ABSTRACT
Positive BTA with pulmonary TB, especially when coughing or sneezing, where the
patient spreads germs into the air in the form of droplet nuclei if not treated immediately so
that within a year it will spread to 10-15 people. It is expected that the participation of patients
will take medication which will improve medication compliance for patients with pulmonary
TB. The design used in this study is correlational with a cross sectional approach. The
population in this study were pulmonary TB patients in PKM Raci Kabupaten Bangil, 20
people. Sampling uses total sampling so that the number of respondents is 20 people.
Univariate variables are measured using frequency distribution while bivariate variables use
spearman rank. The results of the study prove the probability (0.001) <0.05, meaning that
there is a relationship between motivation to cure and medication compliance in pulmonary
TB patients. In pulmonary TB patients, the goal to be achieved is to recover from TB. Healing
was drives them to complete and adhere to the treatment programmed. Motivation and
support from families had a big contribution in improving medication adherence, namely by
monitoring and encouraging clients. Pulmonary TB sufferers and families to support each
other for healing pulmonary TB sufferers as well as input for health workers to motivate the
sufferers and provide knowledge input to families about the dangers of transmission and
susceptibility to drugs if they do not adhere to taking pulmonary TB drugs.
Key words : Motivation for Healing, Compliance with taking medication, Pulmonary
Tuberculosis
PENDAHULUAN
Penyakit Tuberculosis (TB) masih BTA Positif sebanyak 20 penderita .
menjadi salah satu pembunuh utama bagi Wilayah kerja Puskesmas Bangil dan
manusia, jika tidak diobati dengan baik Puskesmas Raci merupakan wilayah
maka penyakit ini dapat menyebabkan perkotaan dan daerah industri yang rata
kematian pada hampir setengah kasus rata rumah tempat tinggal masih banyak
selama 5 tahun setelah menderita yang belum memenuhi syarat kesehatan
penyakit ini. Adanya kontak dengan sehingga dimungkinkan risiko terjadi
Batang Tahan Asam (BTA) Positif dapat penularan penyakit tuberculosis dari
menjadi sumber penularan yang penderita tuberculosis BTA positif ke
berbahaya karena berdasarkan penelitian orang lain
akan menularkan sekitar 65% orang di Menurut Smeltzer dan Bare
sekitarnya (Depkes RI, 2008). Sumber (2002), yang menjadi alasan utama
penularannya adalah pasien TB Paru gagalnya pengobatan adalah pasien tidak
dengan BTA Positif terutama pada waktu mau minum obatnya secara teratur dalam
batuk atau bersin, dimana pasien waktu yang diharuskan. Pasien biasanya
menyebarkan kuman ke udara dalam bosan harus minum banyak obat setiap
bentuk percikan dahak (droplet nuclei) jika hari selama beberapa bulan, karena itu
tidak segera diobati maka dalam jangka pasien cenderung menghentikan
waktu satu tahun akan menular ke 10-15 pengobatan secara sepihak. Keberhasilan
orang. pengobatan TB Paru tidak hanya
Berdasarkan data World Health tergantung pada aspek medis. Tetapi juga
Organization (WHO) 2017, jumlah kasus pada aspek sosial yang sangat berperan
baru tuberkulosis (TBC) pada 2015 dalam motivasi pasien menjalani
mencapai 10,4 juta jiwa meningkat dari pengobatan yang teratur (Helper, 2011).
sebelumnya hanya 9,6 juta. Adapun Menurut Harita dalam Nasution (2003),
jumlah temuan TBC terbesar adalah di untuk mencapai keberhasilan pengobatan
India sebanyak 2,8 kasus, diikuti dibutuhkan motivasi kesembuhan dari
Indonesia sebanyak 1,02 juta kasus dan penderita yang menjadi daya penggerak
Tiongkok sebanyak 918 ribu kasus. Selain dalam diri individu sebagai upaya untuk
itu, berdasarkan laporan WHO 2017 pulih dari penyakitnya. Kesembuhan yang
diperkirakan ada 1.020.000 kasus di ingin dicapai diperlukan keteraturan
Indonesia. Angka insidens TB BTA+ berobat bagi setiap penderita. Diharapkan
Kabupaten Pasuruan tahun 2015 sebesar partisipasi pasien minum obat yang akan
169,90 per 100.000 penduduk, angka meningkatkan kepatuhan minum obat
tersebut mempunyai arti bahwa di pasien TB Paru. Panduan OAT jangka
Kabupaten Pasuruan (per 100.000 pendek merupakan strategi untuk
penduduknya) didiagnosis kasus baru TB menjamin kesembuhan penderita.
BTA+ sebanyak 169 kasus. Angka Walaupun panduan obat yang digunakan
kematian akibat TB Paru tahun 2015 baik tetapi apabila penderita tidak berobat
sebesar 9,24 per 100.000 penduduk dengan teratur maka umumnya hasil
artinya setiap 100.000 penduduk Kota pengobatan akan mengecewakan
Pasuruan ada yang meninggal akibat TB (Manalu, 2011).
Paru sebanyak 9 orang (Dinkes Pasuruan, Salah satu penyebab terjadinya
2015). kegagalan pengaobatan pada negara
Jumlah penderita tuberculosis berkembang yaitu hilangnya motivasi
BTA positif di Puskesmas Bangil dan pasien sehingga dapat menyebabkan
Puskesmas Raci tertinngi terjadi pada ketidakpatuhan dalam pengobatan.
tahun 2017 sebesar 67% di Puskesmas Ketidak patuhan untuk berobat secara
Bangil dan Puskesmas Raci sebesar teratur bagi pasien TB Paru tetap menjadi
74,15% di mana penderita terbanyak pada hambatan untuk mencapai angka
usia produktif dan masih memiliki anak kesembuhan yang tinggi. Kebanyakan
usia 0 bulan–14 tahun. Pada bulan januari pasien tidak datang selama fase intensif
– Agustus 2018 Puskesmas Raci karena tidak adekuatnya motivasi
mempunyai penderita tuberculosis dengan terhadap kepatuhan berobat dan
Hubungan Motivasi Kesembuhan Dengan Kepatuhan Minum Obat ... (Levi Tina Sari) 3
kebanyakan pasien merasa enak pada kepatuhan minum obat pada pasien TB
akhir fase intensif dan merasa tidak perlu paru dewasa”.
kembali untuk pengobatan selanjutnya Tujuan penelitian ini adalah
(Lely, 2012). Mengetahui Hubungan Motivasi
Penelitian Amiruddin (2009), Kesembuhan dengan Kepatuhan Minum
menunjukkan bahwa terdapat 3 variabel Obat Pasien TB Paru Dewasa.
yang memengaruhi terjadinya
kesembuhan dalam pengobatan penderita METODE DAN BAHAN
TB Paru di kota Ambon yakni pengawas Desain yang digunakan dalam
menelan obat (PMO), kepatuhan berobat penelitian ini adalah korelasional dengan
penderita TB Paru dan motivasi pasien TB pendekatan cross sectional. Penelitian ini
Paru dalam berobat. Penelitian Pratiwi dilaksanakan di Puskesmas Raci, dan
(2004), di Kabupaten Kudus menunjukkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
adanya hubungan bermakna antara 20 Agustus 2018. Populasi dalam
perilaku dan motivasi pasien TB Paru penelitian ini adalah pasien TB paru
dalam berobat dengan kesembuhan adalah 20 orang, Sampel dalam penelitian
pengobatan TB Paru. Hasil penelitian ini adalah penderita TB paru di PKM Raci
lainnya, Rizkiyani (2008), menunjukkan Kabupaten Bangil sebanyak 20
bahwa faktor motivasi pasien TB Paru responden. Tehnik sampling dalam
pengaruh yang kuat dalam menentukan penelitian ini adalah totally sampling.
kesembuhan penderita TB paru di Jakarta Metode analisa data terdapat 2 yaitu
Barat. Penelitian Tanjung (2008), di untuk analisis univariat menggunakan
kecamatan Kotanopan, Tapanuli Selatan data katagorik, sedangkan analisis bivariat
menunjukkan bahwa tingginya angka menggunakan spearman rank.
kesakitan, kekambuhan dan kematian
pada penderita TB Paru disebabkan HASIL DAN PEMBAHASAN
karena beberapa faktor, antara lain HASIL
rendahnya penghasilan, pendidikan dan Data Umum
pengetahuan yang kurang, rendahnya Tabel 1. Distribusi responden
kepatuhan berobat, tidak cocoknya berdasarkan karakteristik responden
paduan obat, resistensi obat, supervisi
dan penyuluhan yang kurang dari
petugas.
Penelitian lainnya yang berkaitan
dengan TB Paru yaitu yang dilakukan oleh
Susanti (2008) di Puskesmas Purbaratu
Kota Tasikmalaya, diketahui bahwa ada
hubungan antara pengetahuan, sikap dan
motivasi pasien TB Paru dengan
keteraturan berobat di wilayah kerja
puskesmas. Lamanya waktu pengobatan
Dari data diatas menunjukkan bahwa
TB Paru yang harus dilakukan selama 6
karakteristik responden dengan katagori
bulan, dapat saja dijadikan beban oleh
penderita sehingga mereka malas untuk jenis kelamin sebanyak 14 laki-laki,
melanjutkan proses pengobatan. terbanyak pada usia 20-30 tahun
sebanyak 12 responden, dan 9 responden
. Berdasarkan data tersebut telah
berpendidikan SMA, serta 11 responden
terlihat permasalahan yang terjadi di PKM
merupakan pegawai swasta.
Raci Bangill yaitu tidak semua pasien TB
Data Khusus
Paru dapat menjalani pengobatan jangka
panjang selama 6-8 bulan sampai tuntas Tabel 2. Distribusi Frekuensi
karena pasien cenderung mengalami Responden Berdasarkan Motivasi
Kesembuhan di Puskesmas Raci Bangil
kebosanan yang mengakibatkan
pada Bulan Agustus 2018 (N=20).
penurunan motivasi. Oleh karena itu
peneliti tertarik meneliti tentang
“Hubungan motivasi kesembuhan dengan
4 Hubungan Motivasi Kesembuhan Dengan Kepatuhan Minum Obat ... (Levi Tina Sari)
1998 dalam Lestari,2013 motivasi < 0,05 , sehingga dapat disimpulkan ada
merupakan adanya perubahan energi hubungan yang bermakna antara motivasi
dalam diri individu yang dimulai dengan dengan kepatuhan responden minum
munculnya feeling dan didahului dengan Obat Anti Tuberkulosis Paru.
respons terhadap adanya suatu Keperawatan tidak hanya
tujuan,jadi motivasi akan dirangsang ditujukan kepada individu perseorangan
karena adanya tujuan. Pada penderita TB melainkan juga pada kelompok,
paru,tujuan yang ingin dicapai adalah keluarga dan masyarakat seperti yang
sembuh dari penyakit TB. Kesembuhan dikemukakan dalam model konsep
itulah yang mendorong mereka untuk Orem yang mengutamakan
menyelesaikan dan mematuhi pengobatan keperawatan mandiri klien, mengajak klien
yang di programkan. dan keluarga untuk secara mandiri
Motivasi dapat dibedakan menjadi mencegah, mendeteksi, dan menangani
motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi masalah kesehatan. Keluarga
instrinsik merupakan motivasi yang diharapkan mampu mengurangi dan
menjadi aktif tanpa perlu ransangan dari menekan kelalaian minum obat karena
luar, karena dalam diri setiap individu keluarga dapat mengawasi penderita
sudah ada dorongan untuk melakukan secara langsung dan kontinyu (Depkes
sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik 2008). Oleh karena itu penting bagi
berhubungan dengan perangsangan dari penderita untuk selalu menumbuhkan dan
luar. Motivasi dan dukungan dari memelihara kedua jenis motivasi tersebut.
keluarga mempunyai andil besar dalam Pengawas minum obat (PMO) atau
meningkatkan kepatuhan pengobatan petugas kesehatan dan keluarga dapat
yaitu dengan adanya pengawasan dan berperan aktif dalam mengembangkan
pemberi dorongan kepada klien. motivasi tersebut terutama motivasi
Penderita dan keluarga menyadari akan eksternal (Ida, 2010).
pentingnya kepatuhan berobat, dan sering
kali penderita ingin segera menyelesaikan SIMPULAN DAN SARAN
pengobatan supaya dilihat oleh Simpulan
masyarakat dirinya sembuh dan a. Motivasi kesembuhan pada penderita
diterima kembali oleh TB Paru di Puskesmas Raci sebesar
masyarakat. 50 % atau 10 responden
Adanya motivasi responden b. Kepatuhan minum obat pada
terhadap perilaku minum obat secara penderita TB Paru di Puskesmas Raci
teratur, maka responden akan semakin sebesar 65% responden atau 13
meningkatkan perilaku minum obat responden
teratur, dengan adanya motivasi yang c. Terdapat hubungan antara motivasi
positif bisa mengarah pada suatu perilaku kesembuhan dan kepatuhan minum
yang positif pula. Sesuai dengan teori obat pada penderita TB Paru di
motivasi menyatakan bahwa motivasi Puskesmas Raci yaitu p (0.0001) < α
diartikan sebagai dorongan dalam (0.05)
bertindak untuk mencapai tujuan tertentu, Saran
hasil dorongan dan gerakan itu a. Bagi peneliti
diwujudkan dalam bentuk perilaku, Diharapkan dapat menambah
adapun perilaku itu sendiri terbentuk wawasan dan pengalaman penulis
melalui proses tertentu, dan berlangsung dalam menerapkan ilmu tentang
dalam interaksi manusia dengan tuberculosis Paru sehingga dapat
lingkungannnya (Mergeretha. 2012). memberikan motivasi kepada pasien
Berdasarkan penelitian terdahulu agar patuh monum obat yang
bahwa ada hubungan motivasi akhirnya dapat dinyatakan sembuh.
kesembuhan dengan kepatuhan minum b. Bagi institusi pendidikan
obat pada pasien TB Paru dewasa di Eka Diharapkan hasil penelitian ini
Hospital (Mirawati ,2013). Penelitian yang dapat digunakan sebagai
dilakukan oleh Dari hasil uji statistik dokumentasi perpustakaan, memberi
didapatkan nilai p = 0,004 berarti P value tambahan informasi untuk melengkapi
Hubungan Motivasi Kesembuhan Dengan Kepatuhan Minum Obat ... (Levi Tina Sari) 7