasil
beberapa hasil penelitian diantaranya pada
penelitian dan analisis data menunjukan
bulan Juni – Agustus 2011 di Wilayah
bahwa dari 30 responden pasien RSPAW
Kerja Puskesmas Pamulang Kota kebanyakan pasien yang tidak patuh
Tangerang bahwa kepatuhan minum obat mendapatkan dukungan keluarga kurang,
bagi pasien TBC adalah 79,4% (Ulfa, akan tetapi pasien yang tidak patuh juga
2011). Penelitian kedua, pada bulan sudah mendapatkan dukungan keluarga
Agustus – September 2016 di RSUP yang baik. Hal ini dibuktikan dengan uji
Mangunharjo kota Madiun sebanyak 153 statistik Spearman rank tidak didapatkan
responden menunjukkan yang patuh hubungan yang bermakna antara dukungan
minum obat sebanyak 88,6% (Afriani Nur, keluarga dengan kepatuhan minum obat
2016). dengan Pvalue = 0.670 (>0,05).
Proporsi dukungan keluarga, baik Berdasarkan peneltian yang telah
dukungan instrumental, dukungan dilakukan, didapatkan hasil pada tabel
informasional, dukungan penilaian, yaitu dukungan keluarga tidak memiliki
dukungan emosional, dukungan finansial hubungan yang signifikan dengan
dan dukungan spiritual menunjukkan kepatuhan minum obat pada penderita
bahwa hasil persentasenya jauh lebih tinggi tuberkulosis di RS Paru dr. Ario Wirawan
dukungan keluarga baik. Salatiga. Hal tersebut dibuktikan dengan
Hubungan Dukungan Keluarga dengan hasil p value atau signifikansi p > 0.05
Kepatuhan Minum Obat pada Penderita yaitu p = 0.670.
TB Paru Selama masa pandemic, penderita
Dukungan keluarga yang baik kepada TBC tetap melakukan kontrol dengan
pasien TBC sangat diperlukan agar pasien teratur sesuai dengan anjuran dokter.
TBC dapat percaya diri dalam proses Ketika awal pandemic, banyak pasien TBC
penyembuhan dan tidak mengalami depresi yang ragu untuk melakukan control ke
selama pengobatan. Karena pengobatan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan
TBC memakan waktu yang cukup lama Salatiga karena rumah sakit tersebut
pasti akan membuat pasien TBC merupakan rumah sakit rujukan Covid-19.
mengalami banyak gangguan seperti malas Namun dengan cara edukasi kepada pasien
minum obat, lupa membawa obat ketika TBC yang baik, secara perlahan pasien
bepergian dan mengalami stress. Dukungan TBC mulai melakukan control seperti
keluarga sangat diperlukan seperti selalu biasanya. Karena di Rumah Sakit Paru dr.
mengingatkan untuk selalu membawa dan Ario Wirawan Salatiga terdapat rungan
meminum obat ketika bepergian, selalu khusus bagi penderita TBC dan jauh dari
mengikuti anjuran dokter. ruangan khusus Covid-19, pasien TBC pun
Berdasarkan hasil penelitian pada dengan mudah menjalani pengobatan dan
tabel diperoleh hasil bahwa sebagian besar perawatan. Selama masa pandemi Covid-
pasien yang tidak patuh mendapatkan 19 seperti ini, dukungan keluarga sangat
dukungan keluarga kurang. Walaupun dibutuhkan bagi pasien TBC karena
dengan dukungan yang baik, maka pasien reports/?productid=715&pageaction=
TBC akan lebih merasa aman dan percaya displayproduct
diri ketika menjalani pengobatan. Agency, L. (2006). © 2006 Legal Agency.
1, 2–3.
Ali, Z., (2009). Dasar-Dasar Dokumentasi
PENUTUP
Keperawatan. Jakarta : EGC
Kesimpulan
Centers for Disease Control and
Pasien TBC di Rumah Sakit Paru dr. Ario Prevention. (2016). CDC Global
Wirawan Salatiga periode Agustus 2020 Health Strategy 2012-2015. Centers
diketahui sebagian besar mendapatkan for Disease Control and Prevention,
dukungan keluarga yang baik (92,8%). 1–49.
Kepatuhan minum obat pada pasien TBC Chambers, J. A., O’Carroll, R. E.,
di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Hamilton, B., Whittaker, J., Johnston,
M., Sudlow, C., & Dennis, M. (2011).
Salatiga cukup baik yaitu 56,7%. Pada
Adherence to medication in stroke
penelitian ini tidak terdapat hubungan survivors: A qualitative comparison of
antara dukungan keluarga dengan low and high adherers. British Journal
kepatuhan minum obat terhapat pasien of Health Psychology, 16(3), 592–
TBC di Rumah Sakit Paru dr. Ario 609. https://doi.org/10.1348/2044-
Wirawan Salatiga dengan nilai signifikansi 8287.002000
-0,081 dan Pvalue 0,670. Dahlan, M. Sopiyudin. (2010). Statistik
Saran untuk Kedokteran dan Kesehatan edisi
Diharapkan tenaga kesehatan yang 3. Jakarta: Salemba Medika
mengelola program pengobatan dan De las Cuevas, C., & Peñate, W. (2015).
Psychometric properties of the eight-
penanggulangan TBC memberikan
item Morisky Medication Adherence
dukungan kepada keluarga pasien TBC Scale (MMAS-8) in a psychiatric
agar senantiasa mengontrol kepatuhan outpatient setting. International
minum obat anggota keluarganya supaya Journal of Clinical and Health
tidak terjadi putus obat dan resistensi. Psychology, 15(2), 121–129.
https://doi.org/10.1016/j.ijchp.2014.11
.003
DAFTAR PUSTAKA
Floyd, K., Anderson, L., Baddeley, A.,
Agency for Healthcare Research and Baena, I. G., Gebreselassie, N.,
Quality. (2011). Closing the Quality Gilpin, C., Glaziou, P., Law, I.,
Gap: Revisiting the State of the Nishikiori, N., Rangaka, M., Siroka,
Science - Series Overview - Series A., Sismanidis, C., Syed, L., Timimi,
Overview. H., Xia, Y., & Zignol, M. (2018).
http://effectivehealthcare.ahrq.gov/ind Global tuberculosis report. 1–277.
ex.cfm/search-for-guides-reviews- Friedman (2010) Buku Ajaran
and-
Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Glick, I. D., Stekoll, A. H., & Hays, S. Notoadmojo, S. (2012). Metodologi
(2011). The role of the family and Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
improvement in treatment Cipta
maintenance, adherence, and outcome
Notoadmojo, S. (2018). Metodologi
for schizophrenia. Journal of Clinical
Psychopharmacology, 31(1), 82–85. Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga.
https://doi.org/10.1097/JCP.0b013e31 Jakarta: Rineka Cipta.
820597fa Nursalam. (2017). Konsep Dan Penerapan
Hastono, P. S. (2011). Statistik Kesehatan. Metodologi Penelitian Ilmu
Edisi VI. Jakarta: Raja Grafindo Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis,
Persada dan Instrumen Penelitian
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry, C., Keperawatan Ed. 2. Jakarta: Salemba
& Farley, A. (2013). Respiratory Medika
system part 1: pulmonary ventilation. Prevention, D., Promotion, H., & Health, P.
Nursing Standard (Royal College of (n.d.). The State of Aging and Health
Nursing (Great Britain) : 1987), in America 2013 is the sixth volume of
27(22), 40–47. a series that presents a snapshot of
https://doi.org/10.7748/ns2013.01.27. the health and aging landscape in the
22.40.e4216 United States or another region of the
McLafferty, E., Johnstone, C., Hendry, C., world . This series presents the most
& Farley, A. (2013). Respiratory current information and statistics.
system part 1: pulmonary ventilation. Price. Sylvia Anderson. (2005).
Nursing Standard (Royal College of
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Nursing (Great Britain) : 1987),
27(22), 40–47. Proses Penyakit. Ed. 6. Jakarta: EGC
https://doi.org/10.7748/ns2013.01.27. Setiyawan. (2013). 済無No Title No Title.
22.40.e4216 Journal of Chemical Information and
Moreland, B. H. (1988). Lippincott’s Modeling, 53(9), 1689–1699.
Illustrated Reviews: Biochemistry. In Shasha, D. E., & Bonnet, P. (2004).
Biochemical Society Transactions Database systems. In Dr. Dobb’s
(Vol. 16, Issue 5). Journal (Vol. 29, Issue 12).
https://doi.org/10.1042/bst0160907 https://doi.org/10.4324/978135122842
Niven, N. (2012). Psikologi Kesehatan : 8-6
Pengantar untuk Perawat dan Tenaga Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Kesehatan Profesional Lain. Jakarta : Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
EGC Alfabeta.
Vol, J. O. M. (2015). JOM Vol. 2 No. 2,
Oktober 2015. 2(2).

Anda mungkin juga menyukai